Penggunaan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa (studi kasus: sekolah an-nisaa Pondok Aren-Bintaro)

(1)

PONDOK AREN – BINTARO)

SKRIPSI

Diajukan pada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Disusun oleh:

PARIDAH AINI

106025001056

Jurusan Ilmu Perpustakaan & Informasi

Fakultas Adab & Humaniora

Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah

Jakarta

2011


(2)

MINAT BACA SISWA, STUDI KASUS: SEKOLAH AN-NISAA PONDOK AREN – BINTARO” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 Desember 2010 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (SI) pada Jurusan Ilmu Perpustakaan.

Jakarta, 15 Desember 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris

Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS

NIP. 19530319 199504 1 001 NIP. 19641215 199903 1 005

Penguji Pembimbing

Pungki Purnomo, MLIS Kosam Rimbarawa, MLS


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari bahwa saya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 17 Maret 2011


(4)

i

(Studi Kasus: Sekolah An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro)

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui Penggunaan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca kemudian faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan minat baca serta apa kendala-kendala dalam meningkatkan minat baca siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk melakukan pengukuran sehingga dapat menggunakan data statistik dalam pengujiannya. Metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data atau informasi dalam penelitian ini ialah penelitian lapangan. Penelitian lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek penelitian, yaitu dengan menggunakan instrument (alat ukur) dalam penelitian, alat ukur yang digunakan yaitu: Observasi, kuesioner. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data: dari 40 responden, penggunaan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca, dilihat manfaat dari membaca; kelas V (100%) menyatakan untuk memperoleh informasi, sedangkan untuk kelas IV (75%) menjawab untuk memperoleh informasi. Faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan minat baca yaitu; dilihat dari tingkat minat baca teman-teman; untuk kelas IV mencapai (80%) sangat memiliki minat baca, sedangkan kelas V (50%) memiliki minat baca. Apa kendala-kendala dalam meningkatkan minat baca siswa sebagai berikut; dengan keterbatasan waktu di sekolah terhadap membaca di perpustakaan untuk kelas IV (75%) menyatakan sangat menghambat meningkatkan minat baca, sedangkan kelas V (50%) menyatakan sangat menghambat meningkatkan minat baca. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas sebagian besar siswa/i untuk meningkatkan minat baca dilihat manfaat dari membaca kelas V (100%) menyatakan untuk memperoleh informasi lebih tinggi dari pada kelas IV (75%) mmenyatakan untuk memperoleh informasi.


(5)

iv

menganugrahkan rahmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rosululloh SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan rasa terima kasih tidak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, MA.g, selaku dekan Fakultas Adab dan Humaniora beserta jajarannya yang telah banyak memberikan pengarahan dan perhatiannya selama menjalani proses perkuliahan. 2. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Perpustakaan dan Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.

3. Bapak Kosam Rimbarawa, MLS, sebagai pembimbing yang senantiasa memberikan perhatian, dukungan dan bimbingan serta selalu meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.

4. Ibu. Vera Yunindra S.Sos, selaku Kepala Perpustakaan An-Nisaa beserta jajarannya, selaku sekretaris Perpustakaan An-Nisaa yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data yang penulis butuhkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(6)

iv

menyelesaikan studinya dan menjadi orang yang berhasil menjadi motivasi terbesar bagi penulis.

6. Untuk Ibu dan bapak di pondok Aren beserta keluarga Unden May, Pak. Ali Akbar Nasution, Pak Fahmi Nasution, terima kasih untuk do’a dukungan dan bantuan yang telah kalian persembahkan untukku.

7. Untuk abang Helpian Nasution, Satia Budi Nasution, Nurlaila Nasution, Muhammad Titnan Nasution, k’Faridah Hanum Hasibuan, k’ Faridah Aryani. Yang memberikan inspirasi dan motivasi yang sangat luar biasa kepada penulis.

8. Sahabat-sahabatku seperjuangan JIP - UIN angkatan 2006 khususnya Eva,Tya, Era, Sigit, Rizki, Ramdhani, Abidin, Arul, Sudin, saat aku sedang ada masalah kalianlah yang selalu menghiburku terimakasih banyak buat kalian semua. Semoga persahabatan ini selalu kukuh dalam dalam naungan Allah SWT. Meta, Ayu, Winda, Nurva, Sonia, Ana,Ika, Opie, Aniqo, Adit, Ade, Tb, Citra, Heri, Nawawi, Semangat berjuang menyelesaikan skripsi. Untuk adik-adik generasi penerus bangsa JIP – UIN angkatan 2007 (Diah, Syifa, Mala, Vina, dll).

9. Teman-temanku khususnya di kosan Izza Lantai 2 (Shinta, Santi, Syah, Mano, Pipit, Diah, Mutia, Tanti, Rini, Hesti) terima kasih selalu memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.


(7)

iv

Gandaria, Perpustakaan Nasional.Yang banyak memberikan kemudahan bagi penulis dalam mencari referensi. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu terealisasikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian.

Penulis menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.

Jakarta, Maret 2011 Penulis


(8)

v

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Pembatasan Masalah ...5

C. Perumusan Masalah...5

D. Tujuan Penelitian...5

E. Manfaat Penelitian ...6

F. Metode Penelitian ...6

G. Sistematika Penulisan...9

BAB II. TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Sekolah...11

1. Pengertian...11

2. Tujuan dan fungsi...12

B. Minat Baca...15

1. Pengertian Membaca...15

2. Tujuan Membaca...19

3. Manfaat Membaca...20

4. Minat dan Kebiasaan Membaca ...23


(9)

vi

B. Visi dan misi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa ...38

C. Waktu kunjungan perpustakaan ...38

D. Persyaratan Menjadi anggota ...38

E. Kedudukan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa ...39

F. Koleksi Perpustakaan An-Nisaa ...40

G. Anggaran ...42

H. Jaringan dan Kerjasama ...43

I. Layanan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa ...43

J. Pengadaan Bahan Pustaka ...45

K. Kegiatan penunjang Perpustakaan SekolahAn-Nisaa ...47

L. Tata tertib Perpustakaan Sekolah An-Nisaa ...47

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Data Responden...48

B. Penggunaan Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Sekolah An-Nisaa...49

C. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Siswa Sekolah An-Nisaa ...58

D. Kendala yang dihadapi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa ...64

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...68

B. Saran-saran ...71

DAFTAR PUSTAKA...72 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi di segala bidang telah mengubah kebudayaan manusia dan tak dapat dipungkiri itu ada kaitannya dengan peranan perpustakaan. Perpustakaan adalah salah satu sarana untuk menyimpan informasi, sedangkan secara harfiah perpustakaan adalah kumpulan buku dan bahan pustaka tercetak dan terekam lainnya yang disediakan untuk orang yang mau membaca.1Perpustakaan bukanlah hal yang baru dikalangan masyarakat, dimana-mana telah diselenggarakan perpustakaan seperti sekolah-sekolah, baik umum maupun kejuruan, keberadaan perpustakaan di sekolah adalah untuk menunjang sarana belajar mengajar.

Perhatian pemerintah terhadap pendidikan khususnya dalam hal mengembangkan bakat dan minat dituangkan dalam penjelasan pasal 12 ayat 1b Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pemerintah dalam hal tersebut menaruh perhatian pada pengembangan minat, termasuk tentu minat baca, melalui peranan guru atau pendidik, bunyi penjelasan pasal 12 ayat 1b adalah” pendidikan atau guru yang mampu mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik, fasilitas dan

1

Sukarman Kartasedono,Meningkatkan Minat Baca Anak Menuju Masyarakat Gemar Membaca Dalam E. Koswara (ed), Dinamika Informasi Dalam Era Global(Bandung : Remaja Rosda Karya, 1998), h.308


(11)

disediakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidik”2

Dalam pasal 12 ayat Ib tersebut terhadap kata “ difasilitasi dan disediakan” hal tersebut menyiratkan makna bahwa pemerintah menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan bakat, minat dan kemampuan siswa, salah satu sarana dan prasarana pendidikan itu adalah Perpustakaan.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 35 ayat 1 tentang sistem pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut: “ Standar Nasional Pendidikan mencakup ruang belajar, tempat olahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjangkan proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.”3

Di sekolah siswa harus banyak membaca untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang didapat dari guru, dengan membaca siswa terlatih untuk berbagai secara mandiri. Tentu akan lebih banyak pengetahuannya dari pada orang yang jarang membaca. Banyak sedikitnya pengetahuan seseorang, salah satunya dapat diukur dengan melihat jumlah buku yang telah ia baca tanpa memandang jenis bukunya. Oleh karena itu, tidak aneh jika ada ungkapan yang menyatakan bahwa membaca membuka cakrawala dunia dan terdapat salah satu kewajiban didalam agama islam untuk membaca yaitu Iqra. Ada cara lain dimana seseorang tidak selalu harus membaca untuk mendapatkan informasi, yaitu dengan memanfaatkan media elektronik seperti

2

Surayin,Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas(Bandung : Yrama Widya, 2004), h. 32

3Ibid


(12)

TV dan Radio. TV dan radio umumnya memberikan informasi sekilas tentang sesuatu hal yang sifat-sifatnya mutakhir dan hal ini merupakan suatu kelebihan dari kedua media tersebut namun hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk meninggalkan sumber-sumber tercetak, karena bahan-bahan tercetak seperti Koran selain mampu menyajikan informasi aktual, pemberitahuannya juga mencakup wawasan yang lebih berkembang komprehensif dan lebih mendalam karena bahan-bahan tercetak pada umumnya menyediakan latar belakang informasi dari berita yang dibahasnya untuk pembaca. Jadi artinya selain menonton televisi atau mendengarkan radio, membaca harus tetap dilaksanakan agar warga dapat belajar mempunyai wawasan yang lebih luas, komprehensif, dan mendalam tentang topik-topik aktual yang beredar di masyarakat.

Kita ketahui dengan kemampuan membaca (Reading Literacy) anak Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan Negara-negara berkembang lainnya, bahkan dalam kawasan ASEAN sekalipun. Internasional Association for Evaluation and Education (IEA) pada tahun 1992 dalam studi kemampuan membaca murid-murid sekolah Dasar kelas 4 pada 30 negara di dunia, menyimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-29 setingkat diatas Venezuela yang menempati peringkat terakhir pada urutan 30.4

Melalui pertimbangan yang panjang, penulis memutuskan untuk meneliti serta mengkaji minat baca para siswa di perpustakaan An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro dengan memilih siswa kelas IV & V SD sebagai objek penelitian.

4

Athailla Baderi,Gerakan Nasional Membaca; Suatu Pemikiran kearah Akuntabilitis Pemerintah


(13)

Melalui penelitian tersebut, penulis juga akan mengetahui kualitas layanan teknis perpustakaan berupa pengadaan, pengolahan, dan pelestarian bahan pustaka. Selain itu, penulis juga akan mengetahui bagaimana layanan pembaca yang meliputi sirkulasi, referensi, ruang baca, administrasi, OPAC dan internet, juga sikap para pustakawan terhadap siswa.

Harapan penulis, dengan adanya penelitian tersebut, penulis dapat ikut berpartisipasi dalam memperbaiki kekurangan yang ada di perpustakaan An-Nisa serta ikut adil dalam mengembangkan perpustakaan An-An-Nisa sehingga dapat memotivasi minat baca para siswa untuk membaca dan meminjam buku di perpustakaan.

Selain itu, penulis juga dapat memberikan sumbangsih atau andil berupa inovasi baru terhadap perpustakaan An-Nisaa dalam mengembangkan kwalitas perpustakaan tersebut, sehingga minat baca siswa SD An-Nisaa di perpustakaan diharapkan akan selalu meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Tentunya, hal ini dapat penulis lakukan dengan mengadopsi ilmu perpustakaan yang penulis dapatkan di bangku kuliah, serta aplikasinya di lapangan atau di sekolah, terutama aktivitas perpustakaan yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berdasarkan paparan di atas, penulis ingin menuangkan penelitian tersebut dalam sebuah karya ilmiah dengan judul ”PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA (Studi kasus: Sekolah An-Nisaa Pondok Aren-Bintaro)”.


(14)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Mengingat pentingnya kegiatan membaca dalam proses belajar, maka dalam penelitian ini penulis akan membatasi masalah pada minat membaca para siswa An-nisaa Pondok aren-Bintaro, sebagai tempat penelitian penulis memilih kelas IV & V SD An-nisaa Pondok Aren – Bintaro.

Agar lebih fokus maka dibatasi pada 3 hal, sebagai berikut: 1. Penggunaan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca. 2. Faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan minat baca siswa. 3. Apa kendala-kendala dalam meningkatkan minat baca siswa. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan ada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut;

Perumusan masalah yang diteliti dalam skripsi ini menyangkut hal-hal seperti:

a. Apakah penggunaan perpustakaan oleh siswa dapat meningkatkan minat baca?

b. Faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan minat baca siswa? c. Apa kendala-kendala dalam meningkatkan minat baca siswa? C. Tujuan Penelitian

Untuk memperjelas sasaran yang akan dicari melalui penelitian ini adalah sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:


(15)

a. Untuk memperoleh gambaran terhadap penggunaan perpustakaan oleh para siswa/i SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro dalam meningkatkan minat baca mereka.

b. Faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan minat baca siswa/i SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro dalam meningkatkan minat baca mereka. c. Apa kendala-kendala dalam meningkatkan minat baca siswa/i SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro dalam meningkatkan minat baca mereka. D. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi penyelenggaraan perpustakaan SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro khususnya, dan sekolah SD An-Nisaa lainnya pada umumnya dalam upaya meningkatkan kualitas perpustakaan dan mengembangkan pola interaksi antara perpustakaan dengan proses belajar mengajar di sekolah.

E. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, pendekatan yang didasarkan pada pengumpulan data menggunakan beberapa teknik diantaranya:

1. Metode Penelitian

Dalam hal ini, penulis menggunakan penelitian deskripsi dengan menggunakan metode survei, artinya penulis melihat secara langsung dan menggambarkan secara singkat tentang perpustakaan dalam ruang lingkup yang lebih sempit.


(16)

Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan kuantitatif yang menggunakan data-data sebagai berikut:

a. Angket/ Kuesioner

Kuesioner ini berbentuk pertanyaan berstruktur, yaitu pertanyaan yang dibatasi dalam memberikan jawaban terhadap beberapa alternatif jawaban dan kuesioner ini diberikan kepada siswa.

b. Studi Pustaka

Penulis melakukan data/bahan-bahan atau materi-materi yang relevan dengan pembahasan dan survei. Penelitian kepustakawanan dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari buku dan sumber lain yang sesuai dengan topik skripsi. Selain itu, profil perpustakaan SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro.

c. Observasi

Observasi5 adalah dengan pengamatan secara langsung di perpustakaan menurut objek yang diteliti yaitu penggunaan perpustakaan SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi adalah “ Keseluruan unit dari semua individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti6. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro, yang berjumlah 155 siswa.

5

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 699

6

Iqbal Hasan.Pokok-pokok materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya(Jakarta: Ghalia Indonesia). h.58


(17)

b. Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri keberadaan populasi yang sebenarnya.7 Jumlah sampel yang penulis ambil dalam penulisan skripsi ini adalah 25 % dengan perhitungan 25% x 155=38.75 siswa, kemudian penulis membulatkan menjadi 40 siswa. Penulis menggunakan teknik sampel random8 yaitu Proses pemilihan sampel dimana setiap unit populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Jumlah sampel tersebut berdasarkan pada pendapat Arikunto Suharsini, yang menyatakan “ jika populasi lebih dari 100 orang maka sampel dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih” tergantung kemampuan penelitian.9

4. Pengolahan Data

Dalam tahap ini bertujuan untuk menyederhanakan dan membuat tabulasi data dalam arti data yang dikumpulkan disederhanakan format-formatnya atau strukturnya, sehingga nantinya memudahkan dan mempercepat analisa data pengolahan data ini menggunakan rumus yaitu;

P= F x 100%

Keterangan : P: Persentasi 7Ibid. h. 2

8

Ronny kountur,Metode Penelitian: untuk Penulisan skripsi dan Tesis (Jakarta: PPM, 2003), h. 143

9

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek(Yogyakarta: Bina aksara, 1988), h. 107


(18)

F: Frekuensi N: Jumlah Sampel F. Sistematika Penulisan

Untuk menyusun skripsi ini penulis menguraikan ke dalam 5 (lima) bab, dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Tinajauan literatur mengenai pengertian, tujuan dan fungsi, serta penggunaan perpustakaan sekolah SD An-nisaa. Dan pengertian membaca, tujuan membaca, manfaat membaca, minat dan kebiasaan membaca, faktor yang mempengaruhi minat baca.

BAB III GAMBARAN UMUM

Berisi tentang sejarah, visi dan misi, waktu kunjungan perpustakaan, persyaratan menjadi anggota, Kedudukan Perpustakaan, koleksi perpustakaan

,

anggaran, jaringan dan kerjasama, layanan perpustakaan, pengadaan perpustakaan, kegiatan penunjang perpustakaan, tata tertib perpustakaan.


(19)

Membahas tentang analisis data, keadaan umum responden, perpustakaan dan minat baca siswa SD An-nisaa, penggunaan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa, faktor yang mempengaruhi minat baca siswa, dan kendala yang dihadapi oleh perpustakaan SD An-nisaa.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan dan saran-saran Lampiran


(20)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Sekolah

1. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai. Tetapi karena berbagai alasan, kenyataannya belum setiap sekolah mampu meyediakan perpustakaan sebagaimana diharapkan.10

Banyak para ahli yang mengemukakan pengertian perpustakaan sekolah dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing.

Soeatminah menyatakan bahwa, perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.11 Menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan.12 Dan ada juga perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan

10

Sutarno.Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik(Jakarta: Samitra Media Utama, 2004), h. 31

11

Soeatminah.Perpustakaan, perpustakawanan, dan Pustakawan(Yogyakarta : Kanius, 1992), h. 37

12

Sulistyo Basuki.Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994). h. 56


(21)

tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.13

Dari beberapa pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang didirikan oleh sekolah dan berada dilingkungan sekolah yang merupakan sarana penunjang sekolah, dengan tujuan utamanya untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah, dimana perpustakaan sekolah tersebut bernaung.

2. Tujuan dan Fungsi

Menurut Sulistyo Basuki tujuan perpustakaan adalah membantu sekolah mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah tempat perpustakaan tersebut bernaung.14

Ada juga yang menyatakan bahwa perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan pemeliharaan bahan pustaka secara efisien serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.15

Ada beberapa fungsi Perpustakaan Sekolah adalah:

13

Sulistyo Basuki.Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1993), h. 50

14Ibid, h. 51 15Ibid, h. 56


(22)

a. Preservasi, yaitu menyimpan dan menjaga kelestarian produk ilmu dan budaya di lingkungan sekolah/madrasah serta mengumpulkan dan menyimpan bahan lain.

b. Informasi, yaitu menjamin lingkungannya terinformasi dengan baik, terutama hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, pembelajaran, pelajaran, ilmu, agama dan kehidupan sehari-hari. Kebutuhan informasi yang utama di lingkungan sekolah adalah kebutuhan informasi yang berkenaan dengan kegiatan belajar-mengajar. Kebutuhan ini harus dapat dipenuhi oleh perpustakaan Sekolah.

c. Pendidikan, yaitu ikut melaksanakan pendidikan baik untuk peserta didik di sekolah, maupun untuk pihak lain di dalam dan di sekitar sekolah. Perpustakaan menjalankan fungsi pendidikan dalam rangka mensukseskan pendidikan di sekolah pada jenjang pendidikan tersebut, dan mensukseskan visi misi, fungsi, tujuan dan strategi pendidikan nasional. d. Dakwah, yaitu menampilkan perpustakaan sekolah sebagai suatu unit kerja

yang berada di lingkungan sekolah yang mampu menarik lingkungannya, baik peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua murid dan masyarakat lingkungannya beramal sholeh dan menjauhkan diri dari perbuatan mungkar dan tercela.

e. Penelitian, yaitu melaksanakan penelitian sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan sekolah, serta menyiapkan sarana penelitian, terutama penelitian kepustakaan atau literatur.


(23)

f. Budaya, yaitu memfasilitasi kreasi budaya dengan kekuatan koleksi dan fasilitas yang dimilikinya.

g. Rekreasi, yaitu menyediakan bahan bacaan, bahan audio-visual yang dapat dimanfaatkan oleh para pengguna untuk memuaskan kebutuhan rekreasinya.16

Sedangkan menurut Darmono tentang tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinasi, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.17

Dalam buku pengelolaan perpustakaan sekolah dijelaskan bahwa fungsi perpustakaan sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Fungsi edukatif

Di dalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku fiksi maupun nonfiksi yang sesuai dengan kurikulum sekolah. Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan siswa belajar mandiri, baik individual maupun kelompok. b. Fungsi informatif

Perpustakaan yang sudah maju tidak hannya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan-bahan yang bukan berupa buku (non book material) seperti majalah, bulletin, surat kabar, pamflet, guntingan artikel, peta.

16

Sudarnoto Abdul Hakim.Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006). h. 35-38.

17


(24)

c. Fungsi tanggung jawab administrasi

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, di mana setiap pada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan. Setiap murid yang akan masuk ke perpustakaan sekolah harus menunjukkan kartu anggota atau kartu pelajar.

d. Fungsi riset

Perpustakaan tersedia banyak bahan pustaka. Adanya bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan. Maka mereka dapat melakukan riset literatur ”Library research” dengan cara membaca buku-buku yang telah tersedia di dalam perpustakaan sekolah. e. Fungsi rekreatif

Perpustakaan dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang dengan membaca buku-buku cerita, novel, majalah, surat kabar.18

B. Minat Baca

1. Pengertian Membaca

Listiawati mendefinisikan membaca itu sebagai berikut: membaca adalah merupakan kecakapan dasar yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu agar dapat menyerap berbagai informasi sehingga dapat mengatasi permasalahan hidup yang dihadapi dan menjadi manusia yang berbudaya baca (reading society) dan berbasis ilmu pengetahuan (knowledge based society).19

18

Ibrahim Bafadal.Pengelolaan Perpustakaan Sekolah(Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 6-8

19

Nur Listiawati.Kondisi Lima Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Tangerang dan Bandung dalam Upaya meningkatkan Minat baca masyarakat, dalam Jurnal Pendidikan & Kebudayaan. Vol


(25)

Sedangkan menurut Mortimer, ”membaca adalah sebuah aktivitas yang kompleks, sama seperti menulis, ia terdiri dari banyak tindakan mental yang terpisah, dan semuanya harus dilakukan agar bisa membaca dengan baik.20

Minat baca merupakan salah satu potensi yang dibutuhkan dalam kecakapan membaca, karena dengan adanya minat baca pembaca akan berusaha untuk menggali informasi yang ada pada sumber bacaan, namun demikian minat baca juga erat kaitannya dengan ketersediaan informasi yang dibutuhkan. Seseorang akan berminat membaca jika bacaan yang tersedia dianggap bermanfaat bagi dirinya.

Menurut Asrorun Ni’am Sholeh, Membaca adalah syarat utama untuk membangun peradaban. Karena pentingnya aktivitas membaca ini, Al-Quran memerintahkan manusia untuk membaca, Iqra. Perintah ini yang merupakan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ini dapat dijadikan spirit tentang pentingnya membaca.21

Ada juga membaca yang dipaparkan oleh Sainil Amral yaitu; membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata.22

Dengan pemikiran Kartosedono bahwa membaca merupakan unsur yang sangat menentukan dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan pendidikan.

16 No. 1 Januari 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional. h. 14

20

Ibid. h. 15 21

Asrorun Ni’am Sholeh. Perpustakaan Jendela Peradaban: Teks, konteks dan dinamika pembahasan Undang-undang Perpustakaan(Depok: elsas, 2008), h . 3

22

Sainil Amral. Analisis Hubungan kemampuan membaca dengan prestasi belajar bahasa Indonesia: studi SLTP Kota Jambi (Forum Pendidikan, Volume 29, No. 01 April 2004), h. 65


(26)

sehubungan dengan itu maka diasumsikan bahwa membaca adalah kunci untuk belajar. Berdasarkan hal tersebut Widyamartaya mengemukakan beberapa konsep berikut.

1. Membaca adalah sumber belajar yang paling lengkap ”membaca membuat seseorang lengkap” kata francis Bacon, seorang filsuf Inggris. selanjutnya Carlyle, seorang sejarahwan dari Scotlandia berkata, ”segala sesuatu yang telah dilakukan, dipikirkan, dicapai atau dihayati oleh umat manusia tersimpan dalam halaman-halaman buku seperti dalam pelestarian yang magis”.

2. Membaca adalah sumber belajar yang paling mudah didapat. tiap hari majalahn atau buku-buku dapat dikirim langsung kealamat. di samping itu kita dapat membeli dan bahkan meminjam langsung ke perpustakaan.

3. Membaca adalah sumber belajar yang paling murah.

4. Membaca adalah sumber belajar yang paling cepat, sebuah buku yang disusun bertahun-tahun dapat kita baca dalam waktu singkat.

5. Membaca adalah sumber belajar yang paling modern, tidak pernah ketinggalan zaman.

6. Dengan membaca buku, mempelajari banyak hal sekaligus. dari buku yang kita baca dapat dimiliki berbagai manfaat: tambah pengetahuan, hiburan, dialog dengan pengarang, peningkatan kemampuan berbahasa, dan lain-lain.


(27)

7. Membaca adalah ikhtiar yang terus-menerus untuk mengembangankan diri. daya pikir kita ditantang dan didorong untuk selalu berpikir secara lurus dan terang. Alfred North Whitehead, seorang filsuf dan ahli matematika dari Inggris mengatakan, ”makin banyak kalian tahu makin mudah menambah pengetahuan kalian.”23

Dari beberapa paparan di atas, kita dapat menarik benang merah bahwa membaca merupakan sebuah media yang akan melahirkan inspirasi-inspirasi yang penting serta mendorong memperlancar daya pikir manusia. Sehingga, manusia akan meraih kemajuan dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, maupun agama.

Untuk membangkitkan minat baca dan menciptakan masyarakat gemar belajar, salah satu kiatnya adalah bagaimana meningkatkan budaya bacanya. kalau budaya baca tersebut sudah menjadi ”kebutuhan”, maka sasaran yang diinginkan bisa terwujud.24

Minat adalah suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat baca berarti suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap bahan bacaan.25 Atau minat baca berarti dorongan atau motivasi untuk membaca.26

Ada 2 (dua) macam minat yang dikenal secara umum:

1. Minat spontan: minat yang timbul dengan sendirinya. Disini minat tidak perlu dibangkitkan. Misalnya seorang anak-laki-laki secara

23Ibid

. h. 68-69

24

Anwar.Perpustakaan dan Minat Baca.(Badan Litbang Penerangan Departemen Penerangan RI Media Pustakawan Penerangan. No. 10 Tahun II-1997), h. 3

25Ibid

, h. 85

26


(28)

spontan akan lebih berminat terhadap mainan mobil-mobilan dari pada mainan boneka.

2. Minat yang disengaja: minat yang timbul karena dibangkitkan. Misalnya: seorang anak tidak berminat untuk membaca, maka perlu minatnya dibangkitkan dengan segala cara agar anak tersebut merasa berminat untuk membaca. Jika minat baca telah ada dan berkembang tanpa diperintah oleh siapa pun anak akan berusaha dan mencari sendiri bacaan yang diperlukan, anak akan mengembangkan rasa suka tersebut menjadi kebutuhan.27

2. Tujuan membaca

Menurut Sudarnoto Abdul Hakim, tujuan membaca merupakan usaha untuk mengetahui sesuatu yang diketahui yang tersimpan (berada) dalam suatu sarana bacaan. Sedangkan menurut Gray dan Rogers dikatakan bahwa dengan membaca seseorang akan banyak mendapat keuntungan antara lain: untuk mengisi waktu luang; mengetahui hal-hal yang aktual, up to date, mengetahui lingkungan; dapat memuaskan pribadi-pribadi; memenuhi tuntutan praktis dalam kehidupan sehari-hari; meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut; memuaskan tuntunan intelektual; memuaskan tuntunan spiritual.28

Tujuan umum menurut Darmono, membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca, yaitu:

27

Agustia Maryati,Peningkatan Minat Baca(Jurnal Pustaka Sriwijaya no. 2. Tahun II, juni 200), h. 19

28Ibid


(29)

1. Membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut David Eskey tujuan membaca adalah reading for pleasure. Bacaan yang dijadikan obyek kesenangan menurut David adalah sebagai ”bacaan ringan”.

2. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca buku-buku pelajaran buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan reading for intelectual profit.

3. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membacabooklettentang resep makanan, membaca prosedur kerja dari pekerjaan tertentu. Kegiatan membaca semacam ini dinamakan denganreading for work.29

3. Manfaat membaca

Menurut Soekarman Kartosedono, secara singkat manfaat membaca bagi individu yang bersangkutan dapat diutarakan sbb.:

1. Dapat merupakan cara untuk mendalami sesuatu masalah dengan mempelajari sesuatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecakapan. 2. Untuk dapat menambah pengetahuan umum tentang sesuatu

persoalan.

29

Darmono.Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan tata kerja(Jakarta: PT Grasindo, 2007), h. 215


(30)

3. Untuk mencari nilai-nilai hidup untuk kepentingan pendidikan diri sendiri

4. Untuk pengisi waktu yang luang dengan menikmati sastra ataupun cerita-cerita fiksi yang bermutu.30

Manfaat membaca Menurut Mery Leonhardt, yaitu;

1. Anak yang gemar membaca akan menggunakan sebagian besar waktunya untuk membaca.

2. Anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasan yang lebih tinggi. Mereka mampu berbicara, menulis, dan memahami gagasan-gagasan yang rumit secara lebih baik.

3. Membaca dapat mengatasi rasa percaya diri anak terhadap kemampuan akademik karena mereka mampu meyelesaikan pekerjaan sekolah dengan hanya sedikit waktu.

4. Membantu anak melihat kehidupan yang digambarkan melalui berbagai pandangan para penulis sehingga mereka mampu memahami berbagai situasi dan masalah dengan berbagai cara pandang.

5. Andai mampu mengembangkan pola berpikir yang kreatif dalam diri mereka sebab mereka bukan saja mendengarkan informasi, melainkan juga belajar untuk mengikuti argumen-argumen dan mengingat pemikiran yang beragam.

30

Soekarman Kartosedono,“Faedah Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca dan Kebiasaan Membaca”( Majalah IPI, vol 4, no. 1-2, 1987), h. 13


(31)

6. Membaca merupakan untuk memiliki rasa kasih sayang sehingga anak mampu mempunyai kemampuan untuk memahami pandangan orang lain.

7. Membaca dapat digunakan sebagai sarana memahami bahasa yang sulit seperti bahasa asing dan bahasa ilmu.31

Sedangkan menurut Adwityani S. Subagio, membaca banyak manfaatnya. Diantaranya:

1. Untuk mendapatkan informasi aktual yang terjadi di berbagai belahan dunia, yaitu melalui internet, koran, majalah, dan jurnal.

2. Untuk meningkatkan dan memuaskan tuntunan intelektual seseorang, yaitu melalui buku-buku ilmiah dan teknologi.

3. Untuk mengayakan dan memuaskan batin seseorang. Hal ini bisa diperoleh dengan membaca buku-buku novel, fiksi, atau puisi.

4. Untuk mengayakan dan memuaskan tuntutan spiritual seseorang, misalnya, dengan membaca buku-buku agama, etika, atau moral.

5. Untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Yaitu dengan membaca buku-buku rujukan/referensi, ”know how”, do it your self.

6. Untuk meningkatkan minat seseorang terhadap suatu hal lebih dalam/lanjut; dari kurang tertarik, karena mendalami dapat mengembangkan sendiri, misalnya, dengan membaca buku-buku sarat ide, gagasan dan pengetahuan dasar lainnya.

31

Mery Leonhardt.99 Cara Membuat Anak anda “ Keranjingan” Membaca (Bandung : Kaifa, 1999), h 27-30.


(32)

7. Untuk meningkatkan pengembangan diri. Yaitu dengan mengikut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat.32

Seorang anak yang cinta membaca akan dapat mengambil banyak manfaat dari kegiatan tersebut, demikian pendapat Mery Leonhardt. Ia mengemukakan manfaat yang dapat diambil oleh seorang anak, bila di dalam dirinya sudah tumbuh perasaan cinta membaca.

Menurut Heilman bukunya Principles and Practices of Teaching Reading Mengemukakan beberapa manfaat membaca yang dimaksud antara lain ialah: (1) Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik yang menari; (2) Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri;(3) Membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia atau tempat yang dihuninya;(4)Memperluas wawasan atau pandangan dengan jalan memahami orang-orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain;(5) Memahami lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan pribadi orang-orang besar, pemimpin yang terkenal dengan jalan membaca biografinya; (6) Menikmati dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan, dan kisah percintaan orang-orang lain.33

4. Minat dan Kebiasaan Membaca

Kebiasaan dan minat baca, Menurut Rajab Bahry adalah salah satu masalah mendasar dalam kegiatan membaca yang sering diabaikan, padahal, kebiasaan dan minat membaca merupakan faktor yang sangat menentukan

32

Asrorun Ni’am Sholeh. Perpustakaan Jendela peradaban: teks, konteks, dan dinamika pembahasan undang-undang tentang perpustakaan (Jakarta: Elsas, 2008), h. 3-4

33

Heilman,Minat dan Kebiasaan Membaca Masyarakat Jawa Timur( Jurnal FKP2T Forum Komunikasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Negri. Thn 1, no 1, juli 2006), h 3.


(33)

keberhasilan membaca.34Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran dan hobi membaca, dan pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca. Berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca, sedangkan kebiasan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis jumlah maupun mutunya. Inilah sebuah formula yang ringkas untuk mengembangkan minat dan budaya baca. Dari rumusan konsepsi tersebut tersirat tentang perlunya minat baca itu dibangkitkan sejak usia dini (kanak-kanak).Minat baca yang mulai dikembangkan pada usia dini dan berlangsung secara teratur akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca.

Kebiasaan membaca semestinya memang harus dimulai pada usia dini, pada masa balita ketika anak-anak belum memulai pendidikan formal. pengenalan media bacaan dapat ditempuh dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan sia anak. orang tua harus memberikan contoh kepada anak-anaknya agar anak-anak mereka menyukai kegiatan membaca.35

Ketika diamati dengan cermat ada beberapa faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat. faktor-faktor tersebut adalah;

34

Rajab Bahry,The Reading Habit and Interest of Blangkejeren Elementary School Pupils(Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Bidang Pendidikan. Vol. 5, no. 1 Maret 2003), h. 57-58

35

Majelis.Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kebiasaan Membaca.Badan Perpustakan Provinsi Sumatra Selatan.Jurnal Pustaka Sriwijaya (Media Komunikasi antar Pustakawan no. 3 Tahun II, Desember 2008). h.45.


(34)

1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan,, dan informasi.

2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragama.

3. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksudnya adalah iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu dalam waktu membaca.

4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual.

5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.36

5. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri. Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga, tentangga maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini mempengaruhi adanya motivasi, kemauan, dan kecenderungan untuk selalu membaca.

Dalam rangka menumbuhkan minat membaca sebagai suatu kebiasaan pada siswa, maka proses terbentuknya kebiasaan membaca memakan waktu yang cukup lama, karena proses terbentuknya minat baca seseorang selain

36

Umie Kulsum. Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakatartikel di akses pada l 7 juni 2010 dari


(35)

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, juga secara khusus dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:

1). Faktor sosiologis

Lingkungan rumah tangga dapat menjadi faktor pendorong dan penghambat timbulnya minat baca seseorang. Dengan tersedianya beberapa bahan bacaan dan berbagai tulisan dalam lingkungan rumah tangga akan merangsang daya visual dan motoris anak-anak untuk sekedar mengenali buku, dan untuk taraf selanjutnya akan tertarik untuk membacanya. Demikian halnya pada lingkungan sekolah dan suasana lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan akan mendorong timbulnya minat baca siswa. Lingkungan masyarakat juga dapat mendorong terciptanya siswa gemar membaca, apabila masyarakat tersebut sudah terbiasa memanfaatkan kesempatan untuk membaca, misalnya pada saat menunggu di stasiun, bus dan sebagainya. Jika siswa berada pada lingkungan sekelompok masyarakat yang gemar membaca, maka siswa tersebut juga akan tertarik dan terbiasa untuk selalu membaca.

2). Faktor psikologis

Siswa dapat menemukan kebutuhan dasarnya melalui bahan bacaan jika topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan dan penyajiannya sesuai dengan karakter individu mereka. Berdasarkan faktor psikologis ini, maka setiap siswa memiliki kebutuhan dan kepentingan individual yang berbeda dengan siswa lain. Perbedaan itu akan berpengaruhi pilihan dan minat


(36)

membaca individu, sehingga setiap individu memiliki bahan bacaan sesuai dengan karakter, minat dan kepentingannya sendiri.

1. Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan untuk membaca sangat diperlukan bagi siswa dalam rangka meningkatkan minat baca. Salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dari buku atau bahan-bahan yang tertulis lainnya. Untuk memahami suatu mata pelajaran tertentu, maka siswa dituntut untuk belajar. Informasi yang mendukung dalam belajar adalah berupa bahan-bahan yang tertulis yang mengharuskan kegiatan membaca sehingga apa yang dibutuhkan dapat tercapai.

2. Tersedianya sarana perpustakaan

Perpustakaan merupakan sarana yang mengantar siswa ke dunia yang lebih luas, sebagai media yang dapat menghubungkan segala peristiwa pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Keberadaan perpustakaan sangat diperlukan karena perpustakaan dapat memberikan segala kebutuhan minat siswa, khususnya minat siswa dalam membaca koleksi-koleksi perpustakaan tersebut.

3. Bentuk pelayanan

Koleksi perpustakaan harus ditata rapi pada tempatnya agar lebih mudah dimanfaatkan oleh pembaca. Pelayanan yang baik akan berimplikasi pada meningkatnya minat baca siswa untuk melakukan kegiatan membaca. Pelayanan yang dimaksudkan di sini adalah sikap staf perpustakaan yang ramah, berpengetahuan luas dan mempunyai sikap


(37)

informasi dari setiap jenis pustaka. Pelayanan dapat dikatakan baik jika apa yang ditargetkan dari sasaran pokok dari pelayanan tercapai yaitu meningkatnya minat baca siswa.

4. Kualitas koleksi perpustakaan

Kualitas koleksi perpustakaan sangat mempengaruhi minat, kemauan dan kebiasaan siswa untuk selalu masuk perpustakaan. Jika suatu perpustakaan telah berhasil mengoleksi buku-buku bacaan berkualitas, membangun opini dan mempengaruhi siswa untuk masuk perpustakaan maka kemungkinan besar siswa akan terbiasa membaca dan pengetahuannya akan semakin bertambah.

Minat membaca merupakan salah satu karakter yang harus dibentuk dalam diri siswa karena bagaimanapun kegiatan membaca merupakan bagian penting dalam belajar. Berdasarkan hal tersebut maka guru harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para siswa untuk mencari bahan-bahan bacaan yang berkualitas guna mengembangkan penguasaan bahasa dan meningkatkan pengetahuan mereka. Keaktifan membaca akan membantu anak didik dalam cara dan metode belajar yang efektif dan efisien, baik dengan berkelompok maupun secara individu.37

Sutarno mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca, yaitu 1) rasa ingin tahu yang tinggi atau fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan informasi. 2) keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya

37

Makalah Pendidikan,“Hubungan Motivasi Belajar dengan Minat Baca Siswa SMP,”artikel diakses pada 21 juni 2010 dari

http://makalah2009.wordpress.com/2009/02/19/hubungan-motivasi-belajar-dengan-minat-baca-siswa-smp/


(38)

bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam. 3) keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca. 4) rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual. 5) berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.38

Menurut Mudjito, kita dapat membedakan motivasi membaca kedalam dua golongan, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Yang dimaksud dengan motivasi internal adalah motivasi yang berasal dari dalan diri seseorang. Sedangkan eksternal adalah motivasi atau tenaga pendorong yang berasal dari luar seseorang.Motivasi internal diantaranya adalah:

1. Adanya kebutuhan

Karena adanya kebutuhan, maka seseorang didorong untuk membaca. Misalnya seorang anak ingin mengetahui isi cerita dari sebuah buku komik.

2. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri

Seseorang mengatahui hasil-hasil atau prestasinya sendiri dari membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi. Misalnya anak yang telah membaca sebuah buku dan ia merasa mendapatkan sesuatu dari buku yang dibacanya, maka akan mendorong baginya untuk membaca lebih banyak lagi.

3. Adanya aspirasi atau cita-cita

38


(39)

Anak yang telah remaja, cita-cita itu akan menjadi lebih jelas dan tegas, misalnya cita-cita menjdi dokter, insinyur, militer, dll.

Motivasi eksternal ada tiga diantaranya yaitu; 1. Hadiah

Hadiah adalah alat yang representatif dan bersifat positif. Hadiah telah menjadi alat motivasi bagi seseorang. Hadiah telah menjadikan seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu lebih giat lagi.

2. Hukuman

Hukuman dapat juga menjadi alat motivasi mempergiat seseorang untuk membaca. Seseorang yang mendapat hukuman karena kelalaian tidak mengerjakan tugas membaca, maka dia akan berusaha untuk memenuhi tugas membaca agar terhindar bahaya hukuman yang mungkin menimpa lagi.

3. Persaingan atau kompetisi

Persaingan merupakan dorongan untuk memperoleh kedudukan atau penghargaan. Kompetisi telah menjadi daya pendorong bagi seseorang untuk membaca lebih banyak.

Yang telah dipaparkan diatas, yang dimaksud dengan pembinaan minat baca adalah serangkaian upaya, sebagai suatu sistem yang meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan program, pengaturan pelaksanaan program, pengendalian pelaksanaan program, serta penilaian terhadap pelaksanaan program penumbuhan perkembangan minat baca.


(40)

Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pembinaan minat baca di dalam perpustakaan, antara lain;

1. Faktor internal

a. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan

jumlah tenaga pengelola perpustakaan, baik yang berpredikat pustakawan, yang berpendidikan jurusan ilmu perpustakaan maupun tenaga struktural masih jauh dari yang diharapkan.

b. Kurangnya dana pembinaan minat baca

Meskipun para pengelola perpustakaan menyadari bahwa pembinaan minat baca merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab, namun banyak di antaranya yang terbentur pada keterbatasan dana.

c. Terbatasnya bahan pustaka

Keterbatasan bahan pustaka ini bukan hanya sekedar jumlah dan variasinya yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan, tetapi juga terbatasnya mutu bahan pustaka yang dilayankan di perpustakaan.

d. Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan

Kebanyakan perpustakaan baru pada tingkat pemberian layanan peminjaman. Layanan-layanan lainnya,

e. Terbatasnya ruangan perpustakaan

Banyak perpustakaan yang ruangannya belum dilengkapi dengan ruang-ruang seperti: ruang-ruang baca, ruang-ruang pemutaran film (ruang-ruang audio-visual), ruang cerita, ruang serbaguna, ruang anak-anak, ruang remaja/dewasa.


(41)

f. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan

Banyak perpustakaan yang belum memiliki peralatan yang dapat mendukung pembinaan minat baca, seperti berbagai macam proyektor (proyektor film, proyektor untuk slide), mesin fotocopy.

g. Kurang sentralnya lokasi perpustakaan

Banyak perpustakaan yang kurang menarik pengunjung karena letaknya yang tidak strategis.

h. Kurangnya promosi / pemasyarakatan perpustakaan

Kurang promosi / pemasyarakatan perpustakaan menyebabkan tidak banyak anggota masyarakat memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. 2. Faktor eksternal

1. Kurangnya partisipasi pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan minat baca hal ini tampak antara lain, di lingkungan keluarga banyak orang tua yang kurang memperhatikan pengembangan minat baca anak-anaknya.

2. Kurang terbinanya jaringan kerjasama pembinaan minat baca antar perpustakaan belum banyak upaya yang dilakukan untuk menggiatkan jaringan kerjasama.

3. Sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca seperti industri, perusahaan serta usaha bisnis lainnya belum banyak

berpartisipasi dan melibatkan diri dalam pembinaan minat baca, baik bagi pegawainya maupun masyarakat di sekitarnya.


(42)

4. Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat baca, banyak penerbit yang orientasi penerbitannya berdasarkan perhitungan keuntungan semata-mata dan kurang memenuhi kebutuhan

masyarakat.

5. Belum semua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat baca, baik pengarang, maupun penerjemah belum banyak berpartisipasi dalam pembinaan minat baca. Yang ditulis mereka terutama yang

diperkirakan laris dipemasaran.39

Minat baca kalau dikaitkan dengan perpustakaan maka akan terlihat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi antara lain: 1). Koleksi yang sesuai dengan pemakai (pembaca); 2). Tingkat pelayanan dari petugas perpustakaan; 3). Sikap petugas perpustakaan (keramahan); 4). Pengaturan tata letak yang nyaman; 5). Tentu saja faktor dana.

Ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi minat baca: (1) faktor intrinsik; (2) ekstrinsik didalam perpustakaan antara lain:

1) Faktor intrinsik

a. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan, sehingga mereka kurang menyadari bahwa pembinaan minat baca merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan.

b. Kurangnya dana pembinaan minat baca. Karena biaya yang dibutuhkan untuk pembinaan minat baca cukup besar, antara lain

39


(43)

untuk menambah koleksi bahan pustaka sesuai kebutuhan pengguna perpustakaan.

c. Terbatasnya bahan pustaka ini bukan hanya sekedar jumlah dan variasinya yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan, tetapi juga terbatasnya mutu bahan yang dilayankan di perpustakaan.

d. Kurang bervariasinya jenis layanan lain seperti layanan referensi, layanan pemutaran film, layanan bercerita, layanan penelusuran informasi dan lain-lain banyak yang belum di sajikan di perpustakaan. Oleh karena itu layanan perpustakaan menjadi layanan dan pasif.

e. Terbatasnya ruangan perpustakaan banyak perpustakaan yang ruangannya belum dilengkapi dengan ruang-ruang: ruang baca, ruang film (ruang audio visual), ruang cerita, ruang anak-anak, dll, bahkan banyak perpustakaan yang menempati ruang yang sempit, khusus hanya menyimpan koleksi bahan pustaka.

f. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan seperti: mesin fotocopy.

g. Kurang sentralnya letak lokasi perpustakaan. Banyak perpustakaan yang kurang menarik pengunjung karena letaknya yang tidak strategis.

h. Kurangnya promosi/pemasyarakatan perpustakaan, akibatnya mereka kurang tertarik pada perpustakaan. Ini mempengaruhi minat


(44)

baca, oleh karena itu perlu diupayakan untuk memperbaiki faktor-faktor intrinsik ini agar dapat memperlancar pembinaan minat baca. 2) Faktor ekstrinsik yang dimaksud adalah faktor-faktor yang berada

diluar perpustakaan.

a. Kurangnya partisipasi pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan minat baca. Hal ini tampak antara lain dilingkungan keluarga banyak orang tua yang kurang memperhatikan perkembangan minat baca anak-anaknya.

b. Belum banyak upaya yang dilakukan untuk menggiatkan jaringan kerjasama pembinaan minat baca antar perpustakaan bahkan banyak perpustakaan yang belum melakukan pembinaan minat baca.

c. Sektor-sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca. Dan melibatkan diri dalam pembinaan minat baca bagi pegawainya maupun secara nasional.

d. Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat baca. Baik pengarang, maupun penerjemah belum banyak berpartisipasi dalam pengembangan minat baca.40

40

Agustia Maryati,peningkatan minat baca (Jurnal pustaka sriwijaya no. 2. Tahun II, juni 2008), h. 19


(45)

36

A. Sejarah Singkat Perpustakaan Sekolah An-Nisaa

Perpustakaan Pusat An-nisaa merupakan salah satu fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar yang bergabung dalam Fasilitas Pendidikan Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) An-Nisaa didirikan pada tahun 1995 oleh Bapak Rasyid Izada dan Ibu Rosfia Rasyid ditengah keprihatinan semakin menurunnya moral dan akhlak bangsa yang berkembang semakin tidak bernurani. Keadaan tersebut sangat mengkhawatirkan bahkan membahayakan masa depan bangsa. Atas dasar idealisme dan dengan niat tulus ingin turut membantu membangun generasi penerus yang cerdas serta bertaqwa kepada Allah SWT, maka didirikanlah sekolah yang dapat membentuk karakter manusia menjadi sebaik-baik umat, untuk menyelamatkan masa depan bangsa.

Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) An-Nisaa berdiri pada tahun 1995 dengan membuka jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) yang diberi nama TK An-Nisaa.

Perpustakaan sekolah An-Nisaa berdiri pada tahun 1996, sebagai fasilitas sekolah yang bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar siswa dan guru di sekolah. Selain itu, yayasan mempunyai komitmen besar untuk melahirkan generasi-generasi yang mempunyai minat baca yang tinggi sebagai bekal generasi pembelajaran.


(46)

Pada awal berdirinya, perpustakaan An-Nisaa dikelola oleh satu orang staf yang merangkap sebagai tenaga tata usaha, dan waktu itu, perpustakaan Al-Izhar diminta sebagai konsultasi untuk perpustakaan An-Nisaa.

Setelah satu tahun berjalan, baru pada tahun 1997 perpustakaan An-Nisaa dikelola oleh satu orang Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Padjajaran Bandung, yang bernama Vera Yunindra, S.Sos (Ibu Teta). Pada tahun inilah banyak pembenahan yang dilakukan untuk mewujudkan perpustakaan yang ideal. Seperti halnya, pengelolahan ulang koleksi dengan menggunakan DDC, pembuatan kartu katalog, dan memberikan layanan sirkulasi yang lebih maksimal.

Tahun 1998 staf perpustakaan menjadi 2 orang dan pada waktu itu perpustakaan mempunyai otonomi sendiri dari yayasan. Dengan bertambahnya staf menjadikan perpustakaan bisa dikelola dengan lebih maksimal. Seiring dengan semakin berkembang jenjang pendidikan pada sekolah An-Nisaa yang membuka jenjang SMP, maka pada tahun 2001 pihak sekolah mengadakan perpustakaan SMP, sehingga sejak itu sekolah An-Nisaa mempunyai dua perpustakaan. Yang pertama adalah Perpustakaan Pusat yang berlokasi di gedung TK dan SD, sedangkan perpustakaan yang kedua adalah Perpustakaan Kelas Atas yang menempati ruangan di gedung SMP.

Pada tahun 2004 perpustakaan merekrut satu staf baru sebagai asisten pustakawan yang ditempatkan di perpustakaan pusat. Hal ini dilakukan sabagai usaha perpustakaan agar bisa memberikan layanan dan program perpustakaan secara maksimal. Karena, pada dasarnya perpustakaan sekolah


(47)

An-Nisaa tidak hanya memberikan layanan peminjaman dan pengembalian saja melainkan program-program yang berkaitan dengan library skill dan informasi literacy.

Pada tahun 2006 perpustakaan mempunyai program untuk menerapkan sistem otomasi di perpustakaan An-Nisaa. Hal ini dipandang perlu mengingat jumlah anggota yang terus bertambah, jumlah koleksi yang semakin banyak, dan ingin memberikan layanan yang lebih maksimal untuk seluruh anggota.

Pada saat ini, Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) An-Nisaa telah menyelenggarakan pendidikan pada tingkat Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk mendukung tujuannya, sekolah An-Nisaa melengkapi diri dengan sebagai sarana dan prasarana sekolah, diantaranya Ruangan kelas yang representatif, lingkungan yang lapang dan bernuansa asri, 2 Perpustakaan yang nyaman, Lab komputer, Lab Sains, Ruang musik, Ruang musik kedap suara, Antar jemput, Caterring, Kantin, Mushola yang luas, Area parkir, Green Lab, UKS, Aula, Ruang serbaguna, Lapangan sepak bola, Lapangan Futsal dan Lapangan basket. Sekolah An-Nisaa juga telah dikenal sebagai salah satu sekolah yang menghasilkan lulusan dengan prestasi yang terbaik.

B. Visi dan Misi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa

1. Visi Perpustakaan:

a. Seluruh warga An-Nisaa memiliki minat baca yang tinggi dan mencintai buku


(48)

b. Perpustakaan An-Nisaa memiliki kapasitas untuk mendukung setiap kebutuhan belajar-mengajar dan untuk memenuhi kebutuhan bacaan warga An-Nisaa.

2. Misi Perpustakaan:

a. Melengkapi sarana dan prasarana perpustakaan.

b. Melengkapi perpustakaan dengan sumber-sumber terbaru dan terbaik. c. Memberikan pelayanan terbaik untuk kepuasan seluruh anggota. C. Waktu Kunjungan Perpustakaan

Perpustakaan buka setiap hari senin-kamis, pukul 07.30 – 15.00 WIB, perpustakaan buka setiap hari jumat, pukul 07.30 – 12.00 WIB, perpustakaan tutup untuk istirahat pkl. 12.00 – 13.00 WIB, perpustakaan libur pada hari libur Nasional. Perpustakaan An-Nisaa terletak Jl. Jombang Raya No. 25A Pondok Aren-Bintaro, Tangerang.

D. Persyaratan Menjadi Anggota

Ketentuan keanggotaan perpustakaan adalah sebagai berikut:

Setiap siswa yang terdaftar di sekolah An-Nisaa secara otomatis menjadi anggota perpustakaan. Guru dan karyawan menjadi anggota perpustakaan setelah memenuhi ketentuan sebagai berikut; datang dan mendaftar di perpustakaan, menyerahkan pas foto terbaru ukuran 2x3 (1 buah). Guru dan karyawan yang masih berstatus magang atau percobaan dapat menjadi anggota perpustakaan dengan ketentuan sebagai berikut; sudah menjalani 1 bulan masa kerja di sekolah An-Nisaa, menyerahkan surat jaminan yang ditanda tangani oleh kepala sekolah atau kepala bagian yang berkepentingan (form diberikan


(49)

oleh staf perpustakaan), mendaftar sendiri, menyerahkan pas foto terbaru ukuran 2x3 (1 buah). Orang tua dapat menjadi anggota perpustakaan dengan ketentuan sebagai berikut; mendaftar sendiri, menyerahkan pas foto terbaru ukuran 2x3 (1 buah), membawa fotokopi KTP. Setiap anggota perpustakaan mendapatkan kartu keanggotaan perpustakaan; kartu anggota harus selalu ditunjukkan dalam kegiatan meminjam/mengembalikan resource di perpustakaan, kartu anggota harus diperbaharui setiap 3 tahun sekali, jika kartu perpustakaan hilang maka harus segera menggantinya di perpustakaan. Keanggotaan perpustakaan berakhir apabila; tidak terdaftar lagi sebagai siswa, guru, atau karyawan di sekolah An-Nisaa, mengundurkan diri sebagai anggota perpustakaan. Tata tertib di perpustakaan; pengunjung perpustakaan tidak diperkenankan membawa tas, makanan & minuman ke dalam perpustakaan, pengunjung wajib memelihara kebersihan dan kerapihan perpustakaan, pengunjung perpustakaan harus bersikap tenang, sopan, dan tidak mengganggu pengunjung yang lain, pengunjung wajib mengembalikan buku yang sudah dibaca ketempat semula, pengunjung yang membutuhkan informasi tentang koleksi yang dibutuhkan dapat secara tertib meminta bantuan staf perpustakaan.

E.

Kedudukan Perpustakaan Sekolah YPII An-Nisaa

Kedudukan perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ sebagai unit penunjang dalam membantu proses belajar-mengajar yang bertanggung jawab langsung pada ketua perguruan.


(50)

1. Membantu meyediakan bahan atau sumber belajar baik berupa buku maupun non buku dan fasilitas berupa KBM (kegiatan belajar mengajar). 2. Menumbuhkan dan mengembangkan kecintaan siswa dan siswi terhadap

bacaan.

3. Memperkaya pengalaman belajar siswa. 4. Menanamkan kebiasaan belajar mandiri.

5. Melatih siswa dan siswi ke arah tanggung jawab.

6. Memperlancar siswa-siswi dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. 7. Membantu guru-guru dalam melengkapi sumber-sumber pengajaran. 8. Membantu siswa, guru, karyawan serta orang tua siswa dalam mengikuti

perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan. F. Koleksi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa

Koleksi perpustakaan sekolah haruslah menunjang kurikulum sekolah, dapat memberikan keterangan yang lebih luas dari apa yang dipelajari anak di kelas dan semua pelajaran haruslah tercakup.

Pengelolaan Perpustakaan An-Nisaa mulai membaik dikelola oleh seorang pustakawan. Koleksi mulai disusun berdasarkan sistem klasifikasi DDC dan layanan perpustakaan menjadi lebih maksimal. Sistem pengatalogan juga sudah tersedia, berupa katalog dalam bentuk buku. terdiri dari koleksi tercetak dan non tercetak (Audio Visual) yang disusun berdasarkan DDC (Dewey Decimal Clasification). Sampai tahun 2010 jumlah koleksi perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ berjumlah sekitar 22.000 eksemplar. Koleksi perpustakaan An-Nisaa terdiri dari:


(51)

1. Buku Teks

Berupa buku non-fiksi dari sebagai subyek (disiplin ilmu), yang disusun berdasrkan DDC. Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang berfungsi sebagai sarana pengembang bahan dan program dalam kurikulum pendidikan, sarana pemerlancar tugas akademik guru, sarana pemerlancar ketercapaian tujuan pembelajaran, dan sarana pemerlancar efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran.

2. Buku Paket (Buku Pelajaran)

Berupa buku-buku pelajaran dari sebagai bidang studi, yang dipinjamkan kepada guru selama 1 tahun atau sesuai kebutuhan. Khusus untuk siswa SMP koleksi tersebut dapat dipinjam selama kegiatan belajar berlangsung. 3. Koleksi Referensi

Terdiri dari Ensiklopedia, kamus, alat peraga, dan lain-lain. Koleksi ini hanya dapat dibaca di tempat, difotocopi, atau dipinjamkan untuk guru selama 3 minggu.

4. Koleksi Teacher Resources

Merupakan buku panduan mengajar yang berguna untuk menambah wawasan. Koleksi ini diperuntukkan khusus untuk guru dalam lingkup Yayasan Pendidikan Islam Ibuku An-Nisaa (YPII).

5. Koleksi Karya Tulis

Adalah karya tulis siswa-siswi SMP An-Nisaa’ sebagai syarat kelulusan, yang diberikan pada akhir kegiatan belajar.


(52)

6. Koleksi Hiburan

Perpustakaan menyediakan buku-buku fiksi (komik, novel, dan cerita bergambar) sebagai sarana hiburan. Selain itu juga disediakan majalah, surat kabar, dan tabloid.

7. Koleksi Audio Visual

Terdiri dari VCD, CD, DVD, dan kaset. Koleksi ini hanya dapat dipinjamkan pada saat jam pengajaran berlangsung atau sesuai kebutuhan. 8. Koleksi Kliping

Perpustakaan An-Nisaa’ juga menyediakan koleksi kliping dalam beberapa subyek yaitu, diantaranya: Pendidikan, Sastra, Kesehatan, Masakan, Politik dan Hukum, Olahraga, Agama, Psikologi, Remaja dan Dunia Anak, Arsitektur, Hobi dan lain-lain.

G. Anggaran

Anggaran dana Perpustakaan An-Nisaa merupakan bagian dalam pembelian koleksi. Ketersediaan dana yang cukup akan sangat membantu lancarnya penyediaan sumber-sumber belajar maupun pelaksanaan program-program dan layanan perpustakaan.

Sumber dana perpustakaan sekolah An-Nisaa berasal dari iuran siswa dan YPII An-Nisaa. Adapun besarnya iuran yang diberikan oleh tiap siswa berdasarkan level masing-masing adalah: KB/TK Rp. 125.000 pertahun, SD Rp. 150.000 pertahun, SMP Rp. 175.000 pertahun

Jumlah total anggaran adalah Rp. 70.000.000 pertahun. Iuran siswa tiap tahunnya bisa berubah, karena tergantung banyaknya jumlah siswa tiap tahun


(53)

dan tergantung kebutuhan perpustakaan. Apabila dana untuk perpustakaan kurang mencukupi, maka YPII An-Nisaa yang menambahkan.

Teknik Penganggaran

Pertama-tama pustakawan membuat anggaran tahunan, kemudian anggaran tersebut dibagi untuk 2 semester. Dalam 1 semester diadakan 3 kali pembelian bahan pustaka.

Misalnya:

Jumlah anggaran tahun 2010 Rp. 70.000.000 kemudian dibagi untuk 2 semester: Rp. 70.000.000 : 2 = Rp. 35.000.000. dana Rp. 35.000.000 ini kemudian dibagi untuk pembelian bahan pustaka dan untuk pengembangan SDM serta perlombaan selama 1 semester yakni : AV / Alat Peraga 15%, buku Fiksi 35%, Non-Fiksi 30%, Referensi 15%, dan Pengembangan SDM dan lomba-lomba 5%.

H. Jaringan dan Kerjasama

Dalam rangka mendukung proses pembelajaran, perpustakaan melakukan kerjasama, baik dengan masyarakat sekolah seperti ketua yayasan, guru, staf administrasi, dan orang tua/ wali siswa maupun dengan masyarakat sekolah.

Kerjasama dengan pemimpinan yayasan dan staf administrasi dilakukan dalam rangka menyusun program kerja beserta dana yang diperlukan untuk melaksanakan program kegiatan. Sedangkan dengan guru, kerjasama dilakukan dalam hal pemilihan bahan pustaka atau koleksi perpustakaan, dan dalam hal pelaksanaan kegiatan atau pelayanan perpustakaan. Misalnya dalam hal pengaturan jadwal kunjungan bagi siswa IV & V SMP. Adapun dengan


(54)

para orang tua atau wali, kerjasama dilakukan, misalnya, dalam hal penerbitan karya siswa. Banyak karya siswa yang telah dinilai oleh guru kemudian diterbitkan atas biaya orang tua/ wali, dan selanjutnya menjadi koleksi perpustakaan. Adapun kerjasama dengan masyarakat luar sekolah dilakukan dengan beberapa perpustakaan sekolah, seperti perpustakaan nasional plus diantaranya adalah perpustakaan British International School dan Global school.

I. Layanan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa

Perpustakaan An-Nisaa’ mempunyai beberapa layanan yang diberikan kepada seluruh pemakai perpustakaan. Hal ini dilakukan sebagai komitmen perpustakaan yang senantiasa memberikan pelayanan yang prima untuk seluruh pemakai. Jenis layanannya adalah sebagai berikut:

1. Sirkulasi yaitu suatu jenis layanan kepada siswa dan guru yang berhubungan dengan urusan pinjaman dan pengembalian koleksi yang boleh dipinjam serta hal-hal lain seperti keanggotaan perpustakaan.

2. Referensi yaitu layanan yang memberikan bimbingan kepada siswa dan guru yang menggunakan perpustakaan, memotivasi pemakai untuk memanfaatkan perpustakaan dengan baik, membantu pemakai untuk menentukan kebutuhan pengetahuannya, membantu pemakai untuk menemukan koleksi yang di butuhkannya dan memberikan panduan kepada pemakai untuk dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik. Kegunaan layanan referensi adalah untuk mengoptimalkan penggunaan layanan


(55)

pemanfaatan koleksi perpustakaan dalam menunjang program belajar mengajar disekolah.

3. Layanan Internet Online yaitu Layanan ini berupa pemberian akses internet untuk mencari informasi yang dibutuhkan apabila informasi yang disediakan tidak tersedia di perpustakaan.

Tata tertib Peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan:

1. Dalam aktivitas peminjaman atau pengembalian resource perpustakaan, anggota wajib menunjukkan kartu anggota kepada staf.

2. Jumlah koleksi yang di pinjamkan dan waktu peminjaman diatur sebagai berikut:

a. Guru/karyawan dapat meminjam maksimal 6 buku termasuk koleksi referensi & teacher resources. Jangka waktu peminjaman koleksi non referensi & teacher resources adalah 1 minggu dan dapat dilakukan 1 kali perpanjangan (perpanjangan dapat dilakukan dengan datang langsung atau menelepon ke ruang perpustakaan). Jangka waktu peminjaman koleksi referensi adalah 1 minggu dan dapat dilakukan 1 kali perpanjangan. Peminjaman buku kelas maksimal 20 buku, dan lama peminjaman 1 bulan.

b. Siswa-siswi kelas tinggi (kelas 6 SD – 3 SMP) dapat meminjam maksimal total 4 buku dari perpustakaan pusat maupun perpustakaan kelas tinggi. Jangka waktu peminjaman adalah 1 minggu dan dapat melakukan 1 kali perpanjangan.


(56)

c. Siswa-siswi kelas 1-5 SD dapat meminjam maksimal 2 buku, dengan masa peminjaman 1 minggu dan 1 kali perpanjangan. Kelas 1-3 diwajibkan membawa folder ketika meminjam dan mengembalikan buku.

d. Siswa-siswi KB & TK dapat meminjam maksimal 1 buku, dengan membawa folder ketika meminjam buku. Khusus untuk siswa/siswi KB/TK tidak diberikan kartu anggota.

3. Keterlambatan pengembalian buku diberikan sanksi sebagai berikut: a. Buku pinjaman dari perpustakaan kelas tinggi yang terlambat di

kembalikan dikenakan denda sebesar Rp. 200,-/buku/hari.

b. Buku pinjaman dari perpustakaan pusat yang terlambat dikembalikan dikenakan denda, untuk siswa sebesar Rp. 100,-/buku/hari dan untuk guru/karyawan Rp. 200/buku/hari.

c. Koleksi referensi dan teacher resource dikenakan denda Rp. 500.-4. peminjam wajib menjaga & memelihara koleksi yang dipinjam &

bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan.

5. koleksi yang rusak atau hilang harus diganti dengan koleksi baru dengan judul, seri, atau tema yang sama.

J. Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, Pengadaan bahan pustaka serta anggaran yang tersedia. Oleh karenanya pemilihan bahan


(57)

pustaka ini harus ditangani dengan sungguh, dengan melibatkan seluruh staf pengajar, sehingga koleksi perpustakaan mencakup keseluruhan mata pelajaran sekolah tersebut. Saran murid perlu diperhatikan. Perpustakaan sekolah juga harus ditunjang oleh anggaran yang memadai, sehingga pengadaan bahan pustakanya dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.

Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

1. Pembelian

Untuk mengadakan koleksi dengan pembelian, maka dilakukan berdasarkan usulan dari para guru dan siswa, kemudian diseleksi oleh pustakawan. Cara penyeleksiannya yaitu dengan membuat formulir usulan yang diserahkan ke tiap unit, yaitu kepala sekolah KB/TK, SD, dan SMP, kemudian tiap unit tersebut mendistribusikannya ke guru-guru untuk diisi, dan diberi waktu 1 minggu untuk mengisi formulir tersebut. Selain itu pustakawan juga membuat formulir usulan untuk siswa. Pemesanan langsung dapat dilakukan oleh pustakawan secara langsung ke toko buku.

2. Sumbangan

Sumbangan diperoleh dari sahabat perpustakaan dan orang tua murid, sedangkan para siswa-siswi SD yang telah tamat belajar diwajibkan untuk memberikan sumbangan berupa karya tulis. Selain itu juga ada sumbangan karya tulis yang dibuat oleh guru.


(58)

3. Membuat sendiri

Selain pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, sumbangan, sekolah An-Nisaa juga membuat bahan pustaka sendiri untuk dijadikan koleksi perpustakaan adalah berupa kliping yang dibuat oleh pustakawan dan siswa. Pustakawan membuat kliping dalam beberapa subyek yaitu; agama, psikologi, pendidikan, sastra, kesehatan, arsitektur, masakan, politik dan hukum, olahraga, remaja dan dunia anak, sedangkan siswa membuat kliping berdasarkan tugas dari guru.

K. Kegiatan Penunjang Perpustakaan

Dalam rangka mengualitaskan peranan perpustakaan yang dapat menumbuhkan minat baca siswa, maka dilakukan berbagai upaya sebagai berikut:

Bercerita/Story telling yang dilaksanakan 1 bulan sekali untuk siswa KB dan TK, story telling dilakukan oleh guru dan pustakawan. Sedangkan untuk siswa SD, story telling dilakukan oleh siswa.

1. Library skill diberikan kepada siswa SD mengenai DDC

Dewey Decimal Classification yaitu penomoran buku berdasarkan subyek, tujuannya siswa dapat mengenal jenis buku yang mereka pinjam berdasarkan nomor DDC. Siswa juga mengenal nama pengarang dan penerbit buku yang dibaca. Kegiatan ini dilakukan pada setiap kunjungan kelas.


(59)

2. Keterampilan memilih bahan-bahan pustaka sebagai sumber-sumber informasi untuk memperoleh atau memilih bahan-bahan yang sesuai dengan keperluan.

L. Tata Tertib Perpustakaan An-Nisaa 1. Mengisi daftar nilai

2. Berpakaian seragam rapi

3. Dilarang membawa tas, minum dan makanan

4. Dilarang merusak, merobek, dan mencoret-coret buku dan tembok 5. Menjaga kebersihan, ketertiban, dan kenyamanan


(60)

51

Analisis Data

Berikut ini Akan diuraikan hasil penelitian mengenai Penggunaan Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat Baca siswa, melalui penelitian lapangan dengan menggunakan kuesioner dan pertanyaan sebanyak 22 pertanyaan. Uraian analisis data yang di dapat dilapangan akan disajikan dalam bentuk tabel.

Dalam perhitungan persentasi digunakan rumus sebagai berikut: P = F X 100%

Keterangan : P = Persentasi

F = Frekuensi jawaban responden N = Sampel

Jumlah sampel yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah 25% dengan perhitungan 25% X 155= 38,75 siswa. Kemudian penulis membulatkan menjadi 40. Untuk pembagian Kuesioner peneliti membagi 20 responden untuk kelas IV dan 20 responden lagi kelas V. Dalam penelitian ini penulisan menggunakan sampel Random adalah proses pemilihan sampel dimana setiap unit dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Jumlah sampel tersebut berdasarkan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa “ jika populasi lebih dari seratus orang


(61)

maka sampel dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih” tergantung kemampuan penelitian.

Penelitian kuesioner ini dari siswa SD AN-Nisaa Pondok Aren Bintaro, yang dikhususkan pada kelas IV dan V. Dari hasil penelitian kuesioner yang dapat berdasarkan 40 responden yang terdiri dari 20 siswa kelas IV dan 20 siswa kelas V. Maka peneliti membuat hasil penelitian yang dijabarkan dalam beberapa tabel, seperti di bawah ini.

Tabel. 1

Kebiasaan yang Sering Dilakukan pada Waktu Luang

Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian kuesioner yang di buat oleh peneliti maka dapat dilihat bahwa kebiasaan yang paling sering dilakukan pada waktu luang adalah membaca, menonton TV, main game, dan main ketempat kawan.

Dengan penjabaran hasil alternatif jawaban berdasarkan kelas IV dan V sebagai berikut, untuk kelas IV alternatif jawaban membaca ada 10 responden (50%) kemudian 5 responden (25%) menyatakan main game, 3 responden (15%) menyatakan menonton TV, 2 responden (10%) menyatakan main ketempat kawan. Sedangkan untuk kelas V hasil alternatif jawaban sebagai berikut 15 responden (75%) menyatakan membaca, 5 responden (25%) menyatakan main game.

Alternatif Jawaban

Frekuensi Persentasi kelas

IV (%)

Frekuensi Persentasi

kelas V (%)

Membaca 10 50 15 75

Menonton TV 3 15 0 0

Main Games 5 25 5 25

Main ketempat kawan

2 10 0 0


(62)

Jadi kesimpulan dari tabel di atas bahwa kebiasaan yang sering dilakukan pada waktu luang lebih tinggi kelas V (75%) menyatakan membaca, dari pada kelas IV (50%) menyatakan membaca.

Tabel. 2

Manfaat dari Membaca

Berdasarkan tabel 2, hasil penelitian kuesioner manfaat dari membaca diperoleh jawaban sebagai berikut; untuk anak kelas IV hasil alternatif jawabannya ada 15 responden (75%) menyatakan untuk memperoleh informasi, kemudian 5 responden (25%) untuk belajar, sedangkan untuk mengerjakan tugas dari guru dan hiburan tidak ada yang menjawab, untuk kelas V 20 responden (100%) menyatakan untuk memperoleh informasi. Sedangkan untuk mengerjakan tugas dari guru dan hiburan tidak ada yang menjawab.

Jadi dapat di simpulkan bahwa manfaat dari membaca lebih banyak kelas V (100%) menyatakan untuk memperoleh informasi, dari pada kelas IV (75%) menyatakan untuk memperoleh informasi.

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentasi

kelas IV (%)

Frekuensi Persentasi

kelas V (%)

Untuk memperoleh informasi 15 75 20 100

Untuk mengerjakan tugas dari guru 0 0 0 0

Untuk hiburan 0 0 0 0

Untuk belajar 5 25 0 0


(63)

Tabel. 3

Bahan Bacaan yang Paling di Sukai

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentasi

kelas IV (%)

Frekuensi Persentasi

kelas V (%)

Membaca surat kabar 0 0 0 0

Membaca majalah 0 0 0 0

Membaca komik 7 36 10 50

Buku-buku yang berkaitan dengan hobi 13 65 10 50

Jumlah 20 100 20 100

Berdasarkan tabel 3, hasil penelitian kuesioner yang dibuat oleh peneliti pada tabel tiga, maka dapat dilihat bahwa alternatif jawaban membaca surat kabar, membaca majalah, membaca komik, buku-buku yang berkaitan dengan hobi, bisa dilihat sebagai berikut; ada 13 responden (65%) menyatakan buku-buku yang berkaitan dengan hobi, sedangkan 7 responden (36%) menyatakan membaca komik, membaca surat kabar dan membaca majalah tidak ada yang menjawab. Untuk kelas V 10 responden (50%) menyatakan membaca komik dan 10 responden (50%) menyatakan buku-buku yang berkaitan dengan hobi, sedangkan seperti membaca surat kabar, membaca majalah, tidak ada yang jawaban sama sekali.

Jadi dapat di simpulkan bahwa bahan bacaan yang paling di sukai antara kelas IV dan V lebih memilih buku-buku yang berkaitan dengan hobi, dengan perbandingan kelas IV (65%) menyatakan buku-buku yang berkaitan dengan hobi sedangkan kelas V (50%) menyatakan buku-buku yang berkaitan dengan hobi.


(64)

Tabel. 4

Bagaimana Cara Membaca Buku yang di Sukai

Berdasarkan tabel 4, hasil penelitian kuesioner manfaat dari membaca diperoleh jawaban sebagai berikut; 17 responden (85%) menyatakan membaca buku di perpustakaan, 3 responden 15% menyatakan membaca buku di rumah. Sedangkan untuk membaca buku yang di pinjam dari kawan dan membaca buku di toko buku tidak ada yang menjawab, untuk kelas V memperoleh 14 responden (70%) menyatakan membaca buku di perpustakaan 3 responden (15%) menyatakan membaca buku di toko buku, kemudian 3 responden (15%) menyatakan membaca buku dirumah. Membaca buku yang di pinjam dari kawan tidak ada jawaban.

Dengan hasil perbandingan di atas dapat di simpulkan bahwa bagaimana cara membaca buku yang di sukai, dengan nilai yang lebih banyak di peroleh kelas IV (85%) menyatakan membaca buku di perpustakaan, dari pada kelas V (70%) menyatakan membaca buku di perpustakaan.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi

kelas IV (%)

Frekuensi Persentasi

kelas V (%)

Membaca buku yang di pinjam dari kawan

0 0 0 0

Membaca buku di toko buku 0 0 3 15

Membaca buku di perpustakaan 17 85 14 70

Membaca buku di rumah 3 15 3 15


(65)

Tabel. 5

Frekuensi Pengunjung Perpustakaan Alternatif

jawaban

Frekuensi Persentasi

kelas IV (%)

Frekuensi Persentasi

kelas V (%)

Setiap hari 9 45 7 35

Setiap minggu 11 55 0 0

Setiap bulan 0 0 0 0

Jarang 0 0 13 65

Jumlah 20 100 20 100

Berdasarkan pada tabel 5 di atas dengan alternatif jawaban frekuensi pengunjung perpustakaan diperoleh 11 responden (55%) menyatakan setiap minggu 9 responden (45%) menyatakan setiap hari, setiap bulan dan jarang tidak ada jawaban. Untuk kelas V 13 responden (65%) menyatakan jarang kemudian 7 responden (35%) menyatakan setiap hari. Setiap minggu dan setiap bulan tidak ada yang memilih jawaban.

Dapat di simpulkan bahwa pengunjung perpustakaan antara kelas IV dan V sebagai berikut; dengan perbandingan kelas V (65%) menyatakan jarang, dari pada kelas IV (55%) menyatakan setiap minggu.

Tabel. 6

Pengaruh Belajar di Perpustakaan

Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi

kelas IV (%)

Frekuensi Persentasi

kelas V (%)

Sangat meningkatkan minat baca 9 45 3 35

Meningkatkan minat baca 11 55 17 85

Tidak meningkatkan minat baca 0 0 0 0

Sangat tidak Meningkatkan minat baca

0 0 0 0

Jumlah 20 100 20 100

Berdasarkan tabel 6 di atas tentang pengaruh belajar di perpustakaan maka hasil diperoleh sebagai berikut: 11 responden (55%) menyatakan meningkatkan minat baca kemudian 9 responden (45%) menyatakan sangat meningkatkan minat


(1)

KUESIONER PENELITIAN

PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA STUDI KASUS: SEKOLAH AN-NISAA PONDOK AREN - BINTARO

PETUNJUK PENGISIAN

1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data sehubungan dengan penelitian penggunaan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa.

2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan secara seksama sebelum adik-adik mengisi kuesioner ini. 3. Jawablah pertanyaan dengan melingkari atau mencoret jawaban tersebut.

4. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaan untuk mengisi kuesioner ini.

I. Data Responden Nama :

Jenis kelamin : L/P

Kelas : SD

1. Apa yang paling sering kamu lakukan pada waktu luang anda?

a. Membaca c. Main game

b. Menonton TV d. Main ke tempat kawan 2. Kenapa kamu membaca?

a. Untuk memperoleh informasi b. Untuk mengerjakan tugas dari guru c. Untuk hiburan

d. Untuk belajar

3. Bahan bacaan apa yang paling kamu sukai? a. Membaca surat kabar

b. Membaca majalah c. Membaca komik


(2)

4. Bagaimana kamu membaca buku yang kamu sukai? a. Membaca buku yang di pinjem dari kawan b. Membaca buku di toko buku

c. Membaca buku di perpustakaan d. Membaca buku di rumah

5. Seberapa sering anda mengunjungi perpustakaan? a. Setiap hari c. Setiap bulan b. Setiap minggu d. Jarang

6. Bagaimana belajar di perpustakaan dapat meningkatkan minat baca? a. Sangat meningkatkan minat baca

b. Meningkatkan minat baca c. Tidak meningkatkan minat baca d. Sangat tidak meningkatkan minat baca

7. Bagaimana mengerjakan tugas guru di perpustakaan dapat meningkatkan minat baca? a. Sangat meningkatkan minat baca

b. Meningkatkan minat baca c. Tidak meningkatkan minat baca d. Sangat tidak meningkatkan minat baca

8. Bagaimana menggunakan perpustakaan untuk rekreasi atau senang-senang dapat meningkatkan minat baca kamu?

a. Sangat meningkatkan minat baca b. Meningkatkan minat baca

c. Tidak meningkatkan minat baca d. Sangat tidak meningkatkan minat baca

9. Bagaimana menggunakan perpustakaan untuk memperoleh ilmu pengetahuan untuk meningkatkan minat baca kamu?

a. Sangat meningkatkan minat baca b. Meningkatkan minat baca

c. Tidak meningkatkan minat baca d. Sangat tidak meningkatkan minat baca


(3)

10. Apa yang paling dapat meningkatkan minat baca kamu dalam menggunakan perpustakaan?

a. Menggunakan perpustakaan untuk belajar

b. Menggunakan perpustakaan untuk mengerjakan tugas dari guru c. Menggunakan perpustakaan untuk rekreasi atau santai

d. Menggunakan perpustakaan untuk ilmu pengetahuan

11. Apakah bp. Guru dan saudara-saudara kamu mendukung dalam meningkatkan minat baca kamu?

a. Sangat mendukung c. Tidak mendukung b. Mendukung d. Sangat tidak mendukung 12. Apakah bacaan yang ada di rumah dapat meningkatkan minat baca?

a. Sangat meningkatkan minat baca saya b. Meningkatkan minat baca saya

c. Tidak meningkatkan minat baca saya d. Sangat tidak meningkatkan minat baca saya

13. Apakah teman-teman mempunyai minat baca yang tinggi? a. Sangat memiliki minat baca

b. Memiliki minat baca c. Tidak memiliki minat baca d. Sangat tidak memiliki minat baca

14. Apakah teman-teman kamu sering keperpustakaan untuk membaca buku yang kamu sukai?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Sangat jarang

15. Apakah ketersediaan koleksi di perpustakaan dapat mempengaruhi minat baca kamu? a. Sangat mempengaruhi minat baca

b. Mempengaruhi minat baca c. Tidak mempengaruhi minat baca d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca


(4)

16. Apakah kenyamanan perpustakaan dapat mempengaruhi minat baca kamu diperpustakaan tersebut?

a. Sangat mempengaruhi minat baca b. Mempengaruhi minat baca

c. Tidak mempengaruhi minat baca d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca

17. Apakah pelayanan perpustakaan yang baik mempengaruhi minat baca kamu? a. Sangat mempengaruhi minat baca

b. Mempengaruhi minat baca c. Tidak mempengaruhi minat baca d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca

18. Apakah koleksi perpustakaan yang bermutu untuk mempengaruhi minat baca kamu? a. Sangat mempengaruhi minat baca

b. Mempengaruhi minat baca c. Tidak mempengaruhi minat baca d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca

19. Apakah keterbatasan waktu belajar di sekolah mempengaruhi kamu untuk membaca di perpustakaan?

a. Sangat menghambat meningkatkan minat baca b. Menghambat meningkatkan minat baca

c. Tidak menghambat meningkatkan minat baca d. Sangat tidak menghambat meningkatkan minat baca

20. Apakah kurangnya jenis fariasi dan jumlah koleksi perpustakaan menjadi penghambat kamu dalam meningkatkan minat baca?

a. Sangat menghambat meningkatkan minat baca b. Menghambat meningkatkan minat baca

c. Tidak menghambat meningkatkan minat baca d. Sangat tidak menghambat meningkatkan minat baca

21. Apakah penyelenggara Story Telling yang jarang dilakukan oleh perpustakaan mempengaruhi kurangnya minat baca kamu?

a. Sangat mempengaruhi minat baca b. Mempengaruhi minat baca

c. Tidak mempengaruhi minat baca d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca


(5)

22. Apakah tidak adanya perpustakaan keliling sangat menghambat minat baca kamu? a. Sangat tidak mempengaruhi minat baca

b. Mempengaruhi minat baca c. Tidak mempengaruhi minat baca d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca


(6)

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Kebiasaan yang sering di lakukan pada waktu luang ...49

2. Tabel 2 Manfaat dari membaca...50

3. Tabel 3 Bahan bacaan yang paling di sukai...51

4. Tabel 4 Bagaimana cara membaca buku yang di sukai ...52

5. Tabel 5 Frekuensi pengunjung perpustakaan...53

6. Tabel 6 Pengaruh belajar di perpustakaan ...53

7. Tabel 7 Pengaruh pengerjaan tugas dari guru di perpustakaan...54

8. Tabel 8 Pengaruh fungsi rekreasi terhadap minat baca ...55

9. Tabel 9 Pengaruh penggunaan perpustakaan untuk ilmu pengetahuan peningkatan minat baca...56

10. Tabel 10 Faktor yang paling dapat meningkatkan minat baca ...57

11. Tabel 11 Tingkat dukungan keluarga dalam meningkatkan minat baca...58

12. Tabel 12 Pengaruh bacaan yang ada di rumah terhadap peningkatan minat baca...58

13. Tabel 13 Tingkat minat baca teman-teman...59

14. Tabel 14 Frekuensi membaca buku di perpustakaan ...60

15. Tabel 15 Pengaruh ketersediaan koleksi terhadap minat baca...61

16. Tabel 16 Pengaruh kenyamanan di perpustakaan terhadap minat baca...62

17. Tabel 17 Pengaruh layanan perpustakaan terhadap minat baca...62

18. Tabel 18 Pengaruh mutu koleksi terhadap minat baca ...63

19. Tabel 19 Pengaruh keterbatasan waktu di sekolah terhadap membaca di perpustakaan ...64

20. Tabel 20 Pengaruh kurangnya variasi dan jumlah koleksi terhadap minat baca ...65

21. Tabel 21 Pengaruh jarangnya penyelenggaraan story telling terhadap minat baca ...66