ketersediaan oksigen di dalam saluran buang untuk proses oxidization HC dan CO yang belum terbakar.
2.8.4 Efek Pada Lingkungan
Katalitik Konverter telah terbukti memiliki manfaat untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor. Namun, katalitik konverter tetap memiliki beberapa efek pada
lingkungan, yakni : a.
Katalitik konverter tidak mereduksi jumlah CO
2
yang dihasilkan bahan bakar bahkan mengubah CO menjadi CO
2
. Padahal telah kita ketahui bersama bahwa CO
2
ditenggarai menjadi penyebab utama green house effect yang menyebabkan pemanasan global di seluruh dunia. Bahkan CC juga melepas
N
2
O yang ternyata telah diteliti 3 kali lebih besar efeknya dibandingkan dengan CO
2
. EPA Enviromental Protection Agency, badan lingkungan hidup
Amerika Serikat mencatat bahwa 3 emisi nitrogen oksida yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor.
b. Air to fuel ratio kendaraan harus senantiasa pada kondisi stoikiometri saat
penggunaan CC. Akibatnya kadar CO
2
yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan mesin dengan campuran yang rendah lean burn engine.
c. Katalitik konverter membutuhkan logam mulia palladium dan rhodium. Salah
satu penyuplai logam mulia ini adalah daerah industry Norilsk, Rusia. Ternyata industri untuk mengekstrak palladium dan rhodium tersebut
menghasilkan polusi yang paling besar disbanding dengan industri lainnya. Katalitik konverter pada knalpot kendaraan bermotor ditempatkan di belakang
exhaust manifold atau antara muffler dengan header, seperti ditunjukkan pada gambar 2.17 dengan pertimbangan agar CC cepat panas ketika mesin dinyalakan.
Gambar 2.17 Katalitik Konverter
Kendaraan yang menggunakan katalitik converter harus menggunakan bensin tanpa timbal, karena timbal pada bensin akan menempel pada katalis yang
mengakibatkan katalisator tersebut tidak efektif. Agar katalitik converter tersebut lebih efektif, campuran udara bahan bakar harus dalam perbandingan stoikiometri.
Pada saat motor dilakukan pemanasan, udara sekunder dari pompa didorong menuju ruang udara pembatas. Udara tersebut membantu untuk mengoksidasi katalis
mengubah HC dan CO menjadi karbondioksida dan air. Berikut penjelasan tahapan kerja dari katalitik konverter.
1. Tahap awal dari proses yang dilakukan pada katalitik konverter adalah
reduction catalyst. Tahap ini menggunakan platinum dan rhodium untuk membantu mengurangi emisi NO
x
. Ketika molekul NO atau NO
2
bersinggungan dengan katalis, sirip katalis mengeluarkan atom nitrogen dari molekul dan menahannya. Sementera oksigen yang ada diubah ke
bentuk O
2
. Atom nitrogen yang terperangkap dalam katalis tersebut diikat
dengan atom nitrogen lainnya shingga terbentuk format N
2
. Rumus kimianya sebagai berikut :
2NO N
2
+ O
2
atau 2NO
2
N
2
+ 2O
2
2. Tahap kedua dari proses di dalam CC adalah oxidization catalyst. Proses
ini mengurangi hidrokarbon yang tidak terbakar di ruang bakar dan CO dengan membakarnya oxidizing melalui katalis platinum dan palladium.
Katalis ini membantu reaksi CO dan HC dengan oksigen yang ada di dalam gas buang. Reaksinya sebagai berikut :
2CO + O
2
2CO
2
3. Tahap ketiga adalah pengendalian sistem yang memonitor arus gas buang.
Informasi yang diperoleh dipakai lagi sebagai kendali sistem injeksi bahan bakar. Ada sensor oksigen yang diletakkan sebelum katalitik converter
dan cenderung lebih dekat ke mesin ketimbang ke converter itu sendiri. Sensor ini memberi informasi ke Electronic Control SystemECS
seberapa banyak oksigen yang ada di saluran gas buang. ECS akan mengurangi atau menambah jumlah oksigen sesuai rasio udara bahan
bakar. Skema pengendalian membuat ECS memastikan kondisi mesin mendekati rasio stoikiometri dan memastikan ketersediaan oksigen di
dalam saluran buang untuk proses oxidization HC dan CO yang belum terbakar.
Setiap kendaraan memiliki jumlah sensor yang berbeda, tergantung kebutuhan dan teknologi mesinnya. Umumnya kendaraan yang menggunakan sistem
injeksi menggunakan dua sensor oksigen yang berbeda tempat. Sensor tersebut berfungsi memberikan informasi ke ECS agar mengatur kembali pasokan udara ke
dalam ruang bakar.
2.8.5 Fungsi Lain Dari Katalitik Konverter