Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
Yusup Ibrahim Husen, 2014 Elektabilitas Dan Popularitas Politisi Perempuan Persepsi Mahasiswi Aktivis Universitas
Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Kebijakan
Affirmative action yang tertuang pada UU Nomor 8 Tahun 2012 yang menjamin kuota perempuan sebesar 30 pada tataran kepengurusan partai di
tingkat pusat serta calon anggota legislatif yang diusulkan oleh partai politik. Dengan penelitian ini mudah-mudahan dapat menggugah para calon politisi
khususnya perempuan agar kuota 30 ini tidak hanya pada pencalonan anggota legislatif saja dan masuk juga setelah terpilih menjadi anggota legislatif.
3. Praktik
Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap para politisi perempuan dan para pemilih perempuan bahwa dalam
praktiknya perempuan tidak kalah hebat dengan laki-laki sehingga para politisi perempuan dapat menunjukan kepada para pemilih bahwa perempuan pun bisa
melakukan hal yang sama dengan laki-laki dalam urusan politik. karena dalam perjalannya pemilih di Indonesia cenderung memilih laki-laki dalam dunia politik.
Hal itu senada dengan pernyataan Mulia dan Farida 2005: 1 berikut.
Selama ini, politik dan perilaku politik di pandang sebagai aktivitas maskulin. Karena itu, masyarakat selalu memandang perempuan yang mandiri, berani
mengemukakan pendapat, dan agresif sebagai orang yang tidak dapat diterima atau diinginkan.
4. Isu serta aksi sosial
Penelitian ini diharapkan menjadi gambaran situasi bagi politisi perempuan di dunia politik agar dapat meningkatkan elektabilitas serta
popularitasnya. Selanjutnya, bagi para pemilih perempuan dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat lebih bijak dalam menentukan orang-orang yang
akan duduk di legislatif.