lapangan atau field research yang berkaitan dengan permasalahan hukum mengenai electronic banking.
F. Sistematika Penulisan
Secara sistematika penulisan skripsi ini terbagi dalam lima bab dan setiap bab terbagi dalam beberapa sub-bab, yang mana disusun secara teratur yang
kesemuanya memiliki hubungan yang erat satu dengan yang lain. Secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini penulis menguraikan pendahuluan yang mencakup tentang hal-hal yang bersifat umum, yaitu latar belakang,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Umum tentang Bank
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai sejarah perbankan di Indonesia, sejarah mengenai Bank BNI 46 sebagai salah satu
bank pemerintah, pengertian dan fungsi bank, jenis dan usaha bank, serta sumber-sumber hukum perbankan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bab III Tinjauan Umum tentang Electronic Banking
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai sejarah, pengertian, jenis-jenis dan peraturan yang mengatur tentang electronic
banking.
Bab IV Perlindungan Hukum yang Diberikan oleh Bank kepada Nasabah
dalam Penggunaan Fasilitas Electronic Banking Pada bab ini penulis akan membahas mengenai bentuk
perlindungan hukum dan tanggung jawab yang diberikan oleh Bank BNI 46 kepada nasabah yang mengalami kerugian akibat
penggunaan electronic banking, alternatif penyelesaian masalah yang dilakukan apabila timbul permasalahan serta upaya yang
dilakukan oleh Bank BNI 46 dalam meminimalisir risiko serta permasalahan yang terjadi dalam penggunaan electronic banking.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dari bab-bab terdahulu sehingga melalui kesimpulan dan saran ini pembaca memahami skripsi ini dan
diakhiri dengan saran yang berguna bagi pembaca.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK
A. Sejarah Perbankan di Indonesia
Sebelum membahas masalah hukum dan ketentuan perbankan di Indonesia, terlebih dahulu kita perlu mengetahui dan mengikuti sejarah
perkembangan di Indonesia, khususnya sejak zaman penjajahan Belanda sampai saat ini. Pengetahuan tentang sejarah perbankan di Indonesia sangat penting,
mengingat adanya gejolak dan dinamika perkembangan perbankan di Indonesia. Selain itu perlu juga dipahami mengapa masih terdapat ketentuan maupun hukum
perbankan yang masih berupa peninggalan colonial Belanda. Sejarah perkembangan perbankan di Indonesia dapat dikelompokkan
menjadi:
6
1. Zaman Penjajahan Belanda 2. Zaman Pendudukan Jepang
3. Zaman Kemerdekaan Berikut adalah penjelasan mengenai sejarah perkembangan perbankan di
Indonesia: 1. Zaman Penjajahan Belanda
Awal sejarah perbankan di tanah air tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan digantikannya kekuasaan VOC oleh Pemerintah Belanda pada 1
Januari 1800. Dengan bentuk pemerintahan resmi setelah Pemerintahan
6
Ketut Rindjin, Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000, hal. 29.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Raffles, Pemerintah Hindia Belanda ingin mencapai tujuan ekonomis dan politis lebih besar dan lebih mapan. Untuk memperbaiki keadaan keuangan
sebagai warisan VOC dan Pemerintahan Raffles, Pemerintah Hindia Belanda memerlukan kehadiran lembaga bank.
Pada 10 Oktober 1827 berdirilah De Javasche Bank yang berkedudukan di Jakarta. Meskipun bukan bank milik pemerintah, akan tetapi direksinya
diangkat oleh dan dengan persetujuan dari Pemerintah Hindia Belanda. Oleh karena itu suara pemerintah tetap efektif terhadap kebijakan De Javasche Bank
dan menetapkan De Javasche Bank sebagai lembaga semi pemerintah. Setelah berdiri De Javasche Bank memperoleh hak istimewa octrooi
untuk mengeluarkan uang kertas bank. Pada tahun 1891, De Javasche Bank mendapatkan hak untuk memperdagangkan valuta asing dan mejalankan usaha
sebagai bank umum dimana hal ini lebih menonjol dibandingkan dengan fungsinya sebagai bank of issue.
Modal swasta yang mengalir ke Indonesia, terutama bergerak di bidang pertanian yang menghasilkan perdagangan internasional. Itulah mengapa
bank-bank yang timbul bukan bank indusri, bukan bank pembangunan, malinkan bank-bank pertanian dan bank-bank umum. Bank-bank tersebut
kebanyakan berpusat di Belanda, sedangkan di Indonesia hanya kantor cabang, kecuali Escompto Bank.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada saat itu, bank-bank yang beroperasi di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Nederlandsche-Indische Escompto-My Escompto Bank, berdiri pada tahun 1857 dan berkedudukan di Jakarta.
2. Nederlandsche-Indische Handelsbank, berdiri pada tahun 1863 dan berkedudukan di Amsterdam.
3. Internatinale Credit en Handelsvereeniging “Rotterdam” disebut juga Internasio, berdiri pada tahun 1863 dan berkedudukan di Rotterdam.
4. Handelsvereeniging “Amsterdam” HVA, berdiri pada tahun 1878 dan berkedudukan di Amsterdam.
5. Koloniale Bank, berdiri pada tahun 1881 dan berkedudukan di Amsterdam.
6. Nederlandsche Handel-My NHM, berdiri pada tahun 1824 dan berkedudukan di Amsterdam. Semula hanya merupakan perusahaan
dagang, tetapi pada tahun 1883 diperluas meliputi banking-business. 7. Nederlandsche-Indische Landbouw-My NILM, berdiri pada tahun 1884.
8. Cultuurmaatschappy der Vortenlanden, berdiri pada tahun 1888. Pemerintah Hindia Belanda juga memperhatikan kepentingan bangsa
Indonesia akan lembaga perkreditan. Untuk itu didirikanlah Bank Tabungan Pos Postspaarbank berdasarkan Stb. Nomor 296 Tahun 1897, Centrale Kas
pada tahun 1912.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selain bank milik Belanda, terdapat juga bank asing milik Inggris, Jepang dan Cina. Jadi, bangsa asing yang berusaha di Indonesia dibantu oleh
banknya sendiri. Indonesia juga mendirikan bank guna membantu rakyat kecil dan usaha
nasional seperti Bank Priyayi Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Abmtenaren pada tahun 1896, Bank Nasional Indonesia yang berdiri pada
tahun 1929 di Surabaya serta Bank Nasional dahulu disebut Abuan Saudagar yang berdiri pada tahun 1930 di Bukittinggi.
2. Zaman Pendudukan Jepang Selama pendudukan Jepang 1942-1945, tidak banyak diketahui tentang
kegiatan perbankan. Pemerintah Jepang sama sekali tidak membawa pengaruh positif bagi perkembangan perbankan. Sebaliknya, hampir semua bank
terpaksa menutup usahanya. Bank yang tetap melanjutkan usahanya adalah Algemeene Volkscredietbank AVB yang kemudian diubah menjadi Syomin
Ginko berdasarkan Osamu Seirei Nomor 8. Fungsi dari Syomin Ginko ini masih sama seperti AVB semula, yaitu
memberikan bantuan keuangan dan mengawasi bank-bank desa dan lumbung desa. Bahkan Syomin Ginko mengharuskan untuk menghimpun simpanan dari
bank desa dan lumbung desa untuk ditransfer ke Yokohama Specie Bank. 3. Zaman Kemerdekaan
Pembahasan sejarah perbankan setelah kemerdekaan ditujukan pada sejarah masing-masing bank yang dimiliki oleh pemerintah dan mempunyai
arti penting dalam sistem perbankan. Bank-bank yang berkembang setelah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kemerdekaan adalah Bank Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia 1946, Bank Bumi Daya, Bank Tabungan Negara, Bank Dagang
Negara dan Bank Pembangunan Indonesia.
B. Sejarah Bank BNI 46 sebagai Salah Satu Bank Pemerintah