Telur Tepung Analisa Regresi

d. Telur

Tabel 4.40 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Telur Pengaruh Kenaikan Harga Telur F Proporsi Sangat Berpengaruh 16 33.33 Berpengaruh 23 47.92 Cukup Berpengaruh 2 4.17 Kurang Berpengaruh 6 12.50 Tidak Berpengaruh 1 2.08 Total 48 100.00 5 10 15 20 25 Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh Pengaruh Kenaikan Harga Telur Fr ek ue ns i Gambar 4.40 Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Telur

e. Tepung

Tabel 4.41 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Tepung Pengaruh Kenaikan Harga Tepung F Proporsi Universitas Sumatera Utara Sangat Berpengaruh 11 22.92 Berpengaruh 15 31.25 Cukup Berpengaruh 6 12.50 Kurang Berpengaruh 9 18.75 Tidak Berpengaruh 7 14.58 Total 48 100.00 5 10 15 20 Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh Pengaruh Kenaikan Harga Tepung Fr ek ue ns i Gambar 4.41 Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Tepung f. DagingIkan Tabel 4.42 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan F Proporsi Sangat Berpengaruh 17 35.42 Berpengaruh 26 54.17 Cukup Berpengaruh 2 4.17 Kurang Berpengaruh 3 6.25 Tidak Berpengaruh 0.00 Total 48 100.00 Universitas Sumatera Utara 5 10 15 20 25 30 Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan Fr ek ue ns i Gambar 4.42 Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan

g Jagung

Tabel 4.43 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Jagung Pengaruh Kenaikan Harga Jagung F Proporsi Sangat Berpengaruh 4 8.33 Berpengaruh 19 39.58 Cukup Berpengaruh 17 35.42 Kurang Berpengaruh 4 8.33 Tidak Berpengaruh 4 8.33 Total 48 100.00 Universitas Sumatera Utara 5 10 15 20 Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh Pengaruh Kenaikan Harga Jagung Fr ek ue ns i Gambar 4.43 Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Jagung

4.2 Analisa Bivariate

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan beberapa variabel yang independen antara satu variabel denga variabel lainnya. Pengujian dilakukan dengan Chi Square, Analisis Regresi, dan Analisis Korelasi.

4.2.1 Chi Square X

2 Pengujian Chi Squre 2 adalah pengujian variabel yang independent, yaitu kita menguji apakah variabel acak X mempunyai distribusi Fx yang tertentu atau tidak. Kegunaan metode 2 ini ditujukan untuk menguji apakah ada perbedaan yang cukup berarti signifikan antara jumlah pengamatan suatu obyek atau respon tertentu pada setiap klasifikasinya terdapat nilai harapan expected velue yang berdasarkan hipotesa nolnya Djarwanto,2003. Universitas Sumatera Utara 4.2.1.1 Tingkat Kebutuhan Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat di Kelurahan Napitupulu Kabupaten Toba Samosir

1. Gula

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan gula terhadap pekerjaan masyarakat. H 1 : Ada hubungan tingkat kebutuhan gula terhadap pekerjaan masyarakat. Tabel 4.44 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Gula Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Gula Sangat Butuh Butuh Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh Total PNS F 5 3 8 10.4 6.3 .0 .0 .0 16.7 Petani F 2 3 5 2 12 4.2 6.3 10.4 4.2 .0 25.0 Pegawai Swasta F 6 2 1 9 12.5 4.2 2.1 .0 .0 18.8 Wiraswasta F 9 6 4 19 18.9 12.5 8.3 .0 .0 39.6 Total F 22 14 10 2 48 45.8 29.2 20.8 4.2 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 14.598 df = 9 p = 0.103 2 tab  = 16.919 Universitas Sumatera Utara 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan gula dengan jenis pekerjaan masyarakat.

2. Beras

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan beras terhadap pekerjaan masyarakat. H 1 : Ada hubungan tingkat kebutuhan beras terhadap pekerjaan masyarakat. Tabel 4.45 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Beras Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Beras Sangat Butuh Butuh Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh Total PNS F 8 8 16.7 .0 .0 .0 .0 16.7 Petani F 10 2 12 20.8 4.2 .0 .0 .0 25.0 Pegawai Swasta F 7 2 9 14.6 4.2 .0 .0 .0 18.8 Wiraswasta F 15 4 19 31.35 8.3 .0 .0 .0 39.6 Total F 40 8 48 83.3 16.7 .0 .0 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 2.063 df = 3 p = 0.559 2 tab  = 7.815 Universitas Sumatera Utara 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan beras dengan jenis pekerjaan masyarakat.

3. Minyak Goreng

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan minyak goreng terhadap pekerjaan masyarakat. H 1 : Ada hubungan tingkat kebutuhan minyak goreng terhadap pekerjaan masyarakat. Tabel 4.46 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Minyak Goreng Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Minyak Goreng Sangat Butuh Butuh Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh Total PNS F 6 2 8 12.5 4.2 .0 .0 .0 16.7 Petani F 6 2 4 12 12.5 4.2 8.3 .0 .0 25.0 Pegawai Swasta F 7 1 1 9 14.6 2.1 2.1 .0 .0 18.8 Wiraswasta F 3 13 3 19 6.3 27.1 6.3 .0 .0 39.6 Total F 22 18 8 48 458 37.5 16.7 .0 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 19.023 Universitas Sumatera Utara df = 6 p = 0.004 2 tab  = 12.592 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada hubungan antara tingkat kebutuhan minyak goreng dengan jenis pekerjaan masyarakat.

4. Minyak Tanah

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan minyak tanah terhadap pekerjaan masyarakat. H 1 : Ada hubungan tingkat kebutuhan minyak tanah terhadap pekerjaan masyarakat. Tabel 4.47 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Minyak Tanah Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Minyak Tanah Sangat Butuh Butuh Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh Total PNS F 4 2 1 1 8 8.3 4.2 2.1 .0 2.1 16.7 Petani F 7 2 3 12 14.7 4.2 6.3 .0 .0 25.0 Pegawai Swasta F 5 1 1 2 9 10.4 2.1 2.1 .0 4.2 18.8 Wiraswasta F 4 11 3 1 19 8.3 22.9 6.3 .0 2.1 39.6 Total F 20 16 8 4 48 41.7 33.3 16.7 .0 8.3 100.0 Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 13.450 df = 9 p = 0.143 2 tab  = 16.919 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan minyak tanah dengan jenis pekerjaan masyarakat.

5. Susu

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan susu terhadap pekerjaan masyarakat. H 1 : Ada hubungan tingkat kebutuhan susu terhadap pekerjaan masyarakat. Tabel 4.48 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Susu Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Susu Sangat Butuh Butuh Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh Total PNS F 3 2 1 1 1 8 6.3 4.2 2.1 2.1 2.1 16.7 Petani F 1 3 2 3 3 12 2.1 6.3 4.2 6.3 6.3 25.0 Pegawai Swasta F 2 5 1 1 9 4.2 10.4 2.1 .0 2.1 18.8 Wiraswasta F 2 10 2 4 1 19 Universitas Sumatera Utara 4.2 20.8 4.2 8.3 2.1 39.6 Total F 8 20 6 8 6 48 16.7 41.7 12.5 16.7 12.5 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 10.330 df = 12 p = 0.587 2 tab  = 21.026 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan susu dengan jenis pekerjaan masyarakat.

6. Telur

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan telur terhadap pekerjaan masyarakat. H 1 : Ada hubungan tingkat kebutuhan telur terhadap pekerjaan masyarakat. Tabel 4.49 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Telur Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Telur Sangat Butuh Butuh Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh Total PNS F 1 5 2 8 2.1 10.4 4.2 .0 .0 16.7 Universitas Sumatera Utara Petani F 3 3 6 12 .0 6.3 6.3 12.5 .0 25.0 Pegawai Swasta F 1 5 2 1 9 2.1 10.4 4.2 2.1 .0 18.8 Wiraswasta F 9 9 1 19 .0 18.8 18.8 2.1 .0 39.6 Total F 2 22 16 8 48 4.2 45.8 33.3 16.7 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 18.339 df = 9 p = 0.031 2 tab  = 16.919 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada hubungan antara tingkat kebutuhan telur dengan jenis pekerjaan masyarakat.

7. Tepung

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan tepung terhadap pekerjaan masyarakat. H 1 : Ada hubungan tingkat kebutuhan tepung terhadap pekerjaan masyarakat. Tabel 4.50 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Tepung Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Tepung Sangat Butuh Butuh Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh Total PNS F 2 2 3 1 8 .0 4.2 4.2 6.3 2.1 16.7 Petani F 2 6 4 12 .0 .0 4.2 12.5 8.3 25.0 Pegawai Swasta F 1 1 2 4 1 9 2.1 2.1 4.2 8.3 2.1 18.8 Wiraswasta F 1 9 9 19 .0 2.1 18.8 18.8 .0 39.6 Total F 1 4 15 22 6 48 2.1 8.3 31.3 45.8 12.5 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 17.765 df = 12 p = 0.123 2 tab  = 21.026 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan tepung dengan jenis pekerjaan masyarakat.

8. DagingIkan

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan dagingikan terhadap pekerjaan masyarakat. H 1 : Ada hubungan tingkat kebutuhan dagingikan terhadap pekerjaan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.51 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap DagingIkan Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat Pekerjaan Tingkat Kebutuhan DagingIkan Sangat Butuh Butuh Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh Total PNS F 2 4 2 8 4.2 8.3 4.2 .0 .0 16.7 Petani F 6 4 2 12 .0 12.5 8.3 4.2 .0 25.0 Pegawai Swasta F 3 4 1 1 9 6.3 8.3 2.1 2.1 .0 18.8 Wiraswasta F 1 16 1 1 19 2.1 33.3 2.1 2.1 .0 39.6 Total F 6 30 8 4 48 12.5 62.5 16.7 8.3 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 14.771 df = 9 p = 0.097 2 tab  = 16.919 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan dagingikan dengan jenis pekerjaan masyarakat.

9. Jagung

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan jagung terhadap pekerjaan masyarakat. Universitas Sumatera Utara H 1 : Ada hubungan tingkat kebutuhan jagung terhadap pekerjaan masyarakat. Tabel 4.52 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Jagung Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Jagung Sangat Butuh Butuh Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh Total PNS F 2 6 8 .0 .0 .0 4.2 12.5 16.7 Petani F 2 1 5 4 12 .0 4.2 2.1 10.4 8.3 25.0 Pegawai Swasta F 4 5 9 .0 .0 .0 8.3 10.4 18.8 Wiraswasta F 11 8 19 .0 .0 .0 22.9 16.7 39.6 Total F 2 1 22 23 48 .0 4.2 2.1 45.8 47.9 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 12.411 df = 9 p = 0.191 2 tab  = 16.919 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan jagung dengan jenis pekerjaan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 4.2.1.2 Tingkat Konsumsi Masyarakat Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Kelurahan Napitupulu Kabupaten Toba Samosir

1. Gula

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan jumlah konsumsi gula berdasarkan jumlah anggota keluarga. H 1 : Ada hubungan jumlah konsumsi gula berdasarkan jumlah anggota keluarga. Tabel 4.53 Crosstab Konsumsi Gula Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga 1-3 4-6 7-9 Total 0 - 1.4 Kg F 3 1 4 6.3 2.1 .0 8.3 1.4 - 2.4 Kg F 5 7 2 14 10.4 14.6 4.2 29.2 2.4 Kg - 3.4 Kg F 20 2 22 .0 41.7 4.2 45.8 3.4 Kg F 2 6 8 .0 4.2 12.5 16.7 Total F 8 30 10 48 16.7 62.5 20.8 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 35.949 df = 6 p = 0.000 2 tab  = 12.592 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi gula berdasarkan jumlah anggota keluarga. Universitas Sumatera Utara

2. Beras

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan jumlah konsumsi beras berdasarkan jumlah anggota keluarga. H 1 : Ada hubungan jumlah konsumsi beras berdasarkan jumlah anggota keluarga. Tabel 4.54 Crosstab Konsumsi Beras Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga 1-3 4-6 7-9 Total 2-7 Kg F 8 12 20 16.7 25.0 .0 41.7 7-12 Kg F 13 2 15 .0 27.1 4.2 31.3 12-17 Kg F 5 7 12 .0 10.4 14.6 25.0 17 Kg F 1 1 .0 .0 2.1 2.1 Total F 8 30 10 48 16.7 62.5 21.8 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 29.760 df = 6 p = 0.000 2 tab  = 12.592 Universitas Sumatera Utara 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi beras berdasarkan jumlah anggota keluarga.

3. Minyak Goreng

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan jumlah konsumsi minyak goreng berdasarkan jumlah anggota keluarga H 1 : Ada hubungan jumlah konsumsi minyak goreng berdasarkan jumlah anggota keluarga. Tabel 4.55 Crosstab Konsumsi Minyak Goreng Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga 1-3 4-6 7-9 Total 0-1.5 Kg F 4 17 1 22 8.3 35.4 2.1 45.8 1.5-3 Kg F 4 13 6 23 8.3 27.1 12.5 47.95 3-5 Kg F 2 2 .0 .0 4.2 4.2 5 Kg F 1 1 .0 .0 2.1 2.1 Total F 8 30 10 48 16.7 62.5 20.8 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: Universitas Sumatera Utara 2 hit  = 15.443 df = 6 p = 0.017 2 tab  = 12.592 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi minyak goreng berdasarkan jumlah anggota keluarga.

4. Minyak Tanah

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan jumlah konsumsi minyak tanah berdasarkan jumlah anggota keluarga H 1 : Ada hubungan jumlah konsumsi minyak tanah berdasarkan jumlah anggota keluarga. Tabel 4.56 Crosstab Konsumsi Minyak Tanah Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga 1-3 4-6 7-9 Total 0-1.5 Liter F 4 6 10 8.3 12.5 .0 20.8 1.5-3 Liter F 4 19 3 26 8.3 39.6 6.3 54.2 3-5 Liter F 4 4 8 .0 8.3 8.3 18.7 Tidak mengkonsumsi F 1 3 4 .0 2.1 6.3 8.3 Universitas Sumatera Utara Total F 8 30 10 48 16.7 62.5 20.8 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 18.929 df = 6 p = 0.004 2 tab  = 12.592 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi minyak tanah berdasarkan jumlah anggota keluarga.

5. Susu

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan jumlah konsumsi susu berdasarkan jumlah anggota keluarga. H 1 : Ada hubungan jumlah konsumsi susu berdasarkan jumlah anggota keluarga. Tabel 4.57 Crosstab Konsumsi Susu Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga 1-3 4-6 7-9 Total 0-1 Kg F 1 18 3 22 2.1 37.5 6.3 45.8 1-2 Kg F 3 7 2 12 6.3 14.6 4.2 25.0 2-2.5 Kg F 2 4 2 8 4.2 8.3 4.1 16.7 Universitas Sumatera Utara Tidak mengkonsumsi F 2 1 3 6 4.2 2.1 6.3 12.6 Total F 8 30 10 48 16.7 62.5 20.8 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 10.500 df = 6 p = 0.105 2 tab  = 12.592 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada pengaruh jumlah konsumsi susu berdasarkan jumlah anggota keluarga.

6. Telur

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan jumlah konsumsi telur berdasarkan jumlah anggota keluarga. H 1 : Ada hubungan jumlah konsumsi telur berdasarkan jumlah anggota keluarga. Tabel 4.58 Crosstab Konsumsi Telur Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga 1-3 4-6 7-9 Total 0-10 Butir F 5 24 3 32 Universitas Sumatera Utara 10.4 50.05 6.3 66.75 10-15 Butir F 3 6 3 12 6.3 12.5 6.3 25.0 15-20 Butir F 4 4 .0 .0 8.3 8.3 Total F 8 30 10 48 16.7 62.5 20.8 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 18.938 df = 4 p = 0.001 2 tab  = 9.488 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi telur berdasarkan jumlah anggota keluarga.

7. Tepung

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan jumlah konsumsi tepung berdasarkan jumlah anggota keluarga. H 1 : Ada hubungan jumlah konsumsi tepung berdasarkan jumlah anggota keluarga. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.59 Crosstab Konsumsi Tepung Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga 1-3 4-6 7-9 Total 0-1 Kg F 5 27 6 38 10.4 56.3 12.5 79.2 1-2 Kg F 2 2 4.2 .0 .0 4.2 2-2.5 Kg F 1 1 2 .0 2.1 2.1 4.2 Tidak mengkonsumsi F 1 2 3 6 2.1 4.2 6.3 12.5 Total F 8 30 10 48 16.7 62.5 20.8 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 15.656 df = 6 p = 0.016 2 tab  = 12.592 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi tepung berdasarkan jumlah anggota keluarga.

8. DagingIkan

Hipotesis: Universitas Sumatera Utara H : Tidak ada hubungan jumlah konsumsi dagingikan berdasarkan jumlah anggota keluarga H 1 : Ada hubungan jumlah konsumsi dagingikan berdasarkan jumlah anggota keluarga. Tabel 4.60 Crosstab Konsumsi DagingIkan Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga 1-3 4-6 7-9 Total 0-2 Kg F 5 12 17 10.4 25.0 .0 35.4 2-4 Kg F 3 17 6 26 6.3 35.4 12.5 54.2 4-6 Kg F 1 4 5 .0 2.1 8.3 10.4 Total F 8 30 10 48 16.7 62.5 20.8 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 16.564 df = 4 p = 0.002 2 tab  = 9.488 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi dagingikan berdasarkan jumlah anggota keluarga. Universitas Sumatera Utara

9. Jagung

Hipotesis: H : Tidak ada hubungan jumlah konsumsi jagung berdasarkan jumlah anggota keluarga. H 1 : Ada hubungan jumlah konsumsi jagung berdasarkan jumlah anggota keluarga. Tabel 4.61 Crosstab Konsumsi Jagung Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga 1-3 4-6 7-9 Total 0-1 Kg F 2 15 1 18 4.2 31.5 2.1 37.5 1-2 Kg F 2 4 1 7 4.2 8.3 2.1 14.6 Tidak mengkonsumsi F 4 11 8 23 8.3 22.9 16.7 47.9 Total F 8 30 10 48 16.7 62.5 20.8 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 7.319 df = 4 p = 0.120 2 tab  = 9.488 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi jagung berdasarkan jumlah anggota keluarga. Universitas Sumatera Utara 4.2.1.3 Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Sembako Terhadap Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Napitupulu Kabupaten Toba Samosir

1. Gula

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga gula terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga gula terhadap pendapatan masyarakat Tabel 4.62 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Gula Berdasarkan Pendapatan Masyarakat Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Gula Sangat Wajar Wajar Cukup Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar Total Rp 500.000 Rp 1.500.000 F 6 5 1 12 .0 12.5 10.4 2.1 .0 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 4 5 1 10 .0 8.3 10.4 2.1 .0 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 6 11 17 .0 12.5 22.9 .0 .0 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 4 1 5 .0 8.3 2.1 .0 .0 10.4 Rp 4.500.000 F 2 2 4 Universitas Sumatera Utara .0 4.2 .0 4.2 .0 8.3 Total F 22 22 4 48 .0 45.8 45.8 8.3 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 15.986 df = 8 p = 0.043 2 tab  = 15.507 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga gula terhadap pendapatan masyarakat.

2. Beras

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga beras terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga beras terhadap pendapatan masyarakat. Tabel 4.63 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Beras Berdasarkan Pendapatan Masyarakat Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Beras Sangat Wajar Wajar Cukup wajar Kurang Wajar Tidak Wajar Total Rp 500.000 Rp 1.500.000 F 6 3 3 12 .0 12.5 6.3 6.3 .0 25.0 Rp 1.500.000 - F 7 2 1 10 Universitas Sumatera Utara Rp 2.500.000 .0 14.6 4.2 2.1 .0 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 13 4 17 .0 27.1 8.3 .0 .0 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 3 2 5 .0 6.3 4.2 .0 .0 10.4 Rp 4.500.000 F 3 1 4 .0 6.3 2.1 .0 .0 8.3 Total F 32 12 4 48 .0 66.7 25.0 8.3 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 7.601 df = 8 p = 0.473 2 tab  = 15.507 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga beras terhadap pendapatan masyarakat.

3. Minyak Goreng

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga minyak goreng terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga minyak goreng terhadap pendapatan masyarakat. Tabel 4.64 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Minyak Goreng Berdasarkan Pendapatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Minyak Goreng Sangat Wajar Wajar Cukup Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar Total Rp 500.000 Rp 1.500.000 F 7 3 2 12 .0 14.6 6.3 4.2 .0 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 6 1 3 10 .0 12.5 2.1 6.3 .0 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 12 3 2 17 .0 25.0 6.3 4.2 .0 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 3 1 1 5 .0 6.3 2.1 2.1 .0 10.4 Rp 4.500.000 F 2 2 4 .0 4.2 4.2 .0 .0 8.3 Total F 30 10 8 48 .0 62.5 20.8 16.7 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 4.719 df = 8 p = 0.787 2 tab  = 15.507 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga minyak goreng terhadap pendapatan masyarakat.

4. Telur

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga telur terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga telur terhadap pendapatan Universitas Sumatera Utara masyarakat. Tabel 4.65 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Telur Berdasarkan Pendapatan Masyarakat Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Telur Sangat Wajar Wajar Cukup wajar Kurang Wajar Tidak Wajar Total Rp 500.000 Rp 1.500.000 F 6 3 3 12 .0 12.5 6.3 6.3 .0 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 5 4 1 10 .0 10.4 8.3 2.1 .0 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 9 5 3 17 .0 18.8 10.4 6.3 .0 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 2 1 2 5 .0 4.2 2.1 4.2 .0 10.4 Rp 4.500.000 F 3 1 4 .0 6.3 2.1 .0 .0 8.3 Total F 25 14 9 48 .0 52.1 29.2 18.8 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 3.830 df = 8 p = 0.872 2 tab  = 15.507 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga telur terhadap pendapatan masyarakat.

5. Tepung

Universitas Sumatera Utara Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga tepung terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga tepung terhadap pendapatan masyarakat. Tabel 4.66 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Tepung Berdasarkan Pendapatan Masyarakat Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Tepung Sangat Wajar Wajar Cukup Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar Total Rp 500.000 Rp 1.500.000 F 4 3 5 12 .0 8.3 6.3 10.4 .0 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 6 2 2 10 .0 12.5 4.2 4.2 .0 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 10 4 3 17 .0 20.8 8.3 6.3 .0 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 1 3 1 5 .0 2.1 6.3 2.1 .0 10.4 Rp 4.500.000 F 2 1 1 4 .0 4.2 2.1 2.1 .0 8.3 Total F 23 13 12 48 .0 47.9 27.1 25.0 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 6.218 df = 8 p = 0.623 2 tab  = 15.507 Universitas Sumatera Utara 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga tepung terhadap pendapatan masyarakat.

6. DagingIkan

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga dagingikan terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga dagingikan terhadap pendapatan masyarakat. Tabel 4.67 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga DagingIkan Berdasarkan Pendapatan Masyarakat Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga DagingIkan Sangat Wajar Wajar Cukup Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar Total Rp 500.000 Rp 1.500.000 F 5 4 3 12 .0 .0 10.4 8.3 6.3 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 1 3 3 3 10 .0 2.1 6.3 6.3 6.3 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 2 5 8 2 17 .0 4.2 10.4 16.7 4.2 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 3 1 1 5 .0 6.3 2.1 .0 2.1 10.4 Rp 4.500.000 F 2 1 1 4 .0 4.2 2.1 2.1 .0 8.3 Total F 8 15 16 9 48 .0 16.7 31.3 33.3 18.8 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 16.370 Universitas Sumatera Utara df = 12 p = 0.175 2 tab  = 21.026 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga dagingikan terhadap pendapatan masyarakat.

7. Jagung

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga jagung terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga jagung terhadap pendapatan masyarakat. Tabel 4.68 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Jagung Berdasarkan Pendapatan Masyarakat Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Jagung Sangat Wajar Wajar Cukup wajar Kurang Wajar Tidak Wajar Total Rp 500.000 Rp 1.500.000 F 2 4 6 12 .0 .0 4.2 8.3 12.5 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 1 5 4 10 .0 .0 2.1 10.4 8.3 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 2 2 9 4 17 .0 4.2 4.2 18.8 8.3 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 1 1 2 1 5 .0 2.1 2.1 4.2 2.1 10.4 Rp 4.500.000 F 1 1 2 4 .0 2.1 .0 2.1 4.2 8.3 Total F 4 6 21 17 48 Universitas Sumatera Utara .0 8.3 12.5 43.8 35.4 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 8.259 df = 12 p = 0.765 2 tab  = 21.026 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga jagung terhadap pendapatan masyarakat. 4.2.1.4 Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Sembako Terhadap Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Napitupulu Kabupaten Toba Samosir

1. Gula

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh kenaikan harga gula terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh kenaikan harga gula terhadap pendapatan masyarakat. Tabel 4.69 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Gula Terhadap Pendapatan Masyarakat Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Gula Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaru h Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh Total Rp 500.000 Rp 1.500.000 F 4 7 1 12 8.3 14.6 2.1 .0 .0 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 6 3 1 10 12.5 6.3 2.1 .0 .0 20.8 Universitas Sumatera Utara Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 7 7 3 17 14.6 14.6 .0 6.3 .0 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 4 1 5 .0 8.3 .0 .0 2.1 10.4 Rp 4.500.000 F 2 2 4 .0 .0 .0 4.2 4.2 8.3 Total F 17 21 2 5 3 48 35.4 43.8 4.2 10.4 6.3 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 37.643 df = 16 p = 0.002 2 tab  = 26.296 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh kenaikan harga gula terhadap pendapatan masyarakat.

2. Beras

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh kenaikan harga beras terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh kenaikan harga beras terhadap pendapatan masyarakat. Tabel 4.70 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Beras Terhadap Pendapatan Masyarakat Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Beras Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Total Rp 500.000 F 4 5 3 12 Universitas Sumatera Utara Rp 1.500.000 8.3 10.4 6.3 .0 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 8 1 1 10 16.7 2.1 2.1 .0 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 15 1 1 17 31.3 2.1 2.1 .0 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 2 3 5 4.2 6.3 .0 .0 10.4 Rp 4.500.000 F 2 2 4 4.2 4.2 .0 .0 8.3 Total F 31 12 5 48 64.6 25.0 10.4 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 16.148 df = 8 p = 0.040 2 tab  = 15.507 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh kenaikan harga beras terhadap pendapatan masyarakat.

3. Minyak Goreng

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh kenaikan harga minyak goreng terhadap pendapatan masyarakat H 1 : Ada pengaruh kenaikan harga minyak goreng terhadap pendapatan masyarakat. Tabel 4.71 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Goreng Terhadap Pendapatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Goreng Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh Total Rp 500.000 Rp 1.500.000 F 8 3 1 12 16.7 6.3 .0 2.1 .0 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 5 3 2 10 10.4 6.3 4.2 .0 .0 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 12 4 1 17 25.0 8.3 2.1 .0 .0 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 2 2 1 5 .0 4.2 .0 4.2 2.1 10.4 Rp 4.500.000 F 3 1 4 .0 .0 .0 6.3 2.1 8.3 Total F 25 12 3 6 2 48 52.1 25.0 6.3 12.5 4.2 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 40.076 df = 16 p = 0.001 2 tab  = 26.296 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh kenaikan harga minyak goreng terhadap pendapatan masyarakat.

4. Telur

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh kenaikan harga telur terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh kenaikan harga telur terhadap pendapatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.72 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Telur Terhadap Pendapatan Masyarakat Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Telur Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh Total Rp 500.000 Rp 1.500.000 F 5 5 2 12 10.4 10.4 4.2 .0 .0 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 8 1 1 10 16.7 2.1 .0 2.1 .0 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 2 14 1 17 4.2 29.2 .0 2.1 .0 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 1 2 2 5 2.1 4.2 .0 4.2 .0 10.4 Rp 4.500.000 F 1 2 1 4 .0 2.1 .0 4.2 2.1 8.3 Total F 16 23 2 6 1 48 33.3 47.9 4.2 12.5 2.1 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 45.236 df = 16 p = 0.000 2 tab  = 26.296 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh kenaikan harga telur terhadap pendapatan masyarakat.

5. Tepung

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh kenaikan harga tepung terhadap pendapatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara H 1 : Ada pengaruh kenaikan harga tepung terhadap pendapatan masyarakat. Tabel 4.73 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Tepung Terhadap Pendapatan Masyarakat Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Tepung Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh Total Rp 500.000 Rp 1.500.000 F 5 3 2 1 1 12 10.4 6.3 4.2 2.1 2.1 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 1 3 1 3 2 10 2.1 6.3 2.1 6.3 4.2 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 5 7 2 2 1 17 10.4 14.6 4.2 4.2 2.1 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 2 2 1 5 .0 4.2 .0 4.2 2.1 10.4 Rp 4.500.000 F 1 1 2 4 .0 .0 2.1 2.1 4.2 8.3 Total F 11 15 6 9 7 48 22.9 31.3 12.5 18.8 14.6 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 16.402 df = 16 p = 0.425 2 tab  = 26.296 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti tidak ada pengaruh kenaikan harga tepung terhadap pendapatan masyarakat.

6. DagingIkan

Universitas Sumatera Utara Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh kenaikan harga dagingikan terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh kenaikan harga dagingikan terhadap pendapatan masyarakat. Tabel 4.74 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan Terhadap Pendapatan Masyarakat Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh Total Rp 500.000 - Rp 1.500.000 F 4 7 1 12 8.3 14.6 2.1 .0 .0 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 3 6 1 10 6.3 12.5 2.1 .0 .0 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 9 8 17 18.8 16.7 .0 .0 .0 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 3 2 5 .0 6.3 .0 4.2 .0 10.4 Rp 4.500.000 F 1 2 1 4 2.1 4.2 .0 2.1 .0 8.3 Total F 17 26 2 3 48 35.4 54.2 4.2 6.3 .0 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 19.969 df = 12 p = 0.068 2 tab  = 21.026 2 hit  2 tab  , H diterima, berarti ada pengaruh kenaikan harga dagingikan terhadap pendapatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara

7. Jagung

Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh kenaikan harga jagung terhadap pendapatan masyarakat. H 1 : Ada pengaruh kenaikan harga jagung terhadap pendapatan masyarakat. Tabel 4.75 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Jagung Terhadap Pendapatan Masyarakat Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Jagung Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh Total Rp 500.000 - Rp 1.500.000 F 2 6 4 12 4.2 12.5 8.3 .0 .0 25.0 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 F 2 4 3 1 10 4.2 8.3 6.3 2.1 .0 20.8 Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 F 9 7 1 17 .0 18.8 14.6 .0 2.1 35.4 Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 F 3 1 1 5 .0 .0 6.3 2.1 2.1 10.4 Rp 4.500.000 F 2 2 4 .0 .0 .0 4.2 4.2 8.3 Total F 4 19 17 4 4 48 8.3 39.6 35.4 8.3 8.3 100.0 Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat: 2 hit  = 34.691 df = 16 p = 0.004 2 tab  = 26.296 Universitas Sumatera Utara 2 hit  2 tab  , H ditolak, berarti ada pengaruh kenaikan harga jagung terhadap pendapatan masyarakat.

4.2.1.5 Pengeluaran Masyarakat Terhadap Sembako di Kelurahan Napitupulu Kabupaten Toba Samosir

Keterangan: Y = Total pengeluaran per minggu X 1 = Pengeluaran untuk gula X 2 = Pengeluaran untuk beras X 3 = Pengeluaran untuk minyak goreng X 4 = Pengeluaran untuk telur X 5 = Pengeluaran untuk tepung X 6 = Pengeluaran untuk dagingikan X 7 = Pengeluaran untuk jagung X 8 = Pendapatan per minggu Tabel 4.76 Pengeluaran Masyarakat Terhadap Sembako Y X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 111750 21500 29250 10000 5000 4000 42000 312500 156550 30500 48750 15000 5400 3900 51000 2000 625000 198000 36000 65000 20000 4500 7500 65000 750000 81500 16500 21000 5000 4000 2000 33000 200000 133000 26500 39000 15000 3000 4000 43000 2500 475000 172900 31000 58000 20000 5400 6500 52000 700000 119750 24000 35750 11000 5000 4000 40000 437500 57000 6000 13000 10000 5000 2000 20000 1000 125000 156400 29500 45500 15000 5400 4000 55000 2000 562500 314250 49000 100750 31000 20000 12000 90000 11500 1200000 Universitas Sumatera Utara 241000 40000 84500 26000 9000 6500 75000 875000 385000 64000 117000 48000 20000 16000 120000 0 1500000 221000 38000 79000 25000 10000 8000 61000 825000 200000 34000 68000 24000 6000 8000 60000 750000 167500 29000 52000 20000 4500 8000 52000 2000 687500 111250 21500 33750 10000 4500 40000 1500 250000 144000 28500 49000 15000 5000 4000 40000 2500 500000 283000 48000 98000 29500 14000 7500 76000 10000 1062500 249500 41000 91000 24000 10000 7500 76000 937500 81000 11000 19500 11000 4000 2000 32000 1500 187500 133400 24000 39000 16000 5400 4000 45000 450000 276500 47000 98000 31000 13500 7000 80000 0 1125000 170250 32000 55250 22000 5000 6000 50000 700000 156000 30000 49500 16000 5000 3500 50000 2000 500000 219750 38000 74750 23000 6500 7500 65000 5000 812500 76750 12000 18750 10000 3000 2000 30000 1000 187500 192900 36000 60000 21000 5000 7900 60000 3000 725000 114500 22000 32500 10000 5000 4000 40000 1000 312500 279000 48500 97500 30000 15000 6500 75000 6500 1075000 208000 37000 71500 25000 6000 64000 4500 800000 161000 29500 50000 20000 5000 4000 50000 2500 625000 196500 35500 65000 25000 5000 6000 60000 750000 97500 18000 28000 11000 5000 3500 32000 250000 197000 35000 61000 22000 5000 8000 62000 4000 725000 316000 50000 104000 34000 18000 10000 100000 0 1250000 220000 38500 78000 26000 8000 6500 63000 812500 137750 28500 42250 15000 4500 3500 42000 2000 500000 153000 30000 46000 16000 5000 4000 52000 625000 352000 52000 107000 45000 18000 20000 105000 5000 1375000 123000 23000 36000 15000 5000 42000 2000 437500 257300 45000 97500 29000 10800 75000 0 1000000 51500 5500 14000 5000 3500 1500 22000 125000 172500 29500 52000 21000 5000 7500 55000 2500 687500 234750 40500 81250 25000 10000 8000 70000 875000 117000 22000 32000 10000 4500 3500 45000 375000 247000 42000 95000 30000 10000 70000 950000 89750 17000 22750 10000 5000 4000 30000 1000 225000 226500 40000 81000 25000 9000 65000 6500 850000 Universitas Sumatera Utara

4.3 Analisa Regresi

Untuk analisa regresi membicarakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas biasanya disimbolkan dengan x dan variabel terikat disimbolkan dengan y.

4.3.1 Regresi Sederhana

Keterangan: Y = Total pengeluaran X 8 = Pendapatan adalah: Y = 29715,063 + 0,992 r = 0,984 Dari persamaan di atas dapat diartikan, ketika pendapatan sedikit maka pengeluaran kurang lebih Rp 29.715,063. Dari pengolahan di atas diperoleh r sebesar 0,984 artinya hubungan pendapatan dan pengeluaran masyarakat sangat berpengaruh kuat.

4.3.2 Multiple Regresi Pengeluaran Masyarakat

Dari hasil pengolahan SPSS didapat persamaan untuk: Y = Total pengeluaran per minggu X 1 = Pengeluaran untuk gula X 2 = Pengeluaran untuk beras X 3 = Pengeluaran untuk minyak goreng X 4 = Pengeluaran untuk telur Universitas Sumatera Utara X 5 = Pengeluaran untuk tepung X 6 = Pengeluaran untuk dagingikan X 7 = Pengeluaran untuk jagung Hasil: b = -4706,394 b 1 = 0,240 b 2 = 0,258 b 3 = 0,173 b 4 = 0,004 b 5 = 0,042 b 6 = 0,298 b 7 = 0,047 Maka persamaanya: Y = -4706,394 + 0,240 X 1 + 0,258 X 2 + 0,173 X 3 + 0,004 X 4 + 0,042 X 5 + 0,298 X 6 + 0,047 X 7 r = 0,997 r 2 = 0,997 =99,7 besar pengaruh variabel lain = 997 , 1 =0,055=0,055 2 =0,003=0,3 Dari hasil analisa di atas diperoleh interest sebesar -4706,394 artinya tanpa adanya pengeluran terhadap gula, beras, minyak goreng, telur, tepung, dagingikan, dan jagung maka total pengeluaran per minggu adalah Rp 4706,39. Parameter koefisien regresi variabel X 1 sebesar 0,240 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran gula adalah setiap kenaikan harga gula sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,240. Parameter Universitas Sumatera Utara koefisien regresi variabel X 2 sebesar 0,258 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran beras adalah setiap kenaikan harga beras sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,258. Parameter koefisien regresi variabel X 3 sebesar 0,173 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran minyak goreng adalah setiap kenaikan harga minyak goreng sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,173. Parameter koefisien regresi variabel X 4 sebesar 0,004 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran telur adalah setiap kenaikan harga telur sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,004. Parameter koefisien regresi variabel X 5 sebesar 0,042 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran tepung adalah setiap kenaikan harga tepung sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,042. Parameter koefisien regresi variabel X 6 sebesar 0,298 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran dagingikan adalah setiap kenaikan harga dagingikan sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,298. Parameter koefisien regresi variabel X 7 sebesar 0,047 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran jagung adalah setiap kenaikan harga jagung sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,047 Hasil r 2 yang diperoleh sebesar 99,7 berarti besarnya kontribusi pengeluaran konsumsi gula, beras, minyak goreng, telur, tepung, dagingikan, dan jagung terhadap pengeluaran per minggu adalah sebesar 99,7 dan sisanya 0,3 merupakan akibat dari variabel lain. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan