Teori-Teori Mediasi Pemberdayaan Mediasi Di Pengadilan Negeri Dalam Penyelesaian Sengketa Perdata Menurut Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008.

5. Melalui Perma Nomor 2 Tahun 2003 tentang Mediasi di Pengadilan, mediasi telah dimasukkan sebaga bgian dari proses peradilan tingkat pertama.

E. Teori-Teori Mediasi

1. Theory Utilitarianism Teori ini memandang mediasi sebagai suatu hal yang berguna, karena ia memberikan kesempatan kepada para pihak untuk melihat pada kepentingan ekonomi mereka sendiri tanpa ada pembatasan apapun. Dari hal itu dapat diketahui bahwa tujuan daripada mediasi adalah mengenai “kepentingan pribadi di bidang ekonomi”. Sebaliknya, jika defenisi tersebut diubah sedikit menjadi berfungsi sosial social function, di mana nilai diartikan sebagai salah satu hal yang diinginkan oleh para pihak di mana dalam penyelesaian sengketa para pihak menginginkan uang sebagai hal yang utama, kepuasan yang kedua, dan ketiga untuk menyelesaikan sengketa yang mereka hadapi dengan cepat demi ketenangan mereka. Mediasi dalam hal ini dipandang sebagai suatu proses yang._jn[ienuigkatkan pengetahuan masyarakat, dengan memfasilitasi kegiatan perdagangan bebas dengan pertukaran di antara para pihak. Filosofi ini memandang bahwa mediator menginginkan hal yang terbaik untuk perdagangan bebas tersebut dan juga bagi masyarakat, adalah sebagai parameter dasar kenetralan kepada para pihak, dan menempatkan menerapatkan fokus yang kuat dalam hal mempersilahkan para pihak untuk melihat pada Universitas Sumatera Utara kpeentingan pribadi mereka sendiri dengan beberapa bantuan mediator dalam hal memahami atau menyadari hasil akhir dari pemikiran kreatif mereka sendiri dibutuhkan, dan beberapa keseimbangan sosial dalam hal lain.

2. Theory Essential Needs Kepentingan Pokok

Teori mi memandang mediasi sebagai alat perkembangan alami dari fungsi sosial. Dalam perspektif teori essential needs ini, mediasi menolong para pihak untuk melihat dan mengakomodasi kebutuhan - kebutuhan fundamental mereka, baik itu kebutuhan mereka akan suatu kebebasan, perlindungan, perdamaian, penghormatan ataupun mengenai suatu kompensasi yang adil. Teori ini memfokuskan pada elemen - elemen yang tidak emosional dan tidak finansial, yang mengarahkan banyak sengketa, khususnya yang tepat untuk dijadikan objek usaha - usaha komunitas mediasi. Dalam metode ini, stress atau depresi menjadi satu kebutuhan fundamendal yang dibicarakan pada awal pertemuan para pihak yang bersengketa, yang kemudian dicari hal apa yang dapat ditarik sebagai satu esensi yang menguntungkan dari stres tersebut.

3. Theory Resolution penyelesaian

Teori ini merupakan cabang daripada teori essential needs. Dalarn resolusi teori, fokusnya terletak pada seiunih aspek mediasi sebagai penyelesaian sengketa dengan prinsip bahwa kekerasan dan sengketa harus dihindari atau diselesaikan. Ketika suatu sengketa.Jepat untuk diadakan mediasi, hal itu bekerja lebih ekstrim dengan baik dalam memediasi sengketa - sengketa perusahaan. Universitas Sumatera Utara Jenis mediasi ini ideal untuk permasalahan - permasalahan internal, di raana tujuan dari diadakannya mediasi adalah untuk mempermudah operasi, bukan untuk mendapat keadilan. Teori ini memandang mediasi sebagai suatu yang esensial dari hukum militer dan peraturan kode etik yang berjalan. Tidak hanya itu, tetapi apa yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan suatu sengketa dan menjaga agar operasi mediasi tersebut berjalan dengan baik, menjadikan mediasi sebagai alat penjaga hubungan para pihak, dominasi global atau mempertemukan tujuan dari mediasi.

4. Theory Natural Law HukumAlam

Mediasi Hukum Alam memandang mediasi sebagai suatu ekspresi daripada hukum alam lebih daripada proses formal di pengadilan. Dalam teori ini, mediasi menjadi satu hal yang sangat naturalistis, tetapi dalam seluruh aplikasinya di lapangan, mediasi dipandang sebagai bagian daripada esensi yang alami dari sisi terbaik manusia. Natural Law Mediation adalah suatu usaha untuk melibatkan struktur daripada filosofi daripada hukum alam ke dalam defenisi dari mediasi. Asas mi adalah usaha untuk membuat para pihak untuk dapat lebih harmonis dengan menunjukkan bagaimana hal yang seharusnya dan mensyaratkan suatu sinkronisasi dasar antara para pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan sengketa sebagaimana yang menjadi tujuan dari mediasi.

5. Theory Intervensi Intervention

Intervensi melihat mediasi sebagai suatu mekanisme yang tepat suatu proses yang memperbolehkan pada pembuatan keadilan sosial atau menemukan Universitas Sumatera Utara keadilan dan filosofi tersebut menempatkan mediasi sebagai alat untuk melakukan intervensi dalam suatu sengketa. Seorang intervensionis memandang sengketa dan keadaan yang mungkin untuk dapat diaplikasikannya mediasi dalam usaha pencarian keadilan yang lebih baik. Proses ini mengirim mediator ke dalam suatu situasi di mana ia harus merubah peranannya menjadi pengawas nilai yang aktif dalam proses mediasi.

6. Theory Justice Keadilan

Seorang mediator yang berorientasi pada hukum meiihat mediasi sebagai suatu ekspresi dan rule of Law aturan hukum dan sebagai alat untuk menciptakan keadilan di bawah naungan aturan hukum tersebut. Pada umuranya teori ini memandang mediasi sebagai suatu hal yang niembutuhkan partisipasi yang baik dari para pihak yang bersengketa dan koxitrol serta fokus dalam hal pengurangan biaya mencari keadilan. Teori ini memandang mediasi sebagai satu hal yang berfungsi sebagai alat penurun biaya transaksi dan juga sebagai alat untuk meningkatkan tingkat kepuasan dan ilmu pengetahuan dari pihak - pihak yang bersengketa.

F. Manfaat Mediasi Dalam Menyelesaikan Suatu Sengketa Perdata

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Efektivitas Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Dalam Menyelesaikan Perkara Perdata

0 12 21

Efektivitas peraturan mahkamah agung republik indonesia nomor 02 tahun 2003 tentang prosedur mediasi di pengadilan dalam menyelesaikan sengketa perdata di pengadilan negeri surakarta

0 1 87

IMPLEMENTASI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

0 4 102

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali).

0 2 17

KEDUDUKAN MEDIASI BAGI PARA PIHAK DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERTANAHAN UNTUK MENJAMIN KEPASTIAN HUKUM DITINJAU DARI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN SKRIPSI

0 0 15

Tinjauan terhadap peraturan mahkamah agung nomor 1 tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan dalam menyelesaikan sengketa perdata pada pengadilan negeri kelas 1a khusus makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 82

Penerapan Asas Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan Melalui Mediasi dalam Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan Negeri Sungguminasa (Studi Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan) - Repositori UIN Alauddin Mak

0 0 78

Efektivitas Mediasi Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2008 dalam Penyelesaian Perkara Perdata di Pengadilan Negeri Makassar Tahun 2011-2015 - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 75

PENGUATAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN (Studi di Pengadilan Negeri Purwokerto)

0 0 15