Tinjauan Peneliti Terdahulu Kerangka Konseptual

xxix adalah penarikan pada deposit on call dapat dilakukan dengan cara nasabah memberitahukan kepada bank sebelum jatuh tempo dari deposito berjangka tersebut.

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang dilaksanakan ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya : 1. Luciana dan Anton 2006 dalam penelitiannya yang mengambil judul analisis faktor – faktor yang memengaruhi penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank – bank umum di Indonesia. Peneliti terdahulu tersebut menetapkan variabel dependennya adalah tingkat bunga deposito berjangka satu bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan pada bank – bank umum. Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah likuiditas perekonomian, tingkat inflasi, LDR Loan to Deposit Ratio , ROA, dan pertumbuhan ekonomi, CAR. Kesimpulan yang diambil antara lain adalah bahwa inflasi, LDR, dan ROA yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka 3 bulan, sedangkan likuiditas perekonomian, CAR, dan pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat suku buga deposito berjangka 3 bulan. xxx

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis Jurusan Akuntansi, 2004 : 13 . Mengacu kepada dasar dan landasan teori, serta tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berik Bagan 2.1. Kerangka Konseptual Bank umum adalah suatu lembaga yang memiliki fungsi utama menghimpun dana lewat berbagai simpanan dan menyalurkannya kembali lewat kredit kepada masyarakat dengan tujuan untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat. Fungsi utama bank inilah yang disebut sebagai fungsi intermediasi perbankan. Bank dikatakan menjalankan tugasnya dengan baik apabila fungsi intermediasi perbankan tersebut dijalankan dengan baik pula. Tetapi kenyataannya, fungsi intermediasi Tingkat Diskonto SBI Likuiditas bank umum Tingkat suku bunga deposito berjangka xxxi tersebut tidaklah berjalan dengan baik seperti yang diharapkan. Hal ini dilihat dari dana yang diperoleh perbankan dari masyarakat tidak sepenuhnya disalurkan dalam bentuk kredit kembali kepada masyarakat melainkan bank tersebut menanamkan dana lewat instrumen SBI Sertifikat Bank Indonesia . Tindakan perbankan yang lebih memilih SBI dibandingkan dengan penyaluran kredit kepada masyarakat adalah semata – mata karena bank tersebut memiliki likuiditas yang tinggi, dan enggan untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat , dan faktor lain yang memengaruhinya adalah tingkat risiko SBI yang rendah bahkan nyaris tidak ada dan diiringi juga dengan tingkat pengembalian yang cukup tinggi. SBI adalah suatu surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yang memiliki fungsi untuk menyerap kelebihan likuiditas perbankan yang dilakukan dengan mekanisme lelang SBI dengan penawaran tingkat diskonto. Dalam hal ini, suatu bank harus menaksir estimasi kelebihan likuiditas terlebih dahulu untuk seluruh bank umum. Apabila kelebihan likuiditas untuk seluruh bank umum lebih besar dibandingkan dengan nilai total lelang SBI maka bank umum tersebut cenderung menawarkan tingkat diskonto SBI yang rendah. Penawaran tingkat diskonto yang rendah itulah yang memungkinkan perbankan memenangkan lelang SBI. Begitu juga sebaliknya, apabila kelebihan likuiditas tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan nilai total lelang SBI maka bank umum tersebut lebih cenderung untuk menawarkan tingkat diskonto yang lebih tinggi. Penawaran tingkat diskonto SBI yang tinggi memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk menang lelang SBI atau dengan kata lain bank umum tersebut kalah lelang SBI. Kemudian dari hasil lelang tersebut xxxii terbentuklah suatu tingkat diskonto SBI yang pada akhirnya menentukan tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank – bank umum tersebut.

D. Hipotesis Penelitian