2.2.6. DIAGNOSA Gambaran klinis
Kriteria rinosinusitis akut dan kronik pada penderita dewasa dan anak berdasarkan gambaran klinik, yaitu:
Tabel 2.1. Kriteria rinosinusitis akut dan kronik pada anak dan dewasa menurut International Conference on Sinus Disease 1993 2004 Kennedy,1995
No Kriteria Rinosinusitis Akut
Rinosinusitis Kronik Dewasa
Anak Dewasa
Anak 1
Lama gejala dan tanda 12
minggu 12
minggu 12
minggu 12
minggu 2
Jumlah episode serangan akut, masing-masing berlangsung
minimal 10 hari 4 kali
tahun 6 kali
tahun 4 kali
tahun 6 kali
tahun 3
Jumlah episode serangan akut, masing-masing berlangsung
minimal 10 hari Dapat sembuh
sempurna dengan pengobatan
medikamentosa Tidak dapat sembuh
sempurna dengan pengobatan
medikamentosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan
posterior, pemeriksaan nasoendoskopi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini. Tanda khas adalah adanya pus di meatus medius atau di
daerah meatus superior. Mangunkusumo dan Rifki.
Rinoskopi anterior
Rinoskopi anterior adalah alat dasar untuk pemeriksaan fisik yang paling spesifik yang berkaitan dengan keadaan patologis pada daerah sinunasal. Ia adalah
pemeriksaan yang tepat untuk mengevaluasi pasien sebelum dan sesudah pemakaian dekongestan topikal. Sebelum dekongesti, pemeriksa mengevaluasi
permukaaan anterior nasal. Biasanya hanya setelah dekongesti, middle turbinate dapat divisualisasi secara jelas. Benninger, 2003.
Endoskopi nasal
Di samping memainkan peranan yang penting dalam mendiagnosa rinosinusitis, endoskopi nasal juga dapat membantu dalam pemberian terapi yang
tepat. Sebilangan besar dokter menggunakan menggunakan endoskopi nasal karena alasan yang berikut :
- Gejala-gejala pasien sahaja tidak dapat menjadi patokan untuk mendiagnosa.
- Endoskopi merupakan fasilitas diagnostik yang lebih baik dan dapat mendeteksi kelainan yang tidak diketemukan pada saat anamnesa,
pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan pencitraan. - Perubahan warna hijau kekuningan tampak pada permukaan nasal.
- Kultur endoskopik berguna untuk organisme yang menyebabkan rinosinusitis. Rosenfeld, 2007.
Pemeriksaan mikrobiologi
Biakan dari hasil yang berasal dari hidung bagian posterior dan nasofaring biasanya lebih akurat dibandingkan dengan biakan hidung bagian anterior. Namun
demikian, pengambilan biakan hidung bagian posterior juga lebih sulit. Biakan bakteri spesifik pada sinusitis dilakukan dengan mengaspirasi pus dari sinus yang
terkena. Pemeriksaan ini sering dilakukan untuk mencari antibiotik yang sesuai untuk membasmi mikroorganisma penyebab penyakit ini. Brown, 2008
Foto polos kavitas nasal dan sinus paranasal
Rinosinusitis menunjukkan gambaran berupa : 1. Penebalan mukosa,
2. Opasifikasi sinus berkurangnya pneumatisasi 3. Gambaran air fluid level yang khas akibat akumulasi pus yang dapat dilihat
pada foto waters. Bagaimanapun juga, harus diingat bahwa foto polos ini memiliki
kekurangan dimana foto polos gagal menunjukkan anatomi sinus yang diperlukan dan gagal menunjukkan peradangan yang meluas. Rosenfeld, 2007.
CT csan
CT scan adalah pemeriksaan yang dapat memberikan gambaran yang paling baik akan adanya kelainan pada mukosa dan variasi antominya tulang yang
relevan untuk mendiagnosis sinusitis kronis maupun akut. Walaupun demikian, harus diingat bahwa CT scan menggunakan dosis radiasi yang sangat besar, yang
berbahaya bagi mata.Rosenfeld, 2007.
MRI
Walaupun MRI tidak dapat menunjukkan anatomi tulang sinus paranasal seperti CT scan, namun MRI dapat menunjukkan kelainan pada mukosa dengan
baik. Rosenfeld,2007
2.2.7. Terapi