BAB IV
FAKTOR MEMPENGARUHI TERLAKSANA ATAU TIDAKNYA PERDAMAIAN MELALUI LEMBAGA MEDIASI
DI PENGADILAN NEGERI
A. Penyelesaian Sengketa Menurut sistem Hukum Indonesia ....
56 B.
Penyelesaian sengketa Perdata Menurut Perma No. 1 Tahun 2008 ........................................................................................
62 C.
Faktor Mempengaruhi Terlaksana Atau Tidaknya Perdamaian Melalui Lembaga Mediasi Di Pengadilan Negeri
73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan .............................................................................. 77
B. Saran ........................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Yurista Arini M. Husni, SH, M.Hum dan
Malem Ginting, SH.M.Hum Eksistensi mediasi sebagai salah satu pilihan penyelesaian sengketa semakin
berkembang pesat, hal tersebut terbukti dengan adanya pengaturan tentang mediasi yang secara parsial diatur dalam berbagai Undang-undang. Dalam perkembangannya,
semula mediasi merupakan pilihan penyelesaian sengketa melalui proses perundingan dengan tujuan memperoleh kesepakatan yang dibantu oleh pihak ketiga yang bersifat
netral mediator. Namun demikian, sejak tahun 2002 Mahkamah Agung Republik Indonesia MARI mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung SEMA Nomor 1
Tahun 2002 tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai. Selanjutnya terhadap materi SEMA Nomor 1 Tahun 2002 tersebut,
MARI menyempurnakannya dengan mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung PERMA Nomor 2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, selanjutnya
MARI melakukan revisi dengan mengeluarkan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
Permasalahan yang saya bahas dalam penulisan skripsi ini dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif yang dilakukan dengan studi
kepustakaan. Dari hasil penelitian skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa pengaturan
penyelesaian sengketa hanya diatur dengan HIR, RBG, KUHPerdata dan peraturan Mahkamah Agung sebagai implementasi dari keseluruhan peraturan tersebut. Dengan
adanya mediasi, maka para pihak yang berperkara dapat dengan mudah dan tidak memakan waktu yang lama dalam menyelesaikan sengketa diantara para pihak.
Hanya saja, sangat sulit untuk menjalankan hasil keputusan dari kedua belah pihak apabila salah satu diantara para pihak tidak mau melaksanakan hasil mediasi yang
telah dicapai.
Maka untuk menjadikan mediasi yang memiliki hasil yang baik,maka dipilihlah hakim yang memiliki pengalaman dan integritas serta itikad baik dari
masing-masing para pihak yang bersengketa.
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dosen Pembimbing II fakultas hukum Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN