8.02 2.79 Statistik Deskriptif Data Penelitian

Tabel 5.3. Statistik Deskriptif Data Profesionalisme Auditor No Indikator Jumlah Butir Pertanyaan Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Rata – rata Std. Dev. 1 2 3 4 5 Pengabdian terhadap masyarakat Kewajiban Sosial Kemandirian Keyakinan terhadap profesi Hubungan sesama rekan se-profesi 8 5 3 3 5 8-40 5-25 3-15 3-15 5-25 15-33 8-21 4-14 4-14 7-22 20.70 12.88 8.09

7.47

12.20 4.34 3.33 2.68 2.60 3.53 Jumlah 24 24-120 38-104

61.34 8.02

Sumber : Disarikan dari dari Lampiran 3 Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel profesionalisme auditor diukur dengan 5 indikator 24 instrumen pengamatan. Skor untuk setiap butir pertanyaan berada pada kisaran teoritis 24 – 120 memberikan skor minimum 38 dan skor maksimum 104. Rata – rata skor dari butir pertanyaan adalah 61.34 dengan standar deviasi 8.02, atau dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian memberikan pendapat setuju dan ragu – ragu terhadap profesionalisme. Tabel 5.4. Statistik Deskriptif Data Pengalaman Auditor No Indikator Jumlah Butir Pertanyaan Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Rata – rata Std. Dev 1 2 Banyaknya Entitas Audit Masa dinas mengaudit Banyaknya Entitas Audit 1 1 1-5 1-5 2-5 2-5 3.70 3.57 1.01 0.91 Universitas Sumatera Utara 3 4 dengan Kualitas Audit Lamanya mengaudit dengan Kualitas Audit 1 1 1-5 1-5 2-5 2-5 3.62 3.53 0.96 1.03 Jumlah 4 4-20 8-20

14.41 2.79

Sumber : Disarikan dari Lampiran 4 Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel pengalaman auditor diukur dengan 4 indikator yang dicerminkan melalui 4 instrumen pengamatan. Skor untuk setiap butir pertanyaan dengan kisaran teoritis nilai 1 – 5 memberikan skor minimum 8 dan skor maksimum 20. Rata – rata skor dari butir pertanyaan adalah 14.41 dengan standar deviasi 2.79, sehingga secara rata – rata responden dalam penelitian ini memberikan pendapat setuju dan ragu – ragu dengan pengalaman auditor. Tabel 5.5. Statistik Deskriptif Materialitas Laporan Keuangan No Indikator Jumlah Butir Pertanyaan Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Rata- rata Std Dev 1 2 3 4 Konsep vital Audit. Materialitas berhubungan dengan judgment seorang auditor Kesulitan menentukan tingkat materialitas. Rencana audit mempertimbangkan resiko proses audit. 1 1 1 1 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 2.98 2.83 3.15 2.95 0.90 1.03 1.01 1.09 Universitas Sumatera Utara 5 6 7 8 9 10 11 12 Perencanaan audit yang matang. Materialitas bukan suatu yang harus dipermasalahkan Materialitas merupakan pendapat subjeketif auditor. Materialtias menjadi faktor utama dalam menentukan kewajaran laporan keuangan Menentukan transaksi material atau tidak, didasarkan atas pengalaman dan proses audit Ketepatan materialitas didsarkan atas pengetahuan dan kecakapan. Materialitas didasarkan atas petunjuk manajemen. Materialitas tidak ditentukan professional atau tidak auditor. 1 1 1 1 1 1 1 1 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 2.97 2.95 2.88 3.06 2.88 3.08 2.94 2.94 0.94 1.12 0.89 1.02 1.02 1.03 0.94 0.94 Universitas Sumatera Utara 13 14 15 16 17 18 Meterialitas ditentukan oleh kemampuan auditor membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. Tingkat materialitas tidak ditentukan oleh sikap yang dimiliki oleh auditor sehubungan dengan imbalan yang diperoleh. Tingkat materialitas ditentukan oleh komitmen auditor terhadap pekerjaannya. Tingkat materialitas ditentukan oleh tingkat kesadaran auditor terhadap pentingnya peranan dan manfaat profesi auditor bagi pemerintah dan masyarakat. Tingkat materialitas ditentukan oleh tingkat kepercayaan auditor terhadap peraturan profesi. Tingkat materialitas ditentukan oleh baik 1 1 1 1 1 1 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 2.95 2.89 2.98 2.92 2.88 2.97 1.04 0.91 0.95 1.07 0.97 1.05 Universitas Sumatera Utara tidaknya hubungan auditor terhadap sesama rekan se- profesi. Jumlah 18 18-90 18-90

53.23 12.20

Dokumen yang terkait

Pengaruh profesionalisme dan pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan

0 7 64

PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS: BPK-RI PERWAKILAN SUMATERA UTARA.

0 5 21

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA PROFESI DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS PADA AUDITOR DI BPKP PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA UTARA.

0 3 27

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN (Survey pada Auditor di KAP Wila

0 0 18

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN: Studi Kasus Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

0 1 41

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN.

1 2 102

AUDI01. PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

1 1 26

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

0 0 17

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PROFESIONALISME AUDITOR dan ETIKA PROFESI TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

0 0 18

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN SKRIPSI

0 0 25