d. Telur
Tabel 4.40 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Telur
Pengaruh Kenaikan Harga Telur
F Proporsi
Sangat Berpengaruh 16
33.33 Berpengaruh
23 47.92
Cukup Berpengaruh 2
4.17 Kurang Berpengaruh
6 12.50
Tidak Berpengaruh 1
2.08 Total
48 100.00
5 10
15 20
25
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup
Berpengaruh Kurang
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh
Pengaruh Kenaikan Harga Telur Fr
ek ue
ns i
Gambar 4.40 Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Telur
e. Tepung
Tabel 4.41 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Tepung
Pengaruh Kenaikan Harga Tepung
F Proporsi
Universitas Sumatera Utara
Sangat Berpengaruh 11
22.92 Berpengaruh
15 31.25
Cukup Berpengaruh 6
12.50 Kurang Berpengaruh
9 18.75
Tidak Berpengaruh 7
14.58 Total
48 100.00
5 10
15 20
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup
Berpengaruh Kurang
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh
Pengaruh Kenaikan Harga Tepung Fr
ek ue
ns i
Gambar 4.41 Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Tepung f. DagingIkan
Tabel 4.42 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan
Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan
F Proporsi
Sangat Berpengaruh 17
35.42 Berpengaruh
26 54.17
Cukup Berpengaruh 2
4.17 Kurang Berpengaruh
3 6.25
Tidak Berpengaruh 0.00
Total 48
100.00
Universitas Sumatera Utara
5 10
15 20
25 30
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup
Berpengaruh Kurang
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh
Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan Fr
ek ue
ns i
Gambar 4.42 Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan
g Jagung
Tabel 4.43 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Jagung
Pengaruh Kenaikan Harga Jagung
F Proporsi
Sangat Berpengaruh 4
8.33 Berpengaruh
19 39.58
Cukup Berpengaruh 17
35.42 Kurang Berpengaruh
4 8.33
Tidak Berpengaruh 4
8.33 Total
48 100.00
Universitas Sumatera Utara
5 10
15 20
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup
Berpengaruh Kurang
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh
Pengaruh Kenaikan Harga Jagung Fr
ek ue
ns i
Gambar 4.43 Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Jagung
4.2 Analisa Bivariate
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan beberapa variabel yang independen antara satu variabel denga variabel lainnya. Pengujian
dilakukan dengan Chi Square, Analisis Regresi, dan Analisis Korelasi.
4.2.1 Chi Square X
2
Pengujian Chi Squre
2
adalah pengujian variabel yang independent, yaitu kita menguji apakah variabel acak X mempunyai distribusi Fx yang tertentu atau tidak.
Kegunaan metode
2
ini ditujukan untuk menguji apakah ada perbedaan yang cukup berarti signifikan antara jumlah pengamatan suatu obyek atau respon tertentu pada
setiap klasifikasinya terdapat nilai harapan expected velue yang berdasarkan hipotesa nolnya Djarwanto,2003.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.1 Tingkat Kebutuhan Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat di Kelurahan Napitupulu Kabupaten Toba Samosir
1. Gula
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan gula terhadap pekerjaan masyarakat. H
1
: Ada hubungan tingkat kebutuhan gula terhadap pekerjaan masyarakat.
Tabel 4.44 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Gula Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Gula
Sangat Butuh
Butuh Cukup
Butuh Kurang
Butuh Tidak
Butuh Total
PNS F
5 3
8 10.4
6.3 .0
.0 .0
16.7 Petani
F 2
3 5
2 12
4.2 6.3
10.4 4.2
.0 25.0
Pegawai Swasta F
6 2
1 9
12.5 4.2
2.1 .0
.0 18.8
Wiraswasta F
9 6
4 19
18.9 12.5 8.3
.0 .0
39.6 Total
F 22
14 10
2 48
45.8 29.2
20.8 4.2
.0 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 14.598
df = 9
p = 0.103
2 tab
= 16.919
Universitas Sumatera Utara
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan gula
dengan jenis pekerjaan masyarakat.
2. Beras
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan beras terhadap pekerjaan masyarakat. H
1
: Ada hubungan tingkat kebutuhan beras terhadap pekerjaan masyarakat.
Tabel 4.45 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Beras Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Beras
Sangat Butuh
Butuh Cukup
Butuh Kurang
Butuh Tidak
Butuh Total
PNS F
8 8
16.7 .0
.0 .0
.0 16.7
Petani F
10 2
12 20.8
4.2 .0
.0 .0
25.0 Pegawai Swasta
F 7
2 9
14.6 4.2
.0 .0
.0 18.8
Wiraswasta F
15 4
19 31.35
8.3 .0
.0 .0
39.6 Total
F 40
8 48
83.3 16.7
.0 .0
.0 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 2.063
df = 3
p = 0.559
2 tab
= 7.815
Universitas Sumatera Utara
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan beras
dengan jenis pekerjaan masyarakat.
3. Minyak Goreng
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan minyak goreng terhadap pekerjaan masyarakat.
H
1
: Ada hubungan tingkat kebutuhan minyak goreng terhadap pekerjaan masyarakat.
Tabel 4.46 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Minyak Goreng Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Minyak Goreng
Sangat Butuh
Butuh Cukup
Butuh Kurang
Butuh Tidak
Butuh Total
PNS F
6 2
8 12.5
4.2 .0
.0 .0
16.7 Petani
F 6
2 4
12 12.5
4.2 8.3
.0 .0
25.0 Pegawai Swasta
F 7
1 1
9 14.6
2.1 2.1
.0 .0
18.8 Wiraswasta
F 3
13 3
19 6.3 27.1
6.3 .0
.0 39.6
Total F
22 18
8 48
458 37.5 16.7
.0 .0
100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 19.023
Universitas Sumatera Utara
df = 6
p = 0.004
2 tab
= 12.592
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada hubungan antara tingkat kebutuhan minyak goreng
dengan jenis pekerjaan masyarakat.
4. Minyak Tanah
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan minyak tanah terhadap pekerjaan masyarakat.
H
1
: Ada hubungan tingkat kebutuhan minyak tanah terhadap pekerjaan masyarakat.
Tabel 4.47 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Minyak Tanah Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Minyak Tanah
Sangat Butuh
Butuh Cukup
Butuh Kurang
Butuh Tidak
Butuh Total
PNS F
4 2
1 1
8 8.3
4.2 2.1
.0 2.1
16.7 Petani
F 7
2 3
12 14.7
4.2 6.3
.0 .0
25.0 Pegawai Swasta
F 5
1 1
2 9
10.4 2.1
2.1 .0
4.2 18.8
Wiraswasta F
4 11
3 1
19 8.3 22.9
6.3 .0
2.1 39.6
Total F
20 16
8 4
48 41.7 33.3
16.7 .0
8.3 100.0
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 13.450
df = 9
p = 0.143
2 tab
= 16.919
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan minyak
tanah dengan jenis pekerjaan masyarakat.
5. Susu
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan susu terhadap pekerjaan masyarakat. H
1
: Ada hubungan tingkat kebutuhan susu terhadap pekerjaan masyarakat.
Tabel 4.48 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Susu Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Susu
Sangat Butuh
Butuh Cukup
Butuh Kurang
Butuh Tidak
Butuh Total
PNS F
3 2
1 1
1 8
6.3 4.2
2.1 2.1
2.1 16.7
Petani F
1 3
2 3
3 12
2.1 6.3
4.2 6.3
6.3 25.0
Pegawai Swasta F
2 5
1 1
9 4.2
10.4 2.1
.0 2.1
18.8 Wiraswasta
F 2
10 2
4 1
19
Universitas Sumatera Utara
4.2 20.8
4.2 8.3
2.1 39.6
Total F
8 20
6 8
6 48
16.7 41.7
12.5 16.7
12.5 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 10.330
df = 12
p = 0.587
2 tab
= 21.026
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan susu
dengan jenis pekerjaan masyarakat.
6. Telur
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan telur terhadap pekerjaan masyarakat. H
1
: Ada hubungan tingkat kebutuhan telur terhadap pekerjaan masyarakat.
Tabel 4.49 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Telur Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Telur
Sangat Butuh
Butuh Cukup
Butuh Kurang
Butuh Tidak
Butuh Total
PNS F
1 5
2 8
2.1 10.4
4.2 .0
.0 16.7
Universitas Sumatera Utara
Petani F
3 3
6 12
.0 6.3
6.3 12.5
.0 25.0
Pegawai Swasta F
1 5
2 1
9 2.1
10.4 4.2
2.1 .0
18.8 Wiraswasta
F 9
9 1
19 .0
18.8 18.8
2.1 .0
39.6 Total
F 2
22 16
8 48
4.2 45.8
33.3 16.7
.0 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 18.339
df = 9
p = 0.031
2 tab
= 16.919
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada hubungan antara tingkat kebutuhan telur dengan
jenis pekerjaan masyarakat.
7. Tepung
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan tepung terhadap pekerjaan masyarakat. H
1
: Ada hubungan tingkat kebutuhan tepung terhadap pekerjaan masyarakat.
Tabel 4.50 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Tepung Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Tepung
Sangat Butuh
Butuh Cukup
Butuh Kurang
Butuh Tidak
Butuh Total
PNS F
2 2
3 1
8 .0
4.2 4.2
6.3 2.1
16.7 Petani
F 2
6 4
12 .0
.0 4.2
12.5 8.3
25.0 Pegawai Swasta
F 1
1 2
4 1
9 2.1
2.1 4.2
8.3 2.1
18.8 Wiraswasta
F 1
9 9
19 .0
2.1 18.8
18.8 .0
39.6 Total
F 1
4 15
22 6
48 2.1
8.3 31.3
45.8 12.5 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 17.765
df = 12
p = 0.123
2 tab
= 21.026
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan tepung
dengan jenis pekerjaan masyarakat.
8. DagingIkan
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan dagingikan terhadap pekerjaan masyarakat.
H
1
: Ada hubungan tingkat kebutuhan dagingikan terhadap pekerjaan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.51 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap DagingIkan Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Pekerjaan Tingkat Kebutuhan DagingIkan
Sangat Butuh
Butuh Cukup
Butuh Kurang
Butuh Tidak
Butuh Total
PNS F
2 4
2 8
4.2 8.3
4.2 .0
.0 16.7
Petani F
6 4
2 12
.0 12.5 8.3
4.2 .0
25.0 Pegawai Swasta
F 3
4 1
1 9
6.3 8.3
2.1 2.1
.0 18.8
Wiraswasta F
1 16
1 1
19 2.1 33.3
2.1 2.1
.0 39.6
Total F
6 30
8 4
48 12.5 62.5
16.7 8.3
.0 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 14.771
df = 9
p = 0.097
2 tab
= 16.919
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan
dagingikan dengan jenis pekerjaan masyarakat.
9. Jagung
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan jagung terhadap pekerjaan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
H
1
: Ada hubungan tingkat kebutuhan jagung terhadap pekerjaan masyarakat.
Tabel 4.52 Crosstab Tingkat Kebutuhan terhadap Jagung Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Pekerjaan Tingkat Kebutuhan Jagung
Sangat Butuh
Butuh Cukup
Butuh Kurang
Butuh Tidak
Butuh Total
PNS F
2 6
8 .0
.0 .0
4.2 12.5
16.7 Petani
F 2
1 5
4 12
.0 4.2
2.1 10.4
8.3 25.0
Pegawai Swasta F
4 5
9 .0
.0 .0
8.3 10.4
18.8 Wiraswasta
F 11
8 19
.0 .0
.0 22.9
16.7 39.6
Total F
2 1
22 23
48 .0
4.2 2.1
45.8 47.9 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 12.411
df = 9
p = 0.191
2 tab
= 16.919
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebutuhan jagung
dengan jenis pekerjaan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.2 Tingkat Konsumsi Masyarakat Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Kelurahan Napitupulu Kabupaten Toba Samosir
1. Gula
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan jumlah konsumsi gula berdasarkan jumlah anggota keluarga. H
1
: Ada hubungan jumlah konsumsi gula berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.53 Crosstab Konsumsi Gula Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat
Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga
1-3 4-6
7-9 Total
0 - 1.4 Kg F
3 1
4 6.3
2.1 .0
8.3 1.4 - 2.4 Kg
F 5
7 2
14 10.4
14.6 4.2
29.2 2.4 Kg - 3.4 Kg
F 20
2 22
.0 41.7
4.2 45.8
3.4 Kg F
2 6
8 .0
4.2 12.5
16.7 Total
F 8
30 10
48 16.7
62.5 20.8
100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 35.949
df = 6
p = 0.000
2 tab
= 12.592
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi gula berdasarkan jumlah
anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
2. Beras
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan jumlah konsumsi beras berdasarkan jumlah anggota keluarga.
H
1
: Ada hubungan jumlah konsumsi beras berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.54 Crosstab Konsumsi Beras Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat
Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga
1-3 4-6
7-9 Total
2-7 Kg F
8 12
20 16.7
25.0 .0
41.7 7-12 Kg
F 13
2 15
.0 27.1
4.2 31.3
12-17 Kg F
5 7
12 .0
10.4 14.6
25.0 17 Kg
F 1
1 .0
.0 2.1
2.1 Total
F 8
30 10
48 16.7
62.5 21.8
100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 29.760
df = 6
p = 0.000
2 tab
= 12.592
Universitas Sumatera Utara
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi beras berdasarkan
jumlah anggota keluarga.
3. Minyak Goreng
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan jumlah konsumsi minyak goreng berdasarkan jumlah anggota keluarga
H
1
: Ada hubungan jumlah konsumsi minyak goreng berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.55 Crosstab Konsumsi Minyak Goreng Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat
Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga
1-3 4-6
7-9 Total
0-1.5 Kg F
4 17
1 22
8.3 35.4
2.1 45.8
1.5-3 Kg F
4 13
6 23
8.3 27.1
12.5 47.95
3-5 Kg F
2 2
.0 .0
4.2 4.2
5 Kg F
1 1
.0 .0
2.1 2.1
Total F
8 30
10 48
16.7 62.5
20.8 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
Universitas Sumatera Utara
2 hit
= 15.443
df = 6
p = 0.017
2 tab
= 12.592
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi minyak goreng
berdasarkan jumlah anggota keluarga.
4. Minyak Tanah
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan jumlah konsumsi minyak tanah berdasarkan jumlah anggota keluarga
H
1
: Ada hubungan jumlah konsumsi minyak tanah berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.56 Crosstab Konsumsi Minyak Tanah Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat
Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga
1-3 4-6
7-9 Total
0-1.5 Liter F
4 6
10 8.3
12.5 .0
20.8 1.5-3 Liter
F 4
19 3
26 8.3
39.6 6.3
54.2 3-5 Liter
F 4
4 8
.0 8.3
8.3 18.7
Tidak mengkonsumsi F
1 3
4 .0
2.1 6.3
8.3
Universitas Sumatera Utara
Total F
8 30
10 48
16.7 62.5
20.8 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 18.929
df = 6
p = 0.004
2 tab
= 12.592
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi minyak tanah
berdasarkan jumlah anggota keluarga.
5. Susu
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan jumlah konsumsi susu berdasarkan jumlah anggota keluarga. H
1
: Ada hubungan jumlah konsumsi susu berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.57 Crosstab Konsumsi Susu Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat
Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga
1-3 4-6
7-9 Total
0-1 Kg F
1 18
3 22
2.1 37.5
6.3 45.8
1-2 Kg F
3 7
2 12
6.3 14.6
4.2 25.0
2-2.5 Kg F
2 4
2 8
4.2 8.3
4.1 16.7
Universitas Sumatera Utara
Tidak mengkonsumsi F
2 1
3 6
4.2 2.1
6.3 12.6
Total F
8 30
10 48
16.7 62.5
20.8 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 10.500
df = 6
p = 0.105
2 tab
= 12.592
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada pengaruh jumlah konsumsi susu berdasarkan
jumlah anggota keluarga.
6. Telur
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan jumlah konsumsi telur berdasarkan jumlah anggota keluarga. H
1
: Ada hubungan jumlah konsumsi telur berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.58 Crosstab Konsumsi Telur Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat
Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga
1-3 4-6
7-9 Total
0-10 Butir F
5 24
3 32
Universitas Sumatera Utara
10.4 50.05
6.3 66.75
10-15 Butir F
3 6
3 12
6.3 12.5
6.3 25.0
15-20 Butir F
4 4
.0 .0
8.3 8.3
Total F
8 30
10 48
16.7 62.5
20.8 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 18.938
df = 4
p = 0.001
2 tab
= 9.488
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi telur berdasarkan
jumlah anggota keluarga.
7. Tepung
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan jumlah konsumsi tepung berdasarkan jumlah anggota keluarga.
H
1
: Ada hubungan jumlah konsumsi tepung berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.59 Crosstab Konsumsi Tepung Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat
Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga
1-3 4-6
7-9 Total
0-1 Kg F
5 27
6 38
10.4 56.3
12.5 79.2
1-2 Kg F
2 2
4.2 .0
.0 4.2
2-2.5 Kg F
1 1
2 .0
2.1 2.1
4.2 Tidak mengkonsumsi
F 1
2 3
6 2.1
4.2 6.3
12.5 Total
F 8
30 10
48 16.7
62.5 20.8
100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 15.656
df = 6
p = 0.016
2 tab
= 12.592
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi tepung berdasarkan
jumlah anggota keluarga.
8. DagingIkan
Hipotesis:
Universitas Sumatera Utara
H : Tidak ada hubungan jumlah konsumsi dagingikan berdasarkan jumlah anggota
keluarga H
1
: Ada hubungan jumlah konsumsi dagingikan berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.60 Crosstab Konsumsi DagingIkan Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat
Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga
1-3 4-6
7-9 Total
0-2 Kg F
5 12
17 10.4
25.0 .0
35.4 2-4 Kg
F 3
17 6
26 6.3
35.4 12.5
54.2 4-6 Kg
F 1
4 5
.0 2.1
8.3 10.4
Total F
8 30
10 48
16.7 62.5
20.8 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 16.564
df = 4
p = 0.002
2 tab
= 9.488
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi dagingikan berdasarkan
jumlah anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
9. Jagung
Hipotesis: H
: Tidak ada hubungan jumlah konsumsi jagung berdasarkan jumlah anggota keluarga.
H
1
: Ada hubungan jumlah konsumsi jagung berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.61 Crosstab Konsumsi Jagung Berdasarkan Jumlah Anggota Masyarakat
Konsumsi Kelompok jumlah anggota keluarga
1-3 4-6
7-9 Total
0-1 Kg F
2 15
1 18
4.2 31.5
2.1 37.5
1-2 Kg F
2 4
1 7
4.2 8.3
2.1 14.6
Tidak mengkonsumsi F
4 11
8 23
8.3 22.9
16.7 47.9
Total F
8 30
10 48
16.7 62.5
20.8 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 7.319
df = 4
p = 0.120
2 tab
= 9.488
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh jumlah konsumsi jagung berdasarkan
jumlah anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.3 Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Sembako Terhadap Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Napitupulu Kabupaten Toba Samosir
1. Gula
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga gula terhadap pendapatan masyarakat.
H
1
: Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga gula terhadap pendapatan masyarakat
Tabel 4.62 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Gula Berdasarkan Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Gula
Sangat Wajar
Wajar Cukup
Wajar Kurang
Wajar Tidak
Wajar Total
Rp 500.000 Rp 1.500.000
F 6
5 1
12 .0
12.5 10.4
2.1 .0
25.0 Rp 1.500.000 -
Rp 2.500.000 F
4 5
1 10
.0 8.3
10.4 2.1
.0 20.8
Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000
F 6
11 17
.0 12.5
22.9 .0
.0 35.4
Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000
F 4
1 5
.0 8.3
2.1 .0
.0 10.4
Rp 4.500.000 F
2 2
4
Universitas Sumatera Utara
.0 4.2
.0 4.2
.0 8.3
Total F
22 22
4 48
.0 45.8
45.8 8.3
.0 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 15.986
df = 8
p = 0.043
2 tab
= 15.507
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga gula
terhadap pendapatan masyarakat.
2. Beras
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga beras terhadap pendapatan masyarakat.
H
1
: Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga beras terhadap pendapatan masyarakat.
Tabel 4.63 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Beras Berdasarkan Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Beras
Sangat Wajar
Wajar Cukup
wajar Kurang
Wajar Tidak
Wajar Total
Rp 500.000 Rp 1.500.000
F 6
3 3
12 .0 12.5
6.3 6.3
.0 25.0
Rp 1.500.000 - F
7 2
1 10
Universitas Sumatera Utara
Rp 2.500.000 .0 14.6
4.2 2.1
.0 20.8
Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000
F 13
4 17
.0 27.1 8.3
.0 .0
35.4 Rp 3.500.000 -
Rp 4.500.000 F
3 2
5 .0
6.3 4.2
.0 .0
10.4 Rp 4.500.000
F 3
1 4
.0 6.3
2.1 .0
.0 8.3
Total F
32 12
4 48
.0 66.7 25.0
8.3 .0
100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 7.601
df = 8
p = 0.473
2 tab
= 15.507
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga
beras terhadap pendapatan masyarakat.
3. Minyak Goreng
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga minyak goreng terhadap pendapatan masyarakat.
H
1
: Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga minyak goreng terhadap pendapatan masyarakat.
Tabel 4.64 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Minyak Goreng Berdasarkan Pendapatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Minyak Goreng
Sangat Wajar
Wajar Cukup
Wajar Kurang
Wajar Tidak
Wajar Total
Rp 500.000 Rp 1.500.000
F 7
3 2
12 .0 14.6
6.3 4.2
.0 25.0
Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000
F 6
1 3
10 .0 12.5
2.1 6.3
.0 20.8
Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000
F 12
3 2
17 .0 25.0
6.3 4.2
.0 35.4
Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000
F 3
1 1
5 .0
6.3 2.1
2.1 .0
10.4 Rp 4.500.000
F 2
2 4
.0 4.2
4.2 .0
.0 8.3
Total F
30 10
8 48
.0 62.5 20.8
16.7 .0
100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 4.719
df = 8
p = 0.787
2 tab
= 15.507
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga
minyak goreng terhadap pendapatan masyarakat.
4. Telur
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga telur terhadap pendapatan masyarakat.
H
1
: Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga telur terhadap pendapatan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat.
Tabel 4.65 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Telur Berdasarkan Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Telur
Sangat Wajar
Wajar Cukup
wajar Kurang
Wajar Tidak
Wajar Total
Rp 500.000 Rp 1.500.000
F 6
3 3
12 .0 12.5
6.3 6.3
.0 25.0
Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000
F 5
4 1
10 .0 10.4
8.3 2.1
.0 20.8
Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000
F 9
5 3
17 .0 18.8
10.4 6.3
.0 35.4
Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000
F 2
1 2
5 .0
4.2 2.1
4.2 .0
10.4 Rp 4.500.000
F 3
1 4
.0 6.3
2.1 .0
.0 8.3
Total F
25 14
9 48
.0 52.1 29.2
18.8 .0
100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 3.830
df = 8
p = 0.872
2 tab
= 15.507
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga
telur terhadap pendapatan masyarakat.
5. Tepung
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga tepung terhadap pendapatan masyarakat.
H
1
: Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga tepung terhadap pendapatan masyarakat.
Tabel 4.66 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Tepung Berdasarkan Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Tepung
Sangat Wajar
Wajar Cukup
Wajar Kurang
Wajar Tidak
Wajar Total
Rp 500.000 Rp 1.500.000
F 4
3 5
12 .0
8.3 6.3
10.4 .0
25.0 Rp 1.500.000 -
Rp 2.500.000 F
6 2
2 10
.0 12.5 4.2
4.2 .0
20.8 Rp 2.500.000 -
Rp 3.500.000 F
10 4
3 17
.0 20.8 8.3
6.3 .0
35.4 Rp 3.500.000 -
Rp 4.500.000 F
1 3
1 5
.0 2.1
6.3 2.1
.0 10.4
Rp 4.500.000 F
2 1
1 4
.0 4.2
2.1 2.1
.0 8.3
Total F
23 13
12 48
.0 47.9 27.1
25.0 .0
100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 6.218
df = 8
p = 0.623
2 tab
= 15.507
Universitas Sumatera Utara
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga
tepung terhadap pendapatan masyarakat.
6. DagingIkan
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga dagingikan terhadap pendapatan masyarakat.
H
1
: Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga dagingikan terhadap pendapatan masyarakat.
Tabel 4.67 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga DagingIkan Berdasarkan Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga DagingIkan
Sangat Wajar
Wajar Cukup
Wajar Kurang
Wajar Tidak
Wajar Total
Rp 500.000 Rp 1.500.000
F 5
4 3
12 .0
.0 10.4
8.3 6.3
25.0 Rp 1.500.000 -
Rp 2.500.000 F
1 3
3 3
10 .0
2.1 6.3
6.3 6.3
20.8 Rp 2.500.000 -
Rp 3.500.000 F
2 5
8 2
17 .0
4.2 10.4
16.7 4.2
35.4 Rp 3.500.000 -
Rp 4.500.000 F
3 1
1 5
.0 6.3
2.1 .0
2.1 10.4
Rp 4.500.000 F
2 1
1 4
.0 4.2
2.1 2.1
.0 8.3
Total F
8 15
16 9
48 .0 16.7
31.3 33.3
18.8 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 16.370
Universitas Sumatera Utara
df = 12
p = 0.175
2 tab
= 21.026
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga
dagingikan terhadap pendapatan masyarakat.
7. Jagung
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga jagung terhadap pendapatan masyarakat.
H
1
: Ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga jagung terhadap pendapatan masyarakat.
Tabel 4.68 Crosstab Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Jagung Berdasarkan Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Tingkat Kewajaran Harga Jagung
Sangat Wajar
Wajar Cukup
wajar Kurang
Wajar Tidak
Wajar Total
Rp 500.000 Rp 1.500.000
F 2
4 6
12 .0
.0 4.2
8.3 12.5
25.0 Rp 1.500.000 -
Rp 2.500.000 F
1 5
4 10
.0 .0
2.1 10.4
8.3 20.8
Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000
F 2
2 9
4 17
.0 4.2
4.2 18.8
8.3 35.4
Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000
F 1
1 2
1 5
.0 2.1
2.1 4.2
2.1 10.4
Rp 4.500.000 F
1 1
2 4
.0 2.1
.0 2.1
4.2 8.3
Total F
4 6
21 17
48
Universitas Sumatera Utara
.0 8.3
12.5 43.8
35.4 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 8.259
df = 12
p = 0.765
2 tab
= 21.026
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada pengaruh tingkat kewajaran kenaikan harga
jagung terhadap pendapatan masyarakat.
4.2.1.4 Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Sembako Terhadap Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Napitupulu Kabupaten Toba Samosir
1. Gula
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh kenaikan harga gula terhadap pendapatan masyarakat. H
1
: Ada pengaruh kenaikan harga gula terhadap pendapatan masyarakat.
Tabel 4.69 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Gula Terhadap Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Gula
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup
Berpengaru h
Kurang Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
Total Rp 500.000
Rp 1.500.000 F
4 7
1 12
8.3 14.6
2.1 .0
.0 25.0
Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000
F 6
3 1
10 12.5
6.3 2.1
.0 .0
20.8
Universitas Sumatera Utara
Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000
F 7
7 3
17 14.6
14.6 .0
6.3 .0
35.4 Rp 3.500.000 -
Rp 4.500.000 F
4 1
5 .0
8.3 .0
.0 2.1
10.4 Rp 4.500.000
F 2
2 4
.0 .0
.0 4.2
4.2 8.3
Total F
17 21
2 5
3 48
35.4 43.8
4.2 10.4
6.3 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 37.643
df = 16
p = 0.002
2 tab
= 26.296
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh kenaikan harga gula terhadap pendapatan
masyarakat.
2. Beras
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh kenaikan harga beras terhadap pendapatan masyarakat. H
1
: Ada pengaruh kenaikan harga beras terhadap pendapatan masyarakat.
Tabel 4.70 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Beras Terhadap Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Beras
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup
Berpengaruh Kurang
Berpengaruh Total
Rp 500.000 F
4 5
3 12
Universitas Sumatera Utara
Rp 1.500.000 8.3
10.4 6.3
.0 25.0
Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000
F 8
1 1
10 16.7
2.1 2.1
.0 20.8
Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000
F 15
1 1
17 31.3
2.1 2.1
.0 35.4
Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000
F 2
3 5
4.2 6.3
.0 .0
10.4 Rp 4.500.000
F 2
2 4
4.2 4.2
.0 .0
8.3 Total
F 31
12 5
48 64.6
25.0 10.4
.0 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 16.148
df = 8
p = 0.040
2 tab
= 15.507
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh kenaikan harga beras terhadap pendapatan
masyarakat.
3. Minyak Goreng
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh kenaikan harga minyak goreng terhadap pendapatan masyarakat
H
1
: Ada pengaruh kenaikan harga minyak goreng terhadap pendapatan masyarakat.
Tabel 4.71 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Goreng Terhadap Pendapatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Goreng
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup
Berpengaruh Kurang
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh Total
Rp 500.000 Rp 1.500.000
F 8
3 1
12 16.7
6.3 .0
2.1 .0
25.0 Rp 1.500.000 -
Rp 2.500.000 F
5 3
2 10
10.4 6.3
4.2 .0
.0 20.8
Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000
F 12
4 1
17 25.0
8.3 2.1
.0 .0
35.4 Rp 3.500.000 -
Rp 4.500.000 F
2 2
1 5
.0 4.2
.0 4.2
2.1 10.4
Rp 4.500.000 F
3 1
4 .0
.0 .0
6.3 2.1
8.3 Total
F 25
12 3
6 2
48 52.1
25.0 6.3
12.5 4.2 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 40.076
df = 16
p = 0.001
2 tab
= 26.296
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh kenaikan harga minyak goreng terhadap
pendapatan masyarakat.
4. Telur
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh kenaikan harga telur terhadap pendapatan masyarakat. H
1
: Ada pengaruh kenaikan harga telur terhadap pendapatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.72 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Telur Terhadap Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Telur
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup
Berpengaruh Kurang
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh Total
Rp 500.000 Rp 1.500.000
F 5
5 2
12 10.4
10.4 4.2
.0 .0
25.0 Rp 1.500.000 -
Rp 2.500.000 F
8 1
1 10
16.7 2.1
.0 2.1
.0 20.8
Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000
F 2
14 1
17 4.2
29.2 .0
2.1 .0
35.4 Rp 3.500.000 -
Rp 4.500.000 F
1 2
2 5
2.1 4.2
.0 4.2
.0 10.4
Rp 4.500.000 F
1 2
1 4
.0 2.1
.0 4.2
2.1 8.3
Total F
16 23
2 6
1 48
33.3 47.9
4.2 12.5
2.1 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 45.236
df = 16
p = 0.000
2 tab
= 26.296
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh kenaikan harga telur terhadap pendapatan
masyarakat.
5. Tepung
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh kenaikan harga tepung terhadap pendapatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
H
1
: Ada pengaruh kenaikan harga tepung terhadap pendapatan masyarakat.
Tabel 4.73 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Tepung Terhadap Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Tepung
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup
Berpengaruh Kurang
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh Total
Rp 500.000 Rp 1.500.000
F 5
3 2
1 1
12 10.4
6.3 4.2
2.1 2.1
25.0 Rp 1.500.000 -
Rp 2.500.000 F
1 3
1 3
2 10
2.1 6.3
2.1 6.3
4.2 20.8
Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000
F 5
7 2
2 1
17 10.4
14.6 4.2
4.2 2.1
35.4 Rp 3.500.000 -
Rp 4.500.000 F
2 2
1 5
.0 4.2
.0 4.2
2.1 10.4
Rp 4.500.000 F
1 1
2 4
.0 .0
2.1 2.1
4.2 8.3
Total F
11 15
6 9
7 48
22.9 31.3
12.5 18.8
14.6 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 16.402
df = 16
p = 0.425
2 tab
= 26.296
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti tidak ada pengaruh kenaikan harga tepung terhadap
pendapatan masyarakat.
6. DagingIkan
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh kenaikan harga dagingikan terhadap pendapatan masyarakat. H
1
: Ada pengaruh kenaikan harga dagingikan terhadap pendapatan masyarakat.
Tabel 4.74 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan Terhadap Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga DagingIkan
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup
Berpengaruh Kurang
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh Total
Rp 500.000 - Rp 1.500.000
F 4
7 1
12 8.3
14.6 2.1
.0 .0
25.0 Rp 1.500.000 -
Rp 2.500.000 F
3 6
1 10
6.3 12.5
2.1 .0
.0 20.8
Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000
F 9
8 17
18.8 16.7
.0 .0
.0 35.4
Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000
F 3
2 5
.0 6.3
.0 4.2
.0 10.4
Rp 4.500.000 F
1 2
1 4
2.1 4.2
.0 2.1
.0 8.3
Total F
17 26
2 3
48 35.4
54.2 4.2
6.3 .0 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 19.969
df = 12
p = 0.068
2 tab
= 21.026
2 hit
2 tab
, H diterima, berarti ada pengaruh kenaikan harga dagingikan terhadap
pendapatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
7. Jagung
Hipotesis: H
: Tidak ada pengaruh kenaikan harga jagung terhadap pendapatan masyarakat. H
1
: Ada pengaruh kenaikan harga jagung terhadap pendapatan masyarakat.
Tabel 4.75 Crosstab Pengaruh Kenaikan Harga Jagung Terhadap Pendapatan Masyarakat
Pendapatan Pengaruh Kenaikan Harga Jagung
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup
Berpengaruh Kurang
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh Total
Rp 500.000 - Rp 1.500.000
F 2
6 4
12 4.2
12.5 8.3
.0 .0
25.0 Rp 1.500.000 -
Rp 2.500.000 F
2 4
3 1
10 4.2
8.3 6.3
2.1 .0
20.8 Rp 2.500.000 -
Rp 3.500.000 F
9 7
1 17
.0 18.8
14.6 .0
2.1 35.4
Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000
F 3
1 1
5 .0
.0 6.3
2.1 2.1
10.4 Rp 4.500.000
F 2
2 4
.0 .0
.0 4.2
4.2 8.3
Total F
4 19
17 4
4 48
8.3 39.6
35.4 8.3
8.3 100.0
Dari hasil pengelolaan SPSS dengan = 0.05 di dapat:
2 hit
= 34.691
df = 16
p = 0.004
2 tab
= 26.296
Universitas Sumatera Utara
2 hit
2 tab
, H ditolak, berarti ada pengaruh kenaikan harga jagung terhadap
pendapatan masyarakat.
4.2.1.5 Pengeluaran Masyarakat Terhadap Sembako di Kelurahan Napitupulu Kabupaten Toba Samosir
Keterangan: Y
= Total pengeluaran per minggu X
1
= Pengeluaran untuk gula X
2
= Pengeluaran untuk beras X
3
= Pengeluaran untuk minyak goreng X
4
= Pengeluaran untuk telur X
5
= Pengeluaran untuk tepung X
6
= Pengeluaran untuk dagingikan X
7
= Pengeluaran untuk jagung X
8
= Pendapatan per minggu
Tabel 4.76 Pengeluaran Masyarakat Terhadap Sembako
Y
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
111750 21500
29250 10000
5000 4000
42000 312500
156550 30500
48750 15000
5400 3900
51000 2000
625000 198000
36000 65000
20000 4500
7500 65000
750000 81500
16500 21000
5000 4000
2000 33000
200000 133000
26500 39000
15000 3000
4000 43000
2500 475000
172900 31000
58000 20000
5400 6500
52000 700000
119750 24000
35750 11000
5000 4000
40000 437500
57000 6000
13000 10000
5000 2000
20000 1000
125000 156400
29500 45500
15000 5400
4000 55000
2000 562500
314250 49000
100750 31000
20000 12000
90000 11500 1200000
Universitas Sumatera Utara
241000 40000
84500 26000
9000 6500
75000 875000
385000 64000
117000 48000
20000 16000
120000 0 1500000
221000 38000
79000 25000
10000 8000
61000 825000
200000 34000
68000 24000
6000 8000
60000 750000
167500 29000
52000 20000
4500 8000
52000 2000
687500 111250
21500 33750
10000 4500
40000 1500
250000 144000
28500 49000
15000 5000
4000 40000
2500 500000
283000 48000
98000 29500
14000 7500
76000 10000 1062500
249500 41000
91000 24000
10000 7500
76000 937500
81000 11000
19500 11000
4000 2000
32000 1500
187500 133400
24000 39000
16000 5400
4000 45000
450000 276500
47000 98000
31000 13500
7000 80000
0 1125000 170250
32000 55250
22000 5000
6000 50000
700000 156000
30000 49500
16000 5000
3500 50000
2000 500000
219750 38000
74750 23000
6500 7500
65000 5000
812500 76750
12000 18750
10000 3000
2000 30000
1000 187500
192900 36000
60000 21000
5000 7900
60000 3000
725000 114500
22000 32500
10000 5000
4000 40000
1000 312500
279000 48500
97500 30000
15000 6500
75000 6500 1075000
208000 37000
71500 25000
6000 64000
4500 800000
161000 29500
50000 20000
5000 4000
50000 2500
625000 196500
35500 65000
25000 5000
6000 60000
750000 97500
18000 28000
11000 5000
3500 32000
250000 197000
35000 61000
22000 5000
8000 62000
4000 725000
316000 50000
104000 34000
18000 10000
100000 0 1250000
220000 38500
78000 26000
8000 6500
63000 812500
137750 28500
42250 15000
4500 3500
42000 2000
500000 153000
30000 46000
16000 5000
4000 52000
625000 352000
52000 107000
45000 18000
20000 105000
5000 1375000 123000
23000 36000
15000 5000
42000 2000
437500 257300
45000 97500
29000 10800
75000 0 1000000
51500 5500
14000 5000
3500 1500
22000 125000
172500 29500
52000 21000
5000 7500
55000 2500
687500 234750
40500 81250
25000 10000
8000 70000
875000 117000
22000 32000
10000 4500
3500 45000
375000 247000
42000 95000
30000 10000
70000 950000
89750 17000
22750 10000
5000 4000
30000 1000
225000 226500
40000 81000
25000 9000
65000 6500
850000
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisa Regresi
Untuk analisa regresi membicarakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas biasanya disimbolkan dengan x dan variabel terikat
disimbolkan dengan y.
4.3.1 Regresi Sederhana
Keterangan: Y
= Total pengeluaran X
8
= Pendapatan adalah:
Y = 29715,063 + 0,992 r = 0,984
Dari persamaan di atas dapat diartikan, ketika pendapatan sedikit maka pengeluaran kurang lebih Rp 29.715,063. Dari pengolahan di atas diperoleh r sebesar
0,984 artinya hubungan pendapatan dan pengeluaran masyarakat sangat berpengaruh kuat.
4.3.2 Multiple Regresi Pengeluaran Masyarakat
Dari hasil pengolahan SPSS didapat persamaan untuk: Y
= Total pengeluaran per minggu X
1
= Pengeluaran untuk gula X
2
= Pengeluaran untuk beras X
3
= Pengeluaran untuk minyak goreng X
4
= Pengeluaran untuk telur
Universitas Sumatera Utara
X
5
= Pengeluaran untuk tepung X
6
= Pengeluaran untuk dagingikan X
7
= Pengeluaran untuk jagung
Hasil: b
= -4706,394 b
1
= 0,240 b
2
= 0,258 b
3
= 0,173 b
4
= 0,004 b
5
= 0,042 b
6
= 0,298 b
7
= 0,047 Maka persamaanya:
Y = -4706,394 + 0,240 X
1
+ 0,258 X
2
+ 0,173 X
3
+ 0,004 X
4
+ 0,042 X
5
+ 0,298 X
6
+ 0,047 X
7
r = 0,997 r
2
= 0,997 =99,7 besar pengaruh variabel lain =
997 ,
1 =0,055=0,055
2
=0,003=0,3 Dari hasil analisa di atas diperoleh interest sebesar -4706,394 artinya tanpa
adanya pengeluran terhadap gula, beras, minyak goreng, telur, tepung, dagingikan, dan jagung maka total pengeluaran per minggu adalah Rp 4706,39. Parameter
koefisien regresi variabel X
1
sebesar 0,240 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran gula adalah setiap kenaikan harga gula sebesar 1
maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,240. Parameter
Universitas Sumatera Utara
koefisien regresi variabel X
2
sebesar 0,258 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran beras adalah setiap kenaikan harga beras sebesar 1
maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,258. Parameter koefisien regresi variabel X
3
sebesar 0,173 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran minyak goreng adalah setiap kenaikan harga minyak
goreng sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,173. Parameter koefisien regresi variabel X
4
sebesar 0,004 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran telur adalah setiap kenaikan harga
telur sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,004. Parameter koefisien regresi variabel X
5
sebesar 0,042 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran tepung adalah setiap kenaikan harga
tepung sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,042. Parameter koefisien regresi variabel X
6
sebesar 0,298 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran dagingikan adalah setiap kenaikan
harga dagingikan sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,298. Parameter koefisien regresi variabel X
7
sebesar 0,047 berarti hubungan antara total pengeluaran per minggu dengan pengeluaran jagung adalah
setiap kenaikan harga jagung sebesar 1 maka total pengeluran per minggu akan meningkat sebesar Rp 0,047
Hasil r
2
yang diperoleh sebesar 99,7 berarti besarnya kontribusi pengeluaran konsumsi gula, beras, minyak goreng, telur, tepung, dagingikan, dan jagung terhadap
pengeluaran per minggu adalah sebesar 99,7 dan sisanya 0,3 merupakan akibat dari variabel lain.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan