Prinsip Pinjam Meminjam Berdasarkan Akad Al-Qardh

seperti ini ijarah muntahiya bit-tamlik karena lebih mudah pembukuannya dan tidak memerlukan perawatan terhadap aset yang sewa beli.

d. Prinsip Pinjam Meminjam Berdasarkan Akad Al-Qardh

Prinsip keempat dalam penyaluran dana Bank Syariah yaitu prinsip pinjam meminjam berdasarkan qardh. Bank Indonesia mendefenisikan Al-Qardh sebagai penyediaan dana atau tagihan antar Bank Syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau secara cicilan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Safi’I Antonio memberikan pengertian al-qardh sebagai pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali. Dengan kata lain qardh berarti meminjam tanpa mengharapkan imbalan. 2.1.3 Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah Menurut Triandaru 2006:156, perbedaan yang mendasar antara bank syariah dan bank konvensional, antara lain: a. Perbedaan Falsafah Perbedaan pokok antara bank konvensional dan bank syariah terletak pada landasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitas nya. Sedangkan bank konvensional justru kebalikan nya. Pada dasarnya semua transaksi perniagaan melalui bank syariah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur bunga riba. Riba secara sedehana berarti sistem bunga berbunga atau compound Interest yang dalam Universitas Sumatera Utara semua prosesnya bisa mengakibatkan membengkak nya kewajiban salah satu pihak. b. Konsep Pengelolaan Dana Nasabah Dalam sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Konsep dana titipan berarti kapan saja nasabah membutuhkan bank syariah harus dapat memenuhi nya. Akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid. Keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan kedalam berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabah. c. Kewajiban Mengelola Zakat Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti wajib membayar zakat, menghimpun mengadministrasikan nya, dan mendistribusikan nya. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang melekat pada bank syariah untuk memobilisasi dana-dana social zakat, infak, sedekah. d. Struktur Organisasi Didalam stuktur organisasi suatu bank syariah diharuskan adanya Dewan Pengawas Syariah DPS. DPS bertugas mengawasi segala aktivitas bankagar selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. DPS ini dibawahi oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional DSSN Secara ringkas perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Sumber: Triandaru 2006:157 Sistem bagi hasil dalam perbankan syariah sering kali menjadi bahan pertanyaan dan selalu dibandingkan dengan sistem bunga dalam perbankan konvensional. Untuk menjelaskan keduanya, tabel berikut membandingkan sistem bagi hasil dan sistem bunga: Tabel 2.2 Perbandingan Sistem Bagi Hasil dan Sistem Bunga No Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil 1 Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak bank Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung atau rugi 2 Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang modal yang dipinjamkan Besarnya resiko nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh No Bank Syariah Bank Konvensional 1 Berinvestasi pada usaha yang halal. Bebas nilai 2 Atas dasar bagi hasil, margin keuntungan dan fee Sistem Bunga 3 Besaran bagi hasil berubah-ubah tergantung kinerja usaha. Besaran nya tetap 4 Profit falah oriented Profit Oriented 5 Pola hubungan kemitraan Hubungan Debitur Kreditur 6 Ada dewan pengawas syariah Tidak ada lembaga sejenis Universitas Sumatera Utara 3 Tidak tergantung pada kinerja usaha jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik Tergantung pada kinerja usaha. Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan bagi hasil. 4 Eksistensi bunga diragukan kehalalan nya oleh semua agama termasuk agama islam Tidak ada agama yang meragukan keabsahan bagi hasil. 5 Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan, maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak Sumber: Triandaru 2006:157

2.1.4 Resiko Finansial

Menurut kamus resiko adalah peluang kemungkinan terjadinya bencana oleh karena itu, risiko dari sudut pandang bank didefenisikan sebagai peluang dari kemungkinan terjadinya situasi yang memburuk Masyhud, 2006:3 Menurut Idroes 2008:4, resiko merupakan bahaya: resiko merupakan ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Resiko juga merupakan peluang. Resiko adalah sisi yang berlawanan dari peluang untuk mencapai tujuan. Banyak teori yang tersedia untuk mendefenisikan jenis-jenis resiko dalam menjalankan bisnis perbankan. Pada dasarnya jenis-jenis resiko yang dihadapi Universitas Sumatera Utara dapat dibagi dua kelompok besar, yaitu resiko finasial dan resiko nonfinansial. Resiko finansial terkait dengan kerugian langsung berupa hilang nya sejumlah uang akibat resiko yang terjadi. Pada sisi lain resiko nonfinansial tidak langsung dapat dirasakan. Namun pada gilirannya, resiko nonfinansial berpotensi untuk menimbulkan kerugian finansial. Jenis-jenis resiko yang dihadapi oleh perbankan antara lain resiko kredit, resiko pasar, resiko operasional, resiko konsentrasi kredit, resiko suku bunga, resiko bisnis, resiko stratejik, serta resiko reputasional. Sedangkan yang termasuk kedalam resiko financial adalah: resiko kredit, pasar, operasional, konsentrasi kredit serta resiko suku bunga.

2.1.5 Rasio Keuangan Perbankan

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 330DPNP Tanggal 14 Desember 2001 tentang Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan Perbankan, suatu bank dapat nilai dari rasio-rasio CAMEL yaitu Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity. Rasio-rasio tersebut terdiri dari: 1. Permodalan Capital Rasio-rasio dari Aspek permodalan yaitu: a. Capital Aquadecy Ratio CAR b. Aktiva tetap terhadap modal Universitas Sumatera Utara 2. Rentabilitas Earning a. Return On Asset ROA b. Return On Equity ROE c. Net Interest Margin NIM d. Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi BOPO

3. Likuiditas

Kredit terhadap dana pihak ketiga LDR Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Analisis Diskriminan Z-Score

Analisis Z-Score dikembangkan oleh Prof. Edward Altman dengan tujuan untuk mendeteksi apakah suatu perusahaan diambang kebangkrutan Financial distress. Metode ini disebut juga dengan Multiple Discriminant Analysis MDA. Bentuk fungsi dari analisis ini adalah sebagai berikut: Z = 1.2X1 + 1.4 X2 + 3.3X3 + 0.6X4 + 1.0X5 Dimana: X1 = modal kerja Total aktiva X2 = Laba ditahan Total Aktiva X3= Laba sebelum bunga dan pajak Total Aktiva X4= Nilai pasar equitas nilai buku dari total kewajiban X5= Penjualan Total Aktiva Z= Indeks secara keseluruhan Untuk menganalisis hasil perhitungan model Z-Score, digunakan angka interpretasi yang dikembangkan oleh Prof. Edward Altman, yang akan mendskriminasi posisi suatu perusahaan apakah akan bangkrut atau tidak yang dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 2.3 Kriteria Analisis Z-Score Score Prediction Z 2.99 Firm will not fail within one year 1.81 ≤ Z ≤ 2.99 Gray area within which it is difficult to discriminate effectively Z 1.81 Firm will fail in 1 year Sumber: Ross et al, 2002:868

2.2 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Komparatif Risiko Keuangan BPR Milik Pemerintah Daerah dan BPR Milik Swasta

0 6 56

ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT (BPR) SYARIAH DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT (BPR) KONVENSIONAL DI Analisis Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Dan Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Konvensional Di Sukoharjo Dengan Menggunakan Metode Data

1 5 18

Analisis Perbandingan Efisiensi antara BPR Konvensional dan BPR Syariah di Surakarta dengan Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional Dan BPR Syariah Di Surakarta Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) ( Periode Tahun 201

0 1 14

Analisis Perbandingan Efisiensi antara BPR Konvensional dan BPR Syariah di Surakarta dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional Dan BPR Syariah Di Surakarta Dengan Menggunakan Metode Data E

0 1 13

ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN ANTARA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN PERBANKAN SYARIAH Analisis Komparatif Resiko Keuangan Antara Perbankan Konvensional Dan Perbankan Syariah.

0 2 12

PENDAHULUAN Analisis Komparatif Resiko Keuangan Antara Perbankan Konvensional Dan Perbankan Syariah.

0 2 6

ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN ANTARA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN PERBANKAN SYARIAH Analisis Komparatif Resiko Keuangan Antara Perbankan Konvensional Dan Perbankan Syariah.

0 2 19

Resiko Kredit Pada Bank BPR di Indonesia (1)

0 0 6

Resiko Kredit Pada Bank BPR di Indonesia

0 0 6

RESIKO VALUTA ASING PADA BPR BANK PENGKR

0 3 6