Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel Variabel
Definisi Skala Ukur
Belanja Daerah Y
Jumlah seluruh anggaran belanja baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung tahun
2007 - 2009 Rasio
Pendapatan Asli Daerah X1
Jumlah realisasi penerimaan yang diperoleh daerah yang bersumber dari sektor pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-
lain pendapatan asli daerah yang sah tahun 2006 - 2008
Rasio
Dana Alokasi Umum X2
Dana Alokasi Umum adalah jumlah realisasi penerimaan yang diperoleh daerah sebagai
salah satu bentuk pendapatan dari Dana Perimbangan yang diberikan oleh Pemerintah
Pusat tahun 2006 - 2008 Rasio
Jumlah Penduduk X3
Jumlah penduduk menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2006 - 2008
Rasio Pertumbuhan
Ekonomi X4 Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah menurut
KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2006 - 2008
Rasio
4.7. Model dan Teknik Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan metode analisa regresi linier berganda, yang merupakan metode statistik deskriptif dan infrensial yang digunakan untuk
menganalisa data lebih dari dua variabel penelitian
4.7.1. Perumusan Model
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Dengan analisis ini pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependent yang diteliti bisa diketahui. Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis yang berbunyi Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the
“ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now
Universitas Sumatera Utara
Umum, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh terhadap Belanja Daerah di Provinsi Sumatera Utara, adalah sebagai berikut:
BD
t
= d + d
1
PAD
t-1
+ d
2
DAU
t-1
+ d
3
JP
t-1
+ d
4
PE
t-1
+ e
Di mana: BD
t
= Anggaran Belanja Daerah
t
d = Konstanta
d
1
d
2
,d
3
,d
4
= Koefisien estimasi PAD
t-1
= Realisasi Pendapatan Asli Daerah
t-1
DAU
t-1
= Realisasi Dana Alokasi Umum
t-1
JP
t-1
= Jumlah Penduduk
t-1
PE
t-1
= Pertumbuhan Ekonomi
t-1
4.7.2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas,
gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE best linear
unbiased estimator yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas,
maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh
individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the
“ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now
Universitas Sumatera Utara
masih tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan.
Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Erlina, 2008. Data
yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui
normal probability plot dengan membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Data normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali,
2005.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisisnya dapat dilihat:
a Jika titik-titik yang membentuk pola yang teratur bergelombang, melebar kemudian
menyempit maka
mengidentifikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the
“ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now
Universitas Sumatera Utara
b Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu –y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dan dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson Durbin Watson Test,
yaitu untuk menguji apakah terjadi serial atau tidak dengan menghitung nilai d statistik. Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi
adalah dengan memakai uji statistik Durbin Watson DW test. Jika nilai Durbin
Watson berada antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi Nugroho, 2005. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen Erlina, 2008. Pengujian ini
diperlukan untuk mengetahui apakah ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Jika terjadi
korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terdapat
korelasi diantara
variabel independen.
Pendeteksiannya dengan
menggunakan tolerance value dan Variance Inflation Faktor VIF. Jika nilai tolerance value 0,10 dan VIF 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the
“ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now
Universitas Sumatera Utara
4.7.3. Pengujian Hipotesis