Pengaruh Pengenceran dan Penambahan Starter

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Pengenceran dan Penambahan Starter

Nilai rata-rata rendemen nata de cottonii dengan perlakuan pengenceran filtrat dan jumlah starter dapat di lihat pada Gambar 4. Gambar 4. Nilai rata-rata rendemen nata de cottonii dengan perlakuan pengenceran filtrat dan jumlah starter; n=2 Gambar 4 menunjukkan bahwa nata dengan perbandingan rumput laut dan air 1:50 dan jumlah starter 5 memiliki nilai rendemen terendah, yaitu sebesar 14,79 . Nata dengan perbandingan rumput laut dan air 1:60 dan jumlah starter 10 memiliki nilai rendemen tertinggi, yaitu sebesar 24,25 . Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan rumput laut dan air tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata lampiran 3 a terhadap rendemen nata de cottonii. Karakteristik nata yang dihasilkan perbandingan 1:60 dan jumlah starter 10 memiliki ciri-ciri: berwarna putih bersih, tebal, lapisan nata bagian bawah agak bergelombang, bagian permukaan rata, teksturnya kompak dan kenyal, pada saat panen terdapat lapisan tipis agak kental dan berlendir menempel pada bagian permukaan dan bawah. Berdasarkan hasil tersebut maka nata dengan perbandingan 1:60 dan jumlah starter 10 dilanjutkan dengan analisis filtrat. Data hasil pengujian filtrat rumput laut pada pengenceran 1:60 disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil analisis filtrat rumput laut pada pengenceran 1:60 dalam 750 ml media Parameter Satuan Rataan ± Gula pereduksi 0,008 ± 0,0007 Total N 0,003 ± 0,0006 Total padatan terlarut Brix 0 pH - 9,4 ± 0,014 Berdasarkan hasil analisis filtrat diatas, kandungan N pada filtrat rumput sebesar 0,003, gula pereduksi sebesar 0,008 dan pH sebesar 9,4. Air kelapa yang pada umumnya digunakan sebagai media pembuatan nata mengandung gula antara 1,7-2,6 dapursehatmarina.blogspot.com. Media pembuatan nata harus mengandung jumlah karbon dan nitrogen yang sesuai dengan kebutuhan Acetobacter xylinum. Jumlah karbon dan nitrogen yang berlebihan atau kurang akan mengganggu aktivitas bakteri bahkan menyebabkan bibit nata tidak tumbuh normal dan nata yang terbentuk tidak maksimal Pambayun 2002. Nutrisi tambahan tetap diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri karena jika hanya memanfaatkan sumber nutrisi dari media terutama dari filtrat rumput laut tidaklah cukup. Nilai pH filtrat sangat besar, berbeda dengan nilai pH media pembuatan nata pada umumnya. Nilai pH optimal untuk pertumbuhan spesies Acetobacter xylinum adalah 5,4-6,3, namun nilai ini tidak harus sama dengan pH optimum untuk produksi selulosa yaitu sebesar 4,5. Penambahan asam asetat glasial sangat diperlukan untuk menurunkan derajat keasaman media filtrat rumput laut agar sesuai dengan kondisi optimum lingkungan bagi bakteri.

4.2 Pengaruh Penambahan DAP pada Pembuatan Nata de Cottonii