Angket Kemampuan Guru Dalam Penggunaan M

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh: TOTOK HARYANTO

NIM: 111 09 054

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh: TOTOK HARYANTO

NIM: 111 09 054

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013

KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721

Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

Jaka Siswanta, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 eksemplar Hal

: Naskah skripsi Saudara TOTOK HARYANTO Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama

: TOTOK HARYANTO

NIM

Jurusan/ Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul

: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP N 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 8 Oktober 2013 Pembimbing

Jaka Siswanta, M.Pd.

NIP. 19710219 200003 1 002

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721

Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Disusun oleh : TOTOK HARYANTO

NIM : 11109054

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 4 November 2013, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Ujian

……………………… Sekretaris penguji

Ketua penguji

: Dra. Siti Zumrotun, M.Ag

………………............ Penguji I

: Sukron Ma’mun, S.HI, M.Si

……………………… Penguji II

: Mufiq, S.Ag, M.Phil

……………………… Penguji III

: Achmad Maimun, M.Ag

: Jaka Siswanta M.Pd

……………………… Salatiga, 4 November 2013

Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP: 19580827 198303 1 002

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721

Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama

: Totok Haryanto

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 8 Agustus 2013 Penulis

TOTOK HARYANTO NIM: 11109054

MOTTO

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.

(Q. S Al-Ahzab: 21)

“Sesungguhnya Aku (Muhammad) diutuskan untuk mnyempurnakan akhlaq”

(H.R Bukhari)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini selesai Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu memperjuangkan mimpiku:

1. Ayah Nurhayadi dan Ibu Sunarni, sang motivator yang mampu mengisi setiap relung jiwa, memberikan semangat, menjadi penggerak dalam hidupku serta mendoakanku setiap waktu serta selalu berusaha mewujudkan setiap harapan dan impianku.

2. Kakak-kakakku tercinta, penyemangat hidup yang selalu mendorongku untuk menjadi yang terbaik dan meraih hidup yang lebih baik.

3. Dosen-dosen Tarbiyah, terima kasih telah mengalirkan ilmu kedalam hati, menjadi fasilitator serta mendorongku agar mampu berbuat yang terbaik untukku maupun bangsaku. Terima kasih jasa-jasamu takkan aku lupakan sepanjang hidupku.

4. Keluarga Besar PAI B 2009, kebersamaan kita akan selalu aku simpan dan aku kenang dalam memori dan akan tertoreh dalam sejarah hidupku.

5. Immawan dan Immawati, Semoga perjuangan kita selalu mendapat ridho Allah SWT.

KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M. Si, Selaku Ketua Program Studi PAI.

3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Kepala sekolah dan guru SMP Negeri 2 Tengaran yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

6. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan.

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 8 Oktober 2013 Penulis

TOTOK HARYANTO

ABSTRAK

Totok Haryanto. 2013. 11109054. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian dan Sosial Guru Terhadap Akhlaq Siswa Kelas VIII SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014. Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam (STAIN) Salatiga, 2013. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd

Kata kunci: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, Akhlaq Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 2) Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 3) Bagaimana akhlaq siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 4) Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 5) Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 6) Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru secara bersama- sama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 60 responden, menggunakan teknik nonprobability sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X 1, X 2 dan data Y. Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Persepsi siswa kelas VIII tentang kompetensi kepribadian guru di SMP Negeri 2 Tengaran tergolong sedang dengan prosentase 68,33%, 2) Persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru di SMP Negeri 2 Tengaran tergolong tinggi dengan prosentase 61,67%, 3) Akhlaq siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Tengaran tergolong tinggi dengan prosentase 68,33%,

4) Ada hubungan yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran, 5) Ada hubungan yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran, 6) Ada hubungan yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru secara bersamaan terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran. Hal itu di buktikan dengan hasil penghitungan stastisik pada taraf signifikasi 1% menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu : 0,507 > 0,330. Hasil tersebut diuji kebenarannya menggunakan uji F dan diperoleh Fh sebesar 9,84, F tabel = 3,15. Jadi F hitung >F tabel , yang berarti persamaan regresi tersebut signifikan.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehadiran guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting bagi peserta didik dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan guru sering dijadikan tokoh teladan dan identifikasi diri. Guru merupakan orang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan tanggung jawab guru maka kompetensi merupakan salah satu kualifikasi terpenting yang harus dimiliki oleh setiap guru.

Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat 10, disebutkan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”. Bila kompetensi ini tidak ada dalam diri seorang guru,

maka ia tidak akan berkompeten dalam melaksanakan tugasnya dan hasilnya pun tidak maksimal.

Kompetensi pendidikan merupakan pilar penting dalam menopang pencapaian mutu pendidikan secara menyeluruh. Hal ini telah digariskan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa pendidikan mutlak memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional,

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia. Pentingnya kompetensi ini dikarenakan guru dipercaya mempunyai kewenangan dan tanggung jawab membimbing dan membina anak didik.

Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadi siswa. Semua itu menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembentukan pribadinya. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalm membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara dan bangsa pada umumnya (Mulyasa, 2007:117)

Dalam setiap performance nya guru dituntut untuk dapat menempatkan diri secara profesional dan proporsional. Hal ini dikarenakan kebaikan seorang guru tercermin dari kepribadiannya dalam bersikap dan berbuat. Kepribadian ini tidak hanya terdiri dari watak tetapi juga terdiri dari seluruh bentuk perbuatan manusia dengan segala sifat dan ciri yang tampak dalam bersosialisasi dengan orang lain.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat sekitar. Seorang guru dituntut harus mampu berkomunikasi secara efektif kepada peserta didik, khususnya di dalam kelas. Ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung maka dari situlah terjalin suatu komunikasi dan interaksi antara guru dengan peserta didik atau antara peserta didik dengan peserta didik. Sehingga dari komunikasi tersebut akan menimbulkan suatu respon atau tanggapan dari peserta didik atau kepada guru. Dan dampak dari respon tersebut sedikit banyak akan berpengaruh pada pembentukan akhlaq peserta didik karena pada dasarnya guru adalah tokoh panutan atau suri tauladan bagi anak didiknya.

Berangkat dari hal tersebut, bila guru memiliki kompetensi sosial, maka hal ini menjadikan guru akan diteladani oleh peserta didik. Maka seorang guru dituntut untuk memberikan teladan yang baik kepada sesama, khususnya kepada peserta didik, sebagaimana Rasulullah SAW memberikan teladan yang terbaik bagi umatnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-Ahzab ayat 21:

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah” (Departemen Agama RI, 2007:420).

Guru merupakan pendidik dan pengajar yang menyentuh kehidupan pribadi siswa. Oleh siswa guru sering dijadikan tokoh teladan dan identifikasi diri. Guru juga diyakini memegang peran yang sangat strategis dalam upaya membentuk akhlaq siswa. Karena salah satu peran guru yaitu membentuk karakter peserta didik agar mempunyai akhlaqul karimah pada diri peserta didik. Sebagaimana hadis Nabi saw :

Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya aku diutuskan untuk mnyempurnakan akhlaq ” (H.R Bukhari dalam Sahihnya Kitab Adabul Mufrad No. 273)

Salah satu problem yang muncul dalam dunia keguruan serta menjadi sorotan publik, praktisi pendidikan, dan masyarakat adalah masalah kualifikasi dan kompetensi guru. Meskipun pemerintah telah mengupayakan standarisasi keguruan, misalnya sertifikasi guru, namun hal tersebut tidak menjanjikan masalah keguruan selesai.

Tanggapan internal sekolah sendiri beragam. Bagi siswa guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Segala perilaku guru merupakan cermin bagi murid-muridnya. Guru yang mempunyai perilaku (akhlaq) yang buruk, misalnya berpakaian tidak rapi membuka kemungkinan bagi siswa untuk menirunya. Sebaliknya, guru yang memiliki citra yang baik, berperilaku baik Tanggapan internal sekolah sendiri beragam. Bagi siswa guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Segala perilaku guru merupakan cermin bagi murid-muridnya. Guru yang mempunyai perilaku (akhlaq) yang buruk, misalnya berpakaian tidak rapi membuka kemungkinan bagi siswa untuk menirunya. Sebaliknya, guru yang memiliki citra yang baik, berperilaku baik

Hal tersebut menunjukkan, bahwa persepsi siswa tentang kepribadian dan sosial guru sangat bergantung pada guru. Semakin baik guru menampakkan sosok pribadi yang bertanggung jawab dan jiwa sosialnya yang tinggi terhadap sesama, maka semakin baik persepsi siswa terhadap kepribadian dan sosial guru tersebut. Sebaliknya, semakin buruk guru mencerminkan pribadinya sebagai pendidik dan jiwa sosialnya terhadap sesama rendah, maka semakin jelek persepsi siswa terhadap kepribadian dan sosial guru tersebut.

Terkait dengan problem tersebut, maka kompetensi kepribadian (personal competency) dan kompetensi sosial (social competency) menyangkut kepribadian dan sosial guru sebagai bagian dari kualitas harus tetap diperhatikan. Guru tidak hanya sekedar memiliki kemampuan kognitif (kemampuan intelektual), seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, dan pengetahuan umum lainnya, namun guru sebagai pendidik harus bisa menjadi teladan ataupun panutan sekaligus memiliki jiwa kepekaan sosial yang baik agar ucapan dan perbuatannya dapat digugu dan ditiru oleh siswanya.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Tengaran adalah salah satu SMP di wilayah Kabupaten Semarang. Sekolah ini menjadi pilihan para siswa dan orang tua siswa sebagai tempat menimba ilmu, karena mutu SMP

Negeri 2 Tengaran sudah terpercaya, mampu menghasilkan output yang berprestasi dan unggul. Keberhasilan SMP Negeri 2 Tengaran tersebut, tidak terlepas dari kompetensi guru yang dimilikinya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah penulis lakukan selama PPL di lokasi sekolah terdapat indikasi bahwa tingkat kompetensi kepribadian dan sosial guru di SMP Negeri 2 Tengaran bisa dikatakan cukup tinggi. Salah satu indikasi kompetensi kepribadian guru yang penulis amati yaitu guru selalu datang disiplin, khususnya yang mengajar jam pertama, guru diwajibkan tiba disekolah jam 6.30 WIB untuk berjabat tangan kepada para siswa. Di samping itu guru juga tegas dalam mendisiplinkan peserta didik, mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, serta mampu memberikan teladan atau panutan bagi siswanya. Sedangkan indikasi kompetensi sosial guru tercermin dari adanya kedekatan jarak antara guru dengan siswa, ramah dan santun kepada peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, serta masyarakat sekitar. Bahkan ketika kedatangan tamu dari luar sekolahpun selalu dilayani dengan baik.

Dengan kompetensi kepribadian dan sosial guru yang tinggi seharusnya mampu melahirkan penanaman perilaku atau akhlaq yang baik pada diri peserta didik. Namun penulis selama PPL dilokasi masih menjumpai tak sedikit dari peserta didik yang melakukan berbagai bentuk penyimpangan, seperti masih cukup banyak siswa yang terlambat datang ke sekolah, melanggar tata tertib sekolah, merokok dikantin ketika pergantian jam atau jam pelajaran kosong, memakai seragam sekolah tidak dimasukkan Dengan kompetensi kepribadian dan sosial guru yang tinggi seharusnya mampu melahirkan penanaman perilaku atau akhlaq yang baik pada diri peserta didik. Namun penulis selama PPL dilokasi masih menjumpai tak sedikit dari peserta didik yang melakukan berbagai bentuk penyimpangan, seperti masih cukup banyak siswa yang terlambat datang ke sekolah, melanggar tata tertib sekolah, merokok dikantin ketika pergantian jam atau jam pelajaran kosong, memakai seragam sekolah tidak dimasukkan

Atas kenyataan tersebut maka penulis merasa terpanggil untuk meneliti lebih dalam mengenai “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri

2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

3. Bagaimana akhlaq siswa SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

4. Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

5. Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

6. Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

4. Untuk mengetahui adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

5. Untuk mengetahui adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

6. Untuk mengetahui adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritik terhadap rumusan masalah penelitian, bukan jawaban empirik (Sugiyono, 2012:64).

Berdasarkan telaah kepustakaan awal, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

a. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

b. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

c. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik bagi pihak peneliti sendiri maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan (secara akademik). Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan kompetensi guru.

b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak –pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi bagi para guru agar dapat meningkatkan kompetensi keguruan.

b. Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru.

c. Memberikan informasi bagi kepala sekolah khususnya di SMP Negeri 2 Tengaran tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru.

d. Sebagai masukan kepada para guru untuk bisa menjadi seorang guru yang memiliki jiwa kepribadian dan integritas yang tinggi sehingga mampu menjadi sosok guru teladan serta digugu dan ditiru oleh siswa- siswanya.

F. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini meliputi Variabel independent (variabel bebas) yaitu kompetensi kepribadian (X1) dan kompetensi sosial (X2), serta variabel dependent (variabel terikat) yaitu akhlaq siswa (Y). Variabel ini merupakan terjemahan tertentu memiliki pengertian yang masih bersifat umum. Oleh karena itu, supaya penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas serta mudah diukur, maka perlu dijabarkan arti setiap variabel kedalam suatu definisi operasional. Kemudian definisi operasional dari setiap variabel tersebut dijabarkan kedalam dimensi-dimensi dengan indikatornya masing- masing.

Adapun definisi operasional variabel dengan dimensi dan indikatornya masing-masing sebagai berikut:

1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Depdiknas, 2007:849).

2. Persepsi Persepsi adalah penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan untuk menginterpretasikan stimulasi (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indra manusia (Desmita, 2009:118).

3. Kompetensi Kepribadian Guru Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi kepribadian 3. Kompetensi Kepribadian Guru Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi kepribadian

a. Memiliki kepribadian yang bertanggung jawab

b. Memiliki kepribadian yang disiplin

c. Memiliki kepribadian yang adil dan obyektif

d. Tidak emosional

e. Menjadi teladan bagi peserta didik

f. Lemah lembut dalam bicara

g. Dekat dengan anak didik

h. Memiliki jiwa yang tegas

4. Kompetensi Sosial Guru Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (d) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik dan masyarakat sekitar.

Sedangkan menurut peneliti kompetensi sosial guru adalah kemampuan dari seorang guru untuk berkomunikasi dengan kepala sekolah, peserta didik, pendidik/tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, berkomunikasi secara santun kepada masyarakat sekitar, serta mampu Sedangkan menurut peneliti kompetensi sosial guru adalah kemampuan dari seorang guru untuk berkomunikasi dengan kepala sekolah, peserta didik, pendidik/tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, berkomunikasi secara santun kepada masyarakat sekitar, serta mampu

a. Mampu berkomunikasi dengan peserta didik/siswa.

b. Mampu berkomunikasi dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan

c. Mampu berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik

d. Mampu berkomunikasi secara santun kepada anggota masyarakat

e. Mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional

5. Akhlaq Siswa Secara etimologi akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Sedangkan secara istilah akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar (Ilyas, 2007:2).

Jadi akhlaq siswa adalah segala bentuk tingkah laku, perangai atau tabiat yang melekat/tertanam dalam jiwa siswa yang muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan dorongan dari luar yang tercermin dalam indikator yaitu :

a. Bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya

b. Disiplin serta berperilaku jujur b. Disiplin serta berperilaku jujur

d. Berbakti kepada kedua orang tua dan guru

e. Menjalin hubungan yang baik dengan sesama teman dan warga masyarakat

f. Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional, untuk mengetahui hubungan setiap variabel penelitian menggunakan analisis statistik prosentase dan teknik analisis regresi untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel.

Penelitian ini mempunyai tiga variabel yaitu kompetensi kepribadian guru dan kompetensi sosial sebagai variabel bebas serta akhlaq siswa sebagai variabel terikat.

2. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Tengaran yang beralamat : Jl. Raya Salatiga-Solo Km.7 Tengaran Kab. Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.

3. Populasi dan sampel

a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada didalam populasi (Arikunto, 2012:115). Untuk sekedar ancer- ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1996: 120). Adapun yang dimaksud dengan populasi disini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran yang berjumlah 308 siswa.

b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:81). Penulis akan melakukan penelitian dilapangan, dalam menentukan sampel sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto, bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua dan apabila subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% (Arikunto: 2002: 112). Pada penelitian ini penulis mengambil sampel 20% dari jumlah populasi. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa.

Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu: (1) probability sampling dan (2) nonprobability sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik nonprobability sampling, yaitu teknik Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu: (1) probability sampling dan (2) nonprobability sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik nonprobability sampling, yaitu teknik

c. Pengumpulan data Langkah-langkah yang akan digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode angket, dan metode observasi langsung ditempat.

1) Metode angket Angket adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang yang ia ketahui (Arikunto, 2010:194).

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan akhlaq siswa.

2) Metode obsevasi Observasi yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Apa yang dikatakan ini 2) Metode obsevasi Observasi yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Apa yang dikatakan ini

Metode ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi data yang diperlukan dengan jalan mengamati di lapangan secara langsung.

d. Instrumen penelitian Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari tiga yaitu kompetensi kepribadian guru, kompetensi sosial dan akhlaq siswa.

Berikut ini tabel ketiga variabel tersebut yang dicarikan dari berbagai sumber:

Tabel I

Indikator Instrument Kompetensi Kepribadian Guru

Jumlah Item Variabel

Indikator

Soal Angket Angket

1. Memiliki kepribadian

yang bertanggung jawab

2. Memiliki kepribadian

yang disiplin

Kompetensi

3. Memiliki kepribadian

2 Kepribadian

yang adil dan obyektif

Guru

4. Tidak emosional

5. Menjadi teladan bagi

peserta didik

6. Lemah lembut dalam

bicara

7. Dekat dengan anak didik

8. Memiliki jiwa yang tegas

Jumlah Soal Angket

15 Soal

Tabel II

Indikator Instrumen Kompetensi Sosial Guru

Jumlah Item Variabel

Indikator

Soal Angket Angket

1. Mampu berkomunikasi

dengan peserta didik

2. Mampu berkomunikasi dengan sesama pendidik

dan tenaga kependidikan

3. Mampu berkomunikasi dengan orang tua/wali

peserta didik

4. Mampu berkomunikasi

secara santun kepada

masyarakat

5. Mampu menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi secara

fungsional Jumlah Soal Angket

15 Soal

Tabel III

Indikator Instrumen Akhlaq Siswa

Jumlah Item Variabel

Indikator

Soal Angket Angket

1. Bertaqwa kepada Allah

Akhlaq Siswa

dengan menjalankan

perintah dan menjauhi perintah dan menjauhi

2. Disiplin dan berperilaku

jujur

3. Pemaaf dan peminta maaf

4. Berbakti kepada kedua

orang tua dan guru

5. Menjalin hubungan yang

baik dengan sesama teman

dan warga masyarakat

6. Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan masyarakat

sekitar Jumlah Soal Angket

15 Soal

e. Tehnik Analisis Data Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis data yang di peroleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa.

Penulis menggunakan analisis persentase menggunakan rumus: F

P   100 % N

Keterangan : P

: Angka presentase

F : Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya N

: Jumlah siswa atau siswi 100% : Bilangan Konstan

Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa dan pengaruh kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa adalah menggunakan rumus product moment, sedangkan untuk mengetahui adakah pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa digunakan rumus regresi ganda, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam 2 kategori meliputi variabel independent atau variabel bebas yaitu variabel pertama dan variabel kedua yakni kompetensi

kepribadian (X 1 ) , kompetensi sosial (X 2 ) Sementara variabel ketiga akhlaq (Y) merupakan variabel dependent atau variabel terikat. Adapun rumus product moment, berdasar ini Sugiono (2010: 255) memberikan teknik analisis melalui rumus :

a) Mencari pengaruh X 1 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:

Keterangan: rX 1 Y

= Angka indek Korelasi “r” Product Moment N

= Number of Cases

X 1 Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X 1 dan skor Y

X 1 = Jumlah seluruh skor X 1

Y = Jumlah seluruh Y

b) Mencari pengaruh X 2 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:

Keterangan: rX 2 Y

= Angka indek Korelasi “r” Product Moment

N = Number of Cases

X 2 Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X 2 dan skor Y

X 2 = Jumlah seluruh skor X 1

Y = Jumlah seluruh Y

c) Mencari korelasi X 1 dan X 2

d) Untuk menguji regresi ganda dengan mengkorelasikan ketiga variabel dengan rumus sebagai berikut :

RX X Y=

Keterangan : RX 1 X 2 Y

= Korelasi ganda antara X 1 X 2 dan Y rX r

1 Y = Korelasi antara x1y rX r

2 Y = Korelasi antara x2y rX r

1 X 2 = Korelasi antara x1x2

Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesa yang telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa.

Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara X dan Y atau diperoleh nilai H a (hipotesis alternative) dikonsultasikan pada tabel pada taraf 5% dan 1 %. Apabila nilai H o diperoleh sama atau lebih besar dari nilai H a maka hasilnya tidak ada signifikan, dengan demikian hipotesis dapat ditolak.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab I pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab II landasan teori ini diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, kemungkinan adanya pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel penelitian, laporan gambaran umum mengenai lembaga pendidikan dan laporan angket data mengenai persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru, kompetensi sosial guru dan akhlaq siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang.

BAB IV : ANALISIS DATA Pada bab IV analisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul secara pentahapan, klarifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan prosentase serta regresi ganda untuk menjawab pokok-pokok masalah diatas.

BAB V : PENUTUP Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi berasal dari bahasa inggris perception yang diambil dari bahasa Latin “perceptio” yang berarti menerima atau mengambil. Dalam

Kamus Inggris Indonesia kata perception diartikan dengan “penglihatan” atau “tanggapan”.

Sedangkan secara istilah para psikolog, para ahli psikologi berbeda-beda dalam mendifinisikan pengertian tersebut, diantaranya:

a. Slameto persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya peran atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus- menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya..Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium (Slameto, 1995:105).

b. Dewi Salma Prawiradilga dan Eveline Siregar (2004:132) menyatakan bahwa persepsi sebagai suatu proses di mana seseorang menyadari keberadaan lingkungannya serta dunia yang mengelilinginya.

c. Chaplin mengartikan persepsi sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera (Desmita, 2010:118).

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses psikologi yang didahului oleh penginderaan berupa pengamatan, pengingat, dan pengidentifikasian suatu obyek. Jadi persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang ada di lingkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Setelah individu menginderakan objek di lingkungannya, kemudian ia memproses hasil pengindraannya itu, sehingga timbullah makna tentang objek itu.

2. Prinsip Dasar Persepsi

Beberapa prinsip dasar persepsi yang penting diketahui menurut Dewi (2004:133-134) yaitu:

a. Persepsi bersifat relatif Prinsip relative menyatakan bahwa setiap orang akan memberikan persepsi yang berbeda, sehingga pandangan terhadap sesuatu hal sangat tergantung dari siapa yang melakukan persepsi.

b. Persepsi bersifat sangat selektif Prinsip kedua menyatakan bahwa persepsi tergantung pada pilihan, minat, kegunaan, kesesuaian bagi seseorang.

c. Persepsi dapat diatur Persepsi perlu diatur dan ditata agar orang lebih mudah mencerna lingkungan atau stimulus.

d. Persepsi bersifat subjektif Persepsi seseorang dipengaruhi oleh harapan atau keinginan. Pengertian ini menunjukkan bahwa persepsi sebenarnya bersifat subjektif.

e. Persepsi seseorang atau kelompok bervariasi, walaupun mereka berada dalam situasi yang sama. Prinsip ini berkaitan erat dengan perbedaan karakteristik individu, sehingga setiap individu bisa mencerna stimuli dari lingkungan tidak sama dengan individu lian.

3. Proses Terjadinya Persepsi

Seseorang dapat mengenali suatu obyek berasal dari dunia luar dan ditangkap melalui inderanya, yakni bagaimana individu menyadari, mengerti apa yang di indera. Oleh karena itu, proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan oleh Desmita (2010:117) yaitu:

a. Proses fisik atau kealaman, yaitu dimulai dengan obyek menimbulkan stimulus dan akhirnya mengenai alat indera atau reseptor.

b. Proses fisiologis, yaitu stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh saraf sensorik ke otak.

c. Proses psikologis, yaitu proses yang terjadi dalam otak sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan respon itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya.

Selain dipengaruhi oleh faktor internal, persepsi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu faktor stimulus dan lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi seseorang terhadap sesuatu tidak muncul begitu saja dengan sendirinya, tetapi ada hal-hal yang mempengaruhi. Oleh karena itulah persepsi yang dimiliki seseorang berbeda dengan orang lain, walaupun pada obyek yang sama.

Secara garis besar faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi antara lain:

1. Faktor internal Yaitu dari perilaku persepsi yang meliputi faktor biologis/jasmani dan faktor psikologis. Adapun faktor psikologis meliputi: perhatian, sikap, minat, pengalaman, dan pendidikan.

2. Faktor eksternal Yaitu dari luar pelaku persepsi yang meliputi obyek sasaran dan lingkungan di mana persepsi berlangsung (Desmita, 2010:120).

4. Peranan Persepsi

Persepsi menjadi landasan berfikir bagi seseorang dalam belajar, persepsi dalam belajar berpengaruh terhadap :

a. Daya Ingat Beberapa tanda visual seperti simbol, warna, dan bentuk yang diterapkan dalam penyampaian materi ajar mempermudah daya ingat seseorang mengenai materi tersebut. Dengan memiliki kekhususan yaitu a. Daya Ingat Beberapa tanda visual seperti simbol, warna, dan bentuk yang diterapkan dalam penyampaian materi ajar mempermudah daya ingat seseorang mengenai materi tersebut. Dengan memiliki kekhususan yaitu

b. Pembentukan Konsep Persepsi dapat dikembangkan tidak hanya melalui tanda visual, tetapi dapat pula dibentuk melalui pengaturan kedalaman materi, spasi, pengaturan laju belajar, dan pengamatan. Kedalaman materi dapat diatur dengan cara memberikan contoh, respon terhadap jawaban yang salah, latihan, ringkasan atau model penerapan.

c. Pembinaan Sikap Interaksi antara pengajar sebagai narasumber dan pembelajar merupakan kunci dari pembinaan sikap. Pengajar atau guru sebagai komunikator berperan besar terhadap seseorang. Dalam persepsi, baik pengajar maupun pembelajar memiliki persepsi masing-masing. Pengajar dapat membina sikap pembelajar jika ia berusaha untuk menjadi panutan(role model) baginya. Makin akrab hubungan tersebut, maka semakin mudah bagi pengajar untuk memengaruhi pembelajar. Dengan segala kemampuan inderanya, maka siswa berusaha untuk memersepsikan segala gerak-gerik dan sikap pengajar (Dewi Salma & Siregar, 2004:133-135)

B. Kompetensi Kepribadian Guru

1. Pengertian kompetensi kepribadian

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi, dan profesionalisme (Mulyasa, 2008:26).

Dalam pengertian lain kompetensi merupakan suatu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dinilai yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu (Asmani, 2009:38)

Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi

adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.”

Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan yang baik sering sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian yang baik/akhlaq mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan suatu sikap dan perbuatan Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan yang baik sering sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian yang baik/akhlaq mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan suatu sikap dan perbuatan

Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berfikir, dan merasakan secara khusus apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Karena kepribadian merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, maka ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Kepribadian merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain sifat yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain (Roqib dkk, 2009:15).

Guru dalam bahasa Jawa adalah menunjuk pada seseorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakatnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Seorang guru harus ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri tauladan (panutan) bagi semua muridnya. Guru adalah manusia yang memiliki kepribadian sebagai individu. Kepribadian guru seperti halnya kepribadian individu pada umumnya terdiri atas aspek jasmaniah, intelektual, sosial, emosional dan moral. Seluruh aspek kepribadian tersebut terintegrasi membentuk Guru dalam bahasa Jawa adalah menunjuk pada seseorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakatnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Seorang guru harus ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri tauladan (panutan) bagi semua muridnya. Guru adalah manusia yang memiliki kepribadian sebagai individu. Kepribadian guru seperti halnya kepribadian individu pada umumnya terdiri atas aspek jasmaniah, intelektual, sosial, emosional dan moral. Seluruh aspek kepribadian tersebut terintegrasi membentuk

Sedangkan pengertian kompetensi kepribadian guru dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia. Kompetensi kepribadian guru sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana ia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.

2. Karakteristik kompetensi kepribadian guru

Kepribadian guru adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Seperti yang telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 28 ayat 3 butir b, Kepribadian guru adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Seperti yang telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 28 ayat 3 butir b,