7
pembelajaran IPS. Selebihnya penelitian ini juga bermanfaat bagi pengembangan ilmu sosial dan menambah khasanah bagi semua
pendidikan.
Sedangkan secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini bermanfaat:
a. Bagi siswa SD Kelas V sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi
belajar dan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS. b.
Bagi guru SD Kelas V sebagai salah satu alternatif atau referensi untuk meningkatkan motifasi belajar siswa dan sebagai bahan masukan
sehingga dapat dijadikan landasan atau pedoman kerja bagi guru kelas dalam pembelajaran IPS.
c. Bagi sekolah, sebagai sumbangan, referensi yang bermanfaat dalam
rangka perbaikan pembelajaran IPS pada khususnya dan pembelajaran lain pada umumnya.
d. Bagi pembaca, dapat dijadikan rujukan atau bahan pembelajaran dalam
upaya melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas PTK.
II. LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1.
Pembelajaran IPS a.
Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di
masyarakat, seperti yang telah dikemukakan oleh Gross, ‘to prepare students to be well functioning citizens in a democratic society
’. Selain itu, tujuan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa
menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.
b. Hakikat IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi,
sosiologi, antrologi, tata negara, dan sejarah. IPS yang diajarkan di SD terdiri atas dua bahan kajian pokok yaitu pengetahuan sosial mencakup
lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan. Bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa
lampau hingga masa kini Depdikbud, 1997: 50.
c. Karakteristik Pembelajaran IPS
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
8
2. Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran IPS
a. Pengertian Bermain Peran
Metode bermain peran adalah berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial atau psikologis. Bermain peran adalah
salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gunakan unutk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk
menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain Depdikbud, 1964:171.
b. Tujuan Penggunaan Bermain Peran
Tujuan dari penggunaan metode bermain peran adalah sebagai berikut:
1 Untuk motivasi siswa,
2 Untuk menarik minat dan perhatian siswa,
3 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi situasi
dimana mereka mengalami emosi, perbedaan pendapat dan permasalahan dalam lingkungan kehidupan sosial anak,
4 Menarik siswa untuk bertanya,
5 Mengembangkan kemampuan komusikasi siswa,
6 Melatih siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata.
c. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Bermain Peran
Kelebihan Metode Bermain Peran adalah sebagai berikut: 1
Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami,
menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus
tajam dan tahan lama.
2 Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main
drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
3 Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga
dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
4 Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan
sebaik-baiknya 5
Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
6 Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah
dipahami orang lain. Adapun kelemahan dari Metode Bermain Peran adalah sebagai berikut:
1 Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi
kurang kreatif. 2
Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
9
3 Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya. 4
Metode ini membutuhkan ketekunan, kecermatan dan waktu cukup lama.
5 Guru yang kurang kreatif biasanya sulit berperan menirukan
situasitingkah laku sosial yang berarti pula metode ini baginya sangat tidak efektif.
Untuk mengantisipasi kelemahan-kelemahan dari strategi belajar Bermain Peran tersebut maka diperlukan langkah-langkah solusi.
Langkah-langkah tersebut diantaranya: 1
Guru mendorong anak untuk terlibat dalam bermain peran. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi anak dalam kelompok bermain
peran.
2 Menyediakan ruang atau tempat yang cukup untuk anak-anak bermain
peran. Penyediaan ruang atau tempat ini dapat dilakukan sebelum jam atau hari pelaksanaan bermain peran.
3 Penyediaan ruang atau tempat pelaksanaan bermain peran harus
memperhatikan sisi kenyamanan bagi kelas lain. Jangan sampai suara pemain dan penonton mengganggu kelas lain.
4 Guru mempersiapkan dengan matang untuk memahami dan
mencermati materi yang akan digunakan sebagai bahan bermain peran.
5 Guru dapat memberikan contoh peran situasitingkah laku sosial. Hal
ini tentunya mendorong guru untuk terus menggali ide-ide kreatif dalam bermain peran. Penggalian ide-ide kreatif ini dapat diperoleh
dengan membaca buku-buku referensi baik cetak maupun elektronik.
d. Langkah-langkah dan Persiapan Bermain Peran