Mampu melakukan praktek kesehatan individu atau komunitas dengan menerapkan dasar-dasar ilmu

7 menekankan pada keterkaitan antara materi yang dipelajari konten dan masalah- masalah yang ada dalam kehidupan dunia nyata mahasiswa. Oleh karena itu, setiap dosen semestinya sudah melakukan reorientasi pembelajaran dan hendaknya memperhatikan karakteristik pembelajaran, yaitu: 1 menggunakan permasalahan kontekstual; 2 mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berargumentasi dan berkomunikasi; 3 memberikan kesempatan yang luas untuk penemuan kembali reinvention; 4 membangun konsep, definisi, dan prosedur secara mandiri; 5 melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui penyelidikan, eksplorasi, eksperimen; 6 meningkatkan kemampuan berpikir yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan melalui pemikiran divergen dan orisinal; 7 membuat prediksi; 8 menggunakan pemodelan modelling; dan 9 memperhatikan dan mengakomodasi perbedaan-perbedaan karakteristik individu mahasiswa Johnson, 2002. Semua butir yang dituliskan di atas harus diperhatikan dosen dalam mengembangkan pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah atau disingkat PBM Problem-based learning pada awalnya dikembangkan sebagai metode alternatif untuk pendidikan dokter Barrows, 1996 yang pertama kali diterapkan di Mc Master University School of Medicine Canada pada tahun 1969. Sejak itu PBM menyebar ke seluruh dunia dalam pendidikan kedokteran dan dalam pendidikan tinggi berbagai disiplin ilmu, juga dalam pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah Jaramillo, 1999. PBM banyak diterapkan di pendidikan keperawatan di Australia pada seluruh programnya. Menurut laporan Creedy, Horsfall, and Hand 1992 terjadi beberapa pergeseran pada filosofi, struktur dan proses kurikulum dengan pendekatan PBM. Tuntutan akan perubahan dalam kurikulum sekolah keperawatan semakin 8 gencar dalam dekade terakhir. Sudah banyak diakui bahwa kurikulum keperawatan harus secara terbuka dan sistimatis mendorong pengembangan perilaku dan keterampilan yang diperlukan lulusan untuk memenuhi harapan masyarakat terhadap profesionalisme perawat kesehatan. Kurikulum yang berfokus pada materi belum sebanding dengan informasi dan teknologi, sehingga perlu terus menerus mengalami perubahan tajam pada keterampilan yang dibutuhkan untuk praktek professional. Pendidik perlu melakukan inovasi kurikulum yang selama ini menekankan pada pembelajaran yang berfokus pada produk. Perubahan tersebut akan membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai guna menjadi pemikir yang kritis, pengelola informasi, dan pemecah masalah, sekaligus peserta didik akan mandiri dengan tetap berlandaskan praktik profesionalnya pada pengkajian kritis terhadap bukti maupun kerja sama dengan klien dan rekan. Meski telah terjadi perubahan dalam pengetahuan dan teknologi keperawatan berlangsung dengan cepat, perawatan tetap menjadi nilai inti dalam praktek keperawatan Bevis Waston, 1989. Salah satu mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa STIKes DHB adalah mikrobiologi. Dalam perkuliahan ini kepada mahasiswa disampaikan materi mengenai dunia mikroba, mikroba yang mempengaruhi kesehatan dan konsep- konsep mikroba yang berhubungan dengan pencegahan, pengendalian infeksi, sanitasi dan lain-lain. Mikrobiologi merupakan bagian dari biologi. Dalam pendidikan kesehatan, mikrobiologi berkaitan erat dengan ilmu-ilmu lain yang bersifat terapan sebagai ilmu penunjang terutama dalam kasus-kasus klinis yang terjadi di sekitar kita. Dalam dunia kesehatan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan 9 masyarakat, banyak jenis penyakit diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme. Untuk dapat memahami dan menangani penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh mikro- organisme secara menyeluruh tersebut, sebaiknya mahasiswa STIKes baik Kepera- watan, Kebidanan maupun Kesehatan Masyarakat mempunyai kemampuan atau kompetensi yang berkaitan dengan bidang mikrobiologi yang akan menunjang keahlian professional di lapangan pekerjaannya. Mata kuliah mikrobiologi diberikan kepada mahasiswa STIKes pada semester III. Setelah menyelesaikan mata kuliah mikrobiologi mahasiswa diharapkan mampu menggunakan prinsip-prinsip mikrobiologi dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi maupun di lingkungan kerja yang berhubungan dengan kesehatan. Perilaku yang paling sederhana menerapkan teknik aseptik ketika bekerja sangat menentukan pada kebiasaan pola hidup higienis untuk menghindari mikroorganisma patogen menginfeksi tubuh. Untuk meningkatkan kemampuan kompetensi mahasiswa Kebidanan, Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat dalam bidang mikrobiologi, proses pembelajaran mikrobiologi perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebermaknaan belajar meaningful learning. Oleh karena itu proses pembelajaran mikrobiologi diarahkan pada proses pembelajaran yang didasarkan pada masalah-masalah mikrobiologi problem-based learning yang memiliki ciri antara lain berpusat pada mahasiswa student-centered, pemaparan kasus-kasus klinis yang berkaitan dengan infeksi sejak dini early clinical exposure, dan pembelajaran yang terpadu-lintas disiplin ilmu integrated-curriculum, yang meliputi anatomi, fisiologi, epidemiologi, biologi reproduksi, toksikologi, genetika, 10 asuhan kebidanan dan asuhan keperawatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian pengembangan sebuah program perkuliahan dengan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah program perkuliahan mikrobiologi dengan pembelajaran berbasis masalah PBM yang dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa STIKes ? Dari rumusan masalah disusun beberapa pertanyaan penelitian. 1 Bagaimanakah karakteristik program perkuliahan mikrobiologi dengan PBM dalam meningkatkan keahlian yang dibutuhkan dalam praktek profesional? 2 Bagaimanakah program perkuliahan mikrobiologi dengan PBM efektif yang dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa STIKes ? 3 Bagaimanakah perkuliahan mikrobiologi dengan PBM yang dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa ? 4 Bagaimana tanggapan mahasiswa STIKes DHB tentang pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan ? 5 Apa keunggulan dan kelemahan pengembangan program perkuliahan mikro- biologi berbasis masalah ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum pembelajaran berbasis masalah pada mata kuliah Mikrobiologi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan lulusan dalam pemahaman konsep mikrobiologi melalui pemecahan masalah terutama yang berkaitan dengan kasus klinis akibat mikroorganisma dan yang berhubungan 11 dengan kompetensi dan keterampilan praktek profesional. Tujuan khusus selain meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan dan praktikum, dapat ditemukan keunggulan dan kelemahan program pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah serta diperoleh gambaran tanggapan, kemampuan, minat mahasiswa tentang pengembangan program pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis penelitian ini berkaitan dengan pengembangan program pembelajaran berbasis masalah dalam bidang kesehatan khususnya untuk pengembangan profesi di STIkes. 2. Manfaat Praktis : a. Bagi dosen, khususnya dosen STIKes, hasil penelitian ini memberikan wawasan terhadap perlunya merancang dan mengembangkan program pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi serta dapat meningkatkan keterampilan profesional para lulusannya. b. Bagi institusi pendidikan profesi kesehatan, hasil penelitian ini merupakan karya yang dapat menjadi salah satu program untuk meningkatkan pembelajaran, sebagai masukan ketika merancang kurikulum STIKes dalam menerapkan strategi pembelajaran guna meningkatkan kompetensi dan keterampilan profesional. Disain perkuliahan mikrobiologi berbasis masalah menghasilkan produk berupa: Silabus perkuliahan, Satuan Acara Perkuliahan, dan lembar kerja mahasiswa berbasis masalah. Program PBM ini dapat diadaptasi sebagai salah satu program pembelajaran untuk mata kuliah yang lain.