Fungsi Akhlaq Bagi Seorang Muslim

4. Fungsi Akhlaq Bagi Seorang Muslim

Fungsi akhlaq dalam Islam menurut Ahmadi (2007) diantaranya yaitu:

a. Akhlaq bukti nyata keimanan seseorang Taqwa adalah urusan hati, sehingga bagaimana proses ketaqwaan terjadi sulit untuk dijelaskan. Seseorang tidak bisa memaksakan ketaqwaan pada orang lain. Seorang penguasa tidak bisa memaksakan taqwa dan iman kepada rakyatnya, bahkan orang tua sampai batas tertentu tidak bisa memaksakan keyakinan di hati anaknya. Bukankah Nabiyullah Nuh a.s tidak berhasil menyadarkan anaknya untuk taat? Bukankah Rasulullah SAW juga tidak berhasil menyadarkan pamannya

Abu Thalib untuk masuk Islam hingga ia menghembuskan nafasnya yang terakhir? (Ahmadi, 2004:21).

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qashash ayat 56 :

Artinya : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (Departemen Agama RI, 2007:392).

b. Akhlaq Hiasan Orang Beriman Secara materi, manusia hanyalah seonggok tulang dan daging yang dibungkus kulit. Kaki dan tangannya bisa digerakkan secara leluasa, bisa berjalan, bisa memegang, sekali waktu bahkan memukul. Ia memiliki mata yang bisa dikatupkan dan dibuka untuk melihat, memiliki mulut yang bisa mengeluarkan bunyi, dan telinga yang bisa mendengarkan. Itulah manusia, dan begitulah tubuh manusia diciptakan Allah SWT. Secara fisik, semua anggota tubuh manusia telah mencerminkan kesempurnaan sebuah penciptaan, yang sangat berbeda dengan makhluk lainnya seperti binatang apalagi tumbuhan (Ahmadi, 2004:23-24).

Allah SWT berfirman dalam Surat At-Tin ayat 4 sebagai berikut :

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ” (Departemen Agama RI, 2007:597).

c. Akhlaq Amalan yang Paling Berat Timbangannya

Perlu diketahui bahwa salah satu amal manusia yang paling mulia dihadapan Allah SWT dan paling berat timbangannya di sisi-Nya adalah akhlaq. Dan akhlaq inilah salah satu perilaku yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW.

Islam banyak membimbing umat manusia dengan berbagai amalan, dari amalan hati seperti aqidah, hingga amalan fisik seperti ibadah. Namun semua amalan itu sesungguhnya merupakan sarana pembentuk kepribadian manusia beriman. Dengan kata lain, sasaran utama dari seluruh perintah Allah di dunia ini adalah dalam rangka membentuk karakter manusia beriman agar bertutur kata, berfikir dan berperilaku yang islami. Maka secara jelas Rasulullah SAW mengatakan bahwa misi yang beliau emban dalam berjuang di dunia ini adalah membentuk akhlaq mulia umatnya (Ahmadi, 2004:28).

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW. bersabda :

اََّنَِّا : َمَّلَس َو ِوْيَلَع ُللها ّيل َص ِللها ُلْوُسَر َلاَق َلاَق ُوْنع ُللها َيِضَر َةَرْ يَرُى ِْبَِا ْنَع ق َلَْخَْلِا َمِراَكَم َمَِّتَُِلِ ُتْثِعُب

Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya aku diutuskan untuk mnyempurnakan akhlaq ”(H.R Bukhari dalam Sahihnya Kitab Adabul Mufrad No. 273)

d. Akhlaq mulia simbol segenap kebaikan Kebaikan selain dilakukan untuk sesame manusia, bisa juga dilakukan untuk binatang, tumbuh-tumbuhan, alam, bahkan untuk Allah

SWT. Pendek kata, kebaikan bisa dilakukan untuk makhluk dan untuk Khaliq sekaligus. Standar kebaikan adalah sesuatu yang menyenangkan, baik bagi pelaku maupun yang menerimanya. Hanya saja, banyak pihak pasti selalu memunculkan banyak kepentingan yang beragam, bahkan mungkin saling bertentangan. Sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain belum tentu menyenangkan bagi dirinya sendiri. Sebaliknya, sesuatu yang menyenangkan bagi pelaku belum tentu menyenangkan orang lain yang menerimanya. Maka, kebaikan memang harus memiliki standar yang bisa diterima oleh semuanya. Dan itulah kebaikan agama. Artinya sesuatu dianggap baik adalah jika Islam memandang hal itu baik. Sebaliknya, sesuatu dianggap keburukan adalah apabila dianggap buruk oleh agama.

Sesuatu dianggap sebagai kebaikan jika dikenal oleh umumnya orang Muslim sebagai kebaikan, dan sesuatu dianggap keburukan adalah jika disepakati oleh umumnya kaum Muslim sebagai keburukan. Maka akhlaqul karimah tidak bisa dipungkiri merupakan simbol bagi sebuah kebaikan, bukan hanya bagi Allah SWT, namun juga bagi manusia (Ahmadi, 2004: 31-32).