PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN DASAR

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN DASAR

A. TEMA

Pemeriksaan fisik regio abdomen: inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Instruksional Umum:

Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik abdomen secara umum meliputi inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi

2. Tujuan Instruksional Khusus:

a. Mahasiswa mampu melakukan pengamatan dan melihat langsung keadaan regio abdomen yang tampak dari luar

b. Mahasiswa mampu melakukan auskultasi dengan alat stetoskop pada regio abdomen dengan benar

c. Mahasiswa mampu melakukan perkusi pada regio abomen dengan benar

d. Mahasiswa mampu melakukan palpasi regular pada regio abdomen dengan benar

e. Mahasiswa mampu melakukan palpasi mendalam pada regio abdomen dengan benar

C. ALAT DAN BAHAN

1. Tempat tidur

2. Meja dan kursi periksa

3. Stetoskop

D. SKENARIO

Pasien pria, usia 30 tahun, datang dengan keluhan nyeri ulu hati dan perut kiri atas. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk jarum, sudah berlangsung 1 hari ini dan dirasa terus menerus. Keluhan bertambah segera setelah masuk makanan. Pasien sudah berusaha minum obat lambung dari warung namun hanya terasa nyaman sebentar. Keluhan disertai dengan mual namun tidak sampai muntah. Riwayat sakit lambung sudah 3 tahun. Di keluarganya, ibunya juga menderita sakit yang sama. Gemar makan makanan yang pedas dan bersantan. Untuk menegakkan diagnosis anda melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai.

E. DASAR TEORI

Pemeriksaan abdomen pertama kali dilakukan dengan membagi abdomen menjadi 9 bagian, yaitu hipokondrium dekstra, epigastrium, hipokondrium sinistra, lumbal dekstra, umbilikalis, lumbal sinistra, iliaka dekstra, hipogastium, iliaka sinistra.

Letak organ visera abdomen

1. Regio hipokondrium dekstra : Hepar lobus dekstra

2. Regio epigastrium : hepar lobus sinistra, gaster pars pilorus, duodenum pars superior, vesika felea, colon transversum,

3. Regio hipokondrium sinistra : gaster pars kardia, fundus dan korpus, lien

4. Regio lumbal dekstra : ren dekstra,colon ascendens

5. Regio umbilikalis : duodenum pars inferior, jejunum

6. Regio lumbal sinistra : ren sinistra, colon descendens

7. Regio iliaka dekstra : colon ascendens, caecum, apendiks

8. Regio hipogastrika / suprapubik : ileum, colon sigmoid, vesika urinaria

9. Region iliaka sinistra : ileum, colon descendens

Gambar. 9 bagian regio abdomen

Untuk kepentingan medis dan praktis pemeriksaan abdomen dapat dibagi menjadi 4 regio. Region tersebut adalah kanan atas, kiri atas, kanan bawah dan kiri bawah.

Gambar. 4 regio abdomen

Pasien dalam keadaan berbaring telentang. Kedua tangan sebaiknya hangat, menggunakan diafragma stetoskop yang hangat, pencahayaan yang baik dan mengetahui pemaparan dinding abdomen. Pemeriksaan dilakukan dari sisi kanan pasien. Mulailah melakukan pemeriksaan abdomen dengan cara inspeksi, diikuti oleh auskultasi, perkusi dan terakhir palpasi.

Petunjuk permukaan yang vital meliputi tepi cota, processus xiphoideus, dan crista iliaca. Titik tertinggi crista iliaca terletak pada tingkat vertebra lumbalis ke 4, 2-8 cm sebelah kaudal ujung costa ke 12. Yang juga merupakan kunci adalah (a) Spina iliaca anterior superior (SIAS), (b) crista pubica menetapkan inferior tepi tulang abdomen dan tuberculum pubica menetapkan inferior tepi tulang pelvis. Ligamentum inguinal membagi abdomen dari pangkal paha.

Titik kunci anatomi visceral adalah:  Tepi atas hepar terletak dibawah costa 7-11 pada kuadran kanan atas, menikung ke garis

tengah, dan berlanjut ke titik dekat puting kiri. Tepi bawah hepar yang tajam mengikuti tepi costa kiri dan berakhir pada pilorus gastrica.

 Kandung empedu terletak tepi lateral rectus abdominis di bawah tepi costa.  Pankreas terletak profunda dalam retroperitoneum di belakang gaster dalam kuadran kiri

atas. Bahkan kalau pankreas membesar, pankreas tidak dapat dipalpasi.  Gaster terletak profunda pada kuadran kiri atas  Limpa terletak di bawah rongga costa kiri yang paralel terhadap costa ke 9-11. Limpa tidak

dapat dipalpasi pada orang dewasa. Limpa dapat dipalpasi jika membesar sampai ukuran tiga kali.

 Bifurkasio aorta pada tingkat umbilcus. Bifurkasio aorta terletak hampir anterior terhadap vertebra dan sedikit kiri vertebra

 Polus bawah setiap ginjal terletak tepat di atas bidang transumbilikus.  Kandung kemih, kalau sangat penuh, mungkin proyeksi dari belakang simfisis pubis dan

menjadi dapat dipalpasi melalui dinding abdomen.

Inspeksi

Untuk mencari gangguan abdomen yang regional atau menyeluruh dengan memperhatikan kontur, pergerakan dan kulit. Menilai umbilikus untuk protuberansia. Kulit abdomen diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya jaringan parut karena pembedahan. Pada pasien yang kurus, dapat dilihat epigastrik atau periumbilikal yang ditransmisikan pulsasi aorta.

Observasi untuk mengetahui ada tidaknya pergerakan peristaltik dan peningkatan peristaltik yang sedikit redup (karena inspirasi) yang normal, serta tingginya dinding abdomen. Kontur yang ekstrem adalah distensi yang menonjol dan abdomen yang skafoid atau abdomen yang cekung. Umbilikus menonjol memberi kesan tekanan intra-abdominal yang meningkat, misalnya akibat asites.

Auskultasi

Untuk menentukan adanya bunyi yang normal dan abnormal akibat motilitas, intensitas, aliran vaskular, dan pergerakan respirasi peritoneal. Bising usus biasanya dengan mudah dinilai sebagai bunyi mendeguk yang intermiten dengan nilai normal 6-12 kali permenit. Terdapat rentang normalitas yang luas dalam bising usus yang berlebih-lebihan. Kalau tidak ada bising usus yang terdengar selama 1 menit penuh memberi kesimpulan adanya ileus.

Perkusi

Dilakukan untuk menentukan posisi dan ukuran visera yang padat dan visera yang berongga dan menilai massa. Dalam melakukan skrining, perkusi terutama digunakan untuk memperlihatkan garis bentuk hepar dan resonan, visera berongga yang mengandung gas yang mengisi abdomen.

Palpasi

Palpasi ringan bertujuan menilai struktur dan nyeri tekan yang dekat pada permukaan.

Sebuah jari tangan ditekan ke dalam depresi umbilikal biasanya akan menemui resistensi fasial, yang menunjukkan fasia yang mendasari utuh. Palpasi ringan tidak menyenangkan karena mudah geli. Palpasi yang dalam dengan tekanan yang kuat dan konstan ditoleransi lebih baik. Massa subkutan yang tidak berbahaya seperti lipoma ditemukan melalui palpasi ringan. Rasa geli dapat merupakan psikologis asalnya walaupun involunter; nyeri tekan jauh lebih sering karena organik. Tepi hepar yang dapat dipalpasi lebih dari 2 cm di bawah tepi costa kanan, tanpa adanya hiperinflasi paru, memberi kesan hepatomegali.

Palpasi regular (lebih dalam) bertujuan menemukan informasi mengenai ukuran organ serta adanya dan karakter kelainan, yang termasuk massa. Temuan yang tidak berbahaya melalui palpasi abdomen yang regular banyak dijumpai. Konsistensi abdomen yang normal adalah lunak. Pasien mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman pada palpasi epigastrium dan kuadran kiri bawah yang dalam, tetapi biasanya terdapat nyeri yang tidak tajam dan terlokalisir yang diperoleh melalui manuver ini.

Hepar yang normal sering tidak dapat dipalpasi. Tepi hepar yang normal tidak akan lebih luas dari 2 cm di bawah tepi kosta kanan. Kalau dapat dipalpasi, tepi hepar teraba licin, lunak sampai agak keras, dan nyeri tekan yang minimal. Limpa yang normal tidak dapat dipalpasi pada orang dewasa. Ginjal yang normal jarang dapat diraba. Polus bawah ginjal yang normal dapat memberikan ujung yang keras dan bundar pada palpasi dalam pada panggul, terutama kalau ginjal ptotik.

F. PROSEDUR

1. Interpersonal

a. Membina sambung rasa (salam, senyum, sapa memperkenalkan diri)

b. Menjelaskan tujuan pemeriksaan

c. Memberikan instruksi penderita untuk berbaring dan membebaskan daerah yang akan diperiksa dari pakaian

d. Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan tempat tidur pasien

e. Cuci tangan WHO

2. Inspeksi

a. Perhatikan kesan umum dari penderita bagaimana bentuk dan kontur abdomennya (distended/rata/cekung) a. Perhatikan kesan umum dari penderita bagaimana bentuk dan kontur abdomennya (distended/rata/cekung)

c. Catat segala sesuatu yang anda dapatkan dengan cermat

3. Auskultasi

a. Mendengarkan suara selama 10 detik pada suatu tempat di atas letak intestinum & colon

b. Melaporkan hasil pemeriksaan auskultasi: adanya suara peristaltik, kemudian catat frekuensi bising usus.

4. Perkusi

a. Lakukan prosedur perkusi yang benar (ingat pemeriksaan dasar thorax)

b. Melaporkan hasil pemeriksaan abdomen : timpani, pekak hepar

5. Palpasi

a. Berusaha menghangatkan tangan sebelum menyentuh penderita

b. Beritahu pasien bahwa mungkin palpasi ringan tidak menyenangkan karena mudah geli

c. Mula-mula lakukan palpasi ringan tanpa tekanan dengan jari tangan pada masing-masing kuadran

d. Selanjutnya memberitahu penderita untuk memeriksa kedalaman abdomen. Kalau pasien merasa tegang selama palpasi ringan, suruh pasien untuk sedikit memfleksikan panggul dari lututnya; hal ini mempermudah relaksasi muskulatur abdomen.

e. Mulailah dengan sentuhan yang hampir cukup kuat untuk menanggulangi sensitivitas kulit. Gunakan permukaan telapak tangan dengan jari-jari tangan yang berdekatan dari salah satu atau kedua tangan, mulailah dari kuadran ke kuadran. Tekan ke bawah 1-4 cm.

f. Lakukan penilaian terhadap nyeri tekan, massa superficial, dan hipestesia dan atau disestesia. Perhatikan wajah pasien selama palpasi; banyak orang yang tidak mengatakan nyeri memperlihatkan rasa tidak nyaman melalui perubahan wajah. Palpasi nyeri sering menstimulasi buka mata yang lebar yang mengekspresikan penahanan terhadap nyeri.

g. Melaporkan hasil pemeriksaan palpasi terhadap nyeri tekan atau adanya massa

Gambar. Palpasi ringan dan palpasi reguler abdomen

G. DAFTAR PUSTAKA

1. Harrison, 2005, Principles of Internal Medicine, edisi 16,McGraw – Hill, Part 14

2. Guyton and Hall, 1996 , Fisiologi Kedokteran, edisi 9. EGC. Jakarta

3. Setiohadi, B., I. Subekti. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen IPD FK UI. Jakarta

4. Snell, R. 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran edisi 6. EGC. Jakarta.

5. Swartz, E. Textbook of Physical Diagnosis. History and Examination. 5e –

dari http://www.studentconsult.com/content/default.cfm?ISBN=141600307X&ID=S1

www.studentconsult.com didownload

6. Szilagy, Peter G. , 2002 , Bate's guide to physical examination, McGraw – Hill , Chapter 5.

7. Widjaja, H, 2009. Anatomi abdomen. EGC. Jakarta.

CEKLIST KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN DASAR No

Aspek

Nilai Feedback

0 1 2 INTERPERSONAL

1 Membina sambung rasa Salam, senyum, sapa memperkenalkan diri.

2 Menjelaskan tujuan pemeriksaan.

3 Memberikan instruksi penderita untuk berbaring dan membebaskan daerah yang akan diperiksa dari pakaian.

4 Cuci tangan WHO