pendapatan bunga BPR syariah dari 1,6 miliar rupiah pada tahun 2008, menjadi 1,5 miliar rupiah pada tahun 2009 kemudian naik kembali menjadi 1,6 miliar
rupiah pada tahun 2010. Jumlah beban operasional yang lebih besar dari pendapatan operasional turut mengurangi jumah laba yang dihasilkan oleh BPR
Syariah.
3.3 Analisis Rasio Keuangan 3.3.1. Analisis Rasio Keuangan BPR Konvensional
Dari laporan keuangan BPR Syariah dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang dapat dilihat perkembangan nya pada Tabel 4.7:
Tabel 4.7 Rekapitulasi Rasio-Rasio Keuangan BPR Konvensional
Tahun 2008-2010 Rasio
Standar BI
2008 2009
2010 1. Permodalan Capital
a. Capital Aquadecy Ratio
CAR 8
26 18
21 b.
Aktiva Tetap terhadap Modal ≤50
10 9.4
4.5
2.Rentabilitas earning
a. Return On Asset ROA
12 -5.4
-1.7 0.5
b. Return On Equity ROE
≤ 4 -65
-38 8
c. Net Interest Margin NIM
Lebih besar lebih baik
4.9 2.8
4.5 d.
Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi BOPO
Lebih kecil 130
93 92
Universitas Sumatera Utara
dari 1
3.Likuiditas
Loan to Deposit Ratio LDR 85-110
73 38
47 Sumber: Laporan keuangan BPR Konvensional data diolah
Rasio-rasio permodalan BPR Konvensional masih menunjukkan kondisi sehat yaitu berada diatas 8. CAR BPR Konvensional mengalami fluktuasi dari
26 pada tahun 2008 menjadi 18 pada tahun 2009 kemudian menjadi 21 pada tahun 2010. Sedangkan rasio Aktiva Tetap terhadap Modal mengalami penurunan
dari 10 pada tahun 2008 menjadi 9,4 pada tahun 2009 dan menjadi 4,5 pada tahun 2010. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia Bank Perkereditan rakyat
diijinkan membeli atau memilki aktiva tetap hingga 50. Penurunan rasio Akriva tetap terhadap modal BPR Konvensional menunjukkan bahwa jumlah kekayaan
BPR Konvensional menurun selama tiga tahun. Rasio rentabilitas BPR Konvensional memilliki nilai negatif pada tahun
2008 dan 2009 hal ini menunjukkan bahwa BPR mengalami kerugian selama tahun tersebut. Meskipun demikian rasio rentabilitas BPR menunjukkan
perbaikan masing-masing, Return on Asset ROA dari -5,4 pada tahun 2008 menjadi -1,7 pada tahun 2009 dan kemudian menjadi 0,5 pada tahun 2010.
Return on Asset ROA BPR konvensional masih jauh dari standar rasio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 12 . Return on Equity ROE
mengalami penurunan dari -65 pada tahun 2008 menjadi -38 pada tahun 2009 dan kemudian menjadi 8 pada tahun 2010. Return on Equity BPR Syariah
Universitas Sumatera Utara
masih jauh dari ketetapan Bank Indonesia yaitu sebesar ≤4. Rendahnya rasio
ROE dan ROA BPR konvensional dapat disebabkan oleh kurang efisiennya Bank dalam mengelola dana nya.
Net Interest Margin NIM mengalami fluktuasi dari 4,9 pada tahun 2008 menjadi 2,8 pada tahun 2009 dan kemudian menjadi 4,5 pada tahun
2010. Semakin besar rasio NIM menunjukkan bahwa bank tersebut semakin baik dan menguntngkan. Sedangkan Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi BPR
Konvensional mengalami penurunan dari 130 pada tahun 2008 menjadi 112 pada tahun 2009 kemudian menjadi 97 pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan
bahwa manajemen BPR mulai mengefektifkan dan mengefisienkan dana pengelolaaan perusahaan, meskipun demikian rasio BOPO BPR Konvensional
masih relatif tinggi dan belum sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia yaitu lebih kecil dari satu.
Rasio likuiditas yaitu Loan to Deposit Ratio LDR BPR Konvensional mengalami fluktuasi dari 73 pada tahun 2008 menjadi 38 pada tahun 2009
kemudian 47 pada tahun 2010. Menurut ketentuan BI rasio ideal antara 85- 110, berarti rasio LDR BPR konvensional masih relatif rendah. Kondisi ini
menunjukkan kemampuan BPR menyalurkan kredit masih perlu ditingkatkan karena dana yang menganggur akan menjadi Beban bagi BPR atas bunga
simpanan yang harus dibayar kepada penabung.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Analisis Rasio Keuangan BPR Syariah
Dari laporan keuangan BPR Syariah dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang dapat dilihat perkembangan nya pada Tabel 4.10:
Tabel 4.10 Rekapitulasi Rasio-Rasio Keuangan BPR Syariah
Tahun 2008-2010 Rasio
Standar BI
2008 2009
2010 1.Permodalan Capital
a. Capital Aquadecy Ratio CAR
8 49
40 35
b. Aktiva Tetap terhadap Modal
≤50 0.8
2.3 8.6
2.Rentabilitas earning
a. Return On Asset ROA
12 5.9
4.7 3.4
b. Return On Equity ROE
≤ 4 23
16 15
c. Net Interest Margin NIM
Lebih besar lebih baik
13 11
9.3
d. Beban Operasi Terhadap
Pendapatan Operasi BOPO Lebih kecil
dari 100 75
72 83
3.Likuiditas
Loan to Deposit Ratio LDR 85-110
71 75
90 Sumber: Laporan keuangan BPR Syariah data diolah
Secara umum rasio permodalan BPR Syariah dalam kondisi baik, meskipun Capital Aquadecy Ratio CAR BPR Syariah mengalami penurunan namun masih
menunjukkan kondisi yang sehat. Rasio CAR berdasarkan Surat Edaran Bank
Universitas Sumatera Utara
Indonesia No.262UD Tanggal 29 Mei 1993, kewajiban modal minimum adalah sebesar 8. Dari tabel diatas CAR BPR Syariah diatas 8, masing-masing
sebesar 49 pada tahun 2008 menjadi 40 pada tahun 2009 kemudian menjadi 35 pada tahun 2010. Rasio aktiva tetap terhadap modal meningkat selama tiga
tahun dari 0,8 pada tahun 2008 menjadi 2,3 pada tahun 2009 dan kemudian 8,6 pada tahun 2010. Menurut ketetapan Bank Indonesia Bank Perkreditan
Rakyat diijinkan membeli atau memiliki aktiva tetap hingga 50. Rasio Rentabillitas Earning BPR syariah secara umum mengalami
penurunan. Return on Asset ROA BPR Syariah mengalami penurunan dari 5,9 pada tahun 2008 menjadi 4,7 pada tahun 2009 dan kemudian 3,4 pada tahun
2010. Return on Asset ROA BPR Syariah cukup baik dan bernilai positif namun belum mencapai standar ROA yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar
12. Return on Equity ROE menurun dari 23 pada tahun 2008 menjadi 16 pada tahun 2009 dan kemudian menjadi 15 pada tahun 2010. Demikian pula
dengan Net Interest Margin NIM BPR Syariah yang mengalami penurunan dari 13 pada tahun 2008 menjadi 11 pada tahun 2009 kemudian menjadi 9,3
pada tahun 2010. Sedangkan Beban Operasi terhadap pendapatan operasi mengalami fluktuasi masing-masing dari 75 pada tahun 2008 menjadi 72 pada
tahun 2009 kemudian menjadi 82 pada tahun 2010. Rasio likuiditas yaitu Loan to Deposit Ratio LDR mengalami peningkatan
yaitu 71 pada tahun 2008 menjadi 75 pada tahun 2009 kemudian menjadi 90 pada tahun 2010. Menurut ketentuan BI rasio ideal LDR adalah antara 85-
Universitas Sumatera Utara
110. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan BPR untuk menyalurkan kredit dan kemampuan bank untuk membayar hutang kepada nasabah cukup baik.
3.4. Analisis Diskriminan Z-score 3.4.1. Analisis Diskriminan Z-Score BPR Konvensional