1. Apakah ada perbedaan kemampuan menulis narasi ekspositoris yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menulis narasi ekspositoris
menggunakan strategi peta menulis cerita dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menulis narasi ekspositoris tanpa menggunakan strategi peta
menulis cerita pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta? 2. Apakah pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris dengan
menggunakan strategi peta menulis cerita lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris tanpa menggunakan
strategi peta menulis cerita pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, selanjutnya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk membuktikan apakah ada perbedaan kemampuan menulis narasi ekspositoris yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menulis
narasi ekspositoris menggunakan strategi peta menulis cerita dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menulis narasi ekspositoris tanpa menggunakan
strategi peta menulis cerita pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta, 2. Untuk membuktikan apakah strategi peta menulis cerita efektif terhadap
pembelajaran menulis narasi ekspositoris pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan kontribusi untuk menentukan arah dalam pemilihan strategi
pembelajaran menulis narasi ekspositoris secara tepat, khususnya untuk siswa SMA. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengayaan kajian
keilmuan yang memberikan bukti secara ilmiah tentang keefektifan strategi peta menulis cerita terhadap keterampilan menulis narasi.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi guru sebagai alternatif dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa siswa, dalam hal ini kemampuan menulis. Pembelajaran menulis dengan menggunakan strategi peta menulis cerita diharapkan dapat menjadi salah satu
strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.
3. Batasan Istilah
Penulis membatasi istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar
tidak terjadi perbedaan persepsi terhadap istilah tersebut.
1. Keefektifan merupakan peningkatan skor rerata sebelum dan sesudah dikenai perlakuan pembelajaran menulis dengan strategi peta menulis cerita.
2. Strategi peta menulis cerita adalah sebuah strategi pratulis yang meningkatkan keterampilan organisasi siswa dan membantu mereka mengidentifikasi dan
memahami unsur-unsur cerita. 3. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan penulis.
4. Narasi ekspositoris adalah sebuah karangan yang memberikan informasi kepada pembaca baik dari tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada
pembaca.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoretis
Kajian teori ini merupakan penjelasan tentang teori yang relevan dengan fokus penelitian, yakni terkait strategi peta menulis cerita dalam pembelajaran
menulis narasi ekspositoris. Dalam bagian ini akan dipaparkan teori mengenai hakikat menulis, menulis narasi ekspositoris, strategi peta menulis cerita, strategi
peta menulis cerita dalam pembelajaran menulis narasi ekspositoris, dan evaluasi pembelajaran menulis.
1. Menulis Narasi
Menurut Rosidi 2009: 2-3 menulis merupakan kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis
agar dipahami oleh pembaca. Kegiatan menulis sangat penting dalam pendidikan karena dapat membantu siswa berlatih berpikir, mengungkapkan gagasan, dan
memecahkan masalah. Selain itu, menurut Rosidi, menulis merupakan salah satu bentuk berpikir yang juga merupakan alat untuk membuat orang lain berpikir.
Iskandarwassid dan Sunendar 2008: 248 menyatakan bahwa aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang
paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca.