Pembagian Stroke Faktor Resiko Manifestasi klinis

1.2.4 Hemoragi serebral Hemoragi dapat terjadi di luar dura meter hemoragi ektradural atau epidural, di bawah dura meter hemoragi subdural, di ruang subarakhonoid hemoragi subarakhonoid atau di dalam substansi otak hemoragi intraserebral. Hemoragi serebral adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. Ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah atau arteri meninges lainnya. Pasien harus diatasi dalam beberapa jam cedera untuk mempertahankan hidup. Hemoragi subdural termasuk hemoragi subdural akut pada dasarnya sama dengan hemoragi epidural, kecuali bahwa hematoma subdural biasanya jembatan vena robek. Karenanya, periode pembentukan hematoma lebih lama interval jelas lebih lama dan menyebabkan tekanan pada otak. Hemoragi subarakhonid hemoragi yang terjadi di ruang subarakhonoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah kebocorana aneurisme pada area siklus Willisi dan malformasi arteri-vena kongenital pada otak. Arteri di dalam otak dapat terjadi tempat aneurisme.

1.3 Pembagian Stroke

1.3.1 Stroke Iskemik Stroke yang terjadi sebagai akibat dari adanya sumbatan pada arteri sehingga menyebabkan penurunan suplai oksigen pada jaringan otak iskhemik hingga menimbulkan nekrosis, 87 kasus stroke disebabkan kerena adanya sumbatan yang berupa thrombus atau embolus. Trombus adalah Universitas Sumatera Utara gumpalansumbatan yang berasal dari pembuluh darah otak. Embolus adalah gumpalansumbatan yang berasal dari tempat lain, misalnya jantung atau arteri besar lainnya. Faktor lain yang berpengaruh adalah denyut jantung yang irreguler atrial fibrillation yang merupakan tanda adanya sumbatan dijantung yang dapat keluar menuju otak. Adanya penimbunan lemak pada pembuluh darah otak aterosklerosis akan meningkatkan resiko terjadinya stroke iskemik. 1.3.2 Stroke Hemoragik Stroke yang terjadi sebagai akibat pecahnya pembuluh darah yang rapuh di otak. Dua tipe pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan stroke hemoragi, yaitu; aneurysms dan arteriovenous malformations AVMs. Aneurysms adalah pengembangan pembuluh darah otak yang semakin rapuh sehingga pecah. Arteriovenous malformations adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal, sehingga mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak Perawat Psikiatri, 2009.

1.4 Faktor Resiko

Yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA atau strok, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, dan heterozigot atau homozigot untuk homosistinuria. Sementara faktor resiko dapat diubah adalah hipertensi, diabetes melitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral, hematokrit meningkat, bruit karotis asimtomatis, hiperurisemia, dan dislipidemia. Universitas Sumatera Utara

1.5 Manifestasi klinis

Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lesi pembuluh darah mana yang tersumbat, ukuran area perfusi yang tidak adekuat dan jumlah aliran darah koleteral skunder atau aksesori. Kehilangan motorik. Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol volounter terhadap gerakan motorik. Kehilangan komunikasi. Fungsi otak yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia yang paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat di manifestasikan oleh hal berikut : Disartia kesulitan berbicara, ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabakan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara. Difasia atau afasia bicara detektif atau kehilangan bicara, yang terutama ekspresif atau reseptif. Apraksia ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya, seperti terlihat ketika pasien mengambil dan berusaha untuk menyisir rambutnya. Gangguan persepsi. Persepsi adalah ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi. Stroke dapat mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan visual-spasial dan kehilangan sensori. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik. Bila kerusakan telah terjadi pada lobus frontal, mempelajari kapasitas setelah terjadi pada lobus frontal, mempelajari kapasitas, memori atau fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat ditunjukkan dalam lapangan perhatian Universitas Sumatera Utara terbatas, kesulitan dalam pehaman, lupa, dan kurang motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi frustasi dalam program rehabilitasi mereka. Disfungsi kandung kemih. Setelah sroke pasien mungkin inkontinensia urinarius sementara karena konfusi, ketidakmampaun mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinalbedpan karena kerusakan kontrol motorik dan postural.

2. Tekanan darah