23
d. Penyelia – kemampuan penyelia untuk menunjukan minat dan
perhatian terhadap karyawan. e. Rekan sekerja
– keadaan dimana rekan sekerja menunjukan sikap bersahabat dan mendorong. Gibson, et. al, 1985:67
C. Motivasi
1. Pengertian motivasi
Istilah motivasi diambil dari bahasa latin “movere” yang berarti bergerak.
Kata ini mempunyai kekuatan yang menggerakkan orang untuk berupaya. Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
aktifitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang Sutrisno, 2011: 109.
Menurut McClelland, dalam Anwar Prabu 2011:94 bahwa “Motivasi merupakan Kondisi jiwa yang mendorong seseorang dalam mencapai prestasinya
secara maksimal.” Menurut
Wibowo 20
10:379 mengemukakan bahwa“Motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada
pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intesitas, bersifat
terus menerus dan adanya tujuan.”
Menurut Veithzal 2010:837 dalam Hairiyah 2012:20, motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai
hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut
24
merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu tersebut bertingkahlaku dalam mencapai tujuan. Apabila individu
termotivasi, mereka akan membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu, karena pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras
sehingga dapat memuaskan keinginan mereka dan meningkatkan produktivitas kerja mereka serta pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
organisasi.
2. Teori Motivasi
a. Teori Motivasi Kebutuhan Maslow Pada tahun 1943, psikolog Abraham Maslow mempublikasikan
teori motivasi hierarki kebutuhan yang sekarang terkenal. Walaupun teori tersebut didasarkan pada pengamatan klinisnya terhadap beberapa
individu yang menderita gangguan emosiperasaan, teori ini selanjutnya telah digunakan untuk menjelaskan seluruh spektrum perilaku manusia.
Maslow menyatakan dalam setiap orang terdapat sebuah hirarki dari lima kebutuhan, yaitu:
1 Kebutuhan Fisiologis physiological needs, kebutuhan seseorang akan makanan, udara, dan air untuk bertahan hidup. Kebutuhan
ini merupakan kebutuhan dasar manusia. 2 Kebutuhan Keamanan Safety Needs. Terdiri dari kebutuhan
untuk aman dari ancaman fisik maupun psikologis.
25
3 Kebutuhan social Social Needs, Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan kasih sayang, ingin maju, penerimaan,
persahabatan, rasa memiliki, dan hubungan yang harmonis antar sesama.
4 Kebutuhan Penghargaan Esteem Needs, kebutuhan seseorang akan faktor-faktor internal, seperti harga diri, otonomi dan
prestasi serta faktor penghargaan eksternal, misalnya pengakuan dan status.
5 Kebutuhan Aktualisasi diri Self Actualization Neds, kebuthan untuk mampu menjadi apa yang diinginankan, memenuhi
kebutuhan diri sendiri dengan cara maksimal menggunakan kemampuan keterampilan dan potensi.
Teori maslow mengatakan bahwa setelah suatu kebutuhan secara subtansial terpenuhi, seorang individu tidak termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan itu. Oleh karenanya untuk memotivasi seseorang perlu dipahami pada tingkatan kebutuhan apa seseorang berada dalam hirarki
Robbins dan Coulter, 2010. b. Teori Tiga Kebutuhan
Teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Mc Clelland disebut juga dengan teori motivasi prestasi. Teori ini juga dijelaskan oleh Sunyoto
2013:5 bahwa seseorang bekerja memiliki energi potensial yang dapat
26
dimanfaatkan tergantung pada dorongan motivasi, situasi dan peluang yang ada. David Mc. Clelland meneliti tiga jenis kebutuhan yaitu
: 1 Kebutuhan akan pencapaian atau prestasi Need for Achievement
yaitu kebutuhan akan prestasi, yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini mengarahkan
tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu. Mereka berjuang untuk memenuhi ambisi secara pribadi dari pada mencapai
kesuksesan dalam bentuk penghargaan perusahaan atau organisasi. Sehingga mereka melakukannya selalu lebih baik dan lebih efisien dari
waktu ke waktu. High achiever adalah seseorang atau karyawan yang dalam menyelesaikan tugasnya selalu lebih baik dari yang lain.
Mereka ini selalu mencari suasana kerja dalam suatu proyek atau keadaan dimana mereka dapat memikul tanggung jawab secara
pribadi untuk memecahkan masalahnya dan memperoleh kembali jawaban yang cepat dari suasana tersebut.Jadi, dapat mereka katakan
mudah untuk mengetahui sulit atau tidaknya, bahkan dapat meningkatkannya atau tidak dalam suatu pekerjaan.Mereka tidak
berpikir untung-untungan tetapi dengan perhitungan yang akurat dan tepat.
Orang yang kebutuhan akan pencapaian prestasinya tinggi akan berjuang meraih prestasi pribadi dari pada meraih fasilitas
jabatan dan imbalan atas kesuksesan. Orang tersebut mempunyai
27
keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien daripada yang telah dilakukan sebelumnya Sedermayanti,
2011:236. 2 Kebutuhan akan kekuasaan Need for Power, yaitu keinginan untuk
mempengaruhimengatur orang lain, bertanggung jawab untuk orang lain dan memiliki otoritas atas orang lain.
3 Kebutuhan akan hubungan atau berafiliasi Need for Affiliation, yaitu hasrat untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan
akrab. Kebutuhan ini menempati posisi paling akhir dari riset para pakar manajemen. Maksudnya disini, orang yang memiliki kebutuhan
seperti ini tentu mereka memiliki motivasi untuk persahabatan, menanggung dan bekerja sama daripada sebagai ajang kompetisi
didalam suatu organisasi. Termasuk didalam hal pengertian satu dengan lainnya.
Beberapa orang mungkin ingin memiliki pengaruh untuk dihormati dan senang mengatur sebagian manusia lainnya. Manusia semacam ini
justru senang, dengan tugas yang dibebankan kepadanya atau statusnya dan cenderung untuk lebih peduli dengan kebanggaan, prestise, dan
memperoleh pengaruh terhadap manusia lainnya. Munculnya ketiga hubungan tersebut sangat dipengaruhi oleh
situasi yang sangat spesifik. Apabila tingkah laku individu tersebut
28
didorong oleh ketiga kebutuhan, tingkah lakunya menampilkan ciri-ciri tersebut.
a Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan akan prestasi akan tampak sebagaiberikut :
Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif. Mencari feedback umpan balik tentang perbuatannya.
Memilih risiko yang moderet sedeng tentang perbuatannya dengan memilih risiko yang sedang masih ada peluang untuk
berprestasi lebih tinggi. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya.
b Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan persahabatan akan tampak sebagai berikut :
Lebih memerhatikan segi hubungan pribadi yang ada dalam pekerjaannya dari pada tugas-tugas yang ada pada pekerjaan.
Melakukan pekerjaan lebih efektif apabila bekerja sama dengan orang lain dalam suasana lebih kooperatif
Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain lebih suka dengan orang lain daripada sendirian
c Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan berusaha akan tampak sebagai berikut :
29
Berusaha mendorong orang lain walaupun pertolongan itu tidak diminta
Sangat aktif menentukan arah kegiatan organisasi Mengumpulkan barang-barang atau menjadi anggota suatu
perkumpulan yang dapat mencerminkan prestise Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dari
kelompok atau organisasi. c. Teori dua faktor
Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg dalam sedarmayanti 2010:236. Teori dua faktor menyebutkan bahwa faktor-
faktor ekstrinsik berhubungan dengan ketidakpuasan karyawan apabila kondisi ini tidak ada dan tidak baik. Sedangkan faktor-faktor instrinsik
berhubungan dengan kepuasan kerja, seperti kebijakan administrasi perusahaan, penyelian, gaji, status dan pengakuan akan prestasi adalah
faktor-faktor yang
apabila memadai
dalam pekerjaan
tertentu menentramkan pekerjaan, dan bila faktor-faktor tidak memadai oramg-
orang tidak terpuaskan. d. Teori X dan Y
Douglas Mc Gregor dalam wilson 2012:320 mengemukakan dua pandangan yang berbeda mengenai manusia, negatif dengan tanda tabel X
dan positif dengan tanda tabel Y. Mc gregor menyimpulkan bahwa
30
pandangan seorang manajer mengenai sifat manusia didasarkan pada suatu pengelompokan dengan asumsi-asumsi tertentu. Berdasarkan asumsi-
asumsi tersebut, manajer menetapkan perilaku terhadap bawahannya sebagai berikut :
Menurut teori X negatif, ada empat asumsi yang dipegang manajer adalah sebagai berikut :
1 Karyawan tidak menyukai kerja dan bila dimungkinkan akan mencoba menghindarinya.
2 Karyawan tidak menyukai pekerjaannya, mereka harus dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
3 Karyawan akan menghindari tanggung jawabnya dan mencari pengarahan formal bilamana dimungkinkan.
4 Karyawan menempatkan keamanan di atas faktor lain yang dikaitkan dengan kerja dan akan menunjukkan sedikit ambisius.
Sebaliknya teori Y positif Memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut: 1 Karyawan dapat.memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama
dengan istirahat atau bermain. 2 Karyawan akan melakukan pengarahan dan pengawasan diri jika
mereka komit pada sasaran. 3 Karyawan banyak belajar untuk menerima, bahkan mengusahakan dan
tanggung jawab.
31
4 Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas ke semuan oarang dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam
posisis manajemen. Atas dasar karakteristik manusia, semua manajer haruslah
menggunakan kedua jenis motiv tersebut. Para pemimpin yang lebih percaya bahwa ketakutan akan mengakibatkan seseorang segera bertindak,
mereka akan lebih banyak menggunakan motivasi teori X negatif. Sebaliknya jika pemimpin percaya kesenangan akan menjadi dorongan
bekerja, ia akan menggunakan motivasi yang positif atau teori Y. Penggunaan masing-masing jenis motivasi ini, dengan segala bentuknya
haruslah mempertimbangkan situasi dan orangnya, sebab pada hakikatnya setiap individu adalah berbeda rivai dan sagala, 2010: 843.
3. Faktor-faktor Motivasi