2.5 Hidroksi propil metil selulosa HPMC
HPMC merupakan turunan dari metilselulosa yang memiliki ciri-ciri serbuk atau butiran putih, tidak memiliki bau dan rasa. Sangat sukar larut dalam
eter, etanol atau aseton. Dapat mudah larut dalam air panas dan akan segera menggumpal dan membentuk koloid. Mampu menjaga penguapan air sehingga
secara luas banyak digunakan dalam aplikasi produk kosmetik dan aplikasi lainnya Rowe, dkk., 2005; Anonim a., 2006.
HPMC digunakan sebagai agen pengemulsi, agen pengsuspensi, dan sebagai agen penstabil pada sediaan topikal seperti gel dan salep. Sebagai koloid
pelindung yaitu dapat mencegah tetesan air dan partikel dari penggabungan atau aglomerasi, sehingga menghambat pembentukan sedimen Rowe, et al., 2005.
Metode melarutkan HPMC sebagai berikut Anonim, 2006: 1 Sediakan air panas
2 Tambahkan air panas lebih dari 80
o
C sebanyak 13 atau 23 kali dari jumlah HPMC, sebab HPMC mudah larut dalam air panas dan HPMC di sebar merata
pada permukaan air panas. Tambahkan sisa air dingin, aduk dan dinginkan campuran.
3 Tambahkan pelarut organik seperti etanol, propilen glikol atau minyak sebagai peningkat kelarutan, lalu tambahkan air dapat menyebabkan HPMC benar-benar
larut.
2.6 Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam dasar krim
yang dimaksudkan untuk obat luar. Sediaan ini memiliki konsistensi relatif cair
yang diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak AM atau minyak dalam air MA. Tipe AM mudah kering dan rusak. Kandungan air dalam krim tidak
kurang dari 60. Zat pengemulsi hampir sama dengan emulgator. Pemilihan surfaktan berdasarkan jenis dan sifat krim yang dikehendaki.
Contoh zat pengemulsi adalah: -
Surfaktan anion, kation, dan non anion -
TEA dan asam stearat tipe MA -
Gol. Sorbitan -
Poliglikol -
Sabun -
Adeps lanae untuk krim tipe AM -
Setil alkohol -
Cetaceum dan emulgid Zat pengemulsi emulgator merupakan komponen yang paling penting
agar emulsi stabil. Emulgator dapat bekerja dengan membentuk film lapisan di sekeliling tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya
koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah Anief, 2000. Vanishing cream adalah dasar krim dengan tujuan pengobatan kulit,
maupun kosmetika. Kandungan asam stearat yang berlebihan dan merupakan lapisan film asam stearat yang tinggal pada kulit bila krim digunakan dan airnya
akan menguap Anief, 1994.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dilakukan secara ekperimental berdasarkan
rancangan acak lengkap, yang meliputi pengumpulan, identifikasi, pengolahan sampel, karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak, pembuatan dan penentuan
mutu fisik sediaan, serta uji penilaian organoleptik sediaan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional dan Laboratorium Farmasetika
Dasar, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, blender Panasonic, desikator, freeze dryer Edward, mikroskop
Olimpus, mortir dan stamfer, neraca kasar Home Line, neraca listrik Vibra AJ, oven listrik Memmert, penangas air, perkolator, pH meter HANNA, rotary
evaporator Stuart, seperangkat alat destilasi, stopwatch Samsung, tanur Nabertherm, dan viskosimeter bola jatuh Haake 597 G. B..
3.1.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan tumbuhan dan bahan kimia. Bahan tumbuhan yang digunakan adalah rimpang
jahe merah Zingiber officinale Roscoe yang tua dan segar. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah air suling, asam klorida encer, asam stearat,
etanol teknis hasil destilasi, gliserin, HPMC, kloralhidrat, kloroform, larutan