Struktur Organisasi Tempo GAMBARAN UMUM

34

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Temuan

Bali dikenal sebagai pulau yang dihuni oleh mayoritas Hindu, namun ternyata terdapat pula masyarakat Muslim yang telah berabad lamanya menghuni pulau Bali dan hidup berdampingan dengan masyarakat Hindu. Sejarah masuknya Islam di Bali ternyata berbeda-beda di setiap kabupaten dan memiliki keunikan tersendiri. Berdasarkan catatan sejarah, disebutkan bahwa Islam masuk ke Bali sejak abad ke-14, tepatnya di daerah Gelgel, kabupaten Klungkung. Berdasarkan cerita rakyat turun-temurun, cikal bakal orang Islam pertama yang datang ke Gelgel pusat pemerintahan di Bali sejak abad ke-14 adalah para pengiring Dalem dari Majapahit berjumlah 40 orang pada masa pemerintahan Dalem Ketut Ngelesir, Raja Gelgel I. Raja Dalem Ketut yang masih termasuk dinasti Majapahit mendirikan Kerajaan Gelgel, yang pada saat itu masih di bawah naungan kerajaan Majapahit. Dikisahkan, setelah Majapahit runtuh, datanglah Ratu Dewi Fatimah dari Majapahit yang beragama Islam dengan niat untuk mengajak Raja Dalem Ketut memeluk Islam dan bersedia menjadi istri apabila Raja Dalem Ketut menjadi Muslim. Konon, upaya Ratu Dewi Fatimah gagal karena upaya yang semestinya mengkhitan Raja Dalem Ketut ternyata tidak mampu memutuskan bulu kaki Raja Dalem Ketut. Akhirnya Ratu Dewi Fatimah kembali ke Loloan kabupaten Jembrana tempat pertama beliau mendarat. Setelah Ratu Dewi F atimah meninggal, para pengiringnya kembali ke Gelgel dan bermukim di sana. Sejak saat itulah terdapat pemeluk Islam di Gelgel. 1 Gelombang berikutnya, Islam masuk ke Bali sejak abad ke-17, berawal dari datangnya para pelaut Bugis yang melakukan hubungan dagang. Melalui hubungan dagang 1 Sarlan, M. MPA ed.. 2009 Islam di Bali: Sejarah masuknya agama Islam ke Bali, Bidang Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Bali. Program Peningkatan.. inilah Islam diperkenalkan ke masyarakat Bali dan berkembang secara damai. Menurut sumber-sumber lokal, kelompok orang-orang Bugis ini dikenal dengan sebutan wong sunantara atau wong nusantara. Gelombang masuknya Islam ke Bali menunjukkan intensitas yang tinggi pada tahun 1667 setelah terjadi perang Makassar dimana para pedagang dan bangsawan Bugis-Makassar meningalkan daerahnya untuk menghindari diri dari kejaran Belanda dan akhirnya mendarat di Badung, Buleleng dan Jembrana. Ketiga daerah ini kemudian menjadi pusat kekuatan orang-orang Bugis di Bali. Hingga kini masyarakat Muslim paling banyak terdapat di Badung, Buleleng dan Jembrana 2 Sisa-sisa pelaut Bugis yang melarikan diri menuju Badung merupakan pelautpelaut Bugis Wajo. Para pelaut Muslim ini berlabuh di pelabuhan Serangan yang merupakan pelabuhan penting di kabupaten Badung, termasuk Kuta yang terletak di Bali Selatan. Berdasarkan laporan salah seorang utusan Belanda, pada tahun 1828-1830 Kuta merupakan daerah pelabuhan dan tempat berdagang yang ramai dengan penduduknya terdiri atas 30 KK orang Bugis dan 30 KK orang Bali yang memeluk Islam 3 . Sementara itu, beberapa penduduk asli di pesisir pantai seperti di Serangan, Suwun, Tuban telah memeluk Islam karena pergaulannya dengan para pelaut Bugis yang tinggal di pesisir pantai, sehingga sering disebut sebagai Bali Islam 4 . Orang-orang Bugis yang bermukim di pesisir pantai di Bali Selatan ini kemudian membentuk pemukiman Muslim yang masih ada hingga saat ini. Proses terbentuknya masyarakat Islam di Badung yang dibawa oleh para pelaut dan pedagang Bugis juga dapat dilihat dari berdirinya masjid. Menurut cerita raja Pamecutan IX Cokorde Pamecutan masjid pertama yang didirikan di daerah Badung adalah masjid orang-orang Bugis di Serangan yang mendapat bantuan dari kerajaan di mana marmer yang dipasang di 2 Yuliani, Ni Putu.1993. Kerukunan antar Umat Beragama di Jembrana dan Buleleng 1856-1990: Suatu Tinjauan Sejarah, Skripsi S1, Fakultas Sastra Universitas Udayana, Denpasar 3 Parmiti, Ni Nyoman. 1998. Masyarakat Islam di Badu.ng 1891-1990, Skripsi S1 , Fakultas Sastra, Universitas Udayana Denpasar 4 Suwitha, I Putu Gede. 1993. Pelaut-pelaut Bugis Makassar di Sunda Kecil, paper disampaikan pada seminar dan symposium Ilmu-ilmu Humaniora II, Yogyakarta: UGM dalam masjid didatangkan dari Cambay Gujarat-India. Kemudian orang-orang Bugis juga membangun masjid di daerah Suwung 5 . Masuknya Islam ke Serangan berkaitan erat dengan kedatangan pedagangpedagang Bugis di Serangan. Meskipun belum ada catatan yang pasti, diperkirakan orang-orang Bugis telah bermukim di Bali Utara pada 1642. Sementara di Bali Barat, orang-orang Bugis datang pada tahun 1669 6 Berdasarkan cerita turun-temurun orang-orang Bugis yang bermukim di Serangan berasal dari Lombok dan Sumbawa. Mereka bermukim di Badung setelah terjadi penggabungan Sumbawa dan Lombok. Di mana pada periode abad ke-17, Kerajaan Gelgel di Bali mengalami kejayaan dan wilayah kekuasaannya meliputi seluruh Bali, Lombok dan Sumbawa 7 Teori Van Dijk yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya merupakan teori yang menggunakan analisis teks, konteks sosial dan kognisi sosial dalam menganalisis suatu wacana, maka untuk mempermudah penulis dalam mengolah data yang terdapat dalam berita Peringati Maulid Nabi, Warga Muslim di Bali Arak Ribuan Telur. Peneliti memfokuskan pada berita Peringati Maulid Nabi, Warga Muslim di Bali Arak Ribuan Telur dengan alasan berita ini. Bulan Rabiul Awal merupakan bulan yang sangat bersejarah dan berharga bagi umat Islam di dunia. Di mana pada bulan ini Allah SWT telah mengaruniakan kepada kita umat manusia, seorang Nabi dan Rasul bernama Muhammad bin Abdullah sebagai rahmat bagi semesta alam. 5 Sarlan, M. MPA ed.. 2009 Islam di Bali: Sejarah masuknya agama Islam ke Bali, Bidang Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Bali. Program Peningkatan .. 6 Suwitha, I Putu Gede. 1985. Hubungan antar suku Bangsa dalam Masyarakat Majemuk di Jembrana Bali, Masyarakat Indonesia, No.2, Jakarta: LIPI 7 Parmiti, Ni Nyoman. 1998. Masyarakat Islam di Badu.ng 1891-1990, Skripsi S1 , Fakultas Sastra, Universitas Udayana Denpasar Sebagaimana firman-Nya. Artinya: “dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” QS al-Anbiya; 107 Tanggal 12 Rabiul Awal telah menjadi salah satu tanggal istimewa bagi sebagian kaum muslimin. Tanggal ini dianggap sebagai hari kelahiran Nabi akhir zaman, sang pembawa risalah, penyempurna iman, Nabi agung Muhammad shallallahu alaihi wa’alaa alihi wa sahbihi wa sallam. Beliau merupakan sosok teladan umat muslim yang pada sosoknya lah kita berkaca terhadap semua tindak tanduk yang kita perbuat setiap harinya. Tanggal 12 Rabiul Awal ini biasa disebut Maulid Nabi atau Maulud saja. Kata maulid atau milad dalam bahasa arab berarti hari lahir. Jadi Maulid Nabi Muhammad SAW bahasa Arab mawlid an-nabi, adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW. 8 Peringatan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Masyarakat muslim di Indonesia menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan keagamaan seperti pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Peringatan ini bukan sekedar mengenang sebatas kelahirannya saja. Lebih dari itu secara substansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kita selaku umatnya kepada Nabi Muhammad SAW. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW. Salah satu bentuk kecintaan kita kepada beliau adalah bershalawat, sebagaimana yang diperintahkan Allah dalam QS al-Ahzab:56 ۚ 8 Encep Supriatna, Pendidikan Sejarah UPI, H. 499