Hasil Uji Asumsi Klasik

57 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dengan melihat tampilan grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta mengikuti arah garis diagonal. Dapat dikatakan bahwa distribusi data model regresi adalah normal. 58

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson. Regresi yang bebas dari autokorelasi memiliki nilai Durbin-Watson harus memenuhi syarat berada diantara angka -2 dan +2. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji autokorelasi. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .696 a .485 .432 .59396 .485 9.179 4 39 .000 .938 a. Predictors: Constant, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, struktur modal, kinerja perusahaan. b. Dependent Variable: lny Sumber: Data yang telah diolah Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 0,938. Nilai yang dihasilkan tersebut berada diantara angka -2 dan +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalan dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi. 59

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Pengujian dalam uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor harus berada dibawah 10, hal ini akan dijelaskan sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant struktur modal .658 1.520 kinerja keuangan perusahaan .637 1.571 pertumbuhan perusahaan .930 1.075 ukuran perusahaan .578 1.729 a. Dependent Variabel: nilai perusahaan Sumber: Data yang telah diolah Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai VIF disekitar angka 1 untuk setiap variabel. Hasil perhitungan Toleransi menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki 60 nilai Toleransi kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hasil VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada suatu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Berdasarkan hasil uji multikolonieritas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat problem multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Adapun hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.2. 61 Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Sumber: Data sekunder yang telah diolah Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa grafik scatterplot menunjukkan data tidak tersebar dengan baik, yaitu terdapat titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu. Untuk itu harus dilakukan beberapa cara untuk mengobatinya agar tidak terjadi heteroskedastisitas, yaitu dengan cara melakukan transformasi data. Hasil transformasi yang dilakukan terlihat pada tabel dibawah ini. 62 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Setelah Transformasi Sumber: Data sekunder yang telah diolah Pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linear berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 63

3. Uji Hipotesis a. Uji Parsial Uji t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4.6 Hasil Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.160 2.400 .483 .632 struktur modal .823 .317 .368 2.596 .013 kinerja keuangan perusahaan 3.198 .920 .501 3.478 .001 pertumbuhan perusahaan .042 .217 .023 .196 .846 ukuran perusahaan -.152 .329 -.070 -.462 .646 a. dependent variabel: LNy Sumber: Data sekunder yang telah diolah Tabel 4.6 diatas menunjukkan hasil uji statistik t antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel struktur modal memiliki nilai t hitung sebesar 2,596 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,013. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H ditolak dan H 1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 64 Variabel kinerja keuangan perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar 3,478 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,501 yang berarti H ditolak dan H 1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pada variabel pertumbuhan perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar 0,196 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,846. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah negatif sebesar 0,023 yang berarti H diterima dan H 1 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar -0,462 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,646. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah negatif sebesar -0,070, yang berarti H diterima dan H 1 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Jadi, berdasarkan hasil pengujian regresi secara parsial pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel struktur modal dan kinerja perusahaan secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan di Jakarta Islamic Index JII, sedangkan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII))

0 12 23

“Analisis Akuntabilitas Pengungkapan Aktivitas Sosial Berbasis Islamic Social Reporting Index pada Perusahaan yang terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index) ” (Studi kasus pada Perusahaan yang terdaftar di JII)

0 11 20

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN DAN PROFITABLITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX)

0 24 116

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN TERHADAP KEMUNGKINAN PERUSAHAAN MELAKUKAN PRAKTIK PERATAAN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

0 11 97

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN,PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN KINERJA KEUANGAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII

0 3 19

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII) periode 2010-2015.

0 3 10

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN,PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN KINERJA Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII) periode

0 3 17

PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) - Raden Intan Repository

0 0 127

LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di JII Periode 2006-2011)

1 5 15

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

0 0 17