menyatakan jika nilai Kolmogorov-Smirnov K-S memiliki probabilitas lebih besar dari 0,05 Santoso, 2007, maka variabel penelitian tersebut dapat
dinyatakan berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Menurut Gujarati 2008, konsekuensi praktis yang timbul sebagai adanya multikoliniaritas ini adalah
kesalahan standar penaksir semakin besar dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Multikolinearitas terjadi jika variabel bebas
saling berkorelasi. Hal ini bisa menyebabkan kesimpulan yang salah sehubungan dengan manakah variabel bebas yang mempunyai pengaruh nyata dan yang tidak
nyata. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah dengan
melakukan uji VIF Variance Inflation Factor. Nilai VIF yang tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas
dari multikoliniaritas. VIF = 1 Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1 10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan dengan kesalahan
Universitas Sumatera Utara
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi
adalah dengan memakai uji statistik Durbin–Watson DW test. Adapun kriteria pengujiannya adalah Setiaji, 2004:
a. Jika nilai D-W diantara 0 sampai 1,5 berarti ada Autokolerasi positif; b. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada Autokolerasi;
c. Jika nilai D-W diantara 2,5 sampai 4 berarti ada Autokolerasi negatif.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residuaya. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik menyebar di atas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
4. 6. 3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat statistik Statistical Package for Social Science SPSS versi 17. SPSS dapat digunakan untuk melakukan
analisis sebab akibat dengan lebih akurat karena telah dilengkapi dengan nearest neighbor analysis yang biasa digunakan dalam ilmu interpolasi Pratisto, 2009.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini membutuhkan dua pengujian hipotesis. Pengujian pertama menggunakan model regresi multivariat, yaitu menguji pengaruh
variabel independern EVA, leverage dan manajemen laba terhadap return saham sebagai variabel dependennya. Metode ini akan menguji tingkat signifikansi dari
pengaruh semua variabel independen terhadap variabel independennya. Apabila nilai koefisien EVA signifikan, maka akan menunjukkan bahwa EVA
berpengaruh terhadap return saham yang diukur dengan Rate of Return. Nilai koefisien leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio signifikan menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh antara leverage terhadap return saham. Nilai koefisien manajemen laba yang diukur dengan diskresioner total akrual yang signifikan
menunjukkan terdapat pengaruh antara manajemen laba terhadap return saham. Persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan EVA,
leverage dan manajemen laba terharap return saham disusun sebagai berikut:
Y = b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
Keterangan: Y = Return Saham
+
ε
a = Konstanta
Universitas Sumatera Utara
X
1
X = Economic Value Added EVA
2
X = Leverage
3
b = Manajemen Laba
1
– b
3
ε = error of term
= Koefisien regresi variabel bebas
Pengujian hasil analisis regresi dilakukan dengan melalui uji F untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan uji t untuk mengetahui pengaruh secara
parsial. Hipotesis untuk uji statistik F adalah sebagai berikut :
1. H : b
1
= b
2
= b
3
Artinya EVA, leverage dan manajemen laba secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
= 0
2. H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
Artinya EVA, leverage dan manajemen laba secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham.
≠ 0
Kriteria pengambilan keputusan : - Jika F hitung F tabel dengan tingkat signifikan 5, maka H
- Jika F hitung F tabel dengan tingkat signifikan 5, maka H ditolak atau
hipotesis yang diajukan diterima. diterima atau
hipotesis yang diajukan ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis untuk uji statistik t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh dari variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen atau
untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh paling dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut :
1. H : b
i
Artinya EVA, leverage dan manajemen laba secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
= 0
2. H
1
: b
i
Artinya EVA, leverage dan manajemen laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham.
≠ 0
Kriteria pengambilan keputusan : -
Jika t hitung t tabel df, α2 atau t hitung - t tabel df, α2, maka H
- Jika - t tabel df, α2 ≤ t hitung ≤ t tabel df, α2, maka H
ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima.
diterima atau hipotesis yang diajukan ditolak.
Pengujian hipotesis kedua untuk menguji interaksi kebijakan dividen dengan variabel independen berbeda dalam mempengaruhi return saham baik secara parsial
maupun simultan. Pengujian ini untuk membuktikan hipotesis bahwa kebijakan dividen merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan
Universitas Sumatera Utara
dengan memilih metode uji selisih mutlak. Metode ini merupakan pengujian dengan mendapatkan selisih mutlak dari setiap variabel independen dengan variabel
moderating Ghozali, 2005. Seluruh variabel independen harus distandarkan terlebih dahulu, kemudian diperoleh variabel baru yang disimbolkan dengan Z variabel.
Fungsi Standardized ini adalah untuk menghindari nilai absolut yang sangat berbeda antar variabel apabila dilakukan transformasi pengurangan antar variabel. Setelah
distandardized seluruh variabel yang ada ditransformasi untuk mendapatkan selisih variabel yang dipengaruhi oleh variabel moderating. Nilai selisih ini selanjutnya
diabsolutkan dan diregresikan untuk mendapatkan hasil terhadap variabel dependennya.
Untuk mengetahui pengaruhnya, dapat dilakukan persamaan regresi berganda dengan model berikut:
Y = b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
[X
1-
X
4
]+ b
6
[X
2-
X
4
]+ b
7
[X
3
-X
4
]
Keterangan: Y = Return Saham
+
ε
b X
= Konstanta
1
X = Economic Value Added EVA
2
X = Leverage
3
X = Manajemen Laba
4
[X = Kebijakan Deviden
1
-X
4
[X ] = Rasio moderating EVA dengan Kebijakan Deviden
2
-X
4
] = Rasio moderating Leverage dengan Kebijakan Deviden
Universitas Sumatera Utara
[X
3
-X
4
b ] = Rasio moderating Manajemen Laba dengan Kebijakan
Deviden
1
– b
3
b = Koefisien regresi variabel bebas
4 –
b
7
ε = error term
= Koefisien regresi variabel moderating
Pengujian hasil analisis regresi dilakukan dengan melalui uji F untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan uji t untuk mengetahui pengaruh secara
parsial. Hipotesis untuk uji statistik F adalah sebagai berikut :
1. H : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= b
6
= b
7
Artinya tidak terdapat interaksi kebijakan dividen dengan EVA, leverage dan manajemen laba dalam mempengaruhi return saham secara simultan.
= 0
2. H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ b
6
≠ b
7
Artinya terdapat interaksi kebijakan dividen dengan EVA, leverage dan manajemen laba dalam mempengaruhi return saham secara simultan.
≠ 0
Kriteria pengambilan keputusan : - Jika F hitung F tabel dengan tingkat signifikan 5, maka H
- Jika F hitung F tabel dengan tingkat signifikan 5, maka H ditolak atau
hipotesis yang diajukan diterima. diterima atau
hipotesis yang diajukan ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut : 1. H
: b
i
Artinya tidak terdapat interaksi kebijakan dividen dengan EVA, leverage dan manajemen laba dalam mempengaruhi return saham secara parsial.
= 0
2. H
1
: b
i
Artinya terdapat interaksi kebijakan dividen dengan EVA, leverage dan manajemen laba dalam mempengaruhi return saham secara parsial.
≠ 0
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN