termaksuk masase, saling rangkul, raba, dan saling bersentuhan tubuh tanpa kontak vaginal, anal, atau oral Hutapea, 1995.
Bagi pengguna obat-obat terlarang dengan memakai suntik, resiko penularan akan meningkat. Oleh karena itu perlu mendapat pengetahuan mengenai beberapa
tindakan pencegahan. Pusat rehabilitasi obat dapat dimanfaatkan untuk menghentikan penggunaan obat tersebut Badan Narkotika Nasional, 2009.
Bagi seorang ibu yang terinfeksi AIDS bisa menularkan virus tersebut kepada bayinya ketika masih dalam kandungan, melahirkan atau menyusui. ASI juga dapat
menularkan HIV, tetapi bila wanita sudah terinfeksi HIV pada saat mengandung maka ada kemungkinan si bayi lahir sudah terinfeksi HIV. Maka dianjurkan agar
seorang ibu tetap menyusui anaknya sekalipun HIV. Bayi yang tidak diberi ASI beresiko lebih besar tertular penyakit lain atau menjadi kurang gizi Yatim, 2006.
Bila ibu yang menderita HIV tersebut mendapat pengobatan selama hamil maka dapat mengurangi penularan kepada bayinya sebesar 23 daripada yang tidak mendapat
pengobatan MFMER, 2008.
2.9. Sikap
2.9.1. Definisi Sikap
Menurut L.L Thursione dalam Ahmadi 2007 Sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif dan negatif yang berhubungan dengan objek
psikologi, objek psikologi meliputi: simbol, kata, selogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Sikap adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi, atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu.
Menurut Gerungan dalam Ahmadi 2007. Pengertian attitude dapat dierjemahkan dengan kata sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan
sikap, pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecendrungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi itu. Jadi attitude itu lebih
diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap satu hal. Jadi sikap ialah suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik perbuatan
sekarang maupun perbuatan yang akan datang. Menurut Ahmadi tiap-tiap sikap mempunyai tiga aspek, yaitu :
1. Aspek Kognitif: yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenak pikiran. Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-harapan
individu tentang objek tau kelompok objek tertentu. 2. Aspek Afektif: berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu
seperti ketakuttan, kedengkian, simpati, antipasti dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-objek tertentu.
3. Aspek Konatif: berwujud proses tendensikecendrungan untuk berbuat sesuatu objek, misalnya kecendrungan member pertolongan, menjauhkan diri dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2.9.2. Sikap Sosial dan Individual 2.9.2.1. Sikap Sosial
Sikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang saja tetapi dipehatikan oleh orang- orang sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial objeknya banyak orang dalam
kelompok dan dinyatakan berulang-ulang. Misalnya: sikap bergabung seluruh anggota kelompok karna meninggalnya seorang pahlawannya.
Jadi yang menandai adanya sikap moral adalah: a. Subjek yaitu orang-orang dalam kelompoknya.
b. Objek yaitu objeknya sekelompok, objeknya sosial. c. Dinyatakan berulang-ulang
2.9.2.2. Sikap Individual
Ini hanya dimiliki secara individual seorang demi seorang. Objeknya pun bukan merupakan objek sosial. Misalnya: sikap yang berupa kesenangan atas salah
satu jenis makanan atau salah satu jenis tumbuh-tumbuhan. Individu akan sangat senang dengan rujak cingur. Senang yang bersifat
individual. Mungkin orang-orang lain meskipun dalam kelompoknya belum tentu senang akan rujak cingur. Objeknya bukan objek sosial.
Menurut Ahmadi 2007, sikap dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: 1. Sikap Positif: sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima,
mengakui, menyetujui serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.
Universitas Sumatera Utara
2. Sikap Negatif: sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.
Apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu obyek ia akan siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan obyek itu.
Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu objek, maka ia akan mengancam, mencela,menyerang bahkan membinasakan obyek itu Ahmadi,2007.
Menurut Notoatmojo 2007 sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu: 1. Menerima Receiving
Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
2. Merespon Responding Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai Valuing
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung Jawab Responsible Bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi.
2.9.3. Prasangka Sosial
Prasangka timbul dari adanya norma sosial. Pada kebanyakan anak-anak di Amerika Serikat prasangka terhadap orang Negrosudah terlihat pada tahu-tahun
Universitas Sumatera Utara
prasekolah. Anak menyadari bahwa ia telah masuk dalam kelompoknya yaitu keluarganya dan meluas kepada bangsanya Ahmadi, 2007.
Prasangka sosial social prejudice merupakan gejala psikologi sosial. Prasangka sosial ini merupakan masalah yang penting dibahas dalam intergroup
relation. Prasangka sosial atau juga prasangka kelompok yaitu suatu prasangka yang diperlihatkan anggota-anggota suatu kelompok terhadap kelompok-kelompok lain
termasuk para anggotanya. Beberapa ahli meninjau pengertian prasangka sosial dari berbagai sudut:
Menurut Kimball Young dalam Ahmadi, 2007 prasangka adalah mempunyai ciri khas petentangan antara kelompok yang ditandai oleh kuatnya in group dan out
group. Sherif and Sherif dalam Ahmadi,2007 mengatakan prasangka sosial adalah
sikap negatif para anngota suatu kelompok, berasal dari norma mereka yang pasti, kepada kelompok lain beserta anggotanya. Jadi prangsaka sosial adalah suatu sikap
negatif yang diperlihatkan oleh individu lain atau kelompok lain. Orang tidak begitu saja secara otomatis berprasangka terhadap orang lain.
Tetapi ada factor-faktor tertentu yang menyebabkan ia berprasangka di sini. Berkisar pada masalah yang bersifat negatif terhadap orang kelompok lain. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan timbulnya prasangka: 1. Orang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam. Dalam berusaha,
seseorang mengalami kegagalan atau kelemahan sebab dari kegagalan itu dicari pada dirinya sendiri tetapi pada orang lain. Orang lain inilah yang dijadikan
Universitas Sumatera Utara
kambing hitam sebagai sebab kegagalannya, misalnya: terjajah dengan penjajahan. Suatu bangsa dijajah dalam waktu yang vukup lama. Setelah bebas
kembali, bangsa itu berusaha membangun negaranya usaha pembangunan ini ternyata tidak berhasil atau gagal. Sebab kegagalan ini tidak dicari pada diri
bangsa itu sendiri, tetapi ditemukan atau dibebankan kepada bangsa penjajahan. 2. Orang berprasangka, karna ia sudah dipersiapkan didalam lingkungannya atau
kelompoknya untuk berprasangka. Misalnya: seorang anak Amerika Serikat kulit putih dilahirkan didalam keluarga kulit putih. Didalam keluarga itu sudah
dianut atau ditegakkan suatu norma tertentu yaitu bahwa orang Negro itu pemalas, bodoh, tidak tahu kesusilaan dan kotor.
Anggapan semacam ini sudah tertanam pada diri anak sejak kecil, sehingga anak akan mengikuti pula anggapan semacam ini. Berdasarkan ini maka tidak mustahil
bila terjadi seorang anak kulit putih telah berprasangka terhadap terhadap orang Negro, meskipun anak tersebut belum pernah bergaul dengan orang Negro. Hal
semacam ini tentu saja merugikan perkembangan anak. 3. Prasangka timbul karena adanya perbedaan,dimana perbedaan ini menimbulkan
perasaan superior. Perbedaan di sini bisa meliputi a. Perbedaan fisikbiologis, ras
Misalnya: Amerika Serikat dan Negro. b. Perbedaan lingkungangeografis.
Misalnya: orang kota dan orang desa.
Universitas Sumatera Utara
c. Perbedaan kekeyaan Misalnya: orang kaya dan orang miskin
d. Perbedaan status sosial Misalnya: majikan dan buruh
e. Perbedaan kepercayaanagama f. Perbedaan norma sosial.
Dan masih banyak lagi perbedaan-perbedaan diman perbedaan itu menimbulkan perasaan superior.
4. Prasangka timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.
Misalnya: bangsa yang dijajah dengan bangsa penjajah. Kesan dari bangsa dari bangsa yang dijajah ialah bahwa penjajah itu kejam, mengharuskan kerja paksa,
merampas kebebasan dan sebagainya. Dengan kesan tau pengalaman semacam ini terjajah akan berprasangka terhadap penjajah.
5. Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan didalam lingkunagn tertentu. Misalnya: orang selalu berprasangka
terhadap status ibu tiri, atau anak tiri.
2.10. Stigma
2.10.1. Pengertian Stigma
Stigma berasal dari bahasa Inggris yang artinya noda atau cacat, sering juga disebut sebagai pandangan yang negatif. Stigma juga berarti pencemaran, perusakan
Universitas Sumatera Utara