5.1.3 Tingkat pengetahuan ibu tentang penambahan zat tambahan Makanan pada Jajanan anak SD diKelurahan Panyabungan III Kecamatan
Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal
Hasil penelitian didapat bahwa kategori pengetahuan kurang didapat 2 3,7 sedangkan pengetahuan cukup didapat dari hasil penelitian ini adalah sebanyak
1833,3 dan dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 34 63,0. Hasil tingkat pengetahuan kategori penilaian dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut:
Tabel 5.3 Distribusi kategori tingkat pengetahuan responden Distribusi karakteristik tingkat penilaian responden di kelurahan Panyabungan III kecamatan
Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal
Kategori penilaian Kategori
Frekuensi Persentase
Baik 34
63,0 Cukup
18 33,3
Kurang 2
3,7
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dikelurahan Panyabungan III Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal menunjukkan bahwa
kebanyakan responden berpengetahuan baik 34 responden 63,0 dan responden berpengetahuan cukup 18 responden 33,3 dan responden yang berpengetahuan
kurang sebanyak 2 responden 3,7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden pada penelitian
ini memiliki latar belakang SMA sebanyak 18 33,3 berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
crosstabulation antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan didapatkan bahwa tingkat pendidikan SMA dengan DiplomaPerguruan tinggi mempunyai tingkat
pengetahuan yang hampir sama tingginya, yaitu dari 18 responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA memiliki pengetahuan baik sebanyak 33,3. Maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan juga berpengaruh pada tingkat pengetahuan. Tetapi yang paling berpengaruh pada pengetahuan ibu-ibu tentang penambahan
zat tambahan makanan pada jajanan anak SD adalah pengalaman dan banyaknya informasi yang diperoleh baik dari tenaga kesehatan maupun informasi dari media
cetak maupun elektronik. Pernyataan tersebut di atas didukung oleh pernyataan Budiningsih 2005
bahwa pengetahuan bukan sesuatu yang sudah ada dan tersedia, sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai sesuatu pembentukan yang
terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman momen baru maka diharapkan bagi responde
untuk menambah pengetahuannya dapat dilakukan melalui informasi yang disekitarnya.
Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman bisa didapat dari informasi yang didapat dari guru, orang tua, teman, maupun buku maupun surat kabar.
Selain itu lingkungan juga akan membentuk keperibadian seseorang dimana lingkungan banyak menyediakan informasi yang dapat menambah pengetahuan
seseorang pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Notoadmojo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan pasien tentang penambahan zat tambahan makanan pada jajanan anak SD dikelurahan Panyabungan III Kecamatan Panyabungan
Kabupaten Mandailing Natal perlu dibahas persub variabel yaitu: defenisi zat tambahan makanan, jenis-jenis zat tambahan makanan, dan dampak zat tambahan
makanan pada kesehatan. Pada pengetahuan pasien tentang defenisi zat tambahan makanan
mayoritas responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 47 responden 87,0. Berdasarkan hasil penelitian, responden telah mengetahui bahwa defenisi zat
tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya merupakan unsur khas makanan yang tidak mempunyai nilai gizi
yang dengan sengaja ditambahkan kedalam makanan. Dari delapan pertanyaan tentang penambahan zat tambahan makanan terdapat satu pertanyaan yang kurang
dapat dijawab dengan benar oleh responden yaitu pertanyaan no. 2. Pertanyaan itu adalah : nama zat pemanis yang sering ditemukan pada jajanan anak adalah
Aspartan berguna untuk pemanis permen, alkohol dan makanan. Berdasarkan hasil penelitian responden kurang mengetahui menghindari makanan yang
mengandung soda mie, aspartan, MSG, baking powder. Pengawet makanan atau natrium benzoate biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai jelly serta
mengkomsumsi makanan kemasan seperti mie instan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa responden tidak mengetahui secara tepat
adanya zat tambahan makanan yang terdapat pada jajanan anak, banyak terdapat pada permen. Hasil penelitian ini sesuai dengan peneltiian Rahmanto 2008
bahwa dalam kondisi seperti ini, jalan untuk menyelamatkan anak-anak dan
Universitas Sumatera Utara
keluarga dari jajanan yang tidak sehat dan menjaga pertahanan dapur ibu. Adalah hal terbaik yang harus dilakukan para ibu adalah tidak memanjakan anak dengan
jajanan instan. Bila sehat dan memenuhi persyaratan akan jajanan instan yang umum dikonsumsi, anak harus diberi penjelasan untuk membaca komposisi bahan
dalam kemasan dan menjelaskan pada mereka. Zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan karena itu para ibupun dituntut untuk lebih kreatif membuat sendiri
jajanan anak yang tak kalah enak dan menarik untuk anak-anak dan keluarganya sendiri.
Pertanyaan no. 2 dijawab ya oleh 27 responden 50,0 dan tidak oleh 27 responden 50,0. Hal tersebut diperkuat oleh hasil wawancara pada saat
pengambilan data bahwa responden banyak membeli jajanan yang siap saji makanan instan tetapi tidak mengetahui adanya zat tambahan makanan yang ada
dalam jajanana tersebut yang dapat berbahaya untuk kesehatan seperti aspartan, dosis tinggi, dan jangka lama, mengakibatkan sakit kepala, buta dan kejang
Arisman, 2009. Pada pengetahuan responden tentang jenis-jenis zat tambahan makanan
sebanyak 8 pertanyaan, berpengetahuan baik sebanyak 47 responden 87,0 menjawab benar. Tetapi untuk pertanyaan nomor 9 tentang cara mencegah
terjadinya keracunan pada anak, maka hal yang harus dilakukan oleh orang tua adalah menghindari makanan yang mengandung zat-zat tambahan pemanis,
pengawet, perwarna dan penyedap. Pertanyaan tersebut kurang dapat dijawab oleh responden. Pertanyaan tersebut dijawab oleh 54 responden dengan menjawab ya,
34 responden 63,0 dan tidak 20 responden 37,0.
Universitas Sumatera Utara
Bahan makanan yang mengandung zat tambahan seperti pemanis, pengawet, pewarna dan penyedap dapat menurunkan daya tahan tubuh dan
menyebabkan keracunan kurang diketahui responden tidak baik dikonsumsi dan dapat mengakibatkan keracunan dan dapat menimbulkan kanker, hal ini sesuai
dengan penelitian Murni 2010 setiap orang tua perlu mengawasi makanan yang dibeli anak-anaknya, kalau orang tua membebaskan anaknya untuk memilih
akibatnya bisa berbahaya. Boraks, zat pengawet dan pewarna berbahaya merupakan bahan aditif tambahan makanan sementara bahan tambahan makanan
terutama yang terbuat dari unsur kimia hanya dibatasi penggunaannya. Jika tidak dikendalikan dalam jangka panjang bahan-bahan aditif tersebut bisa menjadi
bersifat kariogenik memicu timbulnya kanker, supaya bahaya yang mengancam anak-anak sekolah itu bisa ditekan dan menyarankan agar produsen lebih memilih
bahan tambahan dari unsur alami bukan dari unsur kimia. Jenis bahan tambahan alami itu antara lain, daun pandan untuk menghasilkan aroma harum dan warna
hijau, selain memantau jajanan anak sekolah perlu juga menjaga jajanan makanan anak yang berada ditempat yang bersih.
Berdasarkan wawancara pada saat pengumpulan data didapat bahwa responden kurang mengetahui bahwa efek penggunaan zat tambahan makanan
pada jajanan anak seperti zat pemanis, pengawet, pewarna, dan penyedap. Penggunaan zat tambahan tersebut dapat mengakibatkan deficit intelektual, yang
berat, sehubungan dengan penggunaan zat pemanis sintetik bermanifestasi lupa, kepala pusing, sakit persendian, mual, mati rasa, kejang otot, kegemukan hingga
berakhir dengan kematian Robert, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Pada pengetahuan responden tentang dampak zat tambahan makanan pada kesehatan, sebanyak 44 responden 81,5 mempunyai pengetahuan baik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya dampak zat tambahan makanan pada kesehatan hal ini terlihat dari 24 pertanyaan yang diajukan kebanyakan dari
responden menjawab benar. Sedangkan yang menjawab kurang hanya 10 responden 18,5, dari 8 delapan tentang dampak zat tambahan makanan pada
kesehatan terdapat satu pertanyaan yang kurang dapat dijawab benar oleh responden yaitu pertanyaan no. 24. Pertanyaan tersebut menyatakan bahwa
makanan yang tidak bersih bisa tercemar bakteri dapat menimbulkan infeksi saluran pencernaan diare.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden kurang memperhatikan tentang kebersihan makanan jajanan anaknya,
berdasarkan hasil wawancara dengan responden didapatkan bahwa responden tidak memperhatikan tentang kebersihan jajanan anaknya dan akibat yang dapat
ditimbulkan akibat tidak menjaga kebersihan makanan mereka. Sehingga responden merasa tidak perlu menjaga kebersihan jajanan anak mereka.
Responden tidak mengetahui bahwa bakteri yang terdapat pada makanan dapat menimbulkan infeksi saluran pencernaan diare. Bila dibiarkan lebih lama dapat
menimbulkan penyakit yang lebih parah lagi seperti penyakit kurang gizi dan lain- lain. Hal ini berdasarkan penelitian Badan POM yang juga menguji keamanan
berbagai jenis makanan, sedikitnya 19. 465 jenis makanan dijadikan sampel pengujian tersebut. Hasil sebanyak 56 sampel tidak layak diedarkan, sebanyak
185 item mengandung pewarna berbahaya, 94 item mengandung boraks 74 item
Universitas Sumatera Utara
mengandung pewarna dan 15 item mengandung benzoat dan asam pengawet dalam kadar berlebih dari hasil penelitian menunjukkan mayoritas tingkat
pengetahuan ibu tentang penambahan zat tambahan makanan pada jajanan anak SD di Kelurahan Panyabungan III Kecamatan Panyabungan Kabupaten
Mandailing Natal dengan kategori baik 34 63,0 dan kategori penilaiannya cukup 18 33,3 dan kurang 2 3,7.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Yani 2008 sebagai orang tua pasti ingin menyediakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Anak yang
diberi makanan bergizi dengan komposisi yang sehat tumbuh menjadi anak yang kuat dan mudah beradaptasi dan menjadi anak yang sehat. Dan jika dibandingkan
dengan anak yang diberikan dengan makanan dengan komposisi yang kurang bersih.
Sebagai orang tua, pasti ingin mengetahui apa yang dimakan oleh anak mereka. Seperti adanya kepastian menyangkut keaslian, keamanan, kualitas dan
tekstur dari isi makanan anak. Dengan menyiapkan sendiri makanan anak, maka orang tua dapat memegang kendali atas apa yang dimakan oleh anak. Orang tua
juga memiliki pengetahuan atas apa yang dimasukkan ke dalam makanan anak. Semakin orang tua terlibat dalam proses penyiapan makanan untuk anak, semakin
besar kemungkinan orang tua bisa memupuk kebiasaan makan yang sehat. Selain itu, orang tua memberikan makan yang sesuai dengan kebutuhan dan keperluan
anak mereka dan karena orang yang memegang kendali atas tekstru dan isi dari makanan anak-anaknya, orang tua yang paling tahu apa yang paling baik untuk
anak mereka Tiurmawati, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Tingkat pengetahuan ibu mengenai penambahan zat tambahan makanan pada jajanan anak SD di Kelurahan Panyabungan III Kecamatan Panyabungan
Kabupaten Mandailing Natal diperoleh hasil data bahwa mayoritas ibu memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 34 orang 63,0, sedangkan
responden yang berpengatuhan dengan kategori cukup sebanyak 18 orang 33,3 dan responden yang berpengatuhan dengan kategori kurang sebanyak 1 orang
3,7. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian pengetahuan ibu-ibu mengenai penambahan zat tambahan makanan dikategorikan baik.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Praktik Keperawatan Dalam praktik keperawatan komunitas perlu mengadakan penyuluhan
kesehatan terhadap ibu-ibu yang memiliki anak usia sekolah 6-12 tahun tentang penambahan zat tambahan makanan agar orang tua tidak memberikan jajanan
dengan bebas pada anaknya dan sebaiknya orang tua memberi penjelasan pada anak apabila jajan diluar rumah dapat memilih jajanan yang baik untuk kesehatan
anak.
Universitas Sumatera Utara