33
2.6 Motivasi
2.6.1 Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi motivation dalam manajmen hanya ditujukan pada
sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar
mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah di tentukan. Menurut Edwin B. Flippo “Direction or motivation is
essence, it is a skill in aligning employee and organization interest so that behavior result in achievement of employee want simultaneously with attainment
or organizational objectives”.motivasi adalah suatu keahlian,
dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, bekerja
efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapi kepuasan. Menurut Azwar 2004:15 motivasi adalah dorongan ataupun pembangkit tenaga
yang dimiliki seseorang atau sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerja sama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.6.2 Tujuan Motivasi
Menurut Azwar 2004:16 tujuan motivasi antara lain sebagai berikut : 1.
Menigkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2.
Menigkatkan produktivitas kerja karyawan. 3.
Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan. 4.
Menigkatkan kedisiplinan karyawan. 5.
Mengefektifkan pengadaan karyawan. 6.
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 7.
Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan poartisipasi karyawan. 8.
Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. 9.
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 10.
Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
34
2.6.3 Model-model Motivasi
Menurut Malayu Hasibuan 2010:148 model motivasi berkembang dari teori klasik tradisional menjadi teori modern, sesuai dengan perkembangan
peradaban dan ilmu pengetahuan. Perbandingan antara dasar kefalsafahan teori klasik tradisional dengan teori modern dibedakan dalam dua hal.
Pertama: teori klasik menitikberatkan pada analisis dan penguraian spesialisasi, sedangkan teori modern penegasannya terletak pada keterpaduan
dan perencanaan, serta menyajikan seluruh pandangan yang dibutuhkan. Kedua: teori klasik secara tidak langsung telah menyatakan unidimensi
bahwa jika sesuatu merupakan sebuah benda maka benda tersebut tidak dapat mmenjadi benda kedua, sedangkan teori modern biasanya memanfaatkan suatu
pandangan yang multidimensi. Misalnya motivasi bukan saja untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga harus memberi kepuasan rohani.
2.6.4 Jenis-jenis Motivasi