A. Nika Ra Nako
Nika ra nako dalam arti bahasanya adalah suatu adat perkawinan menurut adat masyarakat yang juga disebut compo ra kaboro. Terdapat beberapa rangkaian acara pada
saat acara perkawinan adalah; Panati, merupakan kegiatan lamaran yang dilakukan dihalaman rumah calon mempelai wanita. Wa`a Co`I, adalah kegiatan antar mahar yang
diawali dari rumah calon mempelai laki-laki melewati jalan desa dan berahir di halaman rumah mempelai wanita. Teka Ra Ne`e, adalah suatu kegiatan dimana setelah orang tua
mempelai, biasanya mempelai wanita mengumumkan kepada khalayak ramai mengenai acara perkawinan, dengan maksud agar masyarakat datang untuk menjenguk dan
membawa bingkisan yang disebut teka ra ne`e. Kegiatan ini dilaksanakan di dalam rumah dan di halaman rumah calon mempelai wanita. Mbaju Ndiha, adalah suatu kegiatan
menumbuk padi secara beramai-ramai ditempat berlangsungnya perkawinan. Pada saat mbaju ndiha ini, kaum wanita menggunakan rimpu, yaitu pakaian tradisonal wanita
Dompu. Rimpu ini tidak setiap saat dikenakan, tetapi digunakan ketika perempuan keluar dari rumah dan ke tempat keramaian. Perhatikan Gambar 3.8.
Selanjutnya adalah kegiatan Kapanca atau Kadaha Kantika. Yaitu memberikan hiasan daun pacar ke kedua telapak tangan calon pengantin wanita. Kegiatan kapanca
dilaksanakan di atas rumah mempelai wanita, dan para undangan sebagian berada di halaman rumah. Nika ra Neku yaitu kegiatan pernikahan, yang diawali dengan lafa akad
nikah, kemudian nenggu duduk menunggu untuk memepelai wanita dan tawori pamaco resepsi. Semua kegiatan nika ra neku, dilaksanakan di halaman rumah mempelai wanita,
sedangkan untuk acara tawori pamaco dilaksanakan pada areal terbuka yang lebih luas, biasanya di lapangan.
GAMBAR 3.8 PAKAIAN TRADISIONAL PEREMPUAN HU`U DOMPU YAITU
RIMPU TERDIRI ATAS RIMPU MPIDA DAN RIMPU COLO.
Sumber: Hasil survei 2009
B. Salama Loko
Salama Loko atau dengan kata lain Kiri Loko adalah membetulkan letak bayi dalam kandungan ibunya, usia kandungan tersebut adalah pada saat 7 bulan. Acara ini dilakukan
pada pukul 09 atau 10 pagi yang disebut waktu Maci Oi Ndeu. Acara ini dilakukan di atas rumah, dan dibangun paruga di halaman rumah
C. Cafi Sari