Seiring dengan perkembangan konstruksi gedung di Indonesia dan juga karena seringnya terjadi gempa besar belakangan ini, maka dikeluarkanlah peta
gempa Indonesia terbaru 2010 , dimana yang menjadi patokan dalam pembuatan peta gempa ini adalah ASCE 7-10.
Gambar 2.13. Peta hazard gempa Indonesia di batuan dasar pada kondisi spektra T = 0.2 detik untuk 2 PE 50 tahun.
Berbeda dengan peta zoning gempa Indonesia 1983 dan 2002, peta gempa Indonesia 2010 secara kuantitatip tidak lagi diberikan dalam bentuk peta zoning
gempa akan tetapi disajikan dalam format dua buah peta kontur percepatan gempa rencana maximum dari batuan dasar untuk waktu getar pendek 0.2 detik
S
S
dan 1 detik,
S
1
.
II.3.1.4. Spectral response coefficients S
DS
dan S
D1
Respon spectra adalah nilai yang menggambrakan respon maksimum dari system berserajat kebebasan tunggal SDOF pada berbagai frekuensi alami periode
alami teredam akibat suatu goyangan tanah. Untuk kebutuhan praktis, maka respon spectra percepatan dibuat dalam bentuk respon spectra yang sudah disederhanakan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk penentuan parameter respon spectra percepatan di permukaan tanah, diperlukan factor ampkasi terkait spectra percepatan untuk periode pendek
F
a
dan periode 1 detik
F
v
. Selanjutnya parameter respon spectra percepatan dipermukaan tanah dapat diperoleh dengan cara mengalikan koefisien F
a
dan F
v
relatip sama dengan
UBC-97 atau SNI 1726
dengan spectra percepatan untuk periode pendek S
s
dan Periode 1 detik S
1
di batuan dasar yang diperoleh dari peta gempa Indonesia 2010 sesuai rumus berikut :
S
MS
= F
a
x S
s
,dan S
MS
= F
v
x S
1
Klasifikasi Site
S
s
S
S
• 0.25 S
S
= 0.5 S
S
= 0.75 S
S
= 1.0 S
S
• 1.25
Batuan keras S
A
0.8 0.8
0.8 0.8
0.8 Batuan S
B
1.0 1.0
1.0 1.0
1.0 Tanah Sangat Padat dan
Batuan Lunak S
c
1.2 1.2
1.1 1.0
1.0 Tanah Sedang S
D
1.6 1.4
1.2 1.1
1.0 Tanah Lunak S
E
2.5 1.7
1.2 0.9
0.9 Tanaha Khusus S
F
SS SS
SS SS
SS
Tabel 2.2 Koefisien periode pendek, F
a
Klasifikasi Site
S
PGA
S
S
• 0.1 S
S
= 0.2 S
S
= 0.3 S
S
= 0.4 S
S
• 0.5
Batuan keras S
A
0.8 0.8
0.8 0.8
0.8 Batuan S
B
1.0 1.0
1.0 1.0
1.0 Tanah Sangat Padat dan
Batuan Lunak S
c
1.2 1.2
1.2 1.2
1.2 Tanah Sedang S
D
1.6 1.4
1.2 1.1
1.0 Tanah Lunak S
E
2.5 1.7
1.2 0.9
0.9 Tanaha Khusus S
F
SS SS
SS SS
SS
Tabel 2.3 Koefisien periode 1.0 detik, F
v
SS adalah lokasi yang memerlukan investigasi geoteknik dan analisis respon site spesifik. Selanjutnya untuk mendapatkan parameter respon spektra desain,
Universitas Sumatera Utara
spektra percepatan desain untuk perioda pendek dan perioda 1.0 detik dapat diperoleh melalui perumusan berikut ini:
S
DS
= • S
MS
, dan S
D1
= • S
M1
II.3.1.5. Kategori Desain Gempa Seismic Design CategorySDC
Perhitungan perancangan besarnya gaya gempa rencana untuk desain dan analisis perhitungan dinyatakan oleh besarnya gaya geser dasar, ketentuan mengenai
syarat kekuatan dan pendetailan tulangan serta fleksibilitas ketidak teraturan bentuk bangunan dan limitasi tinggi bangunan tidak lagi ditentukan oleh peta zoning gempa
sebagaimana halnya yang telah ditetapkan dalam SNI 1726-02. Pada ASCE 7-05, ketentuan mengenai hal tersebut di atas telah di gantikan oleh kriteria perancangan
baru yang di sebut Kategori Desain Gempa Seismic Design Category-SDC dan dikaitkan dengan Kategori Hunian atau Occupancy Category. Struktur harus
diperuntukan pada Kategori Desain Gempa sesuai dengan ASCE 7-05, Tabel 11.6-1 dan Tabel 11.6-2.
Nilai S
DS
Kategori Hunian I atau II
III IV
S
MS
0,167 A
A A
0,167 • S
DS
0,33 B
B C
0,33 • S
DS
0,50 C
C D
0,50 • S
DS
D D
D
Tabel 2.4 Kategori gempa berdasarkan parameter percepatan respon periode pendek
Nilai S
DS
Kategori Hunian I atau II
III IV
S
MS
0,067 A
A A
0,067 • S
DS
0,133 B
B C
0,133 • S
DS
0,20 C
C D
0,20 • S
DS
D D
D
Tabel 2.5 Kategori gempa berdasarkan parameter percepatan respon periode 1 detik
Universitas Sumatera Utara
II.3.1.6. Penentuan Koefisien R, C