Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi
3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi
Standar kompetensi bahan kajian ekonomi adalah sebagai berikut:
a. Kema mp ua n me ma ha mi fak ta, ko nsep, da n ge nera lisas i te nta ng s ys te m
sosial dan budaya menerapkan untuk:
1) Menge mba ngka n s ikap kritis da la m s itua s i soc ia l yang timbul sebagai akibat perbedaan yang ada dimasyarakat.
2) Mene ntuka n s ikap terhadap prose s perke mba nga n da n peruba ha n
sosial budaya.
3) Mengha rga i keanekaragaman social budaya dalam masyarakat multicultural.
b. Kema mp ua n memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang manusia, tempat dan lingkungan dan menerapkannya untuk:
1) Menga na lis is pro ses kejad ia n, inte raks i da n sa ling kete rga ntunga n
antara alam dan gejala kehidupan imuka bumi dalam dimensi ruang dan waktu.
2) Tera mp il da la m me mperile h, me ngo la h da n me ja njika n in formas i
geografis.
c. Kema mp ua n me ma ha mi fak ta ko ns ep, da n ge nera lisa s i te nta ng perilak u
Ekonomi dan kesejahteraan dan menerapkannya untuk:
1) Berpe rilak u ya ng ras io na l d a n ma nus ia wi da la m me ma nfaatka n
sumber daya ekonomi.
2) Menumb uhka n jiwa, s ikap, da n p erilak u ke wira usa haa n.
3) Menga na lis is system informasi keuangan lembaga- lembaga Ekonomi.
4) Tera mp il da la m prak tek usa ha eko no mi s e nd iri.
d. Kema mp ua n me ma ha mi fakta, ko nsep, da n ge ne ra lisas i te nta ng waktu,
berkelanjutan dan perubahan menerapkannya untuk:
1) Menga na lis is keterkaitan antara manusia, waktu, tempat, dan kejadian.
2) Mereko nstruks i masa lalu, memaknai masa kini, dan memprediksikan masa depan.
3) Mengha rga i be rba ga i perb edaa n serta kera ga ma n soc ia l, c ultura l,
Agama. Etnis, dan politik dalam masyarakat dari pengalaman belajar peristiwa sejarah.
e. Kema mp ua n me ma ha mi da n me nginterna lisa s ika n s ys te m berba ngsa
dan bernegara dan menerapkannya untuk:
1) Mewujudka n persa tua n ba ngsa berdasa rka n pa ncas ila da n UUD
2) Me mb ia saka n untuk me matuhi norma, me ne gakk a n huk um, dan
menjalankan peraturan.
3) Berpa rtis ipas i da la m me wujudka n mas yaraka t da n pe merinta ha n
yang demokratis, menjunjung tinggi, melaksanakan dan menghargai HAM. 56
G. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Ike Nurfadilah. 2006. Dengan judul ”Efektifitas Penggunaan Metode Jigsaw Learning Dalam Pembelajaran
Agama Islam (PAI) di SMP negeri 13 Malang”. Hasil penelitian tersebut adalah:
Efektifitas penggunaan metode Jigsaw Learning selain didukung oleh prosedur penerapan yang baik, hasil belajar yang memuaskan juga merupakan salah satu pendukung keefektifan penggunaan metode ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Jigsaw Learning pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP negeri 13 Malang sudah cukup efektif. Metode ini sangat membantu guru PAI karena dapat melibatkan siswa secara aktif dan dapat meningkatkan kerjasama siswa. Penerapan metode ini didukung oleh beberapa sarana yang cukup lengkap yang disediakan oleh SMP Negeri13 Malang. Dan ada beberapa penghambat yang dihadapi oleh guru-guru khususnya guru PAI yaitu kurangnya waktu dan banyaknya siswa dalam satu kelas. Akan tetapi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, seorang guru harus memiliki keterampilan
sendiri. 57
Pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Aminah 2009 dengan judul “Penerapan Strategi Card Sort dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas VII A Pada Pelajaran Aqidah Akhlak di MTS Negri Batu. Hasil penelitian tersebut adalah:
Berdasarkan data yang diperoleh dalapangan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode card sort dengan menggunakan metode berkelompok, diskusi,
mencari pasangan kartu dan tim kuis serta media yang menarik sangat mampu membuat motivasi belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak menjadi meningkat. Motivasi belajar siswa makin meningkat dari setiap pertemuan mulai dari adu cepat menempelkan kartu, mencari pasangan kartu, cerita bergambar dan terutama
57 Nurfadilah, Ike. 2006. Dengan judul ”Efektifitas Penggunaan Metode Jigsaw Learning 57 Nurfadilah, Ike. 2006. Dengan judul ”Efektifitas Penggunaan Metode Jigsaw Learning
Pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh, Ifa Miming Agustin. 2008. Penerapan metode Inquiry dalam pembelajaran PAI Dan Dampaknya terhadap motivasi belajar siswa di smp negeri 1 Papar Kediri. Skripsi, jurusan Pendidikan Agama Islam.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan metode Inquiry dalam pembelajaran PAI yang ada di SMP Negri 1 Papar Kediri dengan penerapan setrategi pembelajaran dengan penerapan metode inquiry berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya semangat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa tidak akan bosan belajar, serta anak cenderung lebih berusaha mencari jawaban dengan caranya sendiri, hal ini terbukti dari hasil angket yang menyatakan 99% siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. 59
H. Motivasi dan Prestasi Belajar dalam Perspektif Islam 1. Motivasi
Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif,
58 aminah 2009 dengan judul “Penerapan Strategi Card Sort dalam Meningkatkan Motivasi Bela jar Siswa Ke las VII A Pada Pe laja ran Aqidah Akhlak di MTS Negri Batu
59 Agustin, Ifa miming. 2008. Penerapan metode inquiry dala m pembe laja ran PAI Dan 59 Agustin, Ifa miming. 2008. Penerapan metode inquiry dala m pembe laja ran PAI Dan
Mengenai ganjaran ini dijelaskan dalam al- Qur’an surat An-nisa’ ayat 124 berikut ini:
Artinya: Ba rangsiapa yang mengerjakan a ma l-a ma l sa leh, ba ik laki-laki ma upun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu ma suk ke da la m surga
dan mereka tidak dia nia ya wa lau sedikitpun 60 . (Q.S. An- Nisa’: 124)
2. Prestasi belajar
Prestasi merupakan penyebab keberhasilan peserta didik dalam belajar. Motivasi merupakan factor inner (batin) yang berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan. Perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya menentukan tujuan sehingga besarnya motivasi akan semakin besar kesuksesan belajarnya,
60 Depag RI.Al- Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV. Diponegoro, 2004),
Dalam Al- Qur’an juga dijelaskan tentang ayat yang berhubunagn dengan prestasi belajar, ayat tersebut tercantum dalam al-Ahqaf ayat 19 yang berbunyi:
Artinya: da n bagi ma sing-ma sing mereka kerjakan da n aga r Alla h mencakupkan bagi mereka (ba la san) pekerjaa n-pekerja an mereka sedang mereka tiada dirugikan . (Q.S al-Ahqaf: 19)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif, karena data-datanya akan dipaparkan secara analisis deskriptif. Penelitiana deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-
gejala, fakta-fakta, kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat. 61 Pada penelitian ini peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukakan pada
objek tertentu secara jelas dan sistematis. 62 Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, yaitu menggambarkan sifat suatu keadaan yang berjalan pada
saat penelitian, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. 63
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( cla ssroom a ction research ) yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reklektif oleh pelaku tindakan yaitu untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi
61 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitia n Sosia l dan Pendidikan;Teori- Aplika si (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 47
62 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hlm.14
63 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosia l Aga ma 63 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosia l Aga ma
1. Menurut Joni dan Tisno PTK merupakan kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemempuan rasional dan tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serat untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. 2. Soedarsono menyatakan PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses ini guru dan siswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal. 3. Suyanto menyatakan PTK sebagai penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran dikelas.
Secara ringkas PTK dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran melalui
kegiatan penelitian. 65
PTK mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan dengan penelitian yang lain, diantaranya, yaitu: masalah yang di angkat adalah masalah yang dihadapi oleh guru dikelas dan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses
belajar mengajar di kelas. 66
64 Wahidmurni, “Penelitian Tindakan Kelas dari Teori Menuju Praktik” , (Malang: UM Press, 2008), hlm. 33
65 Ibid., hlm 15 66 Suharsimi Arikunto, dkk, “ Penelitian Tindakan Kela s ” ( Jakarta: Bumi Aksara,
Secara garis besar, dalam PTK terdapat empat tahapan yang harus dilaluinya, yaitu: 67
1. Perencanaan (planning). Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Pelaksanaan (acting). Tahap kedua dari penelitian tindakan adlah pelaksanaan yang merupakan impelementasi atau penerapan isi rencangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. 3. Pengamatan (observing). Tahap ketiga ini, kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamat ini dipisahkan
denagn pelaksanaan tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. 4. Refleksi (reflecting). Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan baik kekurangan atau kelebihan dari metode yang digunakan.
B. Kehadiran Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas yang menggunakan pendekatan kualitatif ini, peneliti bertindak sebagai instrument utama sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti sangat mutlak, lebih-lebih dalam penelitian tindakan kelas, peneliti yang Pada penelitian tindakan kelas yang menggunakan pendekatan kualitatif ini, peneliti bertindak sebagai instrument utama sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti sangat mutlak, lebih-lebih dalam penelitian tindakan kelas, peneliti yang
Dalam hal ini peneliti hadir dilapangan untuk melaksanakan dan mengamati berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan multi Metode yaitu gabungan antara metode inquiry, card sort, dan jigsaw kelas VII SMP Negeri 4 Malang terkait dengan motivasi dan prestasi belajar.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VII G SMPN 4 Malang jalan Veteran nomor 37 Malang. Adapun alasan memilih lokasi ini adalah karena selama ini strategi
pembelajaran yang digunakan oleh sekolah ini masih bersifat klasikal dan biasanya menggunakan metode ceramah dan mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa belum sepenuhnya aktif dan dapat berpartisipasi di dalamnya. Peneliti berpartisipasi langsung dalam penelitian ini yaitu menjadi guru mata pelajaran ekonomi. Kemudian peneliti menerapkan pembelajaran Multi Metode di sekolah ini, maka motivasi dan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi akan meningkat. Selain itu lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti, sehingga peneliti tahu bahwa sekolah ini merupakan salah satu Sekolah Menengah Negeri yang baik di Malang. Hal ini terlihat dari prestasi yang diperoleh sekolah SMP Negeri 4 Malang. Akan tetapi, terdapat sebagian kelas dalam pelaksanaan proses pembelajaran masih menggunakan metode yang kurang tepat.
68 Wahidmurni, Ba ha n Aja r Penelitia n Pembela ja ra (Malang: UIN Malang Press, 2005),
Penelitian ini akan difokuskan pada siswa Kelas VII G SMPN 4 Malang. Penelitian dilakukan pada pembelajaran Mata Pelajaran ekonomi dengan jumlah siswa sebanyak 37 siswa. Pada kelas ini tingkat kemampuan siswa sangat variatif dan suasana kelas masih sangat ramai dan gaduh karena kondisi siswa dalam masa transisi, baru beranjak dari sekolah dasar menuju Sekolah Menengah Pertama.
D. Sumber Data Dan Jenis Data
Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat. Data penelitian ini bersumber dari SMP Negeri 4 Malang, data tersebut diperoleh dari
proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Multi Metode. Data penelitian ini berupa hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dari cara memperoleh, jenis data dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari responden melalui observasi, catatan lapangan, dan wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan, diolah, disajikan oleh pihak lain yang biasanya dari publikasi atau jurnal. Data sekunder adalah data yang sudah diolah dalam bentuk naskah tertulis atau dokumen. Data sekunder ini merupakan data yang diperoleh dari sekolah berupa sejarah singkat sekolah atau profil sekolah, visi misi sekolah, dan lain-lain.
E. Tenik Pengumpulan Data