Pengaruh Likuiditas Perbankan Terhadap Tingkat Diskonto Dan Dampaknya Pada Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka
SKRIPSI
PENGARUH LIKUIDITAS PERBANKAN TERHADAP TINGKAT
DISKONTO DAN DAMPAKNYA PADA TINGKAT SUKU BUNGA
DEPOSITO BERJANGKA
OLEH
ELIZA EVELYN SITANGGANG
070503181
PROGRAM STUDI STRATA SATU AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Likuiditas Perbankan Terhadap Tingkat Diskonto SBI dan Dampaknya pada Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Mei 2011
Yang Membuat Pernyataan
Eliza Evelyn. S
(3)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih yang telah memberikan rahmat dan kasih karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun skripsi ini berjudul Pengaruh Likuiditas Perbankan terhadap Tingkat Diskonto SBI dan Dampaknya pada Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka
Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis sehubungan dengan masalah yang diangkat di dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara. Dalam penyelesaian penlisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tahbu Ritonga, MEc .,selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.si,Ak, selaku ketua program studi S1 akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, SE,MM selaku sekretaris program studi S1 akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
(4)
bimbingan, serta arahan yang diberikan kepada penulis selama proses penyusunan sampai kepada tahap penyelesaian skripsi ini
4. Bapak Drs. Firman Syarif, SE, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding 1, saya mengucapkan terima kasih atas setiap saran yang diberikan dalam penulisan skripsi
5. Bapak Sucipto, MM,Ak, selaku dosen pembanding 2 , saya mengucapkan terima kasih atas setiap saran yang diberikan dalam penulisan skripsi ini
6. Orangtuaku terkasih, Tagor Sitanggang dan Hertati Panjaitan serta saudara – saudara penulis, Jona Efraim, Edward Loren, Sonia Sitanggang, Raphael Sitanggang, dan Josua Sitanggang, yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa kepada penulis
Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena adanya keterbatasan penulis sehingga penulis dengan terbuka menerima setiap kritik dan saran yang membangun dalam penulisan sripsi ini ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Mei 2011 Penulis
Eliza Evelyn. S NIM . 070503181
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh likuiditas perbankan terhadap likuiditas perbankan secara langsung ataupun secara tidak langsung dengan menggunakan tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening pada bank – bank umum yang terdaftar di Bank Indonesia pada periode januari 2008- juni 2010.
Jumlah pengamatan dalam penelitian ini adalah 104 jumlah pengamatan yang diperoleh dari laporan mingguan Bank Indonesia dari periode januari 2008- juni 2010, dengan mengakses data laporan posisi likuiditas bank umum, laporan tingkat diskonto SBI, dan laporan tingkat suku bunga deposito berjangka melalui website www.bi.go.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara likuiditas perbankan secara langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Hal ini terlihat dari koefisien determinasi pada nilai R2 sebesar 1,4 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan dari likuiditas perbankan dalam menerangkan tingkat suku bunga deposito berjangka sangatlah terbatas. Hasil penelitian selanjutnya juga menunjukkan terdapat pengaruh antara likuiditas perbankan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dengan menggunakan tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening. Hal ini juga dibuktikan dengan koefisien determinasi yang menunjukkan nilai R2 sebesar 0,254 ( 25,4 % ), yang artinya kemampuan dari varaibel intervening ( tingkat diskonto SBI ) dalam menerangkan hubungan antara likuiditas perbankan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka amatlah terbatas,
Kata Kunci : Likuiditas Perbankan, Tingkat Diskonto Sbi, Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka
(6)
ABSTRACT
The objective of this research is to show the influence of bank liquidity to interest rate of time deposit directly and indirectly through discount rate of SBI in commercial bank listed in Bank Indonesia during January 2008 up to June 2010.
The amount of observation in this research is 104 observation accessed from weekly report of Bank Indonesia during period January 2008 up to June 2010. The reports used in this research are report of the position of bank liquidity commercial bank, SBI discount rate, and time deposit rate through website Analysis data technical used in this research is simple regression method.
The result of this research indicates that the bank liquidity is influence to time deposit interest rate directly. It can be proved from the determinate coefficient R2 =1,4 %. The result shows that the capability of bank liquidity is limited in explaining time deposit interest rate. The next result indicates that the bank liquidity is influence to time deposit interest rate indirectly through SBI discount rate as a variable intervening. It can be proved from the determinate coefficient R2=25,4 % . The result shows that the capability of bank liquidity is limited in explaining time deposit interest rate through SBI discount rate as a variable intervening.
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……… i
KATA PENGANTAR………... ii
ABSTRAK………. iv
ABSTRACT ……….. v
DAFTAR ISI………. vi
DAFTAR TABEL………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Perumusan Masalah……… 5
C. Tujuan Penelitian……… 6
D. Manfaat Penelitian……… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ……….. 7
1. Pengertian Bank……….. 7
2. Kebijakan Moneter………. 8
3. Likuiditas……….. 9
3.1. Pengertian Likuditas ……… 9
(8)
4. Simpanan Berjangka……… 16
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu……….. 16
C. Kerangka Konseptual………. 17
D. Hipotesis Penelitian ………. 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian ……… 21
B. Populasi dan Sampel Penelitian……… 22
C. Teknik Pengumpulan Data ……… 23
D. Definisi Operasional Variabel……… 23
E. Metode Analisis Data ……….. 25
F. Jadwal Penelitian ……… 27
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ……….. 28
B. Analisis Hasil Penelitian………. 29
1. Pengujian Data……….. 29
2. Pengujian Hipotesis Penelitian……….. 49
3. Koefisien Determinasi ……….. 51
C. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 53
1. Pengaruh Likuiditas Perbankan Secara Langsung Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka ………. 53
(9)
2. Pengaruh likuiditas perbankan secara tidak langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dengan tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening….. 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……… 56
B. Keterbatasan Penelitian……… 57
C. Saran ………. 57
DAFTAR PUSTAKA
(10)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.1 Data Penelitian………. 21 Tabel 3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……… 24 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian………. 27 Tabel 4.1 One Sample Komogorov Smirnov Test
( Sebelum transformasi )……….. 30 Tabel 4.2. One Sample Kolmogorov –Smirnov Test
( Setelah Transformasi )……….. 31
Tabel 4.3. Model Summary……… 35
Tabel 4.4 One Sample Kolmogorov- Smirnov Test
( Sebelum Transformasi )……… 37 Tabel 4.5. One Sample Kolmogorov Smirnov Test
( Setelah Transformasi )……….. 38
Tabel 4.6. Model Summary………. 42
Tabel 4.7. One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ( Sebelum Transformasi ) 43
Tabel 4.8. One Sample Kolmogorov Smirnov Test ( Setelah Transformasi ). 44 Tabel 4.9. Model Summary ( Uji Durbin Watson )……….. 48
Tabel 4.10. Coefficients………. 49
(11)
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi………. 52 Tabel 4.13 Koefisien Determinasi………. 52
(12)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Bagan Kerangka Konseptual……… 18
4.1 Histogram……… 32
4.2 Normal P- Plot……… 33
4.3 Scatterplot……….. 34
4.4 Histogram ……….. 39
4.5 Normal P-Plot……… 40
4.6 Scatterplot………. 41
4.7 Histogram……….. 45
4.8 Normal P- Plot………46
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran I Posisi Likuiditas Bank Umum……….. 59 Lampiran ii Rata- rata Tingkat Diskonto SBI Dan Kelebihan
Likuiditas Perbankan ( Weighted Average Of Discount
Rate and Bank Excess Liquidity )………. 61 Lampiran iii Rata- rata Tingkat Diskonto SBI Dan Tingkat Suku Bunga
Deposito Berjangka ( Average Of Discount Rate and Average
Of Interst Rate )……….. 64
(14)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh likuiditas perbankan terhadap likuiditas perbankan secara langsung ataupun secara tidak langsung dengan menggunakan tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening pada bank – bank umum yang terdaftar di Bank Indonesia pada periode januari 2008- juni 2010.
Jumlah pengamatan dalam penelitian ini adalah 104 jumlah pengamatan yang diperoleh dari laporan mingguan Bank Indonesia dari periode januari 2008- juni 2010, dengan mengakses data laporan posisi likuiditas bank umum, laporan tingkat diskonto SBI, dan laporan tingkat suku bunga deposito berjangka melalui website www.bi.go.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara likuiditas perbankan secara langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Hal ini terlihat dari koefisien determinasi pada nilai R2 sebesar 1,4 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan dari likuiditas perbankan dalam menerangkan tingkat suku bunga deposito berjangka sangatlah terbatas. Hasil penelitian selanjutnya juga menunjukkan terdapat pengaruh antara likuiditas perbankan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dengan menggunakan tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening. Hal ini juga dibuktikan dengan koefisien determinasi yang menunjukkan nilai R2 sebesar 0,254 ( 25,4 % ), yang artinya kemampuan dari varaibel intervening ( tingkat diskonto SBI ) dalam menerangkan hubungan antara likuiditas perbankan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka amatlah terbatas,
Kata Kunci : Likuiditas Perbankan, Tingkat Diskonto Sbi, Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka
(15)
ABSTRACT
The objective of this research is to show the influence of bank liquidity to interest rate of time deposit directly and indirectly through discount rate of SBI in commercial bank listed in Bank Indonesia during January 2008 up to June 2010.
The amount of observation in this research is 104 observation accessed from weekly report of Bank Indonesia during period January 2008 up to June 2010. The reports used in this research are report of the position of bank liquidity commercial bank, SBI discount rate, and time deposit rate through website Analysis data technical used in this research is simple regression method.
The result of this research indicates that the bank liquidity is influence to time deposit interest rate directly. It can be proved from the determinate coefficient R2 =1,4 %. The result shows that the capability of bank liquidity is limited in explaining time deposit interest rate. The next result indicates that the bank liquidity is influence to time deposit interest rate indirectly through SBI discount rate as a variable intervening. It can be proved from the determinate coefficient R2=25,4 % . The result shows that the capability of bank liquidity is limited in explaining time deposit interest rate through SBI discount rate as a variable intervening.
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga perbankan memiliki suatu peranan yang sangat penting di dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU Negara RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan perbankan adalah badan usaha yang berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dari pengertian tersebut, penulis mendefinisikan bahwa bank umum adalah suatu bank yang memberikan suatu jasa kepada masyarakat dalam hal ini para nasabah dengan cara menarik dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito, dan simpanan lain dan kemudian menyalurkannya kembali kepada nasabah dalam bentuk kredit. Kegiatan menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada nasabah tersebut itulah yang disebut dengan fungsi intermediasi perbankan.
Fungsi intermediasi lembaga perbankan juga dapat disamakan sebagai alat untuk mempertemukan pihak yang memiliki surplus dana dan defisit dana. Fungsi intermediasi perbankan ini tercermin dari seberapa baik suatu bank dalam mengelola likuiditas yang ada.
(17)
Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban jangka pendeknya. Secara lebih terperinci, likuiditas adalah suatu kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya meliputi kemampuan untuk menjalankan kegiatan operasional bank sehari – hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak dari nasabah, memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman dan memberikan suatu keleluasaan bagi masyarakat dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan. Salah satu instrumen yang ditawarkan oleh Bank Indonesia dalam kebijakan operasi pasar terbuka terkait dengan likuiditas perbankan ini adalah instrumen Sertifikat Bank Indonesia.
Sertifikat Bank Indonesia adalah suatu bentuk surat berharga, yang termasuk juga suatu sarana yang dilakukan oleh Bank Sentral, dalam hal ini adalah Bank Indonesia berfungsi untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Bank indonesia menjalankan fungsi intermediasi perbankan, menyediakan fasilitas Sertifikat Bank Indonesia untuk menampung surplus dana dari perbankan dan di lain pihak di saat pihak perbankan mengalami defisit terdapat fasilitas tingkat diskonto Sertfikat Bank Indonesia. Adapun pengembalian yang ditawarkan dari pembelian Sertifikat Bank Indonesia itu adalah berupa tingkat diskonto yang ditentukan lewat sistem lelang Sertifikat Bank Indonesia.
Lelang Sertifikat Bank Indonesia ini dilakukan oleh setiap bank tersebut mencerminkan suatu kondisi likuiditas perbankan. Kondisi likuiditas perbankan terefleksi dari tingkat diskonto yang ditawarkan oleh masing – masinng bank kepada
(18)
perbankan diukur dari jumlah dana suatu bank tersebut yang tersimpan di BI, yaitu Giro Wajib Minimum yang disimpan dalam bentuk rekening giro bank – bank di BI, yang berubah dari waktu ke waktu. Rekening giro di Bank Indonesia lebih besar dibandingkan dengan Giro Wajib Minimum yang ditentukan mencerminkan kondisi kondisi likuiditas yang lebih longgar . Kondisi likuiditas yang longgar tersebut akan mendorong bank- bank cenderung menawarkan tingkat diskonto yang lebih rendah dibandingkan dengan bank – bank yang memiliki likuiditas bank yang ketat.
Tingkat diskonto SBI di tahun 2008 – 2010 masih dapat dikatakan mengalami penurunan dari 11,50% di tahun 2008 menjadi 6,59% di tahun 2010
Kecenderungan turunnya tingkat diskonto tersebut memiliki beberapa dampak, yaitu antara lain turunnya tingkat suku bunga kredit perbankan. Penurunan tingkat diskonto SBI ini adalah salah satu cara Bank Indonesia untuk meredam permintaan bank – bank umum akan SBI, dan kebijakan tersebut juga mengharuskan perbankan untuk menyalurkan dananya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Kenyataan yang terjadi di dunia perbankan tidak seperti yang diiharapkan oleh BI dengan penetapan kebijakan tingkat suku bunga rendah tersebut akan menggerakkan investasi masyarakat. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia , tingkat diskonto SBI masih dapat dikatakan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat suku bunga simpanan dan suku bunga kredit, yaitu 6,59% untuk tingkat diskonto SBI, dan 6,08% untuk tingkat suku bunga deposito berjangka. Dari kenyataan tersebut, pihak bank umum masih dapat dikatakan memiliki ketertarikan khusus terhadap SBI karena tingkat diskonto SBI SBI yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat suku bunga
(19)
kredit dan di samping itu penyaluran dana dalam bentuk SBI tidak memiliki risiko sama sekali.
Dari pernyataan tersebut dapatlah dikatakan bahwa bank – bank di indonesia secara umum belumlah mampu melaksanakan fungsi intermediasinya dengan cukup baik,
Adapun penelitian terdahulu yang serupa dengan penelitian ini dilakukan oleh Luciana dan Anton ( 1995 ) yang mengambil judul analisis faktor – faktor yang memengaruhi penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank – bank umum. Variabel independen yang digunakan adalah likuiditas perekonomian, tingkat inflasi, dan LDR, pertumbuhan ekonomi, CAR, dan ROA, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito berjangka 3 bulan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah bahwa inflasi, ROA , dan LDR berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka, sedangkan likuiditas perekonomian, pertumbuhan ekonomi, dan CAR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Berkaitan dengan judul yang telah diteliti sebelumnya oleh Luciana dan Anto, penulis ingin mengetahui sejauhmana pengaruh dari likuiditas perbankan tehadap tingkat suku bunga deposito berjangka dengan mengkaitkan tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening.
Masalah kelebihan likuiditas dan fungsi intermediasi perbankan adalah hal yang menarik untuk dibahas untuk dunia perbankan saat ini. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melihat hubungan antara likuiditas perbankan, tingkat diskonto SBI dan
(20)
Perbankan Terhadap Tingkat Diskonto SBI Dan Dampaknya Pada Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka “.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh likuiditas perbankan terhadap tingkat suku bunga deposito pada bank – bank umum yang terdaftar di Bank Indonesia pada periode 2008 -2010 ?
2. Bagaimana pengaruh likuiditas perbankan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dengan tingkat diskonto SBI dianggap sebagai variabel intervening pada bank – bank umum yang terdaftar di Bank Indonesia pada periode 2008 – 2010 ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka penelitian ini dilakukan adalah :
1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh likuiditas perbankan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank – bank umum yang terdaftar di Bank Indonesia pada periode 2008 – 2010 2. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh likuiditas perbankan
terhadap tingkat deposito berjangka dengan tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening pada bank – bank umum yang terdaftar di Bank Indonesia pada periode 2008 – 2010
(21)
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Dapat menambah pengetahuan baik bagi peneliti maupun lembaga pendidikan, dan untuk menambah kepustakaan yang sudah ada.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi dunia perbankan untuk mengetahui dampak dari kebijakan moneter yang ditetapkan BI dalam menjalankan fungsi intermediasi perbankan dengan baik
3. Bagi para akademisi,
Sebagai bahan referensi dan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Bank
Dalam perekonomian suatu negara, bank memiliki peranan yang sangat penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Kegiatan menyerap dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat inilah yang sering disebut dengan fungsi intermediasi perbankan. Bank sebagai salah satu lembaga keuangan negara yang mengemban fungsi utama untuk memobilisasi dana masyarakat dan secara tepat dan cepat menyalurkannya kepada penggunaan atau investasi yang efektif dan efisien .
Adapun yang menjadi objek dari penelitian ini adalah bank umum. Bank umum adalah salah satu lembaga keuangan yang berorientasi pada laba. Untuk memperoleh laba tersebut bank umum melaksanakan fungsi intermediasi. Dikatakan melakukan fungsi intermediasi karena bank umum sebagai lembaga keuangan bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam hal ini nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
(23)
Menurut Dahlan Siamat ( 2005 ) , bank umum memiliki fungsi pokok sebagai berikut, yaitu :
a. menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi
b. menciptakan uang
c. menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat d. menawarkan jasa – jasa keuangan lain
2. Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter yang ingin dicapai oleh otoritas moneter di Indonesia pada prinsipnya adalah pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga dan tingkat bunga, dan keseimbangan neraca pembayaran serta mencapai pemenuhan kesempatan kerja. Maka dari itu Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menetapkan berbagai instrumen kebijakan moneter seperti :
a. Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah ( government securities ). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
(24)
b. Fasilitas Diskonto
Fasilitas diskonto ini diberikan bank sentral kepada bank – bank dalam rangka memperlancar pengaturan likuiditas sehari – hari, khususnya bank yang menghadapi maturity mismatch antara penanaman dan pendanaannya. Fasilitas diskonto dilakukan dengan cara penjualan surat berharga. Penetapan tingkat diskonto dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan pengendalian moneter.
c. Giro Wajib Minimum
Rasio cadangan wajib berfungsi untuk mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib minimum.
3. Likuiditas
3.1. Definisi Likuiditas
Secara umum, pengertian likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan atau dalam hal ini industri perbankan, dalam membayar semua kewajiban – kewajiban jangka pendeknya dengan aset – aset lancar atau likuid yang dimiliki oleh suatu industri tersebut. Secara lebih spesifik, likuiditas adalah kesanggupan bank menyediakan alat – alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada masyarakat yang memerlukan.
(25)
Menurut Sigit ( 2008 ), yang termasuk indikator dari likuiditas perbankan adalah :
a. Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga
Indikator ini untuk mengukur kemampuan alat likuid yang tersedia di bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditas akibat adanya penarikan dana pihak ketiga. Alat likuid ini dapat berupa uang kas, saldo giro pada BI, serta cek dalam proses penagihan. Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang tinggi adalah suatu indikator yang menunjukkan bahwa tingkat likuiditas dari perbankan itu juga tinggi.
b. Rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga
Indikator ini digunakan untuk mengukur jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang tinggi menunjukkan bahwa bank yang bersangkutan menunjukkan tingkat likuiditas yang rendah
c. Rasio surat berharga jangka pendek
Semakin tinggi rasio surat berharga jangka pendek terhadap total surat berharga yang dimiliki suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas tersebut.
Untuk menjaga agar likuiditas tetap dalam keadaan seimbang, likuiditas haruslah dikelola dengan baik atau yang lebih dikenal baik dengan istilah manajemen likuiditas.
Menurut Malayu ( 2004 ), manajemen likuiditas bertujuan untuk :
1. Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang ditentukan bank sentral;
2. Mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi semua kebutuhan cash flow, termasuk kebutuhan yang tidak diperkirakan, misalnya penarikan yang tiba-tiba terhadap sejumlah giro atau deposito berjangka yang belum jatuh tempo;
(26)
3.2. Teori – teori likuiditas
Menurut Malayu ( 2004 ), teori- teori likuiditas yang dikembangkan oleh praktisi perbankan antara lain the commercial loan theory, the anticipated income
theory, the gentleman agreement theory, the liability management theory.
1. The Commercial Loan Theory
Teori ini dikembangkan oleh para praktisi perbankan di inggris sejak abad ke- 18. Teori ini mengemukakan bahwa suatu bank akan tetap likuid jikan sebagian besar kredit yang disalurkan merupakan kredit perdagangan jangka pendek dan dapat dicairkan dalam keadaan bisnis yang normal ( usual business )
2. The Shiftability Theory
Teori ini berangggapan bahwa likuiditas suatu bank akan lebih terjamin jika bank yang bersangkutan memiliki aset yang dapat dipindahkan atau dijual secara cepat, seperti Surat Berharga Indonesia.
3. The Anticipated Theory
Menurut teori ini, likuiditas suatu bank akan dapat dipertahankan jika bank ini dapat merencanakan pembayaran kembali utang – utangnya dengan pendapatan di masa yang akan datang
4. The Gentleman Agreement Theory
Menurut teori ini, suatu bank dalam menjaga likuiditas minimumnya dilakukan dengan membina kerja sama dan tolong- menolong yang saling menguntungkan di antara sesama bank anggota kliring, yaitu dengan cara interbank call money market, dari lending bank kepada
borrowing bank. Kerja sama ini perlu dibina dan dikembangkan agar
jangan ada bank atau anggota kliring yang diskors karena jika ada bank yang didiskors maka akibatnya maka akibatnya kepercayaan masyarakat kepada perbankan berkurang sehingga kemungkinan rush penarikan tabungan semakin besar.
3.3. Penilaian likuiditas
Untuk menilai posisi likuiditas suatu bank , umumnya digunakan rasio likuiditas yang dapat digunakan dalam menilai kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban –kewajiban yang harus segera dipenuhinya. Untuk rasio likuiditas bank berbeda dari rasio likuiditas yang sering digunakan untuk menilai
(27)
tingkat likuiditas perusahaan – perusahaan non bank karena adanya perbedaan sifat usaha dan struktur dalam bank aktiva dan pasiva. Oleh karena itu, variabel – variabel yang digunakan dalam rasio likuiditas ini tentunya berbeda pula .
Rasio – rasio yang umum digunakan dalam melakukan analisis likuiditas bank adalah sebagai berikut :
a. Cash Ratio
Cash ratio merupakan perbandingan antara alat likuid dan dana pihak
ketiga. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank membayar simpanan nasabah ( deposan ) pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Menurut ketentuan Bank Indonesia, alat likuid terdiri dari kas dan giro pada Bank Indonesia. Namun, secara teoritis, selain kas dan giro pada Bank Sentral, giro pada bank lain ( termasuk bank di luar negeri ) serta warkat dapat pula dikategorikan sebagai alat likuid. Semakin tinggi ratio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas suatu bank, namun makin rendah pula profitabilitasnya.
Menurut P. Simorangkir ( 2004 ), rumus rasio kas adalah sebagai berikut :
% 100 × =
Ketiga Pihak
Dana Total
Likuid Alat
Total Ratio
(28)
b. LDR ( Loan To Deposit Ratio )
LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan
dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau relatif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan
Menurut Munawir (2004 ), rasio LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat yang dihimpun dan modal sendiri yang digunakan.
% 100 × + = Equity it TotalDepos TotalLoans LDR
Adapun batas toleransi dari rasio ini berkisar antara 85%-100% atau menurut Indonesia Legal Center Publishing ( 2009 ), batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110%.
c. Loan To Total Asset Ratio
Loan to total asset ratio merupakan kemampuan bank untuk memenuhi
permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank.
= ×100%
s TotalAsset
Totalloans
(29)
Semakin tinggi rasio ini maka tingkat likuiditasnya semakin rendah karena jumlah aset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin besar.
d. CAR ( Capital Adequacy Ratio )
CAR adalah rasio kecukupan modal bank atau merupakan kemampuan bank
dalam permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam perkreditan atau dalam perdagangan surat-surat berharga.
Menurut Munawir ( 2004 ), CAR merupakan perbandingan antara equity capital dengan total loans dan securities.
% 100
× +
=
Loans Total
Securities Equity CAR
Total Loans, merupakan jumlah kredit yang diberikan bank kepada pihak
ketiga dan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa setelah dikurangi penyisihan penghapusan. Securities / Surat Berharga, adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lain.
Rasio CAR menunjukkan kemampuan dari modal untuk menutup kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan beserta kerugian pada investasi surat-surat berharga. CAR adalah rasio keuangan yang memberikan indikasi apakah permodalan yang ada telah memadai (adequate) untuk menutup
(30)
risiko kerugian akan mengurangi modal. Menurut Indonesia Legal Center Publishing ( 2009 ), standar keuangan yang dipulikasikan dirujuk oleh bank sentral di seluruh dunia seperti penetapan CAR adalah sebesar 8%
4. Simpanan Berjangka
Simpanan berjangka adalah simpanan yang memiliki sifat terbatas. Artinya nasabah tiak dapat melakukan penarikan ataupun penyetoran semaunya sebelum jatuh tempo. Hal ini juga berarti bahwa, jika nasabah ingin melakukan penyetoran simpanan maka nasabah harus memulai penyetoran baru dengan jangka waktu yang baru juga.
Menurut Indonesia Legal Publishing ( 2009 ), adapun jenis – jenis dari simpanan berjangka secara umum, yaitu :
a. Deposito berjangka
Deposito berjangka adalah suatu simpanan nasabah pada suatu bank dimana penarikannya tidak dapat dilakukan setiap waktu melainkan pada saat jatuh tempo yang telah ditetapkan pihak bank.
Contoh perhitungan : Pada 1 juni 2011 Nyonya Shukaria akan mendepositokan uangnya sebesar Rp. 100.000.000,00 untuk jangka waktu 1 bulan. Bank memberikan suku bunga sebesat 18 % per tahun.
01/06/2011, Nyonya Shukaria harus meyetorkan uang sebesar Rp.100.000.000,00 dan menerima bilyet deposito sebagai tanda bukti simpanan
30/06/2011, Nyonya Shukaria akan menerima:
Nilai Nominal deposito 100.000.000
Bunga sebesar 1/12x 18% x 100.000.000 1.500.000
Yang diterima Shukaria 101.500.000
b. Sertifikat deposito
Sertifikat deposito adalah simpanan pihak lain dalam bentuk deposito yang bersertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan ( atas unjuk ).
c. Deposit in call
Deposit in call ini memiliki pengertian yang hampir sama dengan pengertian secara umum dari simpanan berjangka. Letak perbedaannya
(31)
adalah penarikan pada deposit on call dapat dilakukan dengan cara nasabah memberitahukan kepada bank sebelum jatuh tempo dari deposito berjangka tersebut.
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian yang dilaksanakan ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya :
1. Luciana dan Anton ( 2006 ) dalam penelitiannya yang mengambil judul analisis faktor – faktor yang memengaruhi penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank – bank umum di Indonesia. Peneliti terdahulu tersebut menetapkan variabel dependennya adalah tingkat bunga deposito berjangka satu bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan pada bank – bank umum. Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah likuiditas perekonomian, tingkat inflasi, LDR ( Loan
to Deposit Ratio ), ROA, dan pertumbuhan ekonomi, CAR.
Kesimpulan yang diambil antara lain adalah bahwa inflasi, LDR, dan ROA yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka 3 bulan, sedangkan likuiditas perekonomian, CAR, dan pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat suku buga deposito berjangka 3 bulan.
(32)
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis ( Jurusan Akuntansi, 2004 : 13 ). Mengacu kepada dasar dan landasan teori, serta tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berik
Bagan 2.1.
Kerangka Konseptual
Bank umum adalah suatu lembaga yang memiliki fungsi utama menghimpun dana lewat berbagai simpanan dan menyalurkannya kembali lewat kredit kepada masyarakat dengan tujuan untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat. Fungsi utama bank inilah yang disebut sebagai fungsi intermediasi perbankan. Bank dikatakan menjalankan tugasnya dengan baik apabila fungsi intermediasi perbankan tersebut dijalankan dengan baik pula. Tetapi kenyataannya, fungsi intermediasi
Tingkat Diskonto SBI
Likuiditas bank
(33)
tersebut tidaklah berjalan dengan baik seperti yang diharapkan. Hal ini dilihat dari dana yang diperoleh perbankan dari masyarakat tidak sepenuhnya disalurkan dalam bentuk kredit kembali kepada masyarakat melainkan bank tersebut menanamkan dana lewat instrumen SBI ( Sertifikat Bank Indonesia ). Tindakan perbankan yang lebih memilih SBI dibandingkan dengan penyaluran kredit kepada masyarakat adalah semata – mata karena bank tersebut memiliki likuiditas yang tinggi, dan enggan untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat , dan faktor lain yang memengaruhinya adalah tingkat risiko SBI yang rendah bahkan nyaris tidak ada dan diiringi juga dengan tingkat pengembalian yang cukup tinggi.
SBI adalah suatu surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yang memiliki fungsi untuk menyerap kelebihan likuiditas perbankan yang dilakukan dengan mekanisme lelang SBI dengan penawaran tingkat diskonto. Dalam hal ini, suatu bank harus menaksir estimasi kelebihan likuiditas terlebih dahulu untuk seluruh bank umum. Apabila kelebihan likuiditas untuk seluruh bank umum lebih besar dibandingkan dengan nilai total lelang SBI maka bank umum tersebut cenderung menawarkan tingkat diskonto SBI yang rendah. Penawaran tingkat diskonto yang rendah itulah yang memungkinkan perbankan memenangkan lelang SBI. Begitu juga sebaliknya, apabila kelebihan likuiditas tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan nilai total lelang SBI maka bank umum tersebut lebih cenderung untuk menawarkan tingkat diskonto yang lebih tinggi. Penawaran tingkat diskonto SBI yang tinggi memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk menang lelang SBI atau dengan kata
(34)
terbentuklah suatu tingkat diskonto SBI yang pada akhirnya menentukan tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank – bank umum tersebut.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu dugaan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Hipotesis berfungsi untuk menguji kebenaran suatu teori dan memberikan suatu gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori.
Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ha1 : Likuiditas Perbankan berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank – bank umum yang terdaftar di Bank Indonesia Ha2 : Likuiditas perbankan berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito
(35)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar ( 2003 ), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel memengaruhi variabel lain.
Tabel 7.1
Data yang akan digunakan dalam penelitian
Variabel Satuan
Tingkat Diskonto SBI %
Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka
%
Giro wajib minimum Rupiah
Cash in Vault Rupiah
Rekening Giro pada BI Rupiah
(36)
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono ( 2004 ), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah bank – bank umum yang terdaftar di Bank Indonesia yang diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu.bank persero, bank devisa, bank non devisa, BPD, bank campuran , dan bank asing .
Jumlah populasi dan sampel yang tersedia adalah data bank umum selama 3 tahun dimulai dari awal bulan februari 2008 sampai dengan awal bulan juni 2010 yang dibuat dalam laporan mingguan. Jadi, total pengamatan atau pooled data adalah 104 pengamatan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari perpustakaan Bank Indonesia atau websit jurnal, buku, literatur, dan tinjauan penelitian terdahulu . Penelitian ini dilakukan terhadap bank – bank umum dengan menggunakan metode pengumpulan data historis ( documentary – historical ) yang berupa laporan tingkat diskonto SBI, laporan tingkat suku bunga deposito berjangka, serta laporan likuiditas bank – bank umum.
(37)
D. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini adalah :
1. Likuiditas Perbankan
Likuiditas perbankan adalah suatu kemampuan suatu lembaga dalam hal ini lembaga perbankan khususnya bank umum dalam memenuhi segala kewajiban – kewajiban yang segera jatuh tempo dan mampu juga memenuhi permintaan kredit oleh para nasabah bank tersebut tanpa adanya penundaan. Bank dikatakan dalam keadaan likuid apabila suatu bank memenuhi ketentuan likuiditas wajib (
cash ratio ), memiliki saldo rekening minimum pada bank koresponden, mampu
mengantisipasi penarikan simpanan operasional bank sehari – hari serta mampu memenuhi permintaan kredit dari nasabah tanpa adanya penundaan.
2. Tingkat Diskonto SBI
Menurut Sigit ( 2008 ), fasilitas tingkat diskonto SBI adalah penyediaan dana jangka pendek oleh BI dengan cara pembelian promes dan wesel yang diterbitkan oleh bank – bank atas dasar diskonto. Tingkat diskonto SBI yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah tingkat diskonto SBI 3 bulan 3. Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka
Tingkat suku bunga deposito berjangka adalah suatu pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat atas penyaluran dana yang diberikan kepada suatu bank atas dasar perhitungan nilai ekonomis dan waktu. Tingkat suku bunga yang
(38)
digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah tingkat suku bunga yang berjangka waktu 3 bulan
Tabel 7.2
Definisi Operasional
Variabel Konsep Variabel Skala pengukuran Likuiditas
perbankan
Kemampuan perbankan dalam memenuhi kewajiban – kewajiban jangka pendeknya
Skala nominal
Tingkat diskonto SBI
penyediaan dana jangka pendek oleh BI dengan cara pembelian promes dan wesel yang diterbitkan oleh bank – bank atas dasar diskonto
Skala rasio
Tingkat suku bunga deposito berjangka
pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat atas penyaluran dana yang diberikan kepada suatu bank atas dasar perhitungan nilai ekonomis dan waktu
(39)
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS 17.0. Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis
1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal digunakan uji parametik dan jika data tidak normal digunakan non parametrik atau treatment agar data normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas > 0,05 maka distribusi normal dan dapat digunakan uji regresi linear.
b. Uji Otokorelasi
Uji otokorelasi disebut juga korelasi serial. Otokorelasi timbul karena adanya kesalahan spesifikasi, misalnya terabaikannya suatu variabel penting atau bentuk fungsi yang tidak tepat. Pendekatan yang sering digunakan untuk menguji apakah terjadi otokorelasi atau tidak adalah uji Durbin Watson
Menurut www.fakta ilmiah.com, a. Jika DW > 2
ketentuan pengambilan keputusan :
i. Jika DW lebih besar dari batas atas, hasilnya tidak ada autokorelasi ii. Jika DW lebih kecil dari batas bawah, hasilnya terdapat korelasi iii. Jika DW terletak diantara batas bawah dan batas atas , hasilnya
(40)
b. Jika DW < 2
i. Jika DW lebih kecil dari 4 – batas atas, hasilnya tidak ada autokorelasi
ii. Jika DW lebih besar dari 4- batas bawah , hasilnya terdapat autokorelasi negatif
iii. Jika DW terletak antara 4 – batas bawah dan 4 – batas atas, tidak kesimpulan.
c. Uji heterokedastisitas
Tujuan dari pengujian heterokedastisitas ini adalah untuk menguji apakan dalam suatu model regresi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut juga dengan homokedastisitas ( Erlina, 2007 ). Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.
2. Pengujian hipotesis
Berdasarkan hipotesis yang telah diajukan maka model penelitian ini adalah model pengujian regresi sederhana :
a. Untuk melihat pengaruh langsung antara likuiditas perbankan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka digunakan model :
Sk. DB= a+ b( L )+ e
b. Untuk melihat pengaruh tidak langsung antara likuiditas perbankan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dengan dimediasi oleh tingkat diskonto SBI, digunakan model :
(41)
Keterangan :
Sk. DB = tingkat suku bunga deposito berjangka 3 bulan a = konstanta
b = koefisien regresi likuiditas e = error
L = Likuiditas perbankan
Tk. SBI = Tingkat diskonto SBI 3 bulan
.F. Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :
Tahapan
Penelitian Sep-10 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei- 2011 Jun-11
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Laporan Penelitian Ujian Meja
(42)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Data yang digunakan di dalam penelitian ini diperoleh dengan metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan posisi likuiditas perbankan , laporan tingkat diskonto SBI, serta laporan tingkat suku bunga deposito berjangka bank- bank umum yang terdaftar di Perpustakaan Bank Indonesia atau melalui website www.bi.go.id. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, dan selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik, (uji normalitas, autokoreasi, dan heterokedastisitas ), dan pengujian hipotesis ( uji regresi linear sederhana )dengan menggunakan software SPSS versi 17. Proses analisis data dimulai dengan memasukkan setiap variabel – variabel penelitian ke program SPSS dan menghasilkan output- output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Adapun sampel yang diperoleh adalah sebanyak 1 sampel , yaitu bank umum dengan jumlah tahun pengamatan selama 3 tahun ( berupa laporan likuiditas perbankan, laporan tingkat diskonto SBI, dan laporan tingkat suku bunga deposito berjangka yang disajikan dalam periode mingguan ), sehingga jumlah pengamatan data yang diperoleh adalah 104 unit analisis.
(43)
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Pengujian Data
1.1. Hasil penelitian untuk menguji pengaruh likuiditas perbankan terhadap tingkat diskonto SBI menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variable residual atau eror memiliki distribusi normal. Ada beberapa cara untuk melihat apakah variable pengganggu memiliki distribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik dan uji statistik non parametrik kolmogorov smirnov. Untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak lewat uji Kolmogorov Smirnov, haruslah diperhatikan terlebih dahulu nilai signifikansi dari tabel tersebut. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
Adapun hasil uji normalitas pertama sekali yang diperoleh penulis menunjukkan bahwa data statistik yang telah diolah tidak terdistribusi secara normal. Hal tersebut terlihat dari tabel nilai kolmogorov- smirnov seperti di bawah ini :
(44)
Tabel 4.1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tk. Sbi likuiditas
N 104 104
Normal Parametersa,,b Mean 7.996788% 34970.25
Std. Deviation 1.9271858% 18247.010
Most Extreme Differences Absolute .179 .230
Positive .108 .133
Negative -.179 -.230
Kolmogorov-Smirnov Z 1.822 2.343
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011
Dari tabel kolmogorov- smirnov ini, dapat diketahui bahwa data tidaklah terdistribusi secara normal dikarenakan nilai signifikansi tabel tidak lebih dari 0.05 .Agar data yang digunakan di dalam penelitian ini terdistribusi secara normal, peneliti melakukan transformasi data secara keseluruhan pada masing – masing variabel, dan mendapatkan hasil seperti berikut:
(45)
Tabel 4.2.
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 102
Normal Parameters a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .18028758
Most Extreme Differences
Absolute .113
Positive .113
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z 1.144
Asymp. Sig. (2-tailed) .146
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh besarnya nilai kolmogorov smirnov adalah 1.144 dengan tingkat signifikansi pada 0.146. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima , yang berarti data residual terdistribusi secara normal. Data residual terdistribusi secara normal apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05. Untuk melihat lebih lanjut mengenai uji normalitas data ini, peneliti turut melampirkan grafik histogram dan plot yang terdistribusi secara normal.
(46)
Gambar 4.1 Histogram
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari tampilan grafik histogram yang telah ditampilkan, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal, atau dengan kata lain grafik histogram tersebut tidak menceng ke kiri ataupun ke kanan. Berikut tampilan terakhir dari uji normalitas dalam bentuk scatterplot yang terdistribusi normal :
(47)
Gambar 4.2. Normal P- Plot
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011)
b. Uji heterokedastisitas
Menurut Gozali ( 2006 ), uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain.
Dasar analisis yang digunakan di dalam uji heterokedastisitas adalah dengan memperhatikan pola- pola seperti tiik yang membentuk pola teratur atau menyebar. Jika pola – pola yang seperti titik tersebut membentuk pola yang teratur maka diindikasikan terjadi heterokedastisitas, dan sebaliknya jika tidak
(48)
terdapat pola- pola titik yang tidak teratur, diindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
Gambar 4.3
Scatterplot
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari grafik scatterplot tersebut, dapat terlihat bahwa titik – titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah nol pada sumbu Y. Hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas pada model regresi ini.
c. Uji Autokorelasi
Uji korelasi bertujuan untuk menguji ada atau tidak korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.
(49)
Untuk melihat adanya gejala autokorelasi atau tidak, peneliti menggunakan uji Durbin Watson.
Hasil pengujian untuk autokorelasi dapat ditampilkan sebagai berikut
Tabel 4.3.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .282a .080 .071 .18119 .078
a. Predictors: (Constant), LN_LIKUIDITAS
b. Dependent Variable: LN_TK.SBI
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson sebesar 0.078. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai table Durbin Watson yang menggunakan nilai signifikansi 5 % dengan jumlah sampel 104 dan jumlah variable independen sebanyak 1 variabel. Pada table nilai Durbin Watson didapat nilai batas atas 1.694. Mengacu pada ketentuan yang telah ada sebelumnya, dapat dikatakan bahwa di dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi karena nilai DW sebesar 0.078 lebih kecil dari batas atas nilai tabel DW yaitu sebesar 1.694
Hasil penelitian untuk menguji pengaruh antara tingkat diskonto SBI terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi.
(50)
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variable residual atau eror memiliki distribusi normal. Ada beberapa cara untuk melihat apakah variable pengganggu memiliki distribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan uji statistik non parametrik kolmogorov-smirnov analisis grafik dan uji statistik. Berikut ini disajikan tabel kolmogorov- smirnov untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal atau tidak.
Adapun hasil uji normalitas pertama sekali yang diperoleh penulis menunjukkan bahwa data statistik yang telah diolah tidak terdistribusi secara normal. Hal tersebut terlihat dari tabel nilai kolmogorov- smirnov seperti di bawah ini :
(51)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LN_TK.SBI
LN_TK.DEPOSIT OBERJANGKA
N 103 91
Normal Parametersa,,b Mean 2.0339 -2.6524
Std. Deviation .50860 .09676
Most Extreme Differences Absolute .345 .161
Positive .211 .161
Negative -.345 -.111
Kolmogorov-Smirnov Z 3.498 1.538
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .018
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari tabel kolmogorov- smirnov ini, dapat diketahui bahwa data tidaklah terdistribusi secara normal dikarenakan nilai signifikansi tabel tidak lebih dari 0.05 .Agar data yang digunakan di dalam penelitian ini terdistribusi secara normal, peneliti melakukan transformasi data secara keseluruhan pada masing – masing variabel, dan mendapatkan hasil seperti berikut:
(52)
Tabel 4.5
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 91
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .05762700
Most Extreme Differences Absolute .127
Positive .097
Negative -.127
Kolmogorov-Smirnov Z 1.209
Asymp. Sig. (2-tailed) .107
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh besarnya nilai kolmogorov smirnov adalah 1.209 dengan tingkat signifikansi pada 0.107. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima , yang berarti data residual terdistribusi secara normal. Data residual terdistribusi secara normal apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05. Untuk melihat lebih lanjut mengenai uji normalitas data ini, peneliti turut melampirkan grafik histogram dan plot yang terdistribusi secara normal.
(53)
Gambar 4.4. Histogram
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari tampilan grafik histogram yang telah ditampilkan, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal, atau dengan kata lain grafik histogram tersebut tidak menceng ke kiri ataupun ke kanan. Berikut tampilan terakhir dari uji normalitas dalam bentuk scatterplot yang terdistribusi normal :
(54)
Gambar 4.5 Normal P- Plot
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
b. Uji heterokedastisitas
Menurut Gozali ( 2006 ), uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain.
Dasar analisis yang digunakan di dalam uji heterokedastisitas adalah dengan memperhatikan pola- pola seperti tiik yang membentuk pola teratur atau menyebar. Jika pola – pola yang seperti titik tersebut membentuk pola yang
(55)
teratur maka diindikasikan terjadi heterokedastisitas, dan sebaliknya jika tidak terdapat pola- pola titik yang tidak teratur, diindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
Gambar 4.6. Scatterplot
Sumber : Hasil Olahan Penulis ( 2011 )
Dari grafik scatterplot tersebut, dapat terlihat bahwa titik – titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah nol pada sumbu Y. Hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas pada model regresi ini.
(56)
c. Uji Autokorelasi
Uji korelasi bertujuan untuk menguji ada atau tidak korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Untuk melihat adanya gejala autokorelasi atau tidak, peneliti menggunakan uji Durbin Watson.
Hasil pengujian untuk autokorelasi dapat ditampilkan sebagai berikut
Tabel 4.6.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .803a .645 .641 .05795 .099
a. Predictors: (Constant), LN_TK.SBI
b. Dependent Variable: LN_TK.DEPOSITOBERJANGKA
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson sebesar 0.099. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai table Durbin Watson yang menggunakan nilai signifikansi 5 % dengan jumlah sampel 104 dan jumlah variable independen sebanyak 1 variabel. Pada table nilai Durbin Watson didapat nilai batas atas 1.694. Mengacu pada ketentuan yang telah ada sebelumnya, dapat dikatakan bahwa di dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi karena nilai DW sebesar 0.099 lebih kecil dari batas atas nilai tabel DW yaitu sebesar 1.694
(57)
1.3 Hasil penelitian untuk menguji pengaruh antara likuiditas perbankan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variable residual atau eror memiliki distribusi normal. Ada beberapa cara untuk melihat apakah variable pengganggu memiliki distribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan uji statistik non parametrik kolmogorov-smirnov analisis grafik dan uji statistik. Berikut ini disajikan tabel kolmogorov- smirnov untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Adapun hasil uji normalitas pertama sekali yang diperoleh penulis menunjukkan bahwa data statistik yang telah diolah tidak terdistribusi secara normal. Hal tersebut terlihat dari tabel nilai kolmogorov- smirnov seperti di bawah ini :
(58)
Tabel 4.7.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
likuiditas
tk.deposito berjngka
N 104 104
Normal Parametersa,,b Mean 34970.25 .06196
Std. Deviation 18247.010 .024400
Most Extreme Differences Absolute .230 .356
Positive .133 .192
Negative -.230 -.356
Kolmogorov-Smirnov Z 2.343 3.631
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari tabel kolmogorov- smirnov ini, dapat diketahui bahwa data tidaklah terdistribusi secara normal dikarenakan nilai signifikansi tabel tidak lebih dari 0.05 .Agar data yang digunakan di dalam penelitian ini terdistribusi secara normal, peneliti melakukan transformasi data secara keseluruhan pada masing – masing variabel, dan mendapatkan hasil seperti berikut:
(59)
Tabel 4.8.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 91
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .08697117
Most Extreme Differences
Absolute .124
Positive .124
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z 1.182
Asymp. Sig. (2-tailed) .122
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh besarnya nilai kolmogorov -smirnov adalah 1.182 dengan tingkat signifikansi pada 0.122. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima , yang berarti data residual terdistribusi secara normal. Data residual terdistribusi secara normal apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05. Untuk melihat lebih lanjut mengenai uji normalitas data ini, peneliti turut melampirkan grafik histogram dan plot yang terdistribusi secara normal.
(60)
Gambar 4.7.
Histogram
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari tampilan grafik histogram yang telah ditampilkan, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal, atau dengan kata lain grafik histogram tersebut tidak menceng ke kiri ataupun ke kanan. Berikut tampilan terakhir dari uji normalitas dalam bentuk scatterplot yang terdistribusi normal :
(61)
Gambar 4.8. Normal P- Plot
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
b. Uji heterokedastisitas
Dasar analisis yang digunakan di dalam uji heterokedastisitas adalah dengan memperhatikan pola- pola seperti tiik yang membentuk pola teratur atau menyebar. Jika pola – pola yang seperti titik tersebut membentuk pola yang teratur maka diindikasikan terjadi heterokedastisitas, dan sebaliknya jika tidak
(62)
terdapat pola- pola titik yang tidak teratur, diindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas. Berikut ini adalah tampilan dari uji heterokedastisitas,
Gambar 4.9. Scatterplot
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari grafik scatterplot tersebut, dapat terlihat bahwa titik – titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah nol pada sumbu Y. Hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas pada model regresi ini.
c. Uji autokorelasi
Uji korelasi bertujuan untuk menguji ada atau tidak korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
(63)
periode t-1. Untuk melihat adanya gejala autokorelasi atau tidak, peneliti menggunakan uji Durbin Watson.
Hasil pengujian untuk autokorelasi dapat ditampilkan sebagai berikut
Tabel 4.9.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .438a .192 .183 .08746 .163
a. Predictors: (Constant), LN_LIKUIDITAS
b. Dependent Variable: LN_TK.DEPOSITOBERJANGKA
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson sebesar 0.163. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai table Durbin Watson yang menggunakan nilai signifikansi 5 % dengan jumlah sampel 104 dan jumlah variable independen sebanyak 1 variabel. Pada table nilai Durbin Watson didapat nilai batas atas 1.694. Mengacu pada ketentuan yang telah ada sebelumnya, dapat dikatakan bahwa di dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi karena nilai DW sebesar 0.163 lebih kecil dari batas atas nilai tabel DW yaitu sebesar 1.694.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel independen ( likuiditas perbankan ) terhadap variabel dependen ( tingkat suku bunga deposito berjangka ) dengan tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening. Variabel
(64)
intervening ini diuji dengan menggunakan metode analisis jalur ( path analysis ). Analisis jalur merupakan suatu perluasan dari analisis regresi linear.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan metode regresi linear sederhana dan cukup dengan melihat tabel coefficients beserta nilai signifikansi yang digunakan, yaitu 0,05 (5%). Apabila tingkat signifikansi < 0,05, maka Ha diterima, jika tingkat signifikansi > 0,05, maka Ha tidak dapat diterima. Hasil uji regresi linear sederhana untuk persamaan (1) ditampilkan sebagai berikut :
Tabel 4.10
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 1.234 .288 4.282 .000
LN_LIKUIDITAS .082 .028 .282 2.944 .004
a. Dependent Variable: LN_TK.SBI
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari pengujian dengan regresi linear sederhana tersebut, peneliti membuat suatu persamaan regresi, yaitu :
Y = 1,234+0,082X1+e
Hasil pengujian hipotesis yang ditemukan dari persamaan tersebut adalah :
Ha1 : Likuiditas perbankan berpengaruh signifikan dan secara langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Berdasarkan tabel,
(65)
hasil output SPSS memberikan nilai standardized beta LN_likuiditas pada persamaan (1) sebesar 0,282 pada nilai signifikansi 0,004
Hasil uji regresi linear sederhana untuk persamaan (2) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.926 .114 -34.474 .000
LN_LIKUIDITAS .044 .011 .248 4.120 .000
LN_TK.SBI .388 .032 .739 12.293 .000
a. Dependent Variable: LN_TK.DEPOSITOBERJANGKA
Sumber Hasil Pengolahan SPSS ( 2011 )
Dari pengujian dengan regresi linear sederhana tersebut, peneliti membuat suatu persamaan regresi, yaitu :
Y = -3,926+ 0,044X1+0,388X2+e
Hasil pengujian hipotesis yang ditemukan dari persamaan tersebut adalah : Ha2 : Likuiditas perbankan berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka dengan tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening. Berdasarkan tabel, hasil output SPSS pada persamaan (2) memberikan nilai standardized beta LN_likuiditas sebesar 0,248, dan LN_Tk.SBI memiliki nilai 0,739 masing – masing pada nilai signifikansi 0,000. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa likuiditas perbankan dapat berpengaruh langsung ke tingkat suku
(66)
bunga deposito berjangka dan juga dapat berpengaruh secara tidak langsung yaitu dari likuiditas perbankan ke tingkat diskonto SBI lalu ke tingkat suku bunga deposito berjangka.
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( R ) yaitu salah satu alat untuk menilai goodness of fit suatu model yang pada dasarnya bertujuan untuk mengukur seberapa besarkah emampuan dari suatu model empiris yang telah dibuat untuk menerangkan variasi variabel independen. ( Gozali, 2006 ). Melalui koefisien determinasi, dapat diketahui sejauh mana variabel likuiditas perbankan secara langsung menjelaskan tingkat suku bunga deposito berjangka sebagai variabel dependen.
Berikut di bawah ini ditampilkan tabel model summary (1) yang menunjukkan koefisien determinasi.
Tabel 4.12. Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .117a .014 .004 1.9232778%
a. Predictors: (Constant), likuiditas
(67)
Tampilan output SPSS menunjukkan nilai R2 sebesar 1,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dari likuiditas perbankan sebagai variabel independen amat terbatas dalam menerangkan variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 98,6 % dijelaskan oleh factor – factor lain yang tidak dibahas di dalam penelitian ini.
Berikut di bawah ini ditampilkan tabel model summary ( 2 ), yang menunjukkan koefisien determinasi untuk melihat sejauhmana kemampuan dari variabel likuiditas perbankan dalam menerangkan variabel tingkat suku bunga deposito berjangka dengan melewati tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening.
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .504a .254 .239 .021284
a. Predictors: (Constant), Tk. Sbi , likuiditas
Sumber : Olahan SPSS ( 2011 )
Dari tampilan output SPSS berikut, terlihat bahwa nilai adjusted R2 adalah sebesar 0,254 ( 25,4 % ), yang artinya kemampuan dari variabel likuiditas perbankan dalam menjelaskan tingkat suku bunga deposito berjangka secara tidak langsung masih terlihat cukup terbatas, sedangkan sisanya 76,1 % dijelaskan oleh faktor –faktor lain yang tidak dicantumkan di dalam penelitian ini.
(68)
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penyajian data hasil penelitian beserta pengolahannya yang bersumber dari laporan posisi likuiditas bank umum, laporan tingkat diskonto SBI, dan laporan tingkat suku bunga deposito berjangka yang bersumber dari website www.bi.go.id , penulis menyajikan suatu pembahasan yang berkaita dengan permasalahan yang telah diteliti, yaitu :
1. Pengaruh likuiditas perbankan secara langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka
Pengaruh Likuiditas perbankan secara langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dilihat berdasarkan tabel hasil output SPSS memberikan nilai standardized beta LN_likuiditas pada persamaan (1) sebesar 0,282 pada nilai signifikansi 0,004 yang lebih besar dari nilai ketentuan signifikansi , yaitu 0,05. Nilai statistik yang menyatakan terdapat pengaruh antara likuiditas perbankan secara langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dapat dikatakan sejalan dengan teori maupun praktik yang dilakukan oleh dunia perbankan. Dalam prakteknya, apabila likuiditas suatu bank dikatakan surplus atau memiliki kelebihan dana yang likuid, perbankan akan lebih cenderung untuk berperan serta meningkatkan perekonomian negara dengan cara menumbuhkan investasi masyarakat lewat penyaluran kredit. Sejalan dengan tindakan tersebut, perbankan menurunkan tingkat suku bunga kredit, yang pada akhirnya akan sejalan dengan penurunan tingkat suku bunga simpanan, yang disebutkan di dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka.
(69)
Untuk mengetahui pengaruh antara likuiditas perbankan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka secara langsung, peneliti juga melihat dari koefisien determinasi pada nilai R2 sebesar 1,4 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan dari likuiditas perbankan dalam menerangkan tingkat suku bunga deposito berjangka sangatlah terbatas, dan sisa nilai sebesar 98,6% menunjukkan bahwa terdapat faktor- faktor lain di luar konteks penelitian ini yang mampu menerangkan tingkat suku bunga deposito berjangka. Faktor – faktor lain tersebut dapat berupa ROA, tingkat inflasi, CAR, pertumbuhan ekonomi, LDR.
2. Pengaruh likuiditas perbankan secara tidak langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dengan tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening Pengaruh Likuiditas perbankan secara tidak langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dilihat berdasarkan tabel hasil output SPSS memberikan nilai standardized beta LN_likuiditas pada persamaan Berdasarkan tabel, hasil output SPSS pada persamaan (2) memberikan nilai standardized beta LN_likuiditas sebesar 0,248, dan LN_Tk.SBI memiliki nilai 0,739 masing – masing pada nilai signifikansi 0,000. Nilai tersebut mencerminkan bahwa likuiditas perbankan dapat berpengaruh secara langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka ataupun secara tidak langsung lewat tingkat diskonto SBI. Begitu juga halnya dengan koefisien determinasi yang menunjukkan nilai R2 sebesar 0,254 ( 25,4 % ), yang artinya kemampuan dari varaibel intervening ( tingkat diskonto SBI 0 dalam menerangkan hubungan antara likuiditas perbankan terhadap tingkat suku
(70)
bunga deposito berjangka amatlah terbatas, dan nilai sebesar 74,6 % dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak dibahas di dalam penelitian ini.
(71)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. ditetapkan terdapat pengaruh antara likuiditas perbankan secara langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan perbankan untuk menurunkan tingkat suku bunga apabila likuiditas perbankan mengalami kenaikan dengan tujuan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat.
2. ditetapkan bahwa terdapat pengaruh likuiditas perbankan secara tidak langsung terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dengan menggunakan tingkat diskonto SBI sebagai variabel intervening dengan nilai standardized beta LN_likuiditas sebesar 0,248, dan LN_Tk.SBI memiliki nilai 0,739 masing – masing pada nilai signifikansi 0,000. Hal ini disebabkan karena tingkat diskonto tidaklah sepenuhnya dipengaruhi oleh mekanisme pasar uang, tetapi oleh arah kebijakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter.
(72)
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak lepas kaitannya dari berbagai keterbatasan. Adapun keterbatasan- keterbatasan dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini hanya menggunakan 1 variabel independen, 1 variabel intervening, dan 1 variabel dependen
2. Periode penelitian hanya 3 tahun pengamatan, yaitu dari 2008- 2010, sehingga peneliti belum mampu melihat suatu kecenderungan kondisi perbankan secara keseluruhan, lewat kebijakan moneter Bank Indonesia dalam menjalankan fungsi intermediasi perbankan.
C. Saran
Dari keterbatasan – keterbatasan penelitian ini, penelitian selanjutnya disarankan untuk :
1. Menghapus variabel intervening dan menambah variabel independen lain seperti CAR ( Capital Adequacy Ratio ), LDR ( Loan to Deposit Ratio ) sehingga penelitian terus berkembang dan mampu memprediksi sejauhmana kondisi likuiditas perbankan tersebut dimanfaatkan seproduktif mungkin oleh dunia perbankan.
(73)
DAFTAR PUSTAKA
Spica, Luciana dan Anton. 2006. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia.Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Antisipasi, Vol .8. No.1, Oktober 2006
Gozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis MultivariatDengan Program SPSS , Edisi Keempat. Semarang.: Badan penerbit Universitas Sumatera Utara.
Hasibuan, S.P.Malayu. 2004. Dasar- Dasar Perbankan.Jakarta : Bumi Aksara
Indonesia Legal Center Publishing. 2009. Membaca Neraca Bank. Jakarta : CV Karya Gemilang
Jurusan Akuntansi.2004.Buku Petunjuk Penulisan Proposal Penelitian Dan Penulisan Skripsi.Medan : Fakultas Universitas Sumatera Utara.
Munawir.2004.Analisis Laporan Keuangan Perbankan. Jakarta : Djambatan.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi kelima. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Simorangkir,P.2004.Pengantar Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank. Bogor : Penerbit Graha Indonesia.
Spica, Luciana dan Anton. 2006. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia.Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Antisipasi, Vol .8. No.1, Oktober 2006
(74)
Sugiyono.2004. Metode Penelitian Bisnis, CV, Alfabeta, Bandung.
Triandaru, Sigit.2008.Bank Dan Lembaga Keuangan, Edisi kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Umar, Husein, 2003.Metode Akuntansi Riset Terapan, Ghalia Indonesia, Jakarta.
www.faktailmiah.com/2011/04/17/uji-durbin-watson.html
(75)
Lampiran i
TABEL 1
POSISI LIKUIDITAS BANK UMUM
( DALAM MILIAR RUPIAH )
Tanggal lelang SBI
Alat Likuid
Total GWM
Selisih antara alat likuid dengan GWM Kelebihan Giro Wajib Minimumm Cash in vault Giro pada BI 2008
6-Feb 28,298 126,632 154,930 124,874 30,056 1,758
13-Feb 33,422 125,770 159,192 124,875 34,317 895
20-Feb 31,715 126,395 158,110 124,875 33,235 1,520
27-Feb 31,283 124,791 156,074 123,228 32,846 1,563
5-Mar 27,258 124,819 152,077 123,023 29,054 1,796
12-Mar 29,556 124,877 154,433 123,087 31,346 1,790
26-Mar 33,945 125,705 159,650 122,360 37,290 3,345
16-Apr 29,658 0 29,658 120,705 -91,047 -120,705
23-Apr 29,811 120,722 150,533 118,860 31,673 1,862
30-Apr 31,428 121,335 152,763 118,252 34,511 3,083
7-May 27,882 119,968 147,850 118,093 29,757 1,875
14-May 29,600 120,069 149,669 118,227 31,442 1,842
21-May 2,959 122,704 125,663 120,839 4,824 1,865
27-May 31,915 123,817 155,732 121,073 34,659 2,744
4-Jun 24,654 123,432 148,086 120,739 27,347 2,693
11-Jun 25,923 123,569 149,492 121,163 28,329 2,406
18-Jun 28,869 124,760 153,629 122,698 30,931 2,062
25-Jun 34,905 124,811 159,716 122,271 37,445 2,540
9-Jul 29,922 122,919 152,841 120,335 32,506 2,584
16-Jul 33,917 124,473 158,390 120,644 37,746 3,829
23-Jul 33,891 123,951 157,842 121,968 35,874 1,983
29-Jul 36,096 121,084 157,180 118,486 38,694 2,598
6-Aug 30,012 122,496 152,508 119,536 32,972 2,960
13-Aug 30,039 121,450 151,489 118,827 32,662 2,623
20-Aug 33,323 122,203 155,526 119,155 36,371 3,048
(76)
10-Sep 33,931 115,219 149,150 113,455 35,695 1,764
17-Sep 37,912 119,660 157,572 117,735 39,837 1,925
24-Sep 47,077 121,302 168,379 117,939 50,440 3,363
15-Oct 57,591 122,391 179,982 120,382 59,600 2,009
22-Oct 47,003 125,962 172,965 123,656 49,309 2,306
27-Oct 44,593 127,764 172,357 125,656 46,701 2,108
29-Oct 41,795 74,053 115,848 70,741 45,107 3,312
19-Nov 34,877 73,692 108,569 71,225 37,344 2,467
26-Nov 37,448 73,692 111,140 71,227 39,913 2,465
4-Dec 31,366 75,115 106,481 71,245 35,236 3,870
10-Dec 40,447 74,322 114,769 71,859 42,910 2,463
2009
7-Jan 53,352 75,622 128,974 73,186 55,788 2,436
14-Jan 48,207 76,870 125,077 74,217 50,860 2,653
21-Jan 46,004 77,663 123,667 75,520 48,147 2,143
28-Jan 45,547 77,137 122,684 74,930 47,754 2,207
4-Feb 37,646 76,992 114,638 74,515 40,123 2,477
11-Feb 39,927 76,924 116,851 74,914 41,937 2,010
18-Feb 41,464 76,915 118,379 75,344 43,035 1,571
25-Feb 38,898 77,747 116,645 75,449 41,196 2,298
11-Mar 36,554 77,022 113,576 75,483 38,093 1,539
18-Mar 38,633 77,303 115,936 75,520 40,416 1,783
25-Mar 40,134 77,404 117,538 75,520 42,018 1,884
8-Apr 33,457 76,525 109,982 75,093 34,889 1,432
15-Apr 41,717 77,170 118,887 75,438 43,449 1,732
22-Apr 39,947 77,325 117,272 75,445 41,827 1,880
29-Apr 39,947 77,370 117,317 76,767 40,550 603
6-May 32,638 76,942 109,580 75,423 34,157 1,519
13-May 35,782 77,451 113,233 76,032 37,201 1,419
20-May 37,469 78,570 116,039 75,420 40,619 3,150
27-May 37,217 77,279 114,496 75,462 39,034 1,817
10-Jun 25,923 123,569 149,492 121,163 28,329 2,406
17-Jun 28,869 124,760 153,629 122,271 31,358 2,489
24-Jun 34,905 124,811 159,716 122,271 37,445 2,540
9-Jul 36,679 78,878 115,557 77,090 38,467 1,788
15-Jul 42,774 79,101 121,875 77,701 44,174 1,400
22-Jul 43,725 79,639 123,364 78,137 45,227 1,502
29-Jul 41,236 79,831 121,067 78,012 43,055 1,819
12-Aug 35,862 79,238 115,100 77,487 37,613 1,751
16-Sep 42,509 82,262 124,771 78,762 46,009 3,500
(77)
30-Sep 63,117 79,920 143,037 79,033 64,004 887
28-Oct 40,645 81,559 122,204 79,033 43,171 2,526
11-Nov 36,921 83,024 119,945 80,622 39,323 2,402
18-Nov 39,810 82,062 121,872 80,764 41,108 1,298
25-Nov 44,912 85,659 130,571 80,398 50,173 5,261
9-Dec 28,752 85,219 113,971 80,532 33,439 4,687
16-Dec 42,155 85,329 127,484 81,529 45,955 3,800
23-Dec 41,858 85,045 126,903 81,881 45,022 3,164
30-Dec 52,646 89,903 142,549 82,826 59,723 7,077
2010
6-Jan 2,779 5,406 8,185 3,928 4,257 1,478
13-Jan 2,864 5,439 8,303 3,904 4,399 1,535
27-Jan 3,051 8,930 11,981 3,764 8,217 5,166
10-Feb 3,253 4,771 8,024 3,860 4,164 911
17-Feb 2,964 4,958 7,922 3,870 4,052 1,088
24-Feb 2,897 8,583 11,480 3,818 7,662 4,765
10-Mar 2,869 5,325 8,194 3,995 4,199 1,330
17-Mar 2,954 -5,294 -2,340 4,012 -6,352 -9,306
31-Mar 45,096 85,666 130,762 83,947 46,815 1,719
7-Apr 39,212 86,002 125,214 84,237 40,977 1,765
14-Apr 40,773 87,035 127,808 85,275 42,533 1,760
28-Apr 42,116 96,653 138,769 86,164 52,605 10,489
12-May 39,017 88,126 127,143 86,260 40,883 1,866
26-May 47,690 90,433 138,123 86,572 51,551 3,861
9-Jun 38,900 89,379 128,279 87,021 41,258 2,358
(78)
Lampiran ii
Rata- Rata Tingkat Diskonto SBI dan Kelebihan Likuiditas Perbankan
Weighted Average of Discount Rate and Bank Excess Liquidity
( persen per tahun )
Tanggal Lelang SBI ( Sertifikat Bank Indonesia )
3 Bulan
Kelebihan Likuiditas
6-Feb 08 7.88903 30,056
13-Feb 7.98033 34,317
20-Feb 7.99914 33,325
27-Feb 8.00991 32,846
5-Mar 8.02329 29,054
12-Mar 8.03774 31,346
26-Mar 8.04378 37,290
16-Apr 8.04453 -91,047
23-Apr 8.04462 31,673
30-Apr 8.0424 34,511
7-May 8.26178 29,757
14-May 8.29648 31,442
21-May 8.35372 4,824
27-May 8.44439 34,659
4-Jun 8.53052 27,347
11-Jun 9.12644 28,329
18-Jun 9.15335 30,931
25-Jun 9.20036 37,445
9-Jul 9.47545 32,506
16-Jul 9.52964 37,746
23-Jul 9.715 35,874
29-Jul 9.74983 38,694
6-Aug 9.71717 32,972
13-Aug 9.73756 32,662
20-Aug 9.73957 36,371
27-Aug 9.74039 35,886
4-Sep 9.77631 31,019
10-Sep 9.85471 35,695
(1)
Adapun tampilan hasil uji autokorelasi setelah dilakukan transformasi data
dengan LN ( loan ).
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .803a .645 .641 .05795 .099
a. Predictors: (Constant), LN_TK.SBI
b. Dependent Variable: LN_TK.DEPOSITOBERJANGKA
1.3
Hasil penelitian untuk menguji pengaruh antara likuiditas perbankan terhadap
tingkat suku bunga deposito berjangka
A.
Hasil Uji Normalitas
Berikut adalah tampilan hasil uji normalitas sebelum dilakukan transformasi
data adalah sebagai berikut :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
likuiditas
tk.deposito berjngka
N 104 104
Normal Parametersa,,b Mean 34970.25 .06196
Std. Deviation 18247.010 .024400
Most Extreme Differences Absolute .230 .356
Positive .133 .192
Negative -.230 -.356
Kolmogorov-Smirnov Z 2.343 3.631
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a. Test distribution is Normal.
(2)
(3)
Adapun hasil dari uji normalitas setelah dilakukan transformasi data dengan
LN ( loan ), adalah sebagai berikut :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 91
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .08697117
Most Extreme Differences Absolute .124
Positive .124
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z 1.182
Asymp. Sig. (2-tailed) .122
a. Test distribution is Normal.
(4)
Berikut adalah tampilan dari hasil uji heterokedastisitas sebelum dilakukan
(5)
Adapun hasil uji heterokedastisitas setelah dilakukan transformasi data
dengan LN ( loan ), adalah sebagai berikut :
B.
Hasil Uji Autokorelasi
Berikut adalah tampilan dari uji autokorelasi sebelum dilakukan transformasi
data,
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .475a .226 .218 .021573 .998
a. Predictors: (Constant), likuiditas
(6)
Adapun hasil uji autokorelasi setelah dilakukan transformasi data dengan LN (
loan), adalah sebagai berikut,
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .438a .192 .183 .08746 .163
a. Predictors: (Constant), LN_LIKUIDITAS
b. Dependent Variable: LN_TK.DEPOSITOBERJANGKA
2.
Pengujian Hipotesis
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1(Constant) 1.234 .288 4.282 .000
LN_LIKUIDITAS .082 .028 .282 2.944 .004
a. Dependent Variable: LN_TK.SBI
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta