Proses di Mesin Ring setiap pengantar benang single,
5.20 Proses di Mesin Ring setiap pengantar benang single,
Twister
kemungkinan besar terjadi salah gintir, umpamanya karena
Yang dimaksud dengan beberapa helai benang putus penggintiran benang ialah yang masih terus digintir. proses merangkap beberapa helai benang, yang kemudian - Cara tidak langsung sekaligus diberi puntiran (twist)
yang tertentu untuk untuk setiap Beberapa helai benang single panjang tertentu. Hasil dari dirangkap dulu pada mesin proses ini disebut benang gintir rangkap. Keuntungan dari cara (plied yarn). Ada dua cara ini yaitu antara lain : proses penangkapan, yaitu :
- tegangan tiap-tiap benang - Perangkapan
langsung
terkontrol
dilaku kan diatas mesin - tiap-tiap bobin telah terisi gintir
benang rangkap, sehingga pada waktu diproses
Pada cara ini setiap kelosan (ditarik) pada mesin gintir, benang single diletakkan pada
kemungkinan benang putus rak bobin diatas mesin.
kecil.
Beberapa helai benang single - kemungkinan akan ditarik bersama-sama melalui
terjadinya salah gintir rol pengantar, ke delivery roll,
(penggintiran tunggal) kecil. terus digintir dan digulung pada - efisiensi produksi dapat
bobin spindel dari mesin gintir. ditingkatkan, begitu pula Keuntungan cara ini ialah
dengan mutu benang gintir bahwa prosesnya pendek, tidak
yang dihasilkan. memerlukan mesin perangkap.
Kekurangannya ialah : tiap helai
benang sukar dikontrol keada
Gambar 5.198
Skema dan Cara Penulisan Benang Gintir
• Macam-macam Mesin • Penggintiran Turun (Down
Ruang Twister
Twister)
Berdasarkan jalannya benang, Pada sistem ini, jalannya mesin gintir (ring twister) dapat benang yang dikerjakan dari rak dibagi menjadi :
kelosan sampai digulung pada
1. mesin gintir turun bobin dari atas kebawah (down
2. mesin gintir naik proses). Skema penggintiran turun (down twist) ini dapat dilihat pada gambar 5.199.
Gambar 5.199
Skema Penggitiran Turun (Down Twist)
Keterangan : spindel yang berada di bawah,
1. Rak benang (creel) maka didapat benang gintir
2. Pengantar yang tergulung pada spindel
3. Rol penarik
bobin.
4. Lappet Jadi pada mesin ini jalannya
5. Bobin benang adalah dari atas
6. Spindel kebawah. Bagian-bagian dari
7. Tin roll mesin gintir ini dapat dilihat
8. Pita (tape) pada gambar 5.199 dan prinsip
9. Ring
kerjanya
adalah sebagai
10. Traveller
berikut : Motor penggerak memutarkan
Pada mesin gintir ini benang- roda-roda gigi yang berada di benang yang akan digintir dalam gear box. Roda-roda gigi ditempatkan di atas. Dengan ini diantaranya ada yang menarik beberapa benang berhubungan dengan roda gigi tunggal, yang lalu digintir pada yang menggerakkan rol penarik
(3). Karena perputaran rol penarik (3) maka benang- benang dari kelosan akan tertarik rol penarik (3) ini berfungsi juga sebagai pengatur jumlah produksi. Benang- benang yang keluar dari rol penarik (3) dilakukan ke lappet (4). Fungsi lappet (4) adalah sebagai pengatur tegangan benang yang akan dihasilkan. Dari lappet (4) benang dilakukan ke traveler (10) yang berfungsi mengantarkan benang yang akan digulung ke bobin. Traveler (10) berjalan di atas ring. Ring (9) ini ditempatkan pada ring–bank yang gerakannya naik turun. Gerakan naik turun dari ring-bank tersebut akan membentuk traverse pada gulungan. Dari traveller (10), benang digulung pada spindel bobin (5). Bobin (5) ini diterapkan pada spindel (6) sehingga bobin (5) berputar menurut putaran spindel (6) karena perputaran bobin (5) maka benang yang akan digulung menarik traveller (10) yang berputar mengelililngi ring (9). Besarnya perputaran traveller (10) ini akan menentukan jumlah puntiran pada benang yang akan digintir.
Penggulungan pada bobin (5) terjadi karena adanya selisih perputaran antara spindel (6) (bobin) dengan traveller (10). Putaran spindel (6) sangat cepat yaitu berkisar antara 7000 sampai 9000 putaran per menit. Karena spindel (6) ini banyak jumlahnya dan memerlukan putaran per menit yang tinggi, maka sumber gerakan diperoleh dari silinder panjang yang disebut tin roll (7) yang berdiameter jauh lebih besar dari diameter spindel (6). Tin roll (10) dihubungkan ke spindel dengan pita (tape) (8). Pita-pita (8) ini dapat diatur untuk mengubah arah putaran dari spindel agar sesuai dengan arah puntiran yang dikehendaki, sedangkan arah putaran silinder adalah tetap, yaitu sesuai dengan arah putaran motor penggerak.
• Penggintiran Naik
(Uptwister)
Berbeda dengan mesin gintir dengan sistem down twisting, pada mesin gintir naik jalannya benang dari bawah keatas. Skemanya tertera pada gambar 5.200.
Gambar 5.200
Skema Penggintiran Naik (Up Twister)
Keterangan : penggintiran turun, malahan
1. Tin roll pada mesin-mesin uptwister
2. Spindel tape modern tidak lagi menggunakan
3. Spindel tin roll untuk memutar spindel,
4. Benang tetapi cukup dengan sepasang
5. Lapet roda yang dipasang pada
6. Pengantar masing-masing di ujung rangka
7. Bobin mesin dan pada roda tersebut dipasang ban kulit yang tak
Benang disuapkan dari bobin berujung dan menggeser (4) yang dipasang dan diputar pangkal-pangkal spindel yang oleh spindel (3) yang digerakan ada di kedua sisi rangka mesin. oleh tin roll (1), dengan Keistimewaan daripada mesin perantaraan spindel tape (2). ini adalah bahwa benang yang Benang dari bobin (4) dilalukan digulung pada bobin (penyuap) melalui lappet (5) terus ke garpu harus sudah dirangkap, karena pengantar/pengatur jalannya tiap-tiap spindel khusus benang untuk digulung pada melayani satu bobin bobin (7) yang diputar oleh penggulungan. Secara teoritis drum friksi. Dilihat sepintas lalu besarnya twist (gintiran) adalah proses penggintiran ini lebih sama dengan banyaknya sederhana daripada putaran spindel (3) dibagi oleh Benang disuapkan dari bobin berujung dan menggeser (4) yang dipasang dan diputar pangkal-pangkal spindel yang oleh spindel (3) yang digerakan ada di kedua sisi rangka mesin. oleh tin roll (1), dengan Keistimewaan daripada mesin perantaraan spindel tape (2). ini adalah bahwa benang yang Benang dari bobin (4) dilalukan digulung pada bobin (penyuap) melalui lappet (5) terus ke garpu harus sudah dirangkap, karena pengantar/pengatur jalannya tiap-tiap spindel khusus benang untuk digulung pada melayani satu bobin bobin (7) yang diputar oleh penggulungan. Secara teoritis drum friksi. Dilihat sepintas lalu besarnya twist (gintiran) adalah proses penggintiran ini lebih sama dengan banyaknya sederhana daripada putaran spindel (3) dibagi oleh
disebabkan adanya slip. Contoh :
Perubahan TPI dapat Putaran spindel (rpm) = 10.000
dilaksanakan dengan jalan Diameter drum penggulung (D)
mengubah rangkaian roda-roda = 2 inci
gigi yang menghubungkan drum Putaran drum (rpm) = 100
friksi (7). Berlainan dengan Menurut rumus :
mesin gintir biasa, mesin ini Twist per Inci (TPI)
tidak menggunakan ring dan
traveler, karena fungsi bobin (4) =
rpm spindle
tidak menggulung benang, kecepatan keliling bobin
bahkan melepasnya; jadi juga tidak membutuhkan lifter
Maka : Twist per Inci (TPI)
(builder motion).
Perlu diperhatikan bahwa =
π . D. n
putaran spindel (3) (=arah twist) yang dikehendaki harus searah
= dengan arah gulungan benang
3 , 14 x 2 x 100
pada bobin penggulung.
Mengingat konstruksinya, mesin =
= 16 ini sangat cocok untuk
mengerjakan benang-benang Twist per inch tersebut adalah filament dan benang yang tidak
perhitungan secara teori, tetapi tahan gesekan (berbulu) dalam kenyataannya tentu
5.20.1 Bagian Penyuapan
Gambar 5.201 Skema Bagian Penyuapan
Nama-nama peralatan yang Pengantar benang (2), yang penting dari bagian penyuapan berebentuk pipa bulat kecil mesin gintir (mesin ring twister ) memanjang gunanya untuk adalah :
mempermudah penarikan benang yang akan digintir.
5.20.1.1 Rak Kelos (Creel)
5.20.1.3 Rol Penarik
Gambar 5.202 Rak Kelos
Rak kelos (creel) (1) yang berbentuk pipa besi bulat kecil
Gambar 5.204 Rol Penarik panjang tertentu tertentu, gunanya untuk tempat Rol penarik (3), rol atasnya kedudukan bobin-bobin dibuat dari besi yang gulungan benang tunggal atau permukaannya dilapisi bahan benang rangkap.
sintetis, rol bawahnya berputar aktif dan rol atasnya berputar
5.20.1.2 Pengantar Benang
secara pasif karena adanya gesekan dengan rol bawah, gunanya untuk menarik benang dari rak kelos, dan seterusnya diberikan kepada spindel untuk diberi antihan (twist).
Gambar 5.203 Pengantar Benang
5.20.2 Bagian Penggulungan
Gambar 5.205 Skema Bagian Penggulungan
Nama-nama peralatan yang penting dari bagian
5.20.2.2 Pengontrol Baloning penggulungan mesin gintir (Antinode Ring)
(mesin ring twister) adalah :
5.20.2.1 Ekor Babi (Lappet)
Gambar 5.207 Pengontrol Baloning (Antinode Ring) Gambar 5.206 Ekor Babi (Lappet)
Pengontrol baloning (antinode ring) (9) dibuat dari kawat baja
Ekor babi (lappet) (8) dibuat dari yang melingkari spindel, kawat baja yang dibengkokkan gunanya untuk menjaga agar menyerupai ekor babi dan baloning tidak teralu besar. dipasang tepat di atas spindel, gunanya untuk menyalurkan benang supaya tepat pada poros spindel.
5.20.2.3 Penyekat (Separator)
5.20.2.5 Ring
Gambar 5.210 Ring
Ring (12) dibuat dari baja dan Gambar 5.208
dipasang pada Ring Rail, Penyekat (Separator)
dimana traveller ditempatkan.
Penyikat (separator) (10) dibuat
5.20.2.6 Traveller
dari besi pelat, atau aluminium yang tipis, dan dipasang diantara spindel yang satu terhadap spindel yang lain dan gunanya untuk membatasi baloning tidak saling terkena satu sama lain, sehingga dapat mengakibatkan benang putus.
Gambar 5.211 Traveller
5.20.2.4 Spindel
Traveller (11) dibuat dari baja dan bentuknya seperti huruf C, fungsinya sebagai pengantar benang.
5.20.2.7 Tin Roll
Gambar 5.209 Spindel
Spindel (13) dbuat dari baja dimana bobin ditempatkan / dipasang.
Gambar 5.212 Tin Roll Gambar 5.212 Tin Roll
TPI = C x Ne 1
5.20.2.8 Proses Pengantihan
Dimana :
(Twisting)
TPI = Twist per inch Yang dimaksud proses
C = konstanta antihan atau twist multiplier
pengantihan ialah penyusunan serat-serat yang akan dibuat Ne 1 = nomor dari benang benang agar menempati
untuk sistem tidak langsung
kedudukan seperti spiral sedemikian sehingga serat-
Hubungan antihan dengan serat tersebut saling mengikat dan menampung serat-serat nomor benang seperti yang
yang masih terlepas satu sama dirumuskan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : lainnya yang dalam bentuk pita menjadi suatu massa yang Apabila suatu untaian dari serat-
kompak sehingga memberikan serat diputar mengelilingi sumbu panjangnya, maka serat-serat kekuatan pada benang yang
dibentuknya. komponennya dapat dianggap Pemberian antihan ini pada akan menempati kedudukan
sebagai spiral sempurna atau prinsipnya dilakukan dengan memutar satu ujung dari untaian tidak sempurna. Bentuk spiral
serat, sedang ujung yang yang tidak sempurna tergantung kepada kesamaan (uniformity) lainnya tetap diam. Pada proses pemintalan pemberian antihan serta keteraturan (regularity)
dilakukan oleh spindel dan dari susunan serat-serat pada traveller sebagai pemutar ujung untaian serat yang akan diberi untaian serat yang keluar dari twist tersebut. rol peregang depan, sedangkan Apabila untaian tersebut akan ujung yang lainnya tetap mengalami tegangan dan dipegang atau dijepit oleh rol perpanjangan (stretching),
seperti halnya kalau suatu per peregang depan. Banyaknya antihan yang ditarik, sepanjang tidak terjadi
diberikan pada benang pergeseran atau slip antara serat. Apabila tegangan ini tergantung kepada perbandingan banyaknya menyebabkan adanya
putaran dari mata pintal dengan perpanjangan atau mulur, maka
serat-serat yang menempati kedudukan yang paling luar akan mendesak kedalam, sehingga mengakibatkan penampang dari untaian serat tersebut akan menciut/mengecil. Hal yang demikian berarti bahwa akibat dari adanya reaksi dari tarikan tersebut, maka timbul gaya menekan kearah titik pusat untaian tersebut, yang cenderung untuk mendorong serat-serat individu makin berdekatan dan berkelompok menjadi satu dan bersamaan dengan ini akan meningkatkan gesekan antar serat atau daya kohesinya (daya lekatnya). Dengan demikian maka sebenarnya timbul dua macam gaya sebagai akibat adanya tarikan tersebut, masing-masing ialah gaya yang cenderung untuk memisahkan serat-serat dan satunya lagi ialah gaya- gaya yang cenderung untuk mengikat serat-serat menjadi satu. Resultante dari gaya-gaya ini tergantung dari besarnya sudut dari spiralnya. Apabila jumlah putaran per satuan panjang sedikit, maka sudut spiralnya kecil. Dalam hal yang sedemikian, serat-serat mudah tergeser satu dengan yang lainnya dan untaian serat- serat tersebut akan putus, apabila tarikan yang dikenakan cukup besar. Sebaliknya apabila putaran yang diberikan pada untaian serat persatuan panjangnya diperbanyak, maka sudut putarannya (spiralnya) akan
membesar, demikian pula tekanan kedalam pada serat- serat akan meningkat dan gesekan antara serat makin kuat. Hal ini akan mengurangi atau menghentikan pergeseran- pergeseran antara serat, sehingga kekuatan benangnya dapat ditingkatkan sampai mencapai titik kekuatan maksimumnya (titik kritis). Apabila banyaknya putaran ditambah lagi melebihi titik kritisnya, maka serat-seratnya akan harus mulur lebih banyak karena adanya tegangan tersebut, dan kalau batas mulurnya dilampaui, maka serat akan putus dan mengakibatkan benangnya putus pula. Andaikata serat-seratnya belum putus, tetapi serat-serat tersebut sebenarnya telah mengalami tegangan yang cukup berat, sehingga sisa kekuatan yang masih ada pada serat akan digunakan untuk mengatasi beban dari luar, dan sisa kekuatan ini akan berkurang. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 5.213
Hubungan antara TPI dan roving di mesin flyer. Perbedaan Kekuatan Benang
tersebut antara lain ialah : Jadi, banyaknya antihan yang - Pada mesin ring spinning harus diberikan pada benang
pengantar benang naik merupakan masalah yang harus
turun, bobin berputar tetap kita pertimbangkan, baik ditinjau
pada tempatnya, sedangkan dari segi teknis (operasionil)
pada mesin flyer pengantar maupun ekonomi.
benangnya tetap pada tempatnya dan bobinnya
• Arah Antihan disamping berputar juga bergerak naik turun.
Arah antihan pada benang ada - Pada mesin ring spinning dua macam tergantung dari
penggulungan terjadi karena arah putaran spindelnya. Kedua
adanya perbedaan arah antihan tersebut disebut
kecepatan antara putaran arah Z (kanan) atau S (kiri),
spindel (N sp ) dengan putaran seperti terlihat pada gambar
traveller (N tr ) sehingga 5.203.
jumlah gulungan benang g = N sp –N tr .
Pada mesin flyer penggulungan terjadi karena adanya perbedaan kecepatan antara putaran
bobin (N b ) dengan putaran spindel, sehingga jumlah gulungan roving g = N b –N sp
- Sistem
penggulungan benang mesin ring spinning
adalah konis, dan Gambar 5.214
penggulungan roving pada Arah Antihan
bobin di mesin flyer adalah paralel.
5.20.2.9 Proses
- Bentuk gulungan benang
Penggulungan
pada bobin di mesin ring
Benang pada Bobin
spinning dapat terlihat pada gambar 5.215a. sedang
Proses penggulungan benang bentuk gulungan roving pada ring spinning akan jauh
pada bobin di mesin flyer berbeda bila dibandingkan
seperti terlihat pada gambar dengan proses penggulungan
5.215b.
Gambar 5.215
Bentuk Gulungan Benang dan Roving pada Bobin
Traveller merupakan pengantar yang bergerak naik turun adalah benang pada mesin ring bobin bersama-sama dengan spinning yang dipasang pada keretanya. ring rail, turut bergerak naik Gerakan naik turun dari ring rail. turun bersama-sama dengan Peralatan yang mengatur ring railnya. Sedang pada mesin gerakan naik turunnya ring flyer, lengan flyer merupakan disebut builder motion, seperti pengantar roving yang tidak tampak pada gambar di bawah dapat bergerak naik turun, tetapi ini : tetap pada tempatnya, sedang
Gambar 5.216 Peralatan Builder Motion
Keterangan :
6. Eksentrik
7. batang penyangga
8. Roda gigi Racet (Rachet Wheel)
9. Pal
10. Pen
A = titik putar
B = Rantai
C = Rol C
• Prinsip Bekerjanya Builder
Motion
Gambar di atas memperlihatkan peralatan builder motion dengan batang penyangga (2) yang selalu menempel pada eksentrik (1) yang berputar secara aktip. Menempelnya batang penyangga (2) tersebut disebabkan oleh rantai (B) yang dihubungkan dengan ring rail. Karena berat penyangga (2) selalu menempel pada eksentrik (1). Batang penyangga sebelah kiri mempunyai titik putar (A). Bila bagian yang tinggi dari eksentrik menempel pada batang (2) maka batang penyangga (2) berada pada kedudukan yang terendah. Begitu juga bagian yang rendah
menempel pada batang (2) berada pada kedudukan teratas. Naik turunnya batang (2) akan selalu mengikuti gerakan berputarnya eksentrik (1).
• Gerakan Naik Turunnya /
Ring Rail
Stang rail (11) dipasang pada suatu tabung yang mati pada rangka mesin, sehingga gerakan naik turunnya ring rail dapat stabil. Setiap putaran eksentrik (1), rail akan bergerak naik dan turun satu kali yang disebut satu gerakan penuh atau satu traverse. Karena pada waktu menggulung benang di bobin dikehendaki suatu lapisan pemisah antara gulungan yang satu dengan gulungan berikutnya, maka gerakan ring rail waktu dan turun kecepatannya dibuat tidak sama. Pada waktu naik ring rail bergerak lambat, sehingga terjadi penggulungan yang sejajar, sedang waktu turun ring rail bergerak cepat sehingga terjadi gulungan pemisah yang tidak sejajar.
Gambar 5.217 Ring Rail
Sebagaimana telah diuraikan dimuka bahwa setiap putaran dari eksentrik satu kali menyebabkan ring rail bergerak naik dan turun satu kali, yang disebut satu traverse dan gerakan ini disebut gerakan printer. Setelah ring rail bergerak naik dan turun satu kali, maka kedudukan ring rail akan naik satu diameter benang dan gerakan ini disebut gerakan sekunder. Kalau panjang rantai B tetap, maka setiap putaran eksentrik (1) akan mengakibatkan gerakan naik turun dari ring rail juga tetap. Tetapi apabila rantai
B diturunkan sedikit, maka hal ini menyebabkan ring rail juga naik sedikit. Turunnya rantai (B) sedikit tersebut disebabkan karena berputarnya rol (C) sesuai arah anak panah. Rol C berputar karena diputar oleh roda gigi rachet (3) seperti pada gambar 5.216. Pada gambar 5.217 terlihat rol (c) adalah penggulung dari rantai (B) yang
terdapat pada ujung batang (2), sehingga pada waktu eksentrik berputar batang (2) terbawa naik turun pula. Pen (5) dipasangkan mati pada rangka mesin, jadi tidak turun karena gerakan naik turun dari batang (2). Pada waktu batang (2) bergerak naik maka pal (4) kedudukannya tergeser ke kanan karena pen (5) diam di tempat, dan pada waktu batang (2) turun pal (4) akan mendorong maju roda gigi rachet (3). Banyak sedkitnya gigi rachet yang didorong akan mempengaruhi perputaran rahet, yang juga mempunyai putaran rol (C) yang mengggulung rantai (B). Dengan tergulungnya rantai B sedikit dari sedikit setiap gerakan naik turun dari batang (2), maka rantai B akan menjadi semakin pendek. Karena kedudukannya tetap dalam batang (2) maka rol (D) akan terdapat pada ujung batang (2), sehingga pada waktu eksentrik berputar batang (2) terbawa naik turun pula. Pen (5) dipasangkan mati pada rangka mesin, jadi tidak turun karena gerakan naik turun dari batang (2). Pada waktu batang (2) bergerak naik maka pal (4) kedudukannya tergeser ke kanan karena pen (5) diam di tempat, dan pada waktu batang (2) turun pal (4) akan mendorong maju roda gigi rachet (3). Banyak sedkitnya gigi rachet yang didorong akan mempengaruhi perputaran rahet, yang juga mempunyai putaran rol (C) yang mengggulung rantai (B). Dengan tergulungnya rantai B sedikit dari sedikit setiap gerakan naik turun dari batang (2), maka rantai B akan menjadi semakin pendek. Karena kedudukannya tetap dalam batang (2) maka rol (D) akan
1. Pembentukan gulungan (8) semakin condong ke kiri. Hal
benang pada pangkal bobin ini akan menarik batang (9) ke
2. Pembentukan gulungan kiri dan (10a) bergerak ke kiri
benang setelah gulungan pula yang akibatnya (10b)
pangkal bobin bertambah naik yang diikuti
Gambar 5.218
Cam Screw dan Gulungan Benang pada Pangkal Bobin
• Pembentukan Gulungan pada waktu rol C turun sebesar
Benang pada Pangkal a cm, maka rol D tidak akan
Bobin
berputar sebesar busur yang lebih kecil dari a cm, tetapi
Kalau pada gambar 5.218 cam mengulurnya rantai (8) sebesar screw tidak dipasang pada rol
a cm, hal ini terjadi karena
D, maka waktu rol C turun rantai (8) dilalukan cam screw, sebentar a cm, rol D juga akan sehingga dengan demikian berputar oleh rantai (8) sebesar walaupun rol C turun sebesar a busur yang sama dengan a cm.
cm, rol D akan berputar sedikit Kalau sekarang pada rol D dan hal ini akan menyebabkan dipasang cam screw (6) dan naiknya ring rail juga sedikit. rantai (8) juga dipasang melalui Karena rol C selalu menggulung cam screw terus ke rol C, maka rantai (8) untuk setiap gerakan cm, rol D akan berputar sedikit Kalau sekarang pada rol D dan hal ini akan menyebabkan dipasang cam screw (6) dan naiknya ring rail juga sedikit. rantai (8) juga dipasang melalui Karena rol C selalu menggulung cam screw terus ke rol C, maka rantai (8) untuk setiap gerakan
5.20.2.10 Proses Doffing
dan hal ini menyebabkan naiknya ring rail sebesar a cm • Untuk mesin gintir (ring juga.
twister turun. Pada saat cam screw tidak - Turunkan kereta (ring rail) menyinggung rantai (8) lagi,
apabila angka counter (hank maka gerakan naik rai ring rail
meter) sudah mencapai sudah tidak dipengaruhi lagi
angka yang telah ditentukan oleh screw, dan dengan
dengan melepas tuil pad gigi demikian pembentukan Rachet. gulungan benang pada pangkal - Matikan mesin dengan bobin telah selesai.
menekan tombol STOP. - Ganti bobin penuh dengan • Pembentukan Gulungan
bobin kosong dan masukan
Benang setelah bobin penuh ke box benang Penggulungan Benang pad kereta.
- Naikkan kedudukan ring rail dengan mengetek kembali Setelah pembentukan gulungan
pada Pangkal Bobin
kedudukan Rachet untuk benang pada pangkal bobin
menentukan awal gulungan selesai, kemudian diteruskan
benang pada bobin. dengan penggulungan benang - Jalankan mesin dengan berikutnya. Sebagaimana telah
menekan tombol START. diuraikan di muka pada waktu - Periksa benang dan ring rail turun terjadi sambung benang-benang penggulungan benang yang
yang putus.
sejajar dan pada waktu ring rail turun dengan kecepatan yang • Untuk mesin gintir (ring lebih besar daripada kecepatan
twister) naik.
pada waktu naik, sehingga - Matikan mesin dengan terjadi penggulungan benang
menekan tombol STOP yang tidak sejajar.
apabila angka counter (hank apabila angka counter (hank
5.20.2.12 Pemeliharaan mesin
- Lepaskan gulungan benang
Ring Twister
dengan hati-hati dan cermat Pemeliharaan mesin Ring agar tidak merusak Twister meliputi : gulungan benang.
1. Pembersihan rutin mesin - Pasang cones kosong pada
dan penggantian traveller dudukannya kemudian setiah hari. gulung benang pada coner
2. Pelumasan gear end dan untuk awal gulungan.
out end setiap 2 minggu. - Jalankan mesin dengan
3. Pelumasan spindel setiap 6 menekan tombol START.
bulan.
- Periksa benang dan 4. Pelumasan bearing tin roll sambung benang-benang
setiap 6 bulan.
yang putus.
5. Pelumasan bearing bottom roll setiap 3 bulan.
6. Centering lappet, antinode ring dan spidelsetiap 1
5.20.2.11 Proses Steaming.
tahun.
7. Pelumasan bearing gear Steaming adalah proses end setia 4 tahun. penguapan terhadap benang
8. Kontrol jockey pulley setiap gintir yang memiliki twist sangat
2 tahun.
tinggi. Proses ini bertujuan
9. Kontrol lifting shaft dan rante untuk mematikan twist yang
gear end setiap 4 tahun. terjadi pada benang sehingga 10. Penggantian rubber cots
tidak terjadi snarling.
setiap 4 tahun.
Proses steaming dilakukan de 11.Pelumasan dan gan cara memasukkan benang
penggerindaan top roll yang memiliki twist tinggi
setiap 1 tahun.
kedalam tabung, kemudian kedalam tabung dialirkan uap
dengan suhu 95 0 C selama
kurang lebih 20 menit.
5.20.2.13 Bentuk Gulungan Benang pada Bobin
Gambar 5.219
Bentuk Gulungan Benang pada Bobin
Didalam praktik sering terjadi sulit sewaktu dikelos di bentuk gulungan yang tidak
mesin kelos (winder).
normal, hal ini mungkin terjadi
b. Bentuk gulungan benang kesalahan dala melakukan
yang tidak normal karena penggulungan benang. dalam proses benang sering Kesalahan tersebut dapat
putus dan disebabkan oleh pengaruh
penyambungannya sering mesin atau kesalahan operator
terlambat.
dalam melayani mesin. c. Bentuk gulungan benang Kesalahan yang disebabkan
tidak normal, karena bagian pengaruh mesin mungkin bawahnya besar. karena penyetelan yang kurang
d. Bentuk gulungan benang betul, sedangkan kesalahan
tidak normal, karena bagian yang disebabkan oleh operator
atasnya besar.
karena terlambat menyambung.
e. Bentuk gulungan benang Pada gambar 5.219 terlihat
tidak normal, karena terlalu macam bentuk gulungan kurus. benang pada bobin.
f. Bentuk gulungan benang
a. Bentuk gulungan yang tidak normal, karena terlalu normal. Isi gulungan gemuk. tergantung panjang bobin
g. Bentuk gulungan benang dan diameter ring. Gulungan
tidak normal, karena bagian tidak mudah rusak dan tidak
atas membesar.
h. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian bawah membesar.
i. Bentuk gulungan benang normal, tetapi tidak penuh. j. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian bawahnya kosong.
k. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian tengah ada benang yang tidak tergulung.
5.20.3 Pengendalian Mutu
Hasil mesin gintir (ring twister) adalah benang gintir, maka test yang dilakukan adalah pengujian Twist per Inch (TPI). Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji jumlah pintiran benang setiap inchnya. Alat yang dipakai adalah “Twist tester”. Pada prinsipnya alat ini dipakai untuk melepaskan puntiran benang dan atau memberikan puntiran kembali dengan arah berlawanan. Dengan menghitung jumlah putaran tersebut dapat pula ditentukan berapa jumlah puntiran untuk panjang 1 inch atau twist per inch. Biasanya
pengujian ini dilakukan pada panjang benang 10 inch.
5.20.4 Perhitungan Antihan (Twist)
Antihan diberikan terhadap benang yang baru keluar dari rol penarik agar benang gintir menjadi cukup kuat. Besar kecilnya antihan sangat mempengaruhi kekuatan benang gintir. Makin besar antihan, makin kuat benang gintir yang dihasilkan. Agar benang gintir yang dihasilkan memenuhi syarat- syarat yang diinginkan, maka antihan diberikan secukupnya hingga benang mempunyai kekuatan yang optimum. Jumlah antihan yang diberikan pada benang gintir biasanya dinyatakan per satuan panjang. Satuan panjang dapat diambil dalam inch atau meter. Bila diambil satuan panjang inch, maka antihannya adalah Twist per Inch (TPI). Bila satuannya diambil dalam meter, maka antihannya adalah antihan per meter (APM).
Gambar 5.220 Susunan Roda Gigi Mesin Ring Twister
Antihan per Inch (API) atau Twist per Inch (TPI)
Kecepatan putaran spindel ( N sp ) / menit
TPI =
Panj . benang yg dikeluarka n dari rol penarik ( L ) inch / menit N sp per menit
TPI =
L inch per menit
Lihat gambar 5.220 Susunan antihan tersebut mempengaruhi roda gigi mesin ring twister.
jumlah produksi yang
dihasilkan.
N sp = 1430 x
x 230 25
= 8953 putaran per menit Produksi per spindel per menit adalah :
L = 1430 x
x KPS per menit
inch Twist per Inch ( TPI )
x 3 , 14 8953
= 768,6 inch
11 , 6 = 768,6 inch
Jadi TPI = sp Keterangan :
KPS = Kecepatan Permukaan
Spindel
768 , 6 Bila satu mesin ring twister
mempunyai jumlah mata pintal =
5.20.5 Perhitungan Produksi
400 tiap frame, nomor benang yang akan digintir adalah Ne
1 40/2 (Ne 1 20), dan efisiensi
Seperti halnya pada mesin ring
spinning, produksi mesin ring twister, juga dinyatakan dalam mesin = 95%, maka produksi
mesin ring twister per menit berat per satuan waktu tertentu.
adalah :
• Produksi Teoritis = efisiensi mesin x jml spindel x