2.2.6 Tensor Metrik
A ⇒
B ⇒
Gambar 2.10 Jarak antara dua titik A dan B ditinjau dalam ruang berdimensi α
Pada bagian ini jika A dan B adalah dua titik dalam suatu ruang berdimensi n masing- masing dengan vektor kedudukan
dengan titik , maka jarak di antara
kedua titik tersebut dinyatakan oleh persamaan 2.25
dimana Susunan besaran-besaran
dapat disusun menjadi
2.26
Tensor dinamai tensor metrik untuk ruang tersebut. Ruang dengan metrik , di
mana 2.27
dikenal dengan sebutan ruang Riemann. Tensor dapat dianggap sebagai sebuah
tensor simetri, karena:
Universitas Sumatera Utara
Karena
Maka
Yakni bahwa adalah sebuah tensor simetri. Jika
, di mana t adalah sebuah parameter, maka
atau
Yang menyatakan jarak antara dua titik di dalam ruang Riemann tersebut. Sebuah kurva
t dinamai kurva nol null curve, jika
di dalam sebuah ruang non-Euklidean maka jarak antara dua titik boleh sama dengan 0, walaupun kedua titik tersebut tidak berimpit. Misalnya dalam teori relativitas
khusus, setiap elemen jarak akan dinyatakan oleh persamaan
2.29
2.30
Ruang yang bermetrik diatas, dinamai sebuah ruang Minkowski. Elemen garis atau kuadrat metrik jarak
memiliki interval yang diklasifikasikan ke 3 kelompok yang berbeda berdasarkan bentuk kurva dan interval kurva itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Jika: Kurva Timelike
Kurva Spacelike Kurva null
Lampiran A.
2.2.7 Tensor Konjugat
Misalkan merupakan tensor metrik dan
dinotasikan sebagai determinan dengan elemen-elemen dari
sebagai berikut 2.31
maka adalah kontravarian tensor simetri rank dua yang disebut konjugat atau
reciprocal tensor dari .
2.2.8 Differensiasi Tensor
Proses differensiasi tensor adalah suatu generalisasi proses differensial yang biasa dikenal sebagai differensial fungsi. Pada analisis tensor dikenal dua jenis differensiasi
yang biasa digunakan, yaitu 1. Differensiasi Kovarian
2. Differensiasi Intrinsik
Selanjutnya akan dijabarkan differensiasi kovarian yang terkait dengan pembahasan masalah selanjutnya. Untuk itu maka tinjau persamaan transformasi.
Dengan mendifferensiasikan terhadap
, maka diperoleh persamaan yang berikut:
Universitas Sumatera Utara
Kita telah perlihatkan bahwa bukanlah suatu tensor dan untuk
membentuk tensor dari turunan parsial tersebut maka didefenisikan simbol-simbol Christoffel berikut:
1. Simbol Christoffel yang pertama, yang biasanya dinyatakan dengan notasi yang didefenisikan menurut persamaan
2.32
2. Simbol Christoffel yang kedua, yang biasanya didefenisikan menurut persamaan dan dinyatakan dengan notasi
di mana adalah tensor metrik
untuk ruang yang bersangkutan ruang Riemann. Jadi 2.33
Adapun hukum transformasi untuk Simbol Christoffel diatas adalah sebagai berikut: Tinjau suatu geodesik,
untuk kedua sistem koordinat dalam ruang Riemann. Sekarang ditentukan
hubungan antara dengan
disubtitusi , kita peroleh
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, persamaan di atas dikalikan dengan dan dijumlahkan harga
yang sama,
Hasil di atas dibandingkan dengan bentuk geodesiknya, tampak bahwa
Ini merupakan hukum transformasi untuk .
bukan merupakan komponen tensor, sehingga memungkinkan harga
bernilai nol pada suatu sistem koordinat tapi bukan pada semua sistem koordinat.
2.2.9 Geodesik