Uji Ukuran Partikel PENELITIAN UTAMA

35

4.2.3. Uji Ukuran Partikel

Uji ukuran partikel dilakukan untuk mengetahui ukuran partikel sari kacang hijau yang dihasilkan dari proses sonikasi. Menggunakan dua cara yaitu pengujian dengan mikroskop digital pada semua sampel dan uji PSA Particle Size Analyzer pada sampel yang stabilitasnya paling baik dengan kontrol sebagai pembandinganya. Mikroskop adalah suatu alat yang dapat memperbesar benda hingga ribuan kali. Sebuah mikroskop digital terdiri dari mikroskop biasa dengan kamera digital yang dibangun ke dalamnya. Gambar yang terlihat melalui mikroskop digital dapat diproyeksikan ke monitor komputer dan disimpan pada file komputer. Perbedaan utama antara mikroskop optik dan mikroskop digital adalah pembesarannya. Mikroskop perbesaran optik dilakukan dengan mengalikan perbesaran lensa oleh pembesaran lensa mata. Karena mikroskop digital tidak memiliki sebuah lensa mata, pembesaran tidak dapat dilakukan dengan menggunakan metode ini. Sebaliknya untuk perbesaran mikroskop digital dilakukan dengan berapa kali lebih besar sampel adalah direproduksi pada monitor. Oleh karena itu, pembesaran akan tergantung pada ukuran monitor Sativa 2011. Berdasarkan uji mikroskop terlihat jelas bahwa sampel kontrol yang tidak diberi perlakuan ukuran partikelnya masih sangat besar dan berkelompok. Setelah dilakukan proses sonikasi, partikel mulai terpecah menjadi bagian yang lebih kecil dan homogen, namun untuk sonikasi dengan waktu 20 menit meskipun partikel sudah mulai terpecah oleh gelombang ultrasonik tetapi masih ada beberapa partikel yang ukurannya cukup besar. Begitu pula dengan waktu sonikasi 40 menit, tapi terlihat semakin lama waktu sonikasi dan semakin besar amplitudo gelombang ultrasonik yang digunakan, maka ukuran partikel akan semakin kecil dan homogen, hal ini ditunjukkan dengan seragamnya gambar yang didapat dari uji mikroskop yaitu pada Lampiran 9. Tabel 8. Hasil uji ukuran partikel Sampel Ukuran Partikel Kontrol 88.9-241.2 µm A1B1 3.2-85.8 µm A1B2 1.8-47.3 µm A1B3 1.8-40.8 µm A2B1 2.2-34.0 µm A2B2 3.2-16.2 µm A2B3 2.2-11.7 µm A3B1 2.7-10.5 µm A3B2 2.2-7.6 µm A3B3 0.5-0.8 µm Keterangan : Kontrol : tidak dilakukan sonikasi A1B1 : waktu sonikasi 20 menit amplitudo gelombang ultrasonik 20 A1B2 : waktu sonikasi 20 menit amplitudo gelombang ultrasonik 30 A1B3 : waktu sonikasi 20 menit amplitudo gelombang ultrasonik 40 A2B1 : waktu sonikasi 40 menit amplitudo gelombang ultrasonik 20 A2B2 : waktu sonikasi 40 menit amplitudo gelombang ultrasonik 30 A2B3 : waktu sonikasi 40 menit amplitudo gelombang ultrasonik 40 A3B1 : waktu sonikasi 60 menit amplitudo gelombang ultrasonik 20 A3B2 : waktu sonikasi 60 menit amplitudo gelombang ultrasonik 30 A3B3 : waktu sonikasi 60 menit amplitudo gelombang ultrasonik 40 36 Uji PSA atau analisis ukuran partikel digunakan untuk menggambarkan distribusi ukuran partikel dalam sampel. Analisis ukuran partikel dapat diterapkan untuk bahan padat, suspensi, emulsi, bahkan aerosol. Ada banyak metode yang dilakukan untuk mengetahui ukuran partikel suatu larutan. Pengujian PSA ini menggunakan prinsip difraksi laser, dimana ketika sinar cahaya laser tersebar oleh sekelompok partikel, sudut hamburan cahaya berbanding terbalik dengan ukuran partikel misal ukuran partikel yang lebih kecil, semakin besar sudut hamburan cahaya. Pengukuran partikel dengan menggunakan PSA biasanya menggunakan metode basah. Metode ini dinilai lebih akurat jika dibandingkan dengan metode kering ataupun pengukuran partikel dengan metode ayakan dan analisis gambar. Terutama untuk sampel-sampel dalam orde nanometer dan submikron yang biasanya memiliki kecenderungan aglomerasi menggumpal yang tinggi. Hal ini dikarenakan partikel didispersikan ke dalam media sehingga partikel tidak saling beraglomerasi. Dengan demikian ukuran partikel yang terukur adalah ukuran dari single particle. Selain itu hasil pengukuran dalam bentuk distribusi, sehingga hasil pengukuran dapat diasumsikan sudah menggambarkan keseluruhan kondisi sampel Lusi 2011. Sampel yang diuji merupakan sampel terbaik dari hasil uji stabilitas dan uji mikroskop yaitu sampel dengan perlakuan A3B3 60 menit:40 dan kontrol sebagai pembanding. Berdasarkan hasil pengujian Lampiran 10, diperoleh ukuran partikel sari kacang hijau berkisar dari 500-800 nm sedangkan kontrol berkisar 1300-6000 nm karena alat yang digunakan hanya bisa membaca dari 0.6-7000 nm. Padahal, berdasarkan uji mikroskop partikel sari kacang hijau kontrol bisa mencapai 340 mikron atau setara dengan 240.000 nm. Dengan demikian perlakuan sonikasi selama 60 menit dengan amplitudo gelombang ultrasonik sebesar 40 cukup efektif untuk mengecilkan ukuran partikel dari rata-rata 240 mikron menjadi 500-600nanometersehingga dapat meningkatkan stabilitas suspensi sari kacang hijau.

4.2.4. Uji Organoleptik