Upaya perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi siswa: studi kasus perpustakaan sekolah An-Nisaa' Pondok Aren-Bintaro

(1)

UPAYA PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN

LITERASI INFORMASI SISWA : STUDI KASUS

PERPUSTAKAAN SEKOLAH

AN-NISAA’ PONDOK AREN-BINTARO

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

SHOELIHATUL BADRIAH

NIM : 105025001028

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

UPAYA PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN

LITERASI INFORMASI SISWA : STUDI KASUS

PERPUSTAKAAN SEKOLAH AN-NISAA’

PONDOK AREN-BINTARO

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

Shoelihatul Badriah NIM : 105025001028

Di Bawah Bimbingan :

Drs. Rizal Saiful-Haq, MA NIP. 19530319 199504 1 001

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul UPAYA PERPUSTAKAAN DALAM

MENINGKATKAN LITERASI INFORMASI SISWA : STUDI KASUS DI SEKOLAH AN-NISAA’ PONDOK AREN-BINTARO telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 03 Desember 2009 . Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan.

Jakarta, 22 Desember 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris

Drs. Rizal Saiful-Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS NIP. 19530319 199504 1 001 NIP. 19641215 199903 1 005

Penguji Pembimbing

Ida Farida, MLIS Drs. Rizal Saiful-Haq, MA NIP. 19700407 200003 2 003 NIP. 19530319 199504 1 001


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Desember 2009


(5)

ABSTRAK

SHOELIHATUL BADRIAH

Upaya Perpustakaan Dalam Meningkatkan Literasi Informasi Siswa : Studi Kasus Perpustakaan Sekolah An-nisaa’ Pondok Aren-Bintaro

Skripsi ini membahas tentang “Upaya perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi siswa : studi kasus Perpustakaan Sekolah An-nisaa’ Pondok Aren-Bintaro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan pihak perpustakaan dalam meningkatkan kemampuan siswa yang mengarah ke literasi informasi. Sehingga perpustakaan juga berperan aktif dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan siswa, tidak hanya diserahkan kepada pihak sekolah (guru) yang dilakukan di dalam kelas.

Metode penelitian dilakukan melalui penelitian deskriprif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan September-Oktober 2009. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi dengan melakukan pengamatan langsung, sedangkan untuk wawancara hanya ditunjukkan kepada kepala perpustakaan dan guru. Dan untuk kuesioner disebar kepada siswa kelas 5 SD dengan populasi penelitian siswa kelas 5 sebesar 75 siswa yang terdiri atas 3 kelas. Adapun sampel yang digunakan sebanyak 24 responden atau 32 % dari keseluruhan dengan menggunakan teknik purposive sample yang diatur berdasarkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara global perpustakaan sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi informasi siswa dengan mengadakan berbagai program kegiatan baik yang bersifat interen maupun yang berkolaborasi dengan sekolah, yang dilakukan kepada seluruh siswa. Dalam pembentukan program perpustakaan disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan. Sehingga pihak perpustakaan memasukkan program-program pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat masing-masing kelas. Selain itu, terintegrasinya jadwal perpustakaan di jadwal sekolah memberikan kemudahan bagi perpustakaan dalam menjalankan program yang telah dicanangkan. Selanjutnya penulis juga melakukan uji pengetahuan dan pemahaman untuk para siswa yang berjumlah 7 pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa mengenai keterampilan dalam memperoleh informasi di perpustakaan. Setelah semua jawaban diolah diperoleh hasil akumulatif dari keseluruhan yaitu berkisar 92 % tingkat ketepatan menjawab. Sehingga hasil dari uji pemahaman bisa memperlihatkan bahwa usaha-usaha yang diberikan oleh perpustakaan berdampak positif terhadap literasi informasi.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir kuliah (Skripsi) tepat pada waktunya. Untuk menyekesaikan skripsi ini, penulis mengambil judul tentang “Upaya Perpustakaan dalam Meningkatkan Literasi Informasi Siswa : studi kasus Perpustakaan Sekolah An-nisaa’ Pondok Aren-Bintaro” yang merupakan hasil penelitian selama penulis melakukan kegiatan penelitian yang dilakukan di Perpustakaan An-nisaa’.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu hal yang dapat dijadikan pengalaman lebih bagi penulis didalam mengetahui dunia perpustakaan demi menunjang pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Serta membeikan sumbangsih terhadap perpustakaan ang dilakukan penelitian serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait.

Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang mendukung. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan dan kesabaran dalam berbagai aktifitas yang penulis lakukan.

2. Kedua orang tua, adik, kakak dan beserta keluarga besar saya yang selalu mendukung dalam pengerjaan penulisan laporan ini.


(7)

3. Kepada Bapak Abdul Chair selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. 4. Bapak Drs. Rizal Saiful-Haq, MA selaku Ketua Jurusan dan Dosen

Pembimbing skripsi yang baik sehingga dapat membimbing penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Wakil Ketua Jurusan.

6. Ibu Ida Farida, MLIS selaku penguji penulis yang baik sehingga dapat membimbing penulis dalam perbaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan ilmu yang berharga terhadap penulis.

8. Seluruh staff dan karyawan di Perpustakaan An-nisaa’ terutama kepada Ibu Teta dan Bapak Fendi yang senantiasa membantu penulis jika mengalami kesulitan pada saat melakukan penelitian, serta seluruh siswa-siswi di Sekolah An-nisaa’ yang menjadi obyek dari penelitian yang telah banyak membantu.

9. Untuk para guru di P.P. Al-Munawwariyah dan terutama untuk Romo Kyai beserta keluarga terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis mudah-mudahan ilmu yang diberikan bisa bermanfaat. 10.Seluruh teman-teman di UIN terutama jurusan ilmu perpustakaan angkatan

2005 yang sangat penulis sayangi. Dan wabil khusus untuk dita, erna, imas, nining, dan nunung thank you so much karena telah menjadi teman dan sahabat penulis baik senang maupun duka and “Thanks U Full”. 11.Untuk sahabatku tersayang desi dan anisa tetap berjuang kita pasti bisa.


(8)

12.Dan semua pihak yang ikut terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas segala dukungannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dan masih ada kekurangan hal ini karena adanya keterbatasan dari penulis, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi menunjang kesempurnaan dari Tugas Akhir kuliah (Skripsi). Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembacanya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 14 Desember 2009


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah ... 5

2. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian dan Tujuan ... 12

2. Tugas dan Fungsi ... 17

3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia ... 19

B. Kebijakan Perpustakaan Sekolah 1. Misi Perpustakaan ... 27


(10)

3. Unsur-Unsur Utama Perpustakaan ... 36

C. Program Perpustakaan Sekolah ... 40

D. Literasi Informasi 1. Konsep dan Pengertian Literasi Informasi ... 44

2. Landasan dan Prospek ... 47

3. Program Literasi Informasidi Sekolah ... 54

E. Menunjang Kurikulum Sekolah ... 57

BAB III PROFIL SEKOLAH DAN PERPUSTAKAAN A. Sekolah An-nisaa’ 1. Profil Singkat ... 60

2. Konsep Sekolah ... 61

3. Kurikulum ... 61

4. Metode Pembelajaran ... 62

B. Perpustakaan sekolah An-nisaa’ 1. Profil Singkat ... 62

2. Visi dan Misi ... 63

3. Struktur Organisasi ... 64

4. Kedudukan Perpustakaan ... 67

5. Sumber Daya Manusia ... 68

6. Sarana dan Prasarana Perpustakaan ... 68

7. Jenis Koleksi dan Layanan Perpustakaan ... 69


(11)

9. Program Perpustakaan ... 72

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

A. Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data ... 76 B. Perolehan Data

1. Usaha Meningkatkan Literasi Informasi Siswa ... 78 2. Program Perpustakaan Mendukung Kurikulum

Sekolah ... 86 3. Hambatan dan Solusi ... 89 4. Hasil Kuesioner dan Pembahasan ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 115 B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

A. Kompetensi Perpustakaan Sekolah

Table 1 : Kompetensi kepala perpustakaan sekolah/madrasah ... 48

Tabel 2 : Kompetensi tenaga perpustakaan sekolah/madrasah ….... 49

B. Identitas Responden Tabel 3 : Kuesioner yang diedarkan ………. 90

Tabel 4 : Jenis kelamin responden ……… 91

Tabel 5 : Asal kelas responden ………. 92

C. Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan Tabel 6 : Kunjungan ke perpustakaan ……….. 93

Tabel 7 : Jadwal khusus ……… 94

D. Penggunaan Perpustakaan Tabel 8 : Dapat menggunakan internet ………. 95

Tabel 9 : Asal belajar menggunakan internet ... 96

Tabel 10 : Dapat menggunakan OPAC ... 97

Tabel 11 : Asal belajar menggunakan internet ... 97

Tabel 12 : Siswa didampingi guru ketika kunjungan ke perpustakaan. 98 Tabel 13 : Sumber informasi yang sering digunakan ………. 99

Tabel 14 : Persepsi siswa terhadap penggunaan koleksi perpustakaan dalam penyelesaian tugas………... 100

Tabel 15 : Persepsi siswa terhadap penggunaan koleksi perpustakaan yang digunakan oleh guru ……… 101


(13)

Tabel 16 : Koleksi yang digunakan guru dalam mengajar ……….... 102

Tabel 17 : Acara perpustakaan yang sering digunakan ………. 104

Tabel 18 : Program perpustakaan yang paling disenangi ……..…… 105

Tabel 19 : Perasaan siswa terhadap program perpustakaan …..……. 105

Tabel 20 : Manfaat perpustakaan dalam proses pembelajaran ……... 106

E. Uji Pengetahuan dan Pemahaman Siswa Tabel 21 : Menemukan arti sebuah istilah ……….… 108

Tabel 22 : Koleksi non fiksi ………..……… 109

Tabel 23 : Koleksi fiksi ………..………... 110

Tabel 24 : Mencari informasi riwayat hidup seseorang………. 111

Tabel 25 : Mencari berita terbaru ………..……… 112

Tabel 26 : Mencari letak geografis ……..……….. 113

Tabel 27 : Koleksi audio visual …..……… 114

F. Diagram Diagram 1 : Gambar stuktur organisasi ………..……….. 65


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya informasi seperti sekarang ini menyebabkan terjadinya ledakan informasi (information explosion) yang tidak bisa dihindarkan. Hal tersebut sangat wajar mengingat banyaknya informasi yang tersedia baik tertulis, terekam maupun digital yang setiap saat bertambah dan beredar dikalangan masyarakat pada umumnya. Tidak terbendungnya informasi yang beredar menjadikan era sekarang dinamakan dengan era informasi.

Dalam era informasi ini, tiap orang atau individu harus mempunyai alat atau sarana yang diperlukan untuk berhubungan dengan informasi yang ada. Kita menyadari bahwa berbagai jenis sarana yang dipelajari dan digunakan akan membantu mereka dalam mengatasi berbagai pemasalahan secara efektif dan efisien. Namun, tanpa adanya pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan berbagai sarana informasi yang ada, maka segala perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat dan kompleks akan sulit diantisipasi oleh siapa saja (Farida, dkk, 2005 : 9). Dengan adanya permasalahan seperti itu maka, seorang pustakawan perlu melakukan upaya penanggulangan dengan kemampuan yang mereka miliki yang sering dilupakan. Berbagai upaya yang dilakukan pustakawan melalui


(15)

sarana perpustakaan memberikan dampak yang positif bagi setiap orang yang menerimanya.

Pemanfaatan perpustakaan selalu diupayakan pada perpustakaan-perpustakaan umum maupun perpustakaan-perpustakaan yang berada dilingkungan sekolah. Namun tidak dapat dipungkiri perpustakaan sekolah hendaknya lebih intensif dalam membimbing dan mengarahkan setiap penggunanya dibandingkan dengan perpustakaan lain. Hal ini dipicu oleh kenyataan bahwa perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari proses pendidikan yang ada di sekolah. Perpustakaan sekolah dapat diterapkan dari tingkat sekolah dasar sampai menengah ke atas bahkan bisa juga sampai ketingkat perguruan tinggi.

Pada tingkat sekolah dasar siswa mulai diperkenalkan pada informasi-informasi yang ada. Sehingga pustakawan seharusnya lebih aktif dalam mennyikapi dan mengatur perpustakaan supaya pada tingkat selanjutnya siswa telah terbiasa dengan informasi-informasi yang ada. Dan juga melalui perpustakaan, pustakawan hendaknya bekerjasama dengan pihak sekolah dalam memonitor perkembangan anak pada setiap tingkat perkembangannya. Di samping itu, pustakawan perlu pula memiliki kemampuan untuk dapat mengajarkan keterampilan literasi informasi secara efektif, dan harus dapat memilih cara yang paling baik bagi siswa untuk membangun kemampuan mereka untuk berfikir kritis dan belajar secara mandiri.

Pengalaman pendidikan yang seharusnya diterima oleh siswa tidak hanya meliputi aktifitas-aktifitas mengingat. Akan tetapi merupakan kegiatan yang mencerminkan proses berfikir yang kompleks, dan di serap melalui


(16)

energi kreatif dan kritis (Saiful-Haq, dkk, 2006 : 146). Hal ini dilandasi bahwa bagaimanapun juga pembelajaran secara dini bagi siswa yang mengarah ke literasi informasi sangat dibutuhkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran secara mandiri dalam mencari, menemukan dan mengevaluasi informasi yang dibutuhkan.

Literasi informasi atau keberaksaan informasi atau information literacy dalam bahasa asing merupakan istilah-istilah yang sama. Istilah tersebut masih terdengar asing oleh sebagian orang walaupun tak sedikit pula yang sering mendengar walaupun mereka terkadang tidak memahami arti sebenarnya dari istilah tersebut. Secara sederhana istilah literasi informasi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menemukan dan menggunakan informasi. (Farida, dkk, 2005 : 30).

Berbagai upaya pemberdayaan perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah perlu ditingkatkan dengan adanya fasilitas yang menunjang serta adanya seorang pustakawan yang mengorganisir perpustakaan. Perpustakaan sekolah dituntut untuk lebih intensif dalam membantu siswa yang mengacu pada kurikulum sekolah. Sehingga seorang pustakawan di sini dianjurkan untuk tidak hanya terperangkap oleh pekerjaan yang bersifat teknis yang sering kali kita temui di sebuah lembaga, instansi atau bahkan tak jarang kita temui di sekolah-sekolah, akan tetapi mereka juga harus memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pendidik yang akan mengantarkan anak-anak didiknya untuk mengembangkan tingkat kemampuannya.


(17)

Dalam penjelasan Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pada penjelasan umum alinea keempat dinyatakan bahwa salah satu misi pendidikan nasional adalah membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar (Saiful-Haq, 2006a : 77). Dengan disediakannya perpustakaan yang di beri fasilitas dengan adanya progran-program didalamnya akan mengantarkan siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Hal ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh Perpustakaan An-nisaa’. Perpustakaan An-nisaa’ tidak hanya digunakan sebagai tempat atau ruang untuk menyimpan koleksi. Tetapi bagi mereka, perpustakaan merupakan sarana yang digunakan untuk membimbing siswa-siswi di sekolah yang diperuntukkan untuk meningkatkan literasi informasi siswa. Di sini, perpustakaan membuat program-program yang diselenggarakan di perpustakaan yang disesuaikan dengan tingkat kelas masing-masing. Sehingga siswa tidak hanya belajar di ruang kelas tetapi siswa juga di ajak untuk mengeksplor imajinasinya dan kreativitasnya di perpustakaan yang di bimbing langsung oleh seorang pustakawan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk menggali lebih dalam tentang permasalahan tersebut. Adapun tema yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah ”Upaya


(18)

Perpustakaan dalam Meningkatkan Literasi Informasi Siswa : studi kasus di Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ Pondok Aren-Bintaro.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang lebih luas dan agar penelitian ini memberikan hasil yang maksimal, maka penelitian ini akan dibatasi pada masalah upaya-upaya yang dilakukan oleh perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi siswa di Perpustakaan An-nisaa’ yang meliputi siswa kelas 5 pada tingkat sekolah dasar.

2. Perumusan Masalah

Selanjutnya penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Usaha apa saja yang diterapkan Perpustakaan An-nisaa’ dalam meningkatkan literasi informasisiswa?

b. Apakah program perpustakaan mendukung kurikulum sekolah?

c. Bagaimana pihak perpustakaan menanggulangi segala hambatan yang ditemui dan bagaimana solusinya?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada pembatasan dan perumusan di atas maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh perpustakaandalam meningkatkan literasi informasi siswa di Sekolah An-nisaa’.


(19)

2. Untuk mengetahui apakah program perpustakaan terintegrasi dengan kurikulum sekolah.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat yang menjadi kendala dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas serta solusinya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan memiliki dua manfaat, akademis dan praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis, yaitu untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan.

2. Manfaat Praktis, yaitu:

a. Bagi penulis sebagai sarana untuk menambah wawasan ilmu dalam pelaksanaan Kepustakawanan.

b. Memberi kontribusi berupa masukan-masukan bagi kemajuan instansi yang terkait, terutama pihak sekolah dan perpustakaan. c. Memberikan informasi-informasi baru bagi dunia ilmu

pengetahuan khususnya bidang ilmu perpustakaan.

E. Metodologi Penelitian

1. Tipe Penelitian

Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian deskriptif, yaitu yang bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang


(20)

sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Sevilla, 1993 : 71).

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melakukan pengukuran terhadap gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan (Koentjaraningrat, 1991 : 251). 3. Jenis dan Sumber data

a. Data primer yaitu data yang bersumber dari responden yang ditemui langsung di lapangan (lokasi penelitian) yaitu pengguna Perpustakaan An-nisaa’.

b. Data sekunder yaitu data yang berasal dari kepustakaan, yang terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, dokumen dan artikel yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti.

4. Populasi dan Sampel

a. Kerlinger (1973) mendefinisikan populasi sebagai “keseluruhan anggota, kejadian atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik”(Sevilla, 1993 : 160). Sedangkan populasi untuk penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD.

b. Ferguson (1976) mendefinisikan sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi (Singarimbun, 1991 : 150). Berdasarkan pertimbangan untuk menghasilkan data yang akurat maka, sampel yang digunakan adalah purposivesampling.


(21)

5. Teknik Pengambilan Data

Adapun teknik yang digunakan penulis untuk mendapatkan data atau informasi dalam penelitian ini adalah :

a. Library Research (Riset Kepustakaan)

Dalam riset kepustakaan peneliti melakukannya dengan mempelajari buku-buku, literatur-literatur, dokumen dan artikel dengan maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

b. Field Research (Penelitian Lapangan)

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek penelitian dengan cara :

1) Kuesioner, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara kronologis dari yang umum mengarah ke yang khusus untuk diberikan kepada responden (Subagyo, 1991: 5). Kuesioner berisi pertanyaan mengenai responden.

2) Observasi, yaitu penulis mengamati secara langsung untuk mendapaktan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Observasi dilakukan sebagai tambahan dalam mengumpulkan data yang diperlukan.

3) Wawancara dilakukan kepada pihak perpustakaan, dan guru sekolah.


(22)

6. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam Penelitian data yang sudah diolah dituangkan dalam bentuk tabel. Hasil jawaban dari responden kemudian dihitung prosentasenya. Hasil tabulasi data kemudian dianalisis dalam bentuk penelitian. Analisis data dimulai dengan analisis data kelompok demi kelompok. Setiap analisis data diikuti dengan pengambilan kesimpulan sementara yang merupakan hasil perbandingan antara data yang diperoleh dengan prosentasenya. Selanjutnya diikuti dengan analisis secara keseluruhan. Adapun rumus penghitungan data adalah sebagai berikut :

Keterangan : P = Prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya.

N = Number of case (jumlah frekuensi/banyaknya individu) (Sudijojo, 1997 : 40).

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan daftar pustaka literatur yang digunakan, penulis mengacu pada peraturan APA (American Psychological Association), sedangkan untuk kutipan dan cara-cara mengutip serta tata cara penulisan skripsi ini penulis mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : skripsi, tesis, dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut :


(23)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini berisi landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti, yaitu perpustakaan sekolah meliputi : pengertian dan tujuan perpustakaan sekolah, tugas dan fungsi perpustakaan sekolah, organisasi dan sumber daya manusia. Kebijakan perpustakaan meliputi : misi perpustakaan, komponen-komponen kerangka kebijakan, dan unsur-unsur utama perpustakaan. Program perpustakaan sekolah dan Literasi informasi yang meliputi : konsep dan pengertian literasi informasi, landasan dan prospek, program literasi informasi di sekolah. Dan yang terakhir menunjang kurikulum sekolah.

BAB III PEPUSTAKAAN AN-NISAA’

Bab ini berisi profil Sekolah An-nisaa’ meliputi : profil singkat, konsep sekolah, kurikulum dan metode pembelajaran. Sedangkan untuk Perpustakaan An-nisaa’ meliputi : profil singkat, visi dan misi perpustakaan, struktur organisasi, kedudukan perpustakaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana perpustakaan, jenis


(24)

koleksi dan layanan perpustakaan, kerjasama perpustakaan, serta program perpustakaan.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini merupakan hasil penelitian yang berisi tentang, usaha apa saja yang dilakukan perpustakaan dalam rangka meningkatkan literasi informasi siswa di Sekolah An-nisaa’. Program perpustakaan mendukung kurikulum sekolah. Hambatan apa saja yang ditemui dan bagaimana solusi untuk menangulanggi hambatan yang terjadi, serta hasil angket dan pembahasannya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan solusi permasalahan yang diangkat dan diteliti, serta saran yang diberikan untuk kemajuan Perpustakaan An-nisaa’ dalam upaya perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi siswa.


(25)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Perpustakaan Sekolah

1. Pengertian dan Tujuan Perpustakaan Sekolah

Sebelum kita mengetahui pengertian dari perpustakaan sekolah, terlebih dahulu diberi batasan dari pengertian perpustakaan itu sendiri. Pada abad ke-19 perpustakaan didefinisikan sebagai suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yanng dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu (Surachman, 2007 : 1). Kemudian apabila dilihat secara umum pengertian perpustakaan terbagi atas dua segi, yaitu :

a. Pengertian menurut bahasa

1) Dalam bahasa Indonesia istilah “perpustakaan” dibentuk dari kata dasar “pustaka” yang berarti kitab/buku (Sulistyo-Basuki, 2003 : 1). Kemudian kata dasar “pustaka” ditambah awalan per” dan akhiran ”an”. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia perpustakaan diartikan sebagai “kumpulan buku-buku (bahan bacaan, dan sebagainya). (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 : 713).

2) Dalam bahasa Inggris disebut library yang berarti perpustakaan 3) Dalam bahasa Arab disebut al-maktabah yang berarti tempat


(26)

b. Pengertian menurut istilah

1) Menurut IFIA (International Federation of Library Associations and Institutions).

“Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai”(Sulistyo-Basuki, 2003 : 5).

2) Menurut Sutarno NS, M. Si

“Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung atau bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemekian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk pembaca” (Sutarno NS, 2003 : 7).

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada Keputusan Presiden RI No. 11 tahun 2000, disebutkan bahwa perpustakaan adalah merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional (Surachman, 2007 :1).

Sedangkan untuk perpustakaan sekolah sendiri mempunyai pengertian yaitu sebagai suatu kumpulan buku yang terorganisir, ditempatkan di sekolah untuk digunakan oleh para guru atau murid.


(27)

Perpustakaan sekolah terdiri atas buku rujukan dan buku-buku untuk baca di rumah, dan berada dalam perawatan seorang pustakawan profesional, guru atau guru pustakawan. Perpustakaan sekolah dapat disebut sebagai pusat bahan-bahan pengajaran (instructional material center), pusat sumber belajar (learning resources center) atau pusat media (media center) (Prytherch, 1990 : 649). Dan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 23 Ayat 1 telah disebutkan bahwasannya “Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan standar nasional pendidikan”.

Adapun tujuan dari perpustakaan sekolah menurut buku perpustakaan sekolah dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Tujuan umum

Perpustakaan sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama-sama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas Pembangunan nasional yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.


(28)

b. Tujuan khusus

1) Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca, khususnya mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.

2) Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi.

3) Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna.

4) Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri. 5) Memupuk minat dan bakat.

6) Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.

7) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri (Perpustakaan Nasional, 1992 : 10).

Dalam Manifesto perpustakaan sekolah telah dipaparkan tujuan perpustakaan sekolah melalui butiran-butiran penting bagi pengembangan literasi : literasi informasi, pengajaran, pembelajaran dan kebudayaan serta jasa inti perpustakaan sekolah, yaitu yang meliputi :

a. Memperluas sarana pendidikan sebagaimana digariskan dalam misi dan kurikulum sekolah.


(29)

b. Mengembangkan dan mempertahankan kelanjutan anak dalam kebiasaan dan keceriaan membaca dan belajar, serta menggunakan perpustakaan sepanjang hayat mereka.

c. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam menciptakan dan menggunakan informasi untuk pengetahuan, pemahaman, daya pikir dan keceriaan.

d. Mendukung semua murid dalam pembelajaran dan praktek keterampilan mengevaluasi dan menggunakan informasi, tanpa memandang bentuk, format atau media, termasuk kepekaan berkomunikasi di komunitas.

e. Menyediakan akses sumber daya lokal, regional, nasional dan global dan kesempatan pembelajaran menyingkap ide, pengalaman dan opini yang beraneka ragam.

f. Mengorganisasi yang mendorong kesadaran serta kepekaan budaya dan sosial.

g. Bekerja dengan murid, guru, administrator dan orang tua untuk mencapai misi sekolah.

h. Menyatakan bahwa konsep kebebasan intelektual dan akses informasi merupakan hal penting terciptanya warga negara yang bertanggung jawab dan efektif serta partisipasi di alam demokrasi. i. Promosi membaca dan sumber serta jasa perpustakaan sekolah

kepada seluruh komunitas sekolah dan masyarakat luas (IFLA, 2002 : 33).


(30)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah merupakan sarana yang diperuntukkan bagi siswa/siswi agar mempunyai keterampilan belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya fikir mereka agar dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

2. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah diselenggarakan pada berbagai jenis dan tingkatan sekolah. Tugas perpustakaan sekolah adalah memberikan layanan informasi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam rangka pelaksanaan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah (Mudjito , 2001 : 8). Tugas didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah. Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah, merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan tersebut (Yusuf, et al , 2007 : 3).

Tugas pokok dan fungsi perpustakaan sekolah/madrasah perlu dirumuskan dengan baik agar dapat dijadikan pedoman penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan sekolah, baik untuk setiap unit sekolah, maupun secara nasional. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi


(31)

dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar. Agar dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pembaca yang dalam hal ini adalah murid-murid (Bafadal, 2001 : 5).

Davies menyatakan bahwa fungsi utama perpustakaan sekolah adalah berpartisipasi dalam pendidikan murid-murid dan untuk melaksanakan program pendidikan dengan bekerjasama secara langsung dengan guru untuk memfasilitasi kegiatan pengajaran (Herring, 1982 : 72). Ada beberapa fungsi perpustakaan sekolah, yaitu sebagai berikut :

a. Membantu para siswa melakukan penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatnya di dalam kelas.

b. Memupuk daya kritis siswa

c. Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa dengan adanya berbagai buku tentang keterampilan-keterampilan yang meningkatkan daya kreasi siswa

d. Tempat untuk melestarikan kebudayaan. Adanya koleksi-koleksi karya sastra dan budaya dari masa ke masa, siswa dapat mempelajari dari perpustakaan


(32)

e. Sebagai pusat penerangan. Berbagai informasi-informasi perkembangan zaman sebagai penerangan bagi siswa untuk berpijak pada zamannya

f. Menjadi pusat dokumentasi. Berbagi dokumen-dokumen sekolah baik dari hasil karya siswa ataupun dokumen lainnya yang berharga untuk dikenang dan diketahui para siswa tahun-tahun berikutnya bahkan bisa menjadi pendorong untuk maju.

g. Sebagai tempat rekreasi. Bacaan-bacaan ringan, cerita-cerita fiksi yang tersedia di perpustakaan dapat menjadi pelepas ketegangan setelah sekian jam menggeluti ilmu di dalam kelas. Masuk perpustakaan dan membaca bacaan segar merupakan rekreasi yang sehat dan tetap mendidik (Milburga, 1991 :81).

Dapat disimpulkan bahwasannya tugas pokok perpustakaan sekolah tidak lain berkaitan erat dengan kedudukannya sebagai salah satu sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah yang mendukung tugas sekolah secara keseluruhan yang berkaitan dengan kurikulum sekolah. Sedangkan fungsi perpustakaan sekolah adalah bekerjasama dengan guru untuk mengembangkan kemampuan siswa pada bidang pendidikan, keilmuan dan kebudayaan. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa.

3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Organisasi merupakan aspek penting dalam suatu lembaga, termasuk perpustakaan sekolah. Suatu organisasi tidak saja


(33)

menggambarkan bagian-bagian atau aspek-aspek kegiatan suatu lembaga, tetapi juga berkaitan dengan pelaksanaan atau pegawai yang akan melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Di samping itu, suatu organisasi juga akan memberikan deskripsi bagaimana suatu bagian atau staf di dalam suatu organisasi bekerja. Bagaimana satu bagian berhubungan dengan bagian lainnya di dalam suatu perpustakaan, dan bagaimana perpustakaan berhubungan dengan organisasi atau lembaga lainnya (Sismanto, 2007 : 14). Adapun pengertian dari organisasi perpustakaan adalah wadah kegiatan orang-orang atau para pengelola (karyawan atau petugas atau personil) yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dalam rangka mengelola suatu perpustakaan (Bangun, 1992 : 191).

Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Pekerjaan mengorganisasi di perpustakaan sekolah adalah "Rangkaian kegiatan mengelompokkan pekerjaan serta orang yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut, menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing masing individu dan menetapkan hubungan antara unit-unit kerja yang ada untuk mencapai tujuan dari Perpustakaan Sekolah".

Sedangkan perpustakaan sekolah ditinjau dari struktur organisasinya dapat dibagi atas dua kelompok :

a. Secara makro

Organisasi perpustakaan sekolah secara makro menggambarkan kedudukan perpustakaan sekolah dalam organisasi sekolah secara keseluruhan.


(34)

b. Secara mikro

Organisasi perpustakaan sekolah secara mikro menggambarkan kedudukan unit-unit seluruhan organisasi perpustakaan sekolah (Zahara, 2003 : 1).

Dalam struktur makro sekolah, seperti tercantum dalam manifesto IFLA atau UNESCO, keberadaan suatu perpustakaan merupakan bagiam integral dari proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti perpustakaan sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mensukseskan program-program dan kegiatan sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah diterapkan (Sismanto, 2007 : 14).

Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa organisasi perpustakaan sekolah terbagi dalam dua sub yakni makro dan mikro. Dimana kedua sub tersebut berhubungan langsung mulai dari lingkup yang lebih kecil yaitu unit-unit perpustakaan sendiri sampai dengan lingkup yang lebih luas atau besar yaitu sekolah dalam pembelajaran.

Faktor lain yang penting dalam pengelolaan perpustakaan sekolah adalah mengenai sumber daya manusia (SDM) yang mengelolanya. Kita sering menemui bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan perpustakaan hanya menjadi pekerjaan sampingan sehingga tidak dikelola secara baik. Bahkan dalam beberapa kasus ketiadaan sumber daya manusia ini membuat sekolah sama sekali tidak memperdulikan adanya perpustakaan sebagai bagian integral dari sistem pendidikannya (Saiful-Haq, 2007 : 24).


(35)

Menurut pedoman perpustakaan sekolah IFLA atau UNESCO sumber daya manusia mencakup :

a. Tenaga Perpustakaan

Pengertian “tenaga”, dalam konteks ini, adalah pustakawan dan asisten pustakawan berkualifikasi. Di samping itu, mungkin masih ada tenaga penunjang, seperti para guru, teknisi, orang tua murid dan berbagai jenis relawan. Pustakawan sekolah hendaknya memiliki pendidikan profesional dan berkualifikasi, dengan pelatihan tambahan di bidang teori pendidikan dan metodologi pembelajaran. Tenaga perpustakaan didalamnya terdiri dari 2 peran yaitu :

1) Peran Pustakawan Sekolah

Peran utama pustakawan adalah memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Dalam kerjasama dengan senior manajemen sekolah, administrator dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan rencana dan implementasi kurikulum. Pustakawan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasi serta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik. Pengetahuan, keterampilan dan keahlian pustakawan sekolah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekolah tertentu.


(36)

2) Peran Asisten Pustakawan

Asisten pustakawan melaporkan kepada pustakawan serta membantunya sesuai dengan fungsinya. Asisten pustakawan harus memiliki keterampilan dasar kepustakawanan. Bila belum memiliki keterampilan dasar kepustakawanan, maka perpustakaan sekolah akan memberikannya. Beberapa tugas pekerjaan asisten pustakawan, meliputi : kegiatan rutin, menyusun materi perpustakaan di rak, peminjaman, mengembalikan materi perpustakaan ke rak serta pengolahan materi perpustakaan (IFLA, 2002 : 14).

Untuk peraturan IFLA sudah banyak digunakan oleh negara-negara maju seperti Kanada, Amerika bahkan Malaysia karena di dalamnya mencakup peran dari pustakawan tersebut. Namun di Indonesia belum secara keseluruhan menggunakan peraturan ini dikarenakan tidak terpenuhinya keadaan perpustakaan sekolah yang masih jarang ditemui. Namun negara kita telah membuat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 25 tahun 2008 yang di dalamnya membahas tentang standar tenaga perpustakaan sekolah atau madarasah seperti yang dijabarkan di bawah ini.

Sedangkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 25 tahun 2008 tentang Standard Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah :

a. Pasal 1 alinea 1 di dalamya mencakup kepala perpustakaan sekolah/madrasah dan tenaga perpustakaan sekolah/madrasah.


(37)

b. Pasal 1 alinea 2 standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 yang tercamtum pada lampiran Peraturan Menteri.

Sebagaimana terdapat pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut : a. Kualifikasi

Setiap sekolah/madrasah untuk semua jenis dan jenjang yang mempunyai jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah lebih dari satu orang, mempunyai lebih dari enam rombongan belajar (rombel), serta memiliki koleksi minimal 1000 (seribu) judul materi perpustakaan dapat mengangkat kepala perpustakaan sekolah/madrasah.

1) Kepala perpustakaan sekolah/madrasah yang melalui jalur pendidik Kepala perpustakaan sekolah/madrasah harus memenuhi syarat : a) Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau

sarjana (S1);

b) Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah;

c) Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.

2) Kepala perpustakaan sekolah/madrasah yang melalui jalur tenaga kependidikan. Kepala perpustakaan sekolah dan madrasah harus memenuhi salah satu syarat berikut :


(38)

a) Berkualifikasi Diploma dua (D2) Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi pustakawan dengan masa kerja minimal 4 tahun; atau

b) Berkualifikasi diploma dua (D2) Non-Ilmu Perpustakaan dan Informasi dengan sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah dengan masa kerja minimal 4 tahun di perpustakaan sekolah/madrasah.

3) Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Setiap perpustakaan sekolah/madrasah memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga perpustakaan Sekolah/madrasah yang berkualifikasi SMA atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah (Sholeh, 2008 : 138). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa ketenagaan perpustakaan sekolah dari IFLA dibagi menjadi dua yaitu pustakawan sekolah dan asisten pustakawan sedangkan untuk ketenagaan perpustakaan sekolah menurut Peraturan Menteri mencakup kepala perpustakaan sekolah/madrasah dan tenaga perpustakaan sekolah/madrasah. Untuk Peraturan menteri tidak mencantumkan nama pustakawan tapi menggunakan istilah tenaga perpustakaan.


(39)

B. Kebijakan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah hendaknya dikelola dalam kerangka kerja kebijakan yang tersusun secara jelas. Kebijakan perpustakaan sekolah disusun dengan mempertimbangkan berbagai kebijakan dan kebutuhan sekolah yang menyeluruh, serta mencerminkan etos, tujuan dan sasaran maupun kenyataan sekolah. Kebijakan tersebut menentukan kapan, di mana, untuk siapa dan oleh siapa potensi maksimal akan dilaksanakan. Kebijakan perpustakaan akan dapat dilaksanakan bila komunitas sekolah mendukung dan memberikan sumbangan pada maksud dan tujuan yang ditetapkan di dalam kebijakan. Karena itu, kebijakan tersebut harus tertulis dengan sebanyak mungkin keterlibatan yang berjalan secara dinamis, melalui banyak konsultasi yang dapat diterangkan, serta hendaknya disebarkan seluas mungkin melalui media cetak (IFLA, 2002 : 6).

Kebijakan tentang pentingnya peran perpustakaan dalam sistem pendidikan perlu jelas sehingga peran perpustakaan benar-benar dapat menunjang proses berbagai aktifitas pembelajar. Semua pihak seperti pemerintah, kepala sekolah atau rektor, guru atau dosen, dan para stokeholder lainnya harus terlibat langsung dalam membuat rumusan tersebut. Dokumen rumusan dan berbagai rencana pelaksanaan tersebut harus jelas menyatakan tentang peran perpustakaan dalam sistem pendidikan yang sangat terkait dengan aspek-aspek berikut :

a. Kurikulum sekolah


(40)

c. Memenuhi berbagai standar dan kriteria lokal maupun nasional d. Berbagai kebutuhan pembelajaran siswa pengembangan pribadi e. Berbagai kebutuhan pengajaran bagi staf

f. Meningkatkan prestasi dan mutu pendidikan (Purnomo, 2006 : 135). 1. Misi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah menyediakan jasa pembelajaran, buku dan sumber daya yang memungkinkan semua anggota komunitas sekolah menjadi pemikir kritis dan pengguna informasi yang efektif dalam berbagai format dan media. Perpustakaan sekolah berhubungan dengan jaringan perpustakaan dan informasi yang lebih luas sesuai dengan prinsip Manifesto Perpustakaan Umum yang dikeluarkan UNESCO. Staf perpustakaan menunjang penggunaan buku dan sumber informasi lainnya, mulai dari buku fiksi sampai dokumenter, dari tercetak sampai elektronik, yang tersedia di sekolah maupun tempat lain. Materi tersebut melengkapi dan memperkaya buku ajar, bahan dan metodologi mengajar.

Telah terbukti, jika para pustakawan dan guru bekerja sama, maka murid akan mencapai tingkat literasi, kemampuan membaca, belajar, memecahkan masalah serta keterampilan teknologi informasi dan komunikasi yang lebih tinggi. Jasa perpustakaan sekolah harus diselenggarakan secara adil dan merata bagi semua anggota komunitas sekolah tanpa membeda-bedakan umur, ras, jenis kelamin, agama, kebangsaan, bahasa, status profesional ataupun sosial. Jasa dan materi khusus perpustakaan harus disediakan bagi mereka yang tak mampu


(41)

menggunakan arus utama jasa dan materi perpustakaan. Akses ke jasa dan koleksi perpustakaan hendaknya didasarkan pada Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tidak terikat pada segala bentuk ideologi, politik dan sensor agama, ataupun tekanan perdagangan (IFLA, 2002 : 32).

2. Komponen-Komponen Kerangka Kebijakan

Komponen yang memberikan sumbangan ikut ambil bagian dalam perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dan efektif secara maksimal adalah sebagai berikut :

a. Anggaran dan Pendanaan

Perpustakaan sekolah harus memperoleh dana yang mencukupi dan berlanjut untuk tenaga yang terlatih, materi perpustakaan, teknologi dan fasilitas serta aksesnya harus bebas biaya. Untuk menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari anggaran sekolah, butir berikut penting artinya :

1) Memahami proses penganggaran sekolah 2) Menyadari jadwal siklus anggaran

3) Mengenal siapa yang menjadi tenaga penting


(42)

Dalam merencanankan anggaran komponen rencana anggaran berikut mencakup :

1) Biaya pengadaan sumberdaya baru (misalnya, buku, terbitan berkalaataumajalah dan bahan terekamatautidak tercetak); biaya keperluan promosi (misalnya, poster)

2) Biaya pengadaan alat tulis kantor (ATK) dan keperluan administrasi

3) Biaya berbagai aktivitas pameran dan promosi

4) Biaya penggunaan teknologi komunikasi dan informasi (ICT), biaya perangkat lunak dan lisensi, jika keperluan tersebut belum termasuk di dalam biaya teknologi dan komunikasi informasi umum di sekolah.

Sebagai ketentuan umum, anggaran material perpustakaan sekolah paling sedikit adalah 5 % untuk biaya per murid dalam sistem persekolahan, tidak termasuk untuk belanja gaji dan upah, pengeluaran pendidikan khusus, anggaran transportasi serta perbaikan gedung dan sarana lain (IFLA, 2002 : 9).

Pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan :

1) Bab VII Bagian Ketiga Pasal 23 Ayat 6 menyatakan bahwa sekolah/madrasah mengalokasikan dana palng sedikit 5 % dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja


(43)

barang di luar belanja modal untuk pengembangan perpustakaan.

Dapat dsimpulkan bahwasanya anggaran yang dialokasikan untuk perpustakaan sekolah dari ketetapan IFLA dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan adalah sama yakni paling sedikit 5 %.

b. Tempat atau lokasi

Pertimbangan berikut ini perlu disertakan dalam proses perencanaan : 1) Lokasi terpusat atau sentral

2) Akses dan kedekatan, dekat semua kawasan pengajaran

3) Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dari luar

4) Pencahayaan yang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan

5) Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun disamping preservasi koleksi 6) Disain yang sesuai guna memenuhi kebutuhan penderita cacat fisik 7) Ukuran ruang yang cukup untuk penempatan koleksi buku, fiksi

dan non-fiksi, buku sampul tebal maupun tipis, suratkabar dan majalah, sumber non-cetak serta penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca, komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan


(44)

8) Fleksibitas untuk memungkinkan keserbaragaman kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologi pada masa mendatang (IFLA, 2002 : 10).

c. Sumberdaya

1) Sumberdaya Materi

Ruang perpustakaan berstandar tinggi dan memiliki sejumlah besar sumberdaya berkualitas tinggi merupakan hal penting. Karena alasan tersebut, maka kebijakan manajemen koleksi bersifat penting. Kebijakan ini menjelaskan maksud, ruang lingkup dan isi koleksi termasuk akses ke sumber eksternal.

a) Kebijakan Manajemen Koleksi

Perpustakaan sekolah hendaknya menyediakan akses ke sejumlah besar sumberdaya yang memenuhi kebutuhan pengguna berkaitan dengan pendidikan, informasi dan pengembangan pribadi. Perkembangan koleksi yang terus menerus merupakan keharusan untuk menjamin penggguna memperoleh pilihan terhadap materi baru secara tetap. Tenaga perpustakaan sekolah harus bekerjasama dengan administrator dan guru agar dapat mengembangkan kebijakan manajemen koleksi bersama. Pernyataan kebijakan semacam itu harus berdasarkan kurikulum, kebutuhan khusus dan kepentingan komunitas sekolah, dan mencerminkan keanekaragaman masyarakat di luar sekolah. Unsur berikut hendaknya dimasukkan dalam pernyataan kebijakan :


(45)

(1)Manifesto Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO – Misi (2)Pernyataan Kebebasan Intelektual

(3)Kebebasan Informasi

(4)Tujuan kebijakan manajemen koleksi dan kaitannya pada sekolah dan kurikulum

(5)Program jangka pendek dan panjang (IFLA, 2002 : 12). 2) Sumberdaya Elektronik

Cakupan jasa harus mencakup akses pada sumber informasi elektronik yang mencerminkan kurikulum dan minat serta budaya pengguna. Sumberdaya elektronik hendaknya meliputi akses ke internet, pangkalan data referens khusus dan teks lengkap, bermacam paket perangkat lunak komputer berkaitan dengan pengajaran. Sumber tersebut dapat diperoleh dalam bentuk CD-ROM dan DVD (IFLA, 2002 : 13).

d. Organisasi

Setiap perpustakaan, baik kecil maupun besar, perlu diatur dan ditata dengan baik, sehingga pelaksanaan kegiatan kerjanya dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Untuk dapat memperoleh hasil yang baik, diperlukan kemauan dan kemampuan tenaga untuk bekerjasama sehingga dalam suatu organisasi perpustakaan perlu ada pembagian tugas untuk pelaksanaan yang meliputi :

1) Beban kerja yang harus dipikul 2) Jenis pekerjaan yang beragam


(46)

3) Kebutuhan berbagai macam spesialisasi (Darmono, 2007 : 37).

e. Ketenagaan

Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi serta profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya.

f. Penggunaan perpustakaan

1) Program

Di dalam program pengembangan kurikulum dan pendidikan nasional, perpustakaan sekolah hendaknya dipandang sebagai bagian penting guna memenuhi berbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut:

a) Literasi informasi untuk semua, dikembangkan dan diterima secara bertahap melalui sistem sekolah

b) Ketersediaan sumber daya informasi bagi murid pada semua tingkat pendidikan

c) Membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagi semua kelompok murid sebagai pelaksanaan hak demokrasi dan asasi manusia

Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan agar memiliki program yang dirancangkan secara khusus untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah. Program tersebut mungkin meliputi tujuan dan


(47)

kegiatan yang berbeda-beda menurut konteksnya. Berikut ini beberapa contoh kegiatan :

a) Mengembangkan dan menerbitkan berbagai standar dan panduan nasional dan lokal untuk perpustakaan sekolah.

b) Menyediakan model perpustakaan untuk menunjukkan perpustakaan percontohan.

c) Membentuk komite perpustakaan sekolah di tingkat nasional dan lokal.

d) Mendisain kerangka kerja formal untuk kerjasama antara perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum di tingkat nasional dan lokal.

e) Memprakarsai dan menawarkan program pelatihan pustakawan sekolah profesional.

f) Menyediakan dana untuk proyek perpustakaan sekolah, seperti kampanye membaca.

g) Memprakarsai dan mendanai proyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan dan pengembangan perpustakaan sekolah.

2) Kerjasama dan Pemanfaatan Bersama dengan Perpustakaan Umum Guna menyempurnakan jasa perpustakaan bagi anak-anak dan remaja di komunitas tertentu, disarankan agar perpustakaan sekolah bekerja sama dengan perpustakaan umum.


(48)

3) Kegiatan di Tingkat Sekolah

Perpustakaan sekolah harus mencakup berbagai kegiatan secara luas dan harus berperan penting guna mencapai misi dan visi sekolah. Semuanya harus ditujukan guna melayani pengguna potensial di dalam komunitas sekolahdan guna memenuhi kebutuhan tertentu dan berbeda-beda dari berbagai kelompok sasaran.

Berbagai program dan kegiatan tersebut harus didisain melalui kerjasama erat dengan:

a) Kepala sekolah atau guru kepala b) Para kepala unit kerja

c) Para guru

d) Tenaga pendukung

e) Para murid (IFLA, 2002 : 18).

g. Promosi

Jasa dan fasilitas yang disediakan perpustakaan sekolah harus aktif dipromosikan sehingga berbagai kelompok sasaran selalu menyadari peran utamanya sebagai mitra dalam pembelajaran dan sebagai pintu gerbang ke semua jenis sumber informasi. Berbagai kelompok sasaran tersebut telah diuraikan di beberapa bab sebelumnya. Mereka adalah para kepala sekolah dan anggota kelompok manajemen sekolah, para kepala unit kerja sekolah, guru murid, para eksekutif pemerintahan dan orang tua murid. Dengan


(49)

demikian berbagai macam promosi harus disesuaikan dengan berbagai kelompok sasaran yang berbeda-beda (IFLA, 2002 : 24).

Semua komponen tersebut di atas adalah penting di dalam kerangka kerja kebijakan dan rencana kegiatan yang realistis. Rencana kegiatan harus mencakup strategi, tugas, sasaran, pemantauan dan evaluasi secara rutin. Kebijakan dan rencana merupakan dokumen aktif yang harus selalu ditinjau ulang (IFLA, 2002 : 6). Dan dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh komponen di dalamnya yang mengacu pada Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA atau UNESCO.

3. Unsur-Unsur Utama Perpustakaan

Pelaksanaan tugas perpustakaan hendaknya terjamin efektifitasnya dan pemanfaatannya optimal. Untuk itu perlu diperhatikan unsur-unsur suatu perpustakaan.

a. Pengguna

Pengguna adalah unsur utama pada satu perpustakaan, karena untuk pengguna perpustakaan dibangun dan dikembangkan. Pada dasarnya pengguna adalah masyarakat yang memiliki kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh perpustakaan. Pengguna perpustakaan sekolah adalah guru dan murid selain itu dapat juga ditetapkan oleh kebijakan sekolah siapa saja yang akan dilayani oleh perpustakaan.

Pihak-pihak lain yang dapat digariskan dan ditetapkan dalam kebijakan sekolah sebagai pengguna perpustakaan yang akan dilayani adalah sebagai berikut :


(50)

1) Siswa 2) Guru

3) Orang tua siswa

4) Alumni sekolah yang bersangkutan 5) Komite sekolah

6) Berbagai organisasi yang bekerjasama dengan sekolah baik dalam hal pendidikan dan keilmuan, maupun kebudayaan, kesenian, olah raga, pengembangan masyarakat dan lain-lain (Saiful-Haq, Rizal, dkk, 2006:40).

b. Koleksi

Unsur utama yang kedua, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para pengguna adalah koleksi. Koleksi adalah sumber daya perpustakaan sekolah untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya. Pada umumnya koleksi perpustakaan sekolah dapat dibagi atas beberapa jenis :

1) Koleksi referen, yaitu sekumpulan buku atau bahan lain yang berguna untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam kegiatan sehari-hari, dalam kegiatan belajar atau penelitian.

2) Koleksi buku non-fiksi, yaitu bahan bacaan yang dikembangkan sesuai dengan kebijakan pengembangan koleksi yang diorientasikan untuk menunjang kurikulum.


(51)

3) Koleksi buku fiksi, yaitu pengembangan koleksi buku fiksiharus mengacu kepada kebijakan pengembangan koleksi yang berorientasi kepada tujuan menyukseskan kurikulum yang sekaligus dapat berfungsi untuk memberikan layanan bacaan rekreatif, edukatif, kultural, religius dan meningkatkan minat baca.

4) Koleksi serial, yaitu majalah, surat kabar, bahan terbitan berkala yang lain. Serial adalah bahan yang direncanakan untuk terbit terus menerus dalam frekwensi tertentu.

5) Koleksi non buku, yaitu dapat berupa rekaman suara, rekaman gambar, rekaman video atau film, rekaman file komputer, atlas, peta, globe, panflet, dan lain-lain.

6) Koleksi deposit dan buku tandon. Koleksi deposit adalah koleksi dari karya-karya yang lahir di lingkungan sekolah yang dapat berupa karya penulis perorangan (siswa, guru, dan pihak lain) maupun organisasi. Buku tandon adalah buku yang tidak dapat dipinjamkan kepada anggota karena jumlahnya satu atau sangat terbatas akan tetapi kegunaannya tinggi (Saiful-Haq, dkk, 2006 : 41).

c. Sumber Daya Manusia

Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi serta profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya. Pade fase awal


(52)

cukup diperlukan pustakawan yang memiliki keterampilan dasar perpustakaan, seperti berikut :

1) Administrasi bahan pustaka (mulai dari stampling sampai pada shelfing)

2) Klasifikasi 3) Katalogisasi 4) Sirkulasi

5) Adminstrasi anggota

6) Statistik sirkulasi (LIPI, 2009 : 5).

d. Sistem dan Manajemen Penyelenggaraan

Walaupun lengkap dan handalnya koleksi perpustakaan tidak serta merta dapat digunakan dengan baik dalam pemberian layanan perpustakaan tanpa disusun dalam suatu sistem yang baik. Sistem-sistem dan manajemen perpustakaan meliputi :

1) Sistem simpan dan temu kembali informasi (katalogisasi dan klasifikasi serta sistem penjajaran)

2) Sistem layanan baca 3) Sistem layanan pinjam 4) Tata tertib perpustakaan

5) Sistem layanan perpustakaan, dan lain-lain 6) Manajemen koleksi

7) Manajemen sarana dan prasarana 8) Manajemen anggaran dan keuangan


(53)

9) Manajemen sumberdaya manusia

10)Manajemen kerja sama, komunikasi dan koordinasi.

e. Sarana

Sarana perpustakaan meliputi gedung atau ruangan serta perlengkapan perpustakaan yang memiliki spesifikasi khusus untuk pemanfaatan di perpustakaan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan:

1) Bab IX Pasal 38 Ayat 1 menyatakan setiap penyelenggara perpustakaan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar nasional perpustakaan.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima unsur utama perpustakaan yang harus di penuhi sehingga pelaksanaan tugas perpustakaan dapat berjalan dengan lancar.

C. Program Perpustakaan

Program yang dibuat oleh perpustakaan sekolah merupakan bagian yang sangat penting untuk membentuk siswa menjadi pembelajar seumur hidup. Program yang dibuat ditujukan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa, membantu mereka untuk menjadi pemikir bebas dan problem solvers, serta membantu mereka menjadi cinta membaca. Mereka juga dimotivasi untuk menjadi pengguna informasi yang efektif dan penghasil informasi yang produktif. Beberapa program yang dapat dilakukan di antaranya adalah :


(54)

1. Gerakan Cinta Membaca di Sekolah

Menumbuhkan minat baca adalah sebuah proses yang memerlukan waktu panjang. Banyak faktor yang harus dilibatkan salah satunya adalah melalui pembiasaan yang dimulai dari masa kanak-kanak. Misalnya dapat dimulai dengan kegiatan pemilihan duta pustaka, lomba resensi, pameran, mendatangkan penulis, ilmuwan, membentuk klub buku atau klub baca, dan lain-lain (LIPI, 2009 : 10).

2. Mendongeng (storytelling)

Storytelling adalah menceritakan sebuah dongeng atau cerita secara lisan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa storytelling adalah menceritakan sebuah cerita, baik fiksi maupun non fiksi, dongeng, dan sebagainya. Berbagai program yang bisa dilakukan dalam storytelling, misalnya :

a. Mula-mula melalui acara yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan buku, tetapi karena dilaksanakan di perpustakaan maka diharapkan anak akan tertarik melihat-lihat dan akhirnya membaca buku.

b. Mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku. Kegiatan mendongeng secara langsung tanpa alat peraga atau dengan jalan membacakan cerita. Kegiatan ini bisa melibatkan anak dengan memintanya ikut menjadi salah satu tokoh, bisa juga mendongeng dengan boneka dan alat peraga lain.membaca cerita tidak hanya bagi


(55)

yang belum bisa membaca saja, tetapi anak yang sudah besar pun akan menyukainya.

c. Mengatur kerjasama dengan para relawan untuk membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, misal dengan bantuan orang tua, guru dan relawan lainnya yang mempunyai minat pada buku (Bunanta, 2004 : 77).

3. Literasi Informasi

Menurut ALA: “information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effective needed information”. Artinya, literasi informasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi, mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi secara efektif dan etis (Nibaho, 2008 : 4).

Melalui pengajaran literasi informasi peserta didik akan diajarkan pada sebuah metode untuk menelusuri informasi dari berbagai sumber informasi yang terus berkembang, bagaimana cara mengelolanya, seperti apa cara menilai dan bagaimana cara menggunakan serta mengkomunikasikannya. Karena tidak akan ada seorang pun pada zaman sekarang ini yang mampu untuk mengikuti semua informasi yang ada. Konsekuensi bagi pustakawan dalam memasuki fase ketiga ini adalah dia dituntut harus memiliki kualitas dan keterampilan mendasar yang didefinisikan sebagai berikut :


(56)

a. Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengan anak dan orang dewasa.

b. Kemampuan memahami kebutuhan pemustaka (pengguna perpustakaan).

c. Kemampuan bekerja sama dengan perorangan serta kelompok di dalam dan di luar komunitas sekolah.

d. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai keaneka-ragaman budaya.

e. Memiliki pengetahuan mengenai metodologi pembelajaran dan teori pendidikan.

f. Memiliki keterampilan informasi serta bagaimana menggunakannya.

g. Memiliki pengetahuan mengenai bahan pustaka untuk membangun koleksi perpustakaan serta bagaimana mengaksesnya.

h. Memiliki pengetahuan mengenai bacaan anak, media, dan kebudayaan.

i. Memiliki pengetahuan serta keterampilan di bidang manajemen dan pemasaran.

j. Memiliki pengetahuan serta keterampilan di bidang teknologi informasi.

k. Memiliki keahlian finansial dan manajemen. l. Gemar membaca.


(57)

n. Memahami proses penelitian.

o. Memiliki pengetahuan kurikulum sekolah.

p. Memiliki kemampuan bekerja dengan seluruh murid dan guru. Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwasnnya program perpustakaan sekolah terdapat tiga fase yaitu, gerakan cinta membaca di sekolah, mendongeng (storytelling), dan yang terakhir adalah literasi informasi. Program ini ditujukan agar dapat membentuk siswa untuk menjadi pembelajar sepanjang hidup.

D. Literasi Informasi

1. Konsep dan Pengertian Literasi Informasi

Konsep literasi informasi banyak diartikan dalam berbagai istilah sejak awal tahun 70-an. Istilah orientasi perpustakaan, instruksi perpustakaan, instruksi bibliografi, study skill, research skills, dan library skills cenderung digunakan dalam konteks pendidikan. Seluruh kegiatan tersebut merupakan bagian dari keterampilan literasi informasi. Berbagai istilah yang digunakan tersebut tetap merujuk kepada kemampuan mencari, mengevaluasi, menggunakan informasi secara efektif (Alfida, 2008 : 251).

Zurkowski adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah literasi informasi (information literacy) lebih dari 30 tahun yang lalu. Dia menggambarkan orang-orang yang ketika itu melek informasi sebagai orang-orang yang terdidik di dalam pengaplikasian sumber-sumber informasi terhadap pekerjaan mereka. Mereka belajar teknik-teknik dan


(58)

keterampilan untuk memanfaatkan cakupan yang luas dari sarana informasi sebagaimana juga sumber-sumber utama dalam memecahkan permasalahan (Alfida, 2008 : 252).

Di Indonesia istilah kemelekan informasi memang masih hal yang baru meskipun di negara-negara maju dan berkembang seperti; Malaysia, Srilangka, Taiwan Singapura dan Hongkong bukanlah hal yang baru lagi. Di sana perpustakaan mendapatkan perhatian yang cukup bagus dari pemerintahannya sehingga program kemelekan informasi dapat berkembang dengan baik. Bicara tentang penerapan kemelekan informasi di Indonesia khususnya di sekolah tentunya tidak terlepas dari kondisi perpustakaan sekolah sendiri yang secara umum masih amat sangat memprihatinkan.

Mengutip dari pendapat Kuhlthau (1987) memberikan sudut pandang yang tidak jauh berbeda, yaitu bahwa literasi informasi lebih mengarah ke functional literacy, yang mencakup kemampuan membaca dan menggunakan informasi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk mengetahui suatu informasi yang diperlukan dan menelusuri informasi untuk mengambil keputusan yang tepat (Nibaho, 2008 : 4).

Menurut Marais (1992 : 75) literasi informasi adalah suatu proses pendidikan informasi yaitu suatu proses dimana pengetahuan, dan keahlian dibutuhkan untuk terjun dalam masyarakat informasi. Evolusi literasi informasi ditandai dengan berbagai tingkat dalam pendidikan informasi


(59)

dan dipengaruhi oleh kecenderungan tertentu dalam ilmu informasi dan pendidikan tingkat pendidikan informasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sumber informasi terarah

Tingkatan ini disebut sebagai “pendidikan lewat buku”. Tingkatan ini membahas mengenai pentingnya informasi dalam bentuk fisik dari kata-kata tercetak yang awalnya berupa buku-buku sampai media tercetak lainnya.

b. Pendidikan layanan dan sistem informasi terarah

Karena koleksi buku meningkat, maka koleksi ini disentralisasikan pada perpustakaan atau pusat informasi lainnya dan pendidikan informasi formal diserahkan pada pustakawan atau guru pustakawan. Oleh karena itu tingkatan ini merujuk pada pendidikan informasi dengan menitikberatkan pada koleksi terorganisir dari sumber informasi.

c. Pendidikan pemakai informasi terarah

Pada tahap ini pendidikan ditekankan pada belajar mandiri. Penekanan utama pada tingkatan ini adalah kemandirian pemakai dalam mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

d. Pendidikan dengan fokus pada informasi itu sendiri

Pada tahap ini penekanan utamanya adalah pada pencarian informasi atau penelusuran informasi, baik yang terdapat dalam perpustakaan, informasi elektronik dan tempat informasi lainnya.


(60)

Dari pernyataan di atas dapat kita pahami bahwasannya konsep literasi informasi sudah banyak diartikan istilah jadi literasi informasi sebenarnya bukan hal baru namun bagi negara kita istilah tersebut merupakan hal baru sehingga pada masa-masa sekarang literasi informasi baru terasa yang diterapkan dimulai dari TK sampai tingkat Universitas.

2. Landasan dan Prospek a. Landasan

Landasan utama bagi pendidikan cakap informasi atau information literacy adalah pendidikan nasional membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. Berdasarkan pandangan ini maka karakteristik masyarakat yang didambakan adalah masyarakat belajar yang tiada henti. Untuk mencapai cita-cita itu maka pendidikan nasional hendaknya diselenggarakan tidak hanya di sekolah (kelas) tetapi ditunjang kompetensi cakap informasi. Perpustakaan sekolah menunjang proses pembelajaran dan memberikan dasar kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dan mengembangkan kemampuan informasinya. Pengalaman peserta didik berinteraksi dengan perpustakaan menjadi bekal baginya dalam studi lanjut (Saiful-Haq, 2006b : 58).


(61)

Hal ini tertuang pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan :

1) BAB I Ketentuan Umum Pasal 2 yaitu, perpustakaan diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran, dan kemitraan.

2) Pasal 3 perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.

3) Pasal 4 perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Pada bagian kompetensi Kepala dan tenaga perpustakaan sekolah/madrasah mengandung mengenai literasi informasi seperti yang terjabar di bawah ini :

(a) Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Dimensi kompetensi

Kompetensi Sub-kompetensi

Kompetensi Kependidikan

Memberikan bimbingan literasi informasi

• Mengidentifikasi

kemampuan dasar literasi informasi pengguna


(62)

materi bimbingan literasi informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna

• Membimbing pengguna

mencapai literasi informasi

• Mengevaluasi pencapaian

bimbingan literasi informasi

• Memotivasi dan

mengembangkan minat baca komunitas sekolah atau madrasah

• Menciptakan kiat

pengembangan

perpustakaan sekolah atau madrasah

(b) Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Dimensi kompetensi

Kompetensi Sub-kompetensi

Kompetensi Kependidikan

Memberikan bimbingan literasi informasi

• Mengidentifikasi

kemampuan dasar literasi informasi pengguna

• Menyusun panduan dan

materi bimbingan literasi informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna


(63)

• Membimbing pengguna

mencapai literasi informasi

• Mengevaluasi pencapaian

bimbingan literasi informasi

• Memotivasi dan

mengembangkan minat baca komunitas sekolah atau madrasah

Untuk melaksanakan keterampilan literasi informasi ini, pustakawan perlu memahami 9 standar literasi informasi yang ditetapkan oleh American Association of School Librarian seperti di bawah ini :

Information Literacy

Standar 1 : siswa yang dianggap information literate dapat mengakses informasi secara efektif dan efisien.

Standar 2 : siswa yang dianggap information literate dapat mengevaluasi informasi secara kritis dan kompeten.

Standar3 : siswa yang dianggap information literate menggunakan informasi secara akurat dan kreatif.


(1)

B. Uji Pengetahuan dan Pemahaman Siswa

1. Media apa yang Adik gunakan apabila ingin menemukan arti dari sebuah istilah tertentu? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Kamus c. Bibliografi e. Atlas b. Ensiklopedia d. Indeks

2. Dari jenis koleksi yang ada dibawah ini yang mana yang termasuk buku-buku non fiksi? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Buku pelajaran c. Novel e. Cerita rakyat b. Ensiklopedia d. Kamus

3. Dari jenis koleksi yang ada dibawah ini yang mana yang termasuk buku-buku fiksi? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Cerita rakyat c. Ensiklopedia e. Buku pelajaran

b. Novel d. Kamus

4. Apabila Adik ingin mencari informasi riwayat hidup seseorang adik mencarinya dimana? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Kamus c. Majalah e. Biografi

b. Ensiklopedia d. Atlas

5. Apabila Adik ingin mencari berita terbaru atau terkini dimana mencarinya? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Surat kabar c. Internet e. Komik

b. Kamus d. Novel

6. Apabila Adik ingin mencari letak geografis negara-negara dimana mencarinya? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Globe c. Majalah e. Ensiklopedia

b. Atlas d. Kamus

7. Dari jenis koleksi yang ada dibawah ini yang mana yang termasuk koleksi audio visual?(boleh pilih lebih dari satu)

a. Koran c. CD/DVD e. Novel

b. Kaset d. Majalah


(2)

Transkrip Wawancara Kepala Perpustakaan

Pokok Pembicaraan

1. Dalam hal membuat peraturan perpustakaan, apakah Ibu bekerja sama dengan pihak sekolah (kepala sekolah, guru, dan siswa)? Bagaimana bentuk kerjasamanya?

“Peraturan dibuat interen oleh perpustakaan karena ide dan aturannya dibuat sesuai kebutuhan-kebutuhan dan selanjutnya dari hasil tersebut disosialisasikan ke sekolah”

2. Menurut Ibu apakah visi dan misi perpustakaan menunjang visi dan misi sekolah?

“Pasti, karena perpustakaan merupakan jantung sekolah” 3. Bagaimana proses pendanaan perpustakaan?

“Dana perpustakaan berasal dari iuran siswa jadi, siswa membayar uang perpustakaan pertahun besarnya tergantung pada unit masing-masing tingkatan sekolah (KB, TK, SD, SMP)”

4. Selama ini dari mana saja koleksi perpustakaan diperoleh?

“Penerbit datang dan menjual koleksinya ke kita kemudian ada distributor, dari toko buku pameran, dari guru yang membelikan buku, sumbangan siswa yang ingin mengikuti program sahabat buku dengan memberikan 4 buah buku sebagai syarat”

5. Berapa kali dalam sebulan pihak perpustakaan mengadakan program kunjungan anak ke perpustakaan? waktu yang digunakan berapa lama?

“Seminggu sekali setiap pelajaran, untuk TK ± 45 menit sedangkan untuk SD jauh lebih sebentar ± 35 menit”

6. Apakah Ibu melibatkan pihak sekolah dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan?

“Iya, misalnya setiap kunjungan program guru selalu ikut menemani selain itu work shop akhir semester 2 tahun 2008/2009”


(3)

7. Mohon Ibu jelaskan secara spesifik tentang hubungan pustakawan dengan guru?

“Rekan, tidak ada perbedaan saling membutuhkan”

8. Apakah dalam mengajar pihak guru menggunakan koleksi yang dimiliki perpustakaan?

“Pasti, kita mengakomodir koleksi yang digunakan karena semua mata pelajaran menggunakan koleksi perpustakaan baik buku pegangan guru yang disebut dengan teacher resources maupun koleksi seperti; ensiklopedia, kamus, koleksi fiksi, dan lain-lain”.

9. Apakah ada kebijakan mengenai literasi informasi di perpustakaan ini? Jika ada tolong Ibu jelaskan bagaimana kebijakan tersebut?

“Semua program yang ada merupakan mengenai literasi informasi namun untuk kebijakannya sendiri berupa jadwal yang diperuntukkan untuk tiap-tiap kelas jadi, setiap kelas mempunyai waktu sendiri. Selain itu, dalam pengajaran di perpustakaan kita lebih ke sistem proses jadi kita tidak terlalu formal dalam memberikan materi sehingga siswa juga bisa semangat dengan apa yang kita berikan”

10.Bagaimana Ibu beserta staf perpustakaan merancang program pengajaran dengan menggunakan perpustakaan? (Dengan menggunakan sumber-sumber yang ada di perpustakaan sekolah)

“Kita merancangnya dilihat dari weekly plan kemudian diberikan ke perpustakaan untuk diberi materi program di perpustakaan ada gak materi yang bisa ditambah, contoh; non film, menelusur, dan lain-lain”

11.Apakah pembelajaran di perpustakaan mengacu ke kurikulum sekolah? “Harus dan kita sebagai fasilitatornya”

12.Usaha apa yang dilakukan perpustakaan dalam upaya meningkatkan literasi informasi?

“Seperti bagaimana kita mengenalkan koleksi, DDC, workshop”

13.Sejauh mana pengaruh perpustakaan terhadap upaya peningkatan proses literasi informasi?


(4)

14. Bagaimana Ibu beserta staf perpustakaan menanggulangi segala permasalahan yang ada?

“Yang penting komunikasi sehingga apabila komunikasi jadi semua lancar” 15.Apakah upaya-upaya yang dilakukan pihak perpustakaan sudah maksimal

dalam program pembelajaran perpustakaan? Tolong dijelaskan?

“Sudah cukup namunperlu ditingkatkan dikarenakan apabila terjadi masalah yang tidak terduga contoh, pihak perpustakaan telah mempersiapkan materi kelas

namun ketika kita lakukan ternyata siswa kurang bersemangat jadi kita melakukan dengan cara melakukan sesuai proses saja”

16.Apa yang menjadi pertimbangan perpustakaan untuk tidak mengangkat seorang guru pustakawan (teacher-librarian) sedangkan tugas yang dilakukan pihak perpustakaan sudah mengacu ke sana?

“Sebenarnya kita sudah mengajukan ke pihak yayasan namun pihak yayasan belum bisa menyetujui dalam waktu sekarang-sekarang ini. Disebabkan sistem yang digunakan Sekolah An-nisaa’ menggunakan sistem Diknas yang belum ada pemahaman dan sosialisasi di system tersebut. Sedangkan untuk pembentukan Teacher Librarian sendiri menggunakan sistem National Plus” 17.Apa yang Ibu sarankan kepada pihak sekolah dan sekolah-sekolah yang ingin

mencanangkan program ini?

“Untuk pihak sekolah sendiri saya rasa sudah berjalan bagus (cooperative) dan untuk sekolah-sekolah lain yang ingin menjalankan program seperti ini, minat baca akan tumbuh jika kita memasukkan jadwal perpustakaan ke dalam pelajaran harus ada rutinitas barulah ia dapat menyukainya”


(5)

Transkrip Wawancara Guru Kelas

Pokok Pembicaraan

1. Apakah visi dan misi perpustakaan menunjang dengan visi dan misi sekolah? “Menunjang, dari segi agama maupun pendidikannya”

2. Apakah perkembangan perpustakaan termasuk bagian dari perencanaan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran?

“Iya, karena perpustakaan menunjang pada buku pegangan guru (teacher resource) jadi, perpustakaan yang menyediakan sehingga apabil terdapat buku baru akan ada pengembangan baru yang dapat meningkatkan mutu kurikulum sekolah”

3. Menurut Bapak apakah upaya-upaya yang dilakukan pihak perpustakaan sudah maksimal dalam pembentukan program perpustakaan? Tolong jelaskan? “Menurut saya, sudah lumayan bagus tetapi untuk optimalnya belum karena terdapat beberapa hal yang nggak mit, sehingg aanak bisa suka membaca jadi saya rasa belum maksimal”

4. Menurut Bapak Apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan pihak perpustakaan berdampak pada pendidikan anak di sekolah?

“Iya, karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan ada kerjasama antar guru dan pihak perpustakaan misalnya tentang pelajaran mencari tentang habitat maka kita bekerjasama dengan pihak perpustakaan tentang habitat dengan melakukan komunikasi terlebih dahulu kemudian siswa diajak ke perpustakaan dan pihak perpustkaan mengajarkan kepada siswa sumber apa saja yang membahas tentang haitat jadi, siswa diajarkan untuk menggunakan berbagai sumber tidak hanya buku pelajaran yang diajarkan di kelas”

5. Tolong Bapak jelaskan apakah ada perbedaan prestasi yang dicapai siswa di sekolah sebelum dan sesudah di bentuknya program kegiatan perpustakaan? “Upaya untuk perbaikan-perbaikan untuk pembangunan prestasi siswa pasti ada setelah di bentuknya program di perpustakaan ini”


(6)

6. Apakah dalam mengajar di kelas Bapak menggunakan koleksi yang dimiliki perpustakaan?

“Iya pasti karena buku pegangan guru berasal dari perpustakaan yaitu yang disebut teacher resource tetapi kadang juga buku-buku anak”

7. Apakah Bapak sering mendampingi siswa ketika ada kelas di perpustakaan? “Sering, jika saya tidak bisa mendampingi karena sesuatu hal misalnya, rapat saya memberitahukan ke pihak perpustakaan melalui telepon atau diberi wewenang kepada ketua kelas kemudian hasilnya di beritahukan kepada saya atau guru yang bersangkutan.

8. Apakah Bapak ikut terlibat dalam program-program perpustakaan? Sejauh mana Bapak ikut terlibat?

“Tidak selalu, dikarenakan waktunya tidak tepat kalau dulu saya sering aktif tetapi bila diadakan book week semua ikut terlibat”

9. Menurut Bapak, apakah keberadaan perpustakaan sangat penting dalam upaya meningkatkan literasi informasi?

“Iya, meskipun ada internet buku tetap penting”

10.Apakah pembelajaran di perpustakaan terintegrasi dengan kurikulum sekolah? “Iya, sudah dijadwalkan”

11.Menurut Bapak adakah hambatan-hambatan yang dialami pihak sekolah dalam mengembangkan perpustakaan sekolah?

“Yang berhubungan dengan pengadaan buku, buku yang kita perlukan kadang terlambat selain itu mungkin juga di tenaga kerja perpustakaan terlalu sedikit”

12.Mungkin ini pertanyaa terakhir saya, apa yang Bapak sarankan kepada pihak perpustakaan dan pihak sekolah dalam menjalankan program di perpustakaan? “Lebih membuat anak untuk menyukai buku”.