Pengolahan Limbah Cair Minyak Kelapa Sawit

21 Pada pengolahan limbah pabrik yang mengandung konsentrasi minyak sebagian limbah berubah menjadi lumpur sludge yang sangat mengganggu pada lingkungan. Demikian juga limbah cair dengan padatan tersuspensi dan BOD masing-masing diatas 600 mgl dan 500 mgl akan membuat perairan menjadi terganggu. Jumlah limbah cair yang dihasilkan dari beberapa pengolahan adalah 120 m 3 hari berupa kondensat rebusan, 450 m 3 hari dari stasiun klarifikasi, dan 30m 3 hari dari buangan hidrosiklon. Total volume limbah dari setiap pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton tandan buah segarhari adalah 600m 3 Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri pengolahan minyak kelapa sawit merupakan sisa dari proses pembuatan minyak sawit yang berbentuk cair. Limbah ini masih banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh hari. Karena itulah diperlukan satu sistem pengolahan limbah yang mampu menurunkan kualitas limbah tersebut mencapai nilai baku mutu limbah. Said dan Dev, 1996

2.5 Pengolahan Limbah Cair Minyak Kelapa Sawit

Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah limbah cair dan limbah padat. Limbah padatnya berupa tandan buah kosong dan cangkang sawit. Tandan buah kosong umumnya dapat dimanfaatkan kembali di lahan perkebunan kelapa sawit untuk dijadikan pupuk kompos. Prosesnya terlebih dahulu dicacah sebelum diaplikasikan dibuang ke lahan. Sedangkan cangkang buah kelapa sawit dapat dimanfaatkan kembali sebagai alternatif bahan bakar alternative fuel oil pada boiler dan power generation. Universitas Sumatera Utara 22 tanaman dan tanah. Limbah cair ini digunakan sebagai alternatif pupuk di lahan perkebunan kelapa sawit yang sering disebut dengan land application. Untuk melakukan pengolahan limbah cair, diwajibkan melakukan kajian terlebih dahulu tentang kelayakan pemanfaatan air limbah sebagai pupuk pada tanah diperkebunan. Pemahaman bahwa limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi mempunyai nilai ekonomis merupakan suatu paradigma baru yang sedang dikembangkan saat ini. Limbah bukan menjadi suatu hal yang harus dihindari atau ditutup-tutupi pengolahannya. Limbah juga mempunyai nilai ekonomis. Dibawah ini disajikan satu sistem pengolahan limbah yang menggunakan bahan minyak kelapa sawit. http:www.b3.menlh.go.id Tahapan proses yang dilakukan : 1. Perlakuan Pendahuluan a. Penyaringan minyak Limbah cair yang keluar berwarna kotor, mengandung minyak panas. Limbah ini perlu disaring untuk mendapatkan sisa lemak, melalui sistem saringan penangkap minyak yang terdiri dari beberapa bak kecil berhubungan satu dengan yang lain. Limbah mengalir dari dasar bak dan minyak tertahan diatas permukaan. Lemak ini makin lama makin tebal dan kemudian di pompa ke tempat penampungan. b. Pendinginan Limbah selanjutnya didinginkan dari temperatur 40 o C sampai 32 o C. Proses pendinginan berlangsung pada menara pendinginan dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara 23 kipas pendingin pada kekuatan 1 Horse power. Pendinginan diperlukan untuk menjaga kondisi pada tahap proses berikutnya. c. Penyaringan lemak tahap kedua Penyaringan keadaan limbah yang sudah lebih dingin lemak semakin memisah, sehingga perlu dilakukan penyaringan kembali. Lemak ini bercampur dengan buih dan deterjen mengembang diatas permukaan air akibat adanya proses perlakuan penyaringan. Sisa lemak berupa lumpur sludge yang terapung dihisap dengan pompa dibuang keatas permukaan tanah, dalam sebuah bak terbuka.

2. Equalisasi

Untuk menghindari fluktuasi yang mendadak maka saluran air limbah dikumpulkan dahulu didalam bak penyangga sebelum proses lebih lanjut. Limbah ini selain untuk menahan lonjakan mendadak perlu dilakukan homogenisasi. Perlakuan awal ini penting karena semua peralatan proses yang dipakai mempunyai batasan kapasitas. Dengan adanya bak aqualisasi maka pH, COD dan Hydraulic load akan lebih konstan dan seragam.

3. Pengambilan minyak secara otomatis

Fungsi utama peralatan ini adalah untuk mengambil dan memisahkan fat, minyak, grease atau senyawa lainnya yang mudah mengapung dengan cara memasang alat penghambat aliran limbah diatas permukaan air. Limbah ditahan dengan memasukkan papan perintang sedalam 10 cm masuk ke limbah. Akhirnya limbah mengalir dari bagian bawah dan lapisan minyak tertahan pada papan perintang. Minyak sebelah atas yang berkumpul dihisap atau disendok. Universitas Sumatera Utara 24

4. Bak penampung limbah

Collection pit adalah bak penampung air limbah yang telah diolah volumenya 100 m 3 Ekstraksi adalah pemisahan fraksi dari fraksi lain yang berada di dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan kelarutan. Untuk memurnikan endapan diperlukan proses pencucian atau pengkristalan ulang dan pengeringan sampai . Bak ini juga sebagai pengontrol terakhir apakah suatu limbah sudah layak di buang ke sungai. Kalau belum layak maka limbah dikembalikan ke tangki kontinyu, kalau sudah memenuhi baru dilepas ke dalam sungai.

5. Drying bed bak pengering lumpur

Drying bed adalah penampung dan pengering partikel-partikel padat sebagai hasil dari proses koagulasi dan floaktasi serta pengering lumpur aktif keluaran dari proses oksidasi biologis. Lapisan penyaring terdiri dari pasir dan kerikil dengan ukuran tertentu, sehingga mampu mengeringkan padatan tersebut dalam 5 sampai 7 hari. Lumpur kering ini kemudian dapat digunakan sebagai tanaman yang baik. Ginting, 2007

2.6 Gravimetri