Dengan pengecualian sebagaimana dimaksud dialam

Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 73.119 33–35 atau model biaya dialam paragraf 56 sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasinya. 31. PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan menetapkan bahwa perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela dilakukan hanya jika perubahan tersebut akan menghasilkan laporan keuangan yang menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan mengenai dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lain terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas entitas. Adalah Hhal yang sulit untuk dipahami sangat tidak mungkin bahwa perubahan dari model nilai wajar ke model biaya dapat akan menghasilkan penyajian yang lebih relevan. 32. Pernyataan ini mensyaratkan seluruh entitas untuk mengukur nilai wajar properti investasi, baik untuk tujuan pengukuran jika menggunakan model nilai wajar maupun pengungkapan jika menggunakan model biaya. Entitas dianjurkan, tetapi tidak disyaratkan, untuk mengukur nilai wajar properti investasi berdasarkan penilaian oleh penilai independen yang memiliki kualifikasi profesional yang telah diakui dan relevan serta memiliki pengalaman terkini di lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai. 32A. Entitas dapat: a memilih model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti investasi yang menjadi agunan liabilitas yang membayarerikan imbal hasil yang terdikaitkan secara langsung dengan nilai wajar dari, atau imbal hasil dari, aset tertentu yang mencakup termasuk properti investasi tersebut; dan b memilih model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti investasi lain, tanpa memperhatikan pilihan yang dibuat sebagaimana dimaksudkan dialam huruf a. 32B. Beberapa penjamin dan entitas lain mengoperasikan dana properti internal yang menerbitkan unit nosional, dengan beberapa unit dimiliki oleh investor dalam kontrak terkait dan unit lain dimiliki oleh entitas. Paragraf 32A tidak mengizinkanmperkenankan entitas untuk mengukur properti yang dimiliki oleh dana properti internal, sebagian dengan biaya perolehan dan sebagian dengan nilai wajar. Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 73.120 32C. Jika entitas memilih model yang berbeda untuk dua kategori yang sebagaimana dideskripsikan dialam paragraf 32A, maka penjualan properti investasi antar kelompok aset yang diukur dengan menggunakan model berbeda diakui pada nilai wajar dan perubahan kumulatif dalam nilai wajar diakui dalam laba rugi. Sejalan dengan hal tersebut Dengan demikian, jika suatu properti investasi dialihkan dijual dari kelompok aset yang menggunakan model nilai wajar ke kelompok aset yang menggunakan model biaya, maka nilai wajar properti pada saat penjualan dianggap menjadi biaya perolehannya. Model Nilai Wajar

33. Setelah pengakuan awal, entitas yang memilih menggunakan

model nilai wajar mengukur seluruh properti investasi berdasarkan pada nilai wajar, kecuali dalam kasus sebagaimana dideskripsikan dialam paragraf 53. 34. [Dikosongkan] Jika hak atas properti yang dimiliki oleh penyewa dalam sewa operasi diklasifikasi sebagai properti investasi berdasarkan paragraf 06, maka paragraf 30 tidak bebas pilih, sehingga menerapkan model nilai wajar.

35. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai

wajar properti investasi diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya. 36-39. [Dikosongkan] 40. Ketika mengukur nilai wajar properti investasi sesuai dengan PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar, entitas memastikan bahwa nilai wajar mencerminkan, diantaranya, penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan dan asumsi lain yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga properti investasi dalam kondisi pasar saat ini. 40A. Ketika penyewa menggunakan model nilai wajar untuk mengukur properti investasi yang dikuasai sebagai aset hak-guna, maka aset hak-guna, dan bukan properti pendasar, diukur pada nilai wajar. 41. Paragraf 25 DE PSAK 73: Sewa menjelaskan dasar pengakuan awal biaya perolehan dari hak atas properti sewaan properti investasi yang dikuasai oleh penyewa sebagai aset hak-guna. Paragraf 33 mensyaratkan hak atas properti sewaan properti investasi yang dikuasai penyewa sebagai aset Hak Cipta © 2017 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 73.121 hak-guna diukur kembali, jika perlu, pada nilai wajar jika entitas memilih model nilai wajar. Dalam sewa yang dinegosiasikan Ketika pembayaran sewa sama dengan pada tarif pasar, nilai wajar dari hak atas properti sewaan properti investasi yang dikuasai oleh penyewa sebagai aset hak-guna pada saat perolehan, dikurangi dengan seluruh pembayaran sewa yang diharapkan termasuk pembayaran terkait dengan liabilitas sewa yang diakui, sama dengan nol. Nilai wajar ini tidak berubah tanpa memperhatikan apakah untuk tujuan akuntansi liabilitas dan aset sewaan diakui pada nilai wajar atau pada nilai kini pembayaran sewa minimum sesuai dengan PSAK 30: Sewa paragraf 20. Dengan demikian, pengukuran kembali biaya perolehan aset hak-guna sewaan dari biaya perolehan sesuai dengan dengan paragraf 25 DE PSAK 73: Sewa menjadi pada nilai wajar sesuai dengan paragraf 33 dengan mempertimbangkan persyaratan dalam paragraf 50 tidak menimbulkan keuntungan atau kerugian awal, kecuali nilai wajar diukur pada waktu yang berbeda. Hal ini dapat terjadi ketika entitas memilih untuk menerapkan model nilai wajar setelah pengakuan awal. 42-47. [Dikosongkan] 48. Dalam kasus tertentu yang jarang terjadi, terdapat bukti yang jelas ketika entitas pertama kali memperoleh properti investasi atau ketika properti yang ada menjadi properti investasi setelah perubahan penggunaan bahwa perubahan rentang pengukuran nilai wajarnya akan menjadi sangat besar yang layak tersebut menjadi sangat besar, dan probabilitas berbagai hasil menjadi sulit untuk dinilai, sehingga meniadakan manfaat dari estimasi ukuran tunggal nilai wajar tunggal. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa nilai wajar properti tersebut tidak akan dapat diukur secara andal dengan dasar yang berkelanjutan lihat paragraf 53. 49. [Dikosongkan] 50. Dalam menentukan jumlah tercatat properti investasi dalam model nilai wajar, entitas tidak melakukan penghitungan ganda atas aset atau liabilitas yang diakui sebagai aset atau liabilitas terpisah. Sebagai contoh: a peralatan seperti lift atau pendingin ruangan sering menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari bangunan dan biasanya dimasukkan dalam nilai wajar properti investasi, bukan diakui secara terpisah sebagai aset tetap. b jika kantor disewakan termasuk dengan furnitur, nilai wajar kantor secara umum memasukkan nilai wajar furnitur karena penghasilan