Uji Validitas Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

42 42

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model kausalitas atau hubungan atau pengaruh. Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan teknik analisis regresi dengan menggunakan program aplikasi SPSS.

3.5.1 Analisis Data

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas terhadap daftar pertanyaan yang akan digunakan. Pengujian validitas dan reliabilitas ini dimaksudkan agar daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian memiliki tingkat validitas yang memenuhi batasan yang disyaratkan.

a. Uji Validitas

Uji validitas daftar pertanyaan dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi butk-butir pertanyaan, sehingga dapat menggambarkan indikator yang diteliti. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat Imam Ghozali, 2005. Untuk mengukur validitas kuesioner dilakukan dengan menghitung korelasi antara nilai masing-masing pertanyaan dengan total nilai pada konstruknya dengan bantuan SPSS dengan metode bivariat atau dapat melihat hasil corrected item total correlation r hasilnya positif dan bila r hasil r tabel , maka dapat dinyatakan bahwa 43 43 pertanyaan tersebut valid Singgih Santoso, 2001. Sebaliknya, apabila r hasil r tabel maka dapat dinyatakan bahwa pertanyaan tersebut tidak valid. Hal ini mungkin disebabkan oleh pertanyaan yang kurang baik dalam susunan kata-kata atau kalimatnya, sehingga dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda. Untuk pertanyaan yang tidak valid maka akan dikeluarkan dan tidak dianalisis, sedangkan untuk pertanyaan yang valid akan diteruskan ke tahap pengujian keandalan Uji Reliabilitas.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh suatu alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Kehandalan berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur dilihat dari stabilitas dan konsistensi dari suatu informasi, jawaban atau pertanyaan jtka pengukuran atau pengamatan dilakukan berulang kali. Apabila suatu alat ukur digunakan berulang dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut dapat dianggap handal reliable Imam Ghozali, 2005. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dapat dilakukan dengan uji statistik dengan bantuan program SPSS. Apabila nilai Cronchbach alpha α 0,6, maka alat ukur tersebut dianggap handal. Demikian juga sebaliknya jika Cronchbach alpha α 0,6; maka dapat dinyatakan bahwa pertanyaan tersebut tidak reliable.

3.5.2 Analisis Statistik

Dalam analisis statistik dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik, analisis regresi dan pengujian hipotesis. 44 44

a. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Pengujian ini digunakan untuk memenuhi syarat persamaan yang diperoleh pada model linier regresi berganda dapat diterima secara ilmiah. Adapun pengujian ini meliputi :

1. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna antara variabel-variabel independen dalam model regresi. Pengujian ini dilakukan dengan melihat korelasi parsial antara masing-masing variabel bebas, menurut Imam Ghozali 2005, untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dilakukan hal sebagai berikut : • Nilai R 2 yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. • Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen mempunyai korelasi cukup tinggi umumnya di atas 0,9, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinieritas, karena multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. • Multikolinieritas dapat juga dilihat dari : 1. Nilai tolerance dan lawannya, serta 2. Variable Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan dipengaruhi oleh variabel dependen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai 45 45 tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = tolerance 1 dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,1 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir, sebagai contoh nilai tolerance 0,10 sama dengan tingkat multikolinieritas 0,95. Apabila besarnya VIF mempunyai nilai di bawah 10, maka model regresi tersebut bebas dari multikolinieritas. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana saja yang berkorelasi. Pengujian multikolinieritas dapat dilakukan dengan melakukan regresi tambahan auxiliary regression, yaitu dengan melakukan regresi antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya Gujarati, 1995. Dari hasil regresi tersebut kemudian dibandingkan dengan R 2 nya dengan nilai R 2 . Apabila nilai R 2 dari regresi tambahan lebih besar dari nilai regresi utama maka dapat dipastikan bahwa terdapat gejala multikolinieritas.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain hasilnya tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah yang homokedastisitas. Salah satunya adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada 46 46 grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya telah dipelajari Singgih Santoso, 2001. Adapun dasar analisis yang digunakan adalah : • Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratas bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastitas. • Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastitas.

3. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen atau variabel dependen atau kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk melakukan pengujian ini dilakukan dengan bantuan SPSS sehingga diperoleh suatu grafik. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan apabila data menyebar jauh dari regresi diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Singgih Santoso, 2001.

b. Analisis Regresi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Locus of Control, Kinerja, Komitmen Organisasi, dan Turnover Intention terhadap Penyimpangan Perilaku dalam Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan)

2 24 206

Pengaruh locus of control, struktur audit, dan komitmen organisasi terhadap kinerja auditor

0 7 115

Analisis Pengaruh Locus Of Control pada Kinerja Karyawan

0 3 6

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI Hubungan Antara Locus Of Control Internal Dengan Komitmen Organisasi.

0 2 14

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja Dan Locus Of Control Terhadap Kepuasan Kerja Auditor ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik

0 1 12

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KEPUASAN Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja Dan Locus Of Control Terhadap Kepuasan Kerja Auditor ( Studi Empiris Pada Kantor Akunta

0 2 16

KOMITMEN ORGANISASI DAN KREATIVITAS KARYAWAN EVENT ORGANIZER DITINJAU DARI PERBEDAAN LOCUS OF CONTROL.

0 0 8

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN ORGANISASI, KINERJA AUDITOR, DAN TURNOVER INTENTION PADA PERILAKU MENYIMPANG DALAM AUDIT.

0 5 29

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI DAN LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR STUDI PADA EMPIRIS PADA KAP DI SEMARANG - Unika Repository

0 0 12

Pengaruh Independensi, Komitmen Organisasional, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Motivasi dan Locus of Control terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada KAP di Semarang) - Unika Repository

0 0 54