37 anak-anak menjadi canggung dan kaku. Kelenjar mulai tumbuh yang dapat
menimbulkan gangguan psikis anak. Perubahan rohani juga timbul, remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan
logis makin lama makin melemah. Pertumbuhan fungsi-fgunsi psikis yang satu dengan yang lain tidak dalam keadaan seimbang akibatnya anak sering mengalami
pertentangan batin dan gangguan, yang biasa disebut gangguan integrasi. Kehidupan sosial anak remaja juga berkembang menjadi sangat luas. Akibatnya anak berusaha
melepaskan diri dari kekangan orang tua untuk mendapat kebebasan, mesikipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua. Disinilah terjadi pertentangan antara hasrat
kebebasan dan perasaan tergantung. Mustaqim dan Wahid, 1991: 49-50.
2.4.3. Rentang Usia Remaja
Witherington Sulaeman, 1995:143 membagi masa remaja menjadi dua fase, yaitu masa remaja awal, yang berkisar antara 12-15 tahun dan masa remaja akhir,
yang berkisar antara 15-18 tahun. Sedangkan menurut Gilmer Sulaeman, 1995:145 mengelompokkannya ke dalam tiga fase, yaitu:
a. Masa pra remaja : 10-13 tahun
b. Masa remaja : 13-17 tahun
c. Masa remaja akhir : 18-21 tahun
Pendapat yang sedikit berbeda menyebutkan, yaitu bahwa masa remaja awal berlangsung dari 13-16 dan masa remaja akhir berlangsung dari 16-18 tahun.
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dan melihat fakta yang ada di masyarakat
38 Indonesia, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masa remaja berlangsung pada usia
sekitar 12-21 tahun.
2.4.4. Perkembangan Remaja dan Aspek-Aspeknya
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Pematangan menyangkut adanya proses differensiasi, dari sel-sel tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya, termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkat laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan Jahja,
2011:28-29. 1.
Perkembangan Fisik
Memasuki masa puber individu mengalami percepatan pertumbuhan fisik yang luar biasa. Proses pertumbuhan fisik ini berlangsung secara tidak
bersama-sama, artinya pada bagian-bagian tubuh tertentu mengalami percepatan lebih dahulu dibanding bagian tubuh yang lainnya. Kondisi ini
menyebabkan individu harus menyesuaikan diri dengan kondisi fisiknya yang baru, dan bagi mereka hal tersebut bukan sesuatu yang mudah. Ketika mereka
masih dibebani tugas untuk mengadakan penyesuaian dengan kondisi fisiknya yang baru, proses kematangan seksual mulai berlangsung, dengan segala efek
yang mengikutinya. Situasi seperti ini penerimaan acceptance dan pengertian understanding dari lingkungan terdekat keluarga sangatlah didambakan.
39 2.
Perkembangan psikologis remaja. Diantaranya yang pertama adalah pembentukan konsep diri artinya
pemekaran diri sendiri extention of the self yang ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya
juga. Kemudian, kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif self objectivication yang ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan
tentang diri sendiri self insight dan kemampuan utnuk menangkap humor termasuk yang menjadikan dirinya sebagai sasaran yang terakhir adalah
memiliki falsafah hidup tertentu dimana hal ini dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannya dan mengucapkan dalam kata-kata. Kedua perkembangan
inteligensi. Ketiga perkembangan peran sosial. Keempat Perkembangan peran gender. Kelima, perkembangan moral religi Sarwono, 2012:61-109.
3. Perkembangan Emosi Remaja
Emosi merupakan salah satu aspek psikologis manusia dalam ranah efektif. Aspek psikologis ini sangat berperan penting dalam kehidupan manusia
pada umumnya, dan dalam hubungannya dengan orang lain pada khususnya. Keseimbangan antar ketiga ranah psikologis sangat dibutuhkan sehingga
manusia dapat berfungsi dengan tepat sesuai dengan stimulus yang dihadapinya.
Individu di usia remaja berada dalam periode storm and stress badai dan tekanan dan sedang mengalami hightened emotionality kepekaan emosi
yang meningkat, sehingga emosi individu di masa remaja cenderung unstabil labil dan sangat sensitif. Selain itu pola-pola emosi yang dialami remaja lebih
40 banyak mengarah ke emosi tidak menyenangkan negatif, seperti: marah,
jengkel, frustrasi, takut, cemburu, iri, duka cita, dan sebagainya. Sedangkan pola-pola emosi menyenangkan positif, seperti: afeksi, love, dan happiness
relatif kurang begitu dirasakan. Padahal, idealnya antara emosi menyenangkan dan tidak menyenangkan harus lebih didominasi oleh emosi menyenangkan,
agar remaja mudah mengadakan penyesuaian dengan dirinya sendiri, dan pada gilirannya akan mampu mencapai kematangan emosi.
Alat pengungkap emosi dasar manusia berupa foto-foto sebagai ekspresi wajah dari berbagai model dasar manusia yaitu: senang, sedih, terkejut, jijik,
marah, takut dan malu.Pada masa remaja, ekspresi emosi yang nampak kadang- kadang tidak mengembangkan kondisi emosi yang sebenarnya, misalnya orang
yang marah seribu bahasa. Ekspresi emosi sifatnya sangat individual atau subjektif, tergantung pada kondisi pribadi masing-masing orang.
Manifestasi emosi yang sering muncul pada remaja termasuk higtened emotionality atau meningkatkan emosi yaitu kondisi emosinya berbeda dengan
keadaan sebelumnya.Ekspresi meningkatnya emosi ini dapat berupa sikap binggung, emosi meledak-ledak, suka berkelahi, tidak ada nafsu makan, tidak
punya gairah apapun, atau mungkin sebaliknya melarikan diri membaca buku. Disamping kondisi emosi yang meningkat, juga masih dijumpai beberapa emosi
yang menonjol pada remaja termasuk khawatir, cemas, jengkel, frustasi cemburu, iri, rasa ingin tahu, dan afeksi, atau rasa kasih sayang dan perasaan
bahagia. 4.
Perkembangan Sosial Remaja
41 Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai lanjutan sequence dari
perubahan berkesinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi makhluk sosial. Diantaranya perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial
baru, nilai baru dalam penilaian sosial, minat sosial, dan perilaku sosial. Perkembangan fisik dan kematangan seksual remaja mengakibatkan perubahan
dalam perkembangan sosialnya. Remaja mulai memperhatikan personal appearance penampilan diri, mulai membandingkan atau menilai penanpilan
dirinya terhadap lingkungan dan mengarahkan aktivitas sosialnya kearah teman-teman sebaya. Situasi seperti ini konformitas penyesuaian diri kepada
teman-teman sebaya sangat mudah terjadi, terutama bila mereka merasa tidak at homedi rumah, sehingga apapun yang diperintahkan oleh kelompok peer-
group akan dituruti. Ada sejumlah kesulitan yang dialami kaum remaja yang betapapun
menjemukan bagi mereka dan orangtua mereka, dan merupakan bagian yang normal bagi perkembangan ini. Kesulitan itu diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Variasi kondisi jiwa, dalam hal ini remaja disini terlihat pendiam, cemberut,
periang, yakin dan berseri-seri. Perilaku yang sulit ditebak dan berubaha-ubah ini bukan abnormal.
b. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat. Hal ini
menunjukkan bentuk-bentuk perilaku sosial. c.
Membolos, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan agresif. Sebabnya bermacam-macam dan banyak tergantung pada budayanya. Penyebab yang
42 mendasar adalah pengaruh buruk teman dan kedisplinan yang salah dari orang
tua terutama bila terlalu keras dan sering tidak ada sama sekali. d.
Penyalahgunaan obat bius. Pada zaman sekarang ini banyak remaja yang suka mencoba-coba hal-hal baru yang mereka ketahui atau diberitahu oleh temannya
atau bisa saja dilihat melalui media massa. e.
Psikologis, bentuk psikis yang paling dikenal orang ialah skizofermia suatu gangguan mental atau kejiwaan yang dimana penderitanya mengalami delusi,
berhalusinasi, dan pikiran terganggu. Penyakit ini tidak memandang usia dan pada saat ini cenderung remaja.
2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Bermain Game- Online