3. Hubungan Antara Pendidikan Dengan Persepsi Responden
Pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh responden melalui bangku sekolah. Berdasarkan pengamatan di lapangan terlihat bahwa pendidikan
formal responden yang tertinggi adalah Perguruan Tinggi, tapi jumlah itu hanya sedikit sekali 3,3 dan tingkat pendidika paling rendah adalah Sekolah Dasar
32,5 . Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh hasil bahwa antara pendidikan dengan persepsi responden terhadap kualitas air dengan adanya
pemukiman dan industri di sekitar sungai memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh nyata satu sama lain.
Korelasi negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka menurut mereka kualitas air dengan adanya
pemukiman dan industri akan semakin memburuk. Artinya, masyarakat yang berpendidikan tinggi dan masyarakat yang berpendidikan yang lebih rendah
memiliki persepsi yang berbeda terhadap kualitas air sungai dengan adanya pemukiman dan industri di sekitarnya.
Dari hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa responden yang berpendidikan tinggi lebih memahami bahwa keberadaan industri atau pun
permukiman di sekitar sungai akan menyebakan kondisi atau kualitas air akan semakin memburuk. Hal ini diakibatkan limbah-limbah industri ataupun limbah
rumah tangga yang cenderung dibuang ke sungai akan mencemari sungai tersebut. Artinya mereka lebih memahami dampak-dampak negatif yang terjadi pada
sungai akibat keberadaan industri dan pemukiman penduduk di sekitar sungai. Sedangkan hubungan antara pendidikan dengan persepsi responden
terhadap larangan pencemaran sungai, pemanfaatan sungai sebagai sarana ekowisata dan tingkat kebersihan sungai tidak berpengaruh nyata signifikan.
Artinya antara responden berpendidikan tinggi dengan responden yang berpendidikan rendah memiliki persepsi yang tidak berbeda terhadap ketiga hal
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Hubungan Antara Lama Bermukim Dengan Persepsi Responden
Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa hubungan antara lama bermukim dengan persepsi masyarakat khususnya responden terhadap pemanfaatan jasa
lingkungan sungai menunjukkan bahwa hubungan keduanya sangat lemah, dimana berdasarkan analisis yang dilakukan tersebut diketahui bahwa dari empat
persepsi yang dihubungkan dengan karakteristik lama bermukim tidak ada yang berpengaruh nyata signifikan.
Penelitian yang telah dilakukan memberikan informasi bahwa perbedaan lama bermukim tidak mempengaruhi perbedaan persepsi responden tentang
larangan membuang sampah atau limbah ke sungai, mereka berpandangan positif atau sangat setuju dengan adanya larangan tersebut. Responden yang telah lama
bermukim dan yang baru bermukim di bantaran sungai memiliki persepsi sama bahwa dengan adanya larangan tersebut akan dapat menjaga kebersihan air sungai
sehingga sungai bisa dijadikan sebagai sarana ekowisata, dengan tidak membuang sampah dan limbah ke sungai maka akan dapat mewujudkan kebersihan sungai
sehingga kesehatan masyarakat juga ikut terjaga. Berdasarkan hasil tersebut diambil kesimpulan bahwa responden yang
sudah lama bermukim dengan yang baru bermukim persepsinya sama terhadap pemanfaatan jasa lingkungan sungai, khususnya Sungai Deli.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Antara Karakteristik Responden Dengan Perilaku Responden
Begitu juga hal nya dengan persepsi, perilaku seseorang juga ada pengaruh dan kaitannya dengan faktor eksternal dan internal, yaitu misalnya umur,
pekerjaan, pendidikan dan lama bermukim. Berikut ditampilkan hubungan antara karakteristik responden dengan perilaku responden.
Tabel 15 Hubungan Antara Karakteristik Responden Dengan Perilaku Responden
No Karakteristik Responden
Perilaku Responden Umur
Pekerjaan Pendidikan
Lama bermukim 1
Koefisien korelasi 0,046
0,184 0,243
0,198 Sig. 2-tailed
0,616 0,045
0,007 0,031
N 120
120 120
120 2
Koefisien korelasi 0,008
0,411 0,398
0,505 Sig. 2-tailed
0,931 0,000
0,000 0,001
N 120
120 120
120 3
Koefisien korelasi 0,004
-0,203 -0,198
-0,306 Sig. 2-tailed
0,962 0,027
0,030 0,001
N 120
120 120
120 4
Koefisien korelasi -0,088
-0,105 -0,046
-0,257 Sig. 2-tailed
0,342 0,255
0,621 0,005
N 120
120 120
120
Keterangan : 1. Perilaku responden yang membuang sampah ke sungai,
2. Perilaku responden dalam pemanfaatan sungai untuk MCK, 3. Perilaku responden dalam pemanfaatan sungai untuk kegiatan rekreasi seperti
memancing, 4. Perilaku responden yang menjadikan sungai sebagai sumber perekonomian masyarakat
seperti tempat pengambilan pasir dan batu = Berkorelasi nyata pada level 0,05 atau 95 korelasinya nyata
= Berkorelasi nyata pada level 0,01 atau 99 korelasinya nyata.
● Pembahasannya 1. Hubungan Antara Umur Dengan Perilaku Responden
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan metode Korelasi Spearman maka diperoleh hasil bahwa hubungan antara umur dengan perilaku
responden adalah tidak ada hubungan yang erat satu sama lain. Perilaku masyarakat, khususnya responden tidak ada perbedaan antara yang tua dengan
yang muda. Biasanya perilaku seseorang tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan pengalaman hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
Khususnya pada penelitian ini, sikap atau perilaku antara responden yang muda dengan responden yang muda tidak berbeda karena kebutuhan mereka satu
sama lain adalah sama dalam hal pemanfaatan jasa lingkungan sungai. Perilaku responden yang tua dengan responden yang muda dalam hal membuang sampah
ke sungai tidak ada bedanya. Begitu juga dengan perilaku responden yang memanfaatkan sungai untuk kegiatan MCK, perilaku responden terhadap kegiatan
pemanfaatan sungai untuk tempat rekreasi dan perilaku responden terhadap pemanfaatan sungai sebagai sumber perekonomian masyarakat tidak ada bedanya
antara responden muda dan yang tua. Hal ini juga dapat disebabkan oleh faktor pengaruh kebudayaan yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan
sikap seseorang, dan pengaruh kebudayaan kebiasaan seseorang tidak memandang seseorang yang muda atau yang tua.
2. Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Perilaku Responden