Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Intern Pada PT. BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan
UNIVERSITAS SUMETERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI
MEDAN
SKRIPSI
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KAS DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS
PENGENDALIAN INTERN KAS PADA PT. BPR SYARIAH
BANK AL-WASHLIYAH MEDAN
Oleh :
NAMA
: SYUKRIA NASUTION
NIM
: 060522063
DEPARTEMEN
: AKUNTANSI
Guna memenuhi salah satu syarat
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
UNIVERSITAS SUMETERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : SYUKRIA NASUTION
NIM : 060522063
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA PT. BPR SYARIAH BANK AL-WASHLIYAH MEDAN
Tanggal ………. Ketua Departemen Akuntansi
(Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak)
Tanggal ……….. Dekan
(3)
UNIVERSITAS SUMETERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : SYUKRIA NASUTION
NIM : 060522063
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA PT. BPR SYARIAH BANK AL-WASHLIYAH MEDAN
Medan, 2009 Menyetujui
Pembimbing
(4)
UNIVERSITAS SUMETERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI
MEDAN
Telah diuji pada
Tanggal 2009
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak
Pembimbing : Drs. Hotmal Ja`far, MM, Ak
Anggota : 1. Drs. Wahidin Yasin, M.Si, Ak
(5)
PERNYATAAN
Dengan ini Penulis menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Sistem Informasi
Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Dalam Menunjang Efektifitas
Pengendalian Intern Kas pada PT. BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan”.
Skripsi ini adalah benar hasil karya penulis dan judul yang dimaksud belum
pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks
penulisan skripsi level Program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, penulis
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Program S1 Ekstensi Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumater Utara.
Medan, 2009 Yang Membuat Pernyataan
Syukria Nasution NIM : 060522063
(6)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat beriring salam penulis haturkan kepada pencerah zaman Nabi Muhammad SAW. Berkat rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun skripsi ini berjudul “Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Intern pada PT. BPR Syariah Bank al-Washliyah Medan”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menerima saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin akhmad, M.Si, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi
dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hotmal Ja`far, MM, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan banyak bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan serta penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Wahidin Yasin, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembanding/Penguji I
dan Ibu Risanty, SE, Ak., selaku Dosen Pembanding/Penguji II yang telah memberikan banyak arahan dalam penyusunan skripsi ini.
(7)
5. Bapak Pimpinan serta seluruh staff PT. BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam penyediaan data.
6. Kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda dan Ibunda atas cinta, kasih sayang dan doànya.
7. Kepada rekan –rekan Akuntansi Ekstensi stambuk 2006, Kak Ima, Kak Maya,
Sugi, Liza, Dian, Destri, Fika, Mega, Murni, Silvi, dan yang lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk perhatian, pengertian dan dukungannya.
8. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Medan, 2009
Penulis
Syukria Nasution
(8)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan oleh PT. BPR Syariah Bank Al- Washliyah Medan sudah memadai sehingga dapat mendukung pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang menggunakan data primer seperti hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan data sekunder seperti struktur organisasi serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem penerimaan dan pengeluaran kas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observsi, dan kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan oleh PT. BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan sudah cukup memadai dalam mendukung pengendalian intern. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas sudah melaksanakan pembagian tugas dan tanggungjawab fungsional yang tepat. Dalam hal ini perusahaan sudah melakukan pemisahan fungsi akuntansi dan fungsi penyimpanan. adanya bagian khusus yang menangani pembiayaan. Perusahaan juga sudah menggunakan dokumen dan catatan akuntansi yang memadai.
Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas, Pengendalian Intern
(9)
ABSTRACT
The purpose of this research is to know whether the accounting information system of income and outcome applied by PT.BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan is effective in internal control of income and outcome.
The method of this research is descriptive research where I used the primary data such as interview with the company personnel and secondary data such as structural organisation and documents related to the subject being researched. The data were collected by interview, observation, and library research. In analysing the data I used both descriptive and comparative methods.
The result of this research showed us that the accounting information system of income and outcome applied by PT.BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan is quite effective in supporting the internal control. This conclusion drawn as I found out that the functional job and responsibility have been divided correctly. It means that the function of accounting and saving have separated and there is special job for funding. The documents and accounting notes used are effective as well.
Key Words: Accounting Information System, Income, Outcome, Internal Control
(10)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……….……….…..i
KATA PENGANTAR ………..ii
ABSTRAK ……….……...…iv
ABSTRACT ………...………...v
DAFTAR ISI ………....vi
DAFTAR GAMBAR ………...….ix
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………1
B. Perumusan Masalah………..……….4
C. Tujuan Penelitian ……….……….………4
D. Manfaat Penelitian ……….……….………..4
E. Kerangka Konseptual ………..………..5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi 1.Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ……….…….…..6
2.Akuntansi Kas ……….……….…………...12
3.Sistem Akuntansi Perbankan ……….……..14
B. Sistem Informasi Akuntansi pada Siklus Pendapatan ……….………17
1.Aktivitas-Aktivitas Sistem Pemrosesan Penjualan ……….19
2.Aktivitas-Aktivitas Sistem Penerimaan Kas ………...……21
C. Sistem Informasi Akuntansi pada Siklus Pengeluaran 1.Aktivitas-Aktivitas Sistem Pembelian ………...…….26
2.Aktivitas-Aktivitas Sistem Pengeluaran Kas …….……..……...…28
3. Aktivitas-Aktivitas Sistem Pembayaran Gaji ……….…………....32 D. Sistem Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas
(11)
1.Pengertian, Tujuan, dan Unsur-Unsur Pengendalian Intern ….…...34
2.Keterbatasan Pengendalian Intern ………...42
E. Peranan Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas dalam Mendukung Pengendalian Intern ………..………..…43
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………...46
B. Jenis Data ………..………...46
C. Teknik Pengumpulan Data ……….46
D. Metode Penganalisaan Data ………...47
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ………..…...47
BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum PT. BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan a. Sejarah ringkas PT. BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan….49 b. Struktur Organisasi Perusahaan ………...………….53
c. Sistem Informasi Akuntansi pada Siklus Pendapatan 1. Sistem Pemrosesan Penjualan ……….……..….58
2. Sistem Penerimaan Kas ……….……….63
d. Sistem Informasi Akuntansi pada Siklus Pengeluaran ………….67
1. Sistem Pengeluaran Kas ……….…67
2. Sistem Pembayaran Gaji ……….….…..71
e. Sistem Pengendalian Intern Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas ……….……….…..74 B. Analisa Hasil Penelitian pada PT. BPR Syariah Bank Al-Washliyah
Medan
(12)
a. Sistem Informasi Akuntansi Pemrosesan Penjualnan ………77
b. Sistem Informasi akuntansi Penerimaan Kas ….………77
2. Sistem Informasi akuntansi pada Siklus Pengeluaran
a. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas ………...79
b. Sistem Informasi Akuntansi Pembayaran Gaji ….…………..80
3. Sistem Pengendalian Intern Penerimaan
dan Pengeluaran Kas ………81
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……….……85
B. Saran ……….………..….87
(13)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2-1 Pemrosesan Akuntansi Bank Secara Manual 16
Gambar 2-2 Pemrosesan Akuntansi Secara Komputerisasi 17
Gambar 2-3 Flowchart Sistem Penerimaan Kas Berbasis Komputer 25
Gambar 2-4 Unsur Pokok Sistem Penmgendalian Intern 40
Gambar 4-1 Struktur Organisasi 55
(14)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan oleh PT. BPR Syariah Bank Al- Washliyah Medan sudah memadai sehingga dapat mendukung pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang menggunakan data primer seperti hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan data sekunder seperti struktur organisasi serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem penerimaan dan pengeluaran kas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observsi, dan kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan oleh PT. BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan sudah cukup memadai dalam mendukung pengendalian intern. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas sudah melaksanakan pembagian tugas dan tanggungjawab fungsional yang tepat. Dalam hal ini perusahaan sudah melakukan pemisahan fungsi akuntansi dan fungsi penyimpanan. adanya bagian khusus yang menangani pembiayaan. Perusahaan juga sudah menggunakan dokumen dan catatan akuntansi yang memadai.
Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas, Pengendalian Intern
(15)
ABSTRACT
The purpose of this research is to know whether the accounting information system of income and outcome applied by PT.BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan is effective in internal control of income and outcome.
The method of this research is descriptive research where I used the primary data such as interview with the company personnel and secondary data such as structural organisation and documents related to the subject being researched. The data were collected by interview, observation, and library research. In analysing the data I used both descriptive and comparative methods.
The result of this research showed us that the accounting information system of income and outcome applied by PT.BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan is quite effective in supporting the internal control. This conclusion drawn as I found out that the functional job and responsibility have been divided correctly. It means that the function of accounting and saving have separated and there is special job for funding. The documents and accounting notes used are effective as well.
Key Words: Accounting Information System, Income, Outcome, Internal Control
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kas merupakan hal yang paling penting dalam setiap transaksi perusahaan.
Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi akuntansi kas yang mengatur
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang dirancang sedemikian rupa
sehingga setiap arus transaksi yang berhubungan dengan kas dapat dicatat dengan
baik. Sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas merupakan
salah satu bagian dari sistem akuntansi yang membahas tentang prosedur yang
harus dijalankan perusahaan dalam melakukan penerimaan dan pengeluaran kas.
Penerapan sistem akuntansi yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang
dihadapi perusahaan dapat membantu perusahaan dalam menyediakan data dan
informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan,
melakukan pengawasan, dan mengoperasikan perusahaan secara efisien. Sejalan
dengan perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif dewasa ini, maka
penyediaan informasi yang cepat, akurat, dan berdaya guna merupakan sarana
bagi pihak manajemen dalam mengelola perusahaan dan juga sebagai pelaporan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem
akuntansi yang dapat menghasilkan informasi akuntansi yang baik. Sistem
(17)
perusahaan tentunya akan memperkuat sistem pengendalian intern atas
harta, hutang, modal, pendapatan, dan beban perusahaan.
Setiap perusahaan harus dapat merancang suatu sistem akuntansi dan
pengendalian intern yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Terdapat
hubungan yang erat antara sistem akuntansi dengan pengendalian intern yaitu,
pengendalian intern tidak mungkin berjalan tanpa adanya sarana (alat) yang
menjalankannya, yaitu sistem akuntansi, sedangkan sistem akuntansi dapat
dikatakan efektif bila didalamnya terdapat unsur-unsur pengendalian intern.
Pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang baik dan
benar dapat meningkatkan efektivitas pengendalian intern hasil penerimaan dan
pengeluaran kas. Melalui sistem akuntansi tersebut maka terciptalah suatu
informasi yang akurat dan dapat dipercaya, yang dapat digunakan perusahaan
sebagai alat untuk meningkatkan pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran
kas, sehingga dapat menjalankan aktivitasnya secara efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan perusahaan.
Bersamaan dengan perkembangan dunia usaha, tingkat persaingan diantara
bank juga semakin meningkat. Suatu bank dituntut dapat memberikan jaminan
yang cukup atas kelangsungan hidupnya sehingga dapat menarik minat
masyarakat untuk bergabung dengan bank tersebut. Bank sebagai lembaga yang
bergerak dibidang keuangan, tentu saja dalam kegiatannya sehari-hari tidak
terlepas dari transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Seiring dengan
perkembangan dunia perbankan, jumlah transaksi yang terlibat semakin
(18)
PT. BPR Syariah Bank Al-Washliyah Medan sebagai salah satu lembaga
keuangan syariah tidak terlepas dari transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.
Kas sebagai suatu alat pembayaran yang likuid harus dikelola dengan baik untuk
menghindarkan penyelewengan-penyelewengan atas kas tersebut. Penyelewengan
terhadap kas dapat dihindarkan dengan adanya suatu sistem informasi akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas yang baik. Dengan adanya sistem informasi dan
pengendalian intern yang memuaskan untuk kas, maka hal-hal yang merugikan
perusahaan bisa dihindarkan atau sekurang-kurangnya dapat dibatasi seminimal
mungkin.
Untuk menghindari terjadinya penyelewengan kas diperlukan adanya suatu
administrasi dan pengendalian yang baik agar pengeluaran uang yang tidak
berkaitan perusahaan dapat dikurangi. Oleh karena itu hampir semua jenis
perusahaan dapat meliputi pemberlakuan sistem informasi akuntansi yang baik,
menciptakan prosedur-prosedur akuntansi yang dapat mencegah timbulnya
praktek-praktek atau penyelewengan yang merugikan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memandang bahwa sistem informasi
akuntansi kas sangat penting bagi perusahaan dalam mendukung keberhasilan
perusahaan di dalam menjalankan aktivitasnya. Hal ini mendorong penulis untuk
mengetahui lebih mendalam lagi bagaimanakah sistem informasi akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan berbentuk bank khususnya,
(19)
“Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Intern Kas pada PT BPR Syariah Bank Alwashliyah Medan”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah
yang menjadi dasar penelitian dalam penyusunan skripsi ini pada PT. BPR
Syariah Bank Al-washliyah Medan yaitu : “Apakah Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang diterapkan pada perusahaan mampu
mendorong terciptanya pengendalian intern kas yang ?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1) Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai sistem informasi akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas PT BPR Syariah Bank Alwashliyah Medan.
2) Untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas yang diterapkan di dalam perusahaan telah dapat memberikan
pengendalian intern yang.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1) Bagi penulis, penelitian bermanfaat untuk mengembangkan wawasan
(20)
2) Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
saran-saran mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
sebagai salah satu informasi bagi manajemen PT BPR Syariah Bank
Alwashliyah Medan.
3) Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan
dalam melakukan atau melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan judul
skripsi ini.
E. Kerangka Konseptual
PT BPR Syariah Bank Alwashliyah Medan
Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas Pengeluaran Kas
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Informasi Akuntansi
1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Informasi keuangan mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan.
Informasi ini dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan baik pihak
ekstern maupun intern. Guna memenuhi kebutuhan informasi yang cepat, akurat,
dan berdaya guna maka didesain suatu sistem informasi akuntansi. Sistem
informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi manajemen yang
mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan
pihak intern dan ekstern. Bagi pihak intern, sistem akuntansi merupakan sarana
bagi pihak manajemen untuk memperoleh informasi keuangan guna mengetahui,
mengevaluasi, dan mengambil keputusan-keputusan dalam menjalankan
perusahaan, yang tergantung fungsi yang mereka jalankan dalam perusahaan. Bagi
pihak ekstern, seperti kreditur, investor, supplier, pemerintah, serikat kerja,
memerlukan informasi keuangan dalam kaitannya dengan kepentingan mereka.
Sistem akuntansi yang disusun untuk suatu perusahaan dapat diproses secara
manual ( tanpa mesin-mesin pembantu ) dan diproses dengan menggunakan
mesin-mesin mulai dari mesin pembukuan yang sederhana sampai penggunaan
komputer.
Sebelum membahas mengenai system akuntansi maka terlebih dahulu akan
diberikan pengertian mengenai sistem dan akuntansi. Menurut Widjajanto
(22)
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input,
proses, dan output”. Definisi di atas bermakna bahwa dalam suatu sistem harus
ada tiga tahapan penting yaitu : input berupa masukan, penggerak, atau pemberi
tenaga dimana sistem tersebut dioperasikan; proses yang merupakan aktivitas
yang mengubah input menjadi output; dan output adalah hasil operasi yang berarti
tujuan, sasaran bagi suatu sistem.
Mulyadi (2001:2) mengatakan bahwa, “Sistem pada dasarnya adalah
sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi
bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Definisi tersebut dapat dirinci
lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut:
a. setiap sistem terdiri dari unsur-unsur,
b. unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan,
c. unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem,
d. suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang labih besar.
Suatu sistem terdiri dari prosedur-prosedur yang saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan perusahaan. Adapun prosedur adalah suatu urutan kegiatan
klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih,
yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam untuk transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Menurut Arens and Loebbecke (1997:3), “Akuntansi merupakan proses
pencatatan, pengelompokan, dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam
bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang
(23)
Data keuangan tersebut harus diolah dan diproses dalam suatu sistem yang
mengatur arus dan pengolahan data akuntansi sehingga dihasilkan suatu informasi
yang berguna bagi pihak manajemen maupun pihak luar perusahaan. Informasi
yang datanya dari berhubungan dengan keuangan dinamakan informasi akuntansi
dan sistem yang memproses data keuangan menjadi informasi akuntansi
dianamakan sistem informasi akuntansi atau sistem akuntansi.
Setelah diuraikan pengertian dari sistem dan akuntansi maka selanjutnya
akan diuraikan pengertian dari sistem informasi akuntansi. Sistem informasi
akuntansi merupakan sarana yang dapat digunakan oleh manajemen untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengelola perusahaan dan
menyususn laporan keuangan bagi pemilik, kreditur, dan pihak lain yang
berkepentingan. Sarana tersebut dapat berupa peraturan, kebijaksanaan, catatan,
prosedur, dan hubungan keorganisasian yang didesain untuk mengendalikan
kegiatan serta sumber-sumber yang dimiliki perusahaan.
Menurut Mulyadi (2001:3), “Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan”.
Howard F. Stettler (1975) dalam Baridwan (1998:4) menyatakan bahwa,
Sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengelolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegeng saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.
(24)
Dari definisi yang diberikan terlihat bahwa sistem informasi akuntansi
merupakan kumpulan aktivitas seperti pencatatan transaksi, pengklasifikasian,
pengolahan, pengikhtisaran, analisa dan pelaporan informasi yang berguna untuk
menjalankan kegiatan-kegiatan dan tujuan suatu perusahaan. Aktivitas-akativitas
tersebut harus berpedoman pada peraturan-peraturan dan cara pengukuran
maupun sistem pelaporan yang prosedurnya telah ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Pencatatan transaksi perusahaan hendaklah dinilai dalam
suatu ukuran moneter sehingga dapat menghasilkan informasi keuangan yang
relevan bagi pihak-pihak dalam perusahaan di dalam pengambilan keputusan.
Menurut IAI dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2001:319.10),
“Sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat,
mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun
kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang
bersangkutan”.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
meliputi semua metode dan catatan untuk mencatat dan mengolah data akuntansi
menjadi informasi keuangan. Selain itu, sistem akuntansi harus dapat melindungi
kekayaan perusahaan dengan memberikan pengendalian atau pengecekan
sehingga kecurangan-kecurangan, atau penyelewengan harta perusahaan dapat
dihilangkan atau ditekan sampai seminimal mungkin.
Setiap perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor penting
dalam penyusunan sistem akuntansi. Menurut Baridwan (1998:7) faktor-faktor
(25)
1) sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat yaitu bahwa sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan dengan kualitas yang sesuai,
2) sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip aman yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengendalian intern,
3) sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah, yaitu
berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi itu harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi.
Ketiga faktor tersebut harus dipertimbangkan bersama-sama dalam
menyusun sistem akuntansi karena faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sistem akuntansi yang
digunakan dalam perusahaan mempunyai umur yang terbatas. Hal ini disebabkan
karena kebutuhan informasi dalam suatu perusahaan akan berkembang sesuai
dengan perkembangan informasi pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu,
kemajuan teknologi terutama alat-alat untuk memproses data, dapat
mengakibatkan sistem akuntansi tersebut tidak efisisen lagi.
Sistem akuntansi yang efektif menurut Mulyadi (2001:189) adalah:
a. sah,
b. telah diotorisasi, c. telah dicatat,
d. telah dinilai secara wajar, e. telah digolongkan secara wajar,
f. telah dicatat pada periode yang seharusnya,
g. telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas secara benar.
Sistem akuntansi dibuat untuk menangani sesuatu hal yang berulang kali
(26)
perusahaan berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena perbedaan jenis, sifat, besar
kecilnya suatu perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan kebijakan
perusahaan.
Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi menurut Mulyadi
(2001:19) adalah :
(1) untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru, (2) untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya,
(3) untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern,
yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (realiability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan melindungi kekayaan perusahaan,
(4) untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
Melalui penerapan sistem akuntansi yang baik dan memadai, akan terdapat
cara-cara pengendalian intern yang berjalan dengan sendirinya, sehingga dapat
meningkatkan mutu informasi, meningkatkan pengawasan internal check,
melindungi harta benda perusahaan dan meningkatkan kepercayaan terhadap
catatan akuntansi.
Di dalam sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi, terdapat tiga
komponen yakni:
a. Perangkat keras, merupakan suatu peralatan elektronik yang terdiri dari
komputer, disk drives, layer, printer, dan jaringan yang
menghubungkan semua komponen tersebut.
b. Perangkat lunak, merupakan suatu kumpulan program yang
(27)
c. Personel dalam perusahaan, merupakan factor yang penting karena
personel tersebut yang akan mengoperasikan sistem akuntansi
perusahaan.
Ada tiga tahap dalam pemrosesan data dalam sistem akuntansi berbasis
komputer, yakni:
a. Input
Mencerminkan data yang diperoleh dari sumber dokumen, dimana data yang diinput harus dalam suatu format khusus.
b. Proses (akuntansi)
Sistem akuntansi yang terkomputerisasi mengharuskan data input dibuat dalam suatu format khusus, jika tidak maka data akan ditolak oleh sistem.
c. Output
Output merupakan laporan yang dipergunakan untuk mengambil keputusan.
2. Akuntansi Kas
Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama
meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil utama
(revenue-producing-activities). Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar
Akuntansi Keuangan (2004:2.1) “ Perusahaan membutuhkan kas untuk :
melaksanakan usaha, melunasi kewajiban, dan membagikan devide kepada para
investor”. Kas sebagai bagian dari sistem akuntansi memegang peranan penting
dalam laporan keuangan. Kas paling banyak terlibat dalam transaksi-transaksi
perusahaan yang mencakup harga dan kondisi yang memerlukan penyelesaian
dalam bahasa media tukar. Kendati kas tidak secara langsung terlibat dalam suatu
transaksi, tetapi memberikan dasar pengukuran dan akuntansi untuk semua pos
(28)
Ada beberapa pengertian kas yang dikemukakan oleh pakar. Dintaranya
menurut Skousen dan Fred (2004:495) “Kas adalah aktiva lancar yang terdiri dari
uang logam, uang kertas dan unsur-unsur lain yang berfungsi sebagai alat
pertukaran dan memberikan dasar untuk perhitungan akuntansi”. Sedangkan
menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2.2)
mendefinisikan Kas sebagai berikut “ kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan
rekening giro setara kas (cash equivalen) adalah investasi yang sifatnya likuid,
berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan”.
Berdasarkan definisi-definisi kas tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa kas dan setara kas adalah bagian dari aktiva lancar yang paling likuid,
terdiri dari kas yang ada di perusahaan dan kas yang ada di bank. Kas disebut
sebagai aktiva lancar yang paling likuid karena kas yang tersedia di perusahaan
maupun yang tersedia di bank dapat dipergunakan setiap saat tanpa ada batasan
waktu dan juga tidak ada resiko perubahan nilai yang signifikan. Yang disebut
dengan setara kas, misalnya surat-surat berharga dengan syarat :
1. Dapat ditukar menjadi kas setiap saat
2. Tanggal jatuh temponya kas sangat singkat
3. Dapat disetorkan ke bank sebagai rekening giro
4. Tidak mengalami perubahan yang signifikan ketika dikonversikan
menjadi kas.
Menurut Mulyadi (2001:17) “Sistem Akuntansi Kas dirancang untuk
(29)
jaringan prosedur antara lain : prosedur penerimaan kas, prosedur pengeluaran
kas, dan prosedur dana kas kecil”. Maka akuntansi kas dapat didefinisikan sebagai
pencatatan, pengolahan, pengikhtisaran, analisa, dan pelaporan informasi yang
berhubungan dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, dimana kas ini
digunakan di dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan suatu perusahaan.
3. Sistem Akuntansi Perbankan
Akuntansi bank dapat diartikan sebagai suatu seni yang secara sistematis
mencatat, menyajikan, dan menafsirkan transaksi-transaksi keuangan seperti
menerima setoran, memberikan kredit, memindahkan dana-dana dan jasa-jasa
lainnya yang berlaku dalam bisnis bank.
Atas dasar hal tersebut di atas, maka untuk usaha perbankan perlu dirancang
dan disusun suatu sistem akuntansi perbankan yang baik yang dapat
mengakomodasikan semua kepentingan tersebut, sehingga Ikatan Akuntan
Indonesia bekerja sama dengan Bank Indonesia mengeluarkan standar akuntansi
yang khusus mengatur usaha perbankan yakni diterbitkannya pernyataan standar
akuntansi keuangan (PSAK) No. 31 pada tanggal 7 September 1994. Namun
untuk hal-hal yang sifatnya umum dan tidak material tetap berlaku SAK yang
umum.
Penyajian ikhtisar keuangan harus memenuhi syarat yang layak sesuai
dengan prinsip akuntansi Indonesia yang diterapkan secara konsisten dalam
(30)
ada kesalahan yang material dalam penyajian angka-angka dan segala informasi
yang penting seharusnya disajikan agar tidak menyesatkan.
Volume transaksi dalam jumlah yang besar akan banyak dijumpai dalam
kegiatan bank. Transaksi yang banyak ini harus diproses pada hari yang sama
untuk disajikan dan dijabarkan dalam bentuk laporan keuangan harian, neraca dan
laba rugi kepada manajemen. Laporan keuangan harian ini dijadikan dasar
penilaian keadaan keuangan atas seluruh transaksi yang telah terjadi dicatat pada
hari yang bersangkutan.
Proses akuntansi bank merupakan tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan
seorang akuntan atau bagian pembukuan dalam menyusun laporan keuangan
bank. Kegiatan tersebut meliputi :
1.Pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal / buku harian.
2.Pencatatan ayat jurnal yang telah diklarifikasikan ke dalam buku besar.
3.Penyusunan neraca lajur.
4.Penyusunan laporan keuangan.
5.Penutupan buku besar dan pemindahan saldo-saldo ke buku besar baru.
6.Penyusunan neraca awal untuk periode akuntansi berikutnya berdasarkan
saldo-saldo buku besar.
Akuntansi keuangan bank yang dikerjakan secara manual banyak
mempergunakan buku-buku pembantu yang harus dipelihara setiap hari. Prosedur
pembukuan menjadi sangat panjang dan memerlukan banyak kertas dan tempat
(31)
Transaksi
Dokumen jurnal per individu Jurnal
Buku Harian Kartu Nasabah
Buku Besar
Lap Keu Laporan
Harian Keuangan
Harian
Gambar 2-1 : Pemrosesan Akuntansi Bank Secara Manual
Sumber : Irfan, Akuntansi Perbankan, Buku Ajar Untuk Kalangan
Sendiri, Medan, 2004, hal. 6.
Dalam pengolahan transaksi bank dengan komputerisasi, seluruh proses
kegiatan pencatatan mulai dari buku harian buku besar dan neraca dikerjakan oleh
satu unit kerja, yaitu komputer. Pengolahan oleh satu unit kerja yang dapat
memberikan laporan keuangan dan sesuai dengan kebutuhan manajemen
(32)
Dokumen
Printer Key-in
Transaction CPU
On-line On-Request
Processing Pengolahan Reports Data secara Processed
Elektonis Report
Daftar Daftar Neraca dan Ad Hoc Trans Saldo L/R Harian Report Harian Nasabah
Gambar 2-2 : Pemrosesan Akuntansi Bank Secara Komputerisasi
Sumber : Irfan, akuntansi Perbankan, Buku Ajar Untuk Kalangan Sendiri, Medan, 2004, hal. 7.
B. Sistem Informasi Akutansi Pada siklus Pendapatan
Siklus secara umum dapat kita artikan sebagai suatu proses/tahapan yang
sudah tertentu dan teratur yang terjadi berulang-ulang. Siklus dari system
informasi akutansi untuk pendapatan barang dan jasa menjadi kas.
Siklus pendapatan ditinjau dari segi prosesnya dapat kita bagi menjadi dua
yaitu: pemrosesan penjualan tunai dan pemrosesan penjualan secara kredit.
Pemrosesan penjualan tunai dimulai dari pesanan pelanggan, pemrosesan pesanan
pelanggan, persetujuan pesanan pelanggan, pengiriman produk/penyerahan jasa
kepada pelanggan dan penerimaan kas. Sedangkan pemrosesan penjualan kredit
dimulai dari pesanan pelanggan, pemrosesan pesanan pelanggan, persetujuan
(33)
pemerimaan kas atau hasil penagihan. Demikianlah proses tersebut selalu terjadi
berulang-ulang sehingga membentuk suatu siklus.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2000:265) menyatakan bahwa “Siklus
Pendapatan mencakup fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk mengubah produk
atau jasa (pendapatan dari) pelanggan. Fungsi-fungsi yang umum meliputi
pemberian kredit, penerimaan, dan pemrosesan order, pengiriman barang, dan
piutang dagang.”
Jadi siklus pendapatan dari suatu organisasi meliputi fungsi yang dibutuhkan
untuk merubah produk dan jasa kepada pelanggan. Pada umumnya fungsi ini
meliputi pemberian kredit, penerimaan pesanan dan pemrosesan pesanan,
pengiriman barang, pencatatan dan piutang dagang dan penerimaan kas. Siklus
pendapatan ini terdiri dari aktivitas yang timbul dalam rangka pertukaran barang
jadi yang telah memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi, akun diterima dalam
bentuk kas. Adapun bagian-bagian yang terlibat dalam siklus pendapatan adalah
bagian pesanan penjualan yang berfungsi untuk menerima pesanan penjualan
selanjutnya akan diproses oleh bagian kredit. Apabila pesanan penjualan telah
disetujui, maka pesanan-pesanan penjualan akan diproses lebih lanjut pada bagian
pemrosesan dan pencatatan. Pada bagian pemrosesan dan pencatatan akan dibuat
faktur penjualan dan jurnal penjualan kemudian pesanan penjualan akan disiapkan
oleh bagian gudang dan akan dikirim oleh bagian pengiriman. Penerimaan
penjualan tunai akan dicatat oleh bagian penerimaan kas sebagai penerimaan kas,
(34)
1. Aktivitas-aktivitas Sistem Pemrosesan Penjualan
Sistem penjualan biasanya menggunakan sistem real-time. Sistem real-time
memproses transaksi secara individual pada saat peristiwa ekonomi muncul
karena record tidak dikumpulkan dalam batch, tidak terdapat jeda waktu antara
muncul peristiwa ekonomi dan pencatatannya.
Banyak prosedur manual dan dokumen dari sistem yang lama digantikan
dengan terminal komputer. Sistem ini menyediakan masukan dan keluaran secara
real-time dimana transaksi batch hanya mempengaruhi beberapa induk file saja. Prosedur Update
a. Prosedur penjualan
pada pemrosesan secara real-time, petugas penjualan menerima order dari
pelanggan dan memproses setiap transaksi pada saat itu juga. Menggunakan
terminal komputer yang terhubung untuk menjalankan program inquiry/edit,
petugas melaksanakan tugas-tugas seperti yang dijelaskan dibawah ini
dalam mode real-time:
1. Pemeriksaan pemberian kredit dilaksanakan dengan melakukan akses
langsung pada file kredit pelanggan. File ini berisi informasi seperti batas
kredit pelanggan, saldo saat ini, tanggal terakhir pembayaran, dan status
kredit saat ini. Berdasarkan atas kriteria yang diprogram, permintaan
kredit dari pelanggan diterima atau ditolak.
2. Jika persetujuan kredit disetujui, petugas kemudian melakukan akses pada
file induk persediaan dan melakukan pengecekan ketersediaan persediaan.
(35)
dijual untuk menggambarkan keakuratan dan keadaan dari persediaan di
gudang dan yang tersedia untuk dijual.
3. Sistem secara otomatis mengirim pesan elektronik ke gudang dan surat
jalan ke dapartemen pengiriman, dan mencatat catatan penjualan pada file
penjualan yang belum selesai. Struktur dari file ini mencakup field
TUTUP yang membuat nilai T atau Y untuk mengindikasikan status
pesanan . Catatan yang sudah dikirimkan mempunyai status tutup ( yang
berisi nilai Y) sehingga pelanggan sudah dapat ditagih. Field ini akan
digunakan untuk menjadi identifikasi catatan pada prosedur batch. Nilai
normal field ini pada saat catatan dibuat adalah T. Nilai itu berubah pada
saat barang telah dikirimkan ke pelanggan. Petugas penjualan dapat
menentukan status pesanan untuk menjawab pertanyaan pelanggan
dengan melihat catatan tersebut.
b. Prosedur Pegudangan
Terminal komputer petugas pegudangan mencetak dokumen pengeluaran
barang yang dikirim secara elektronik. Kemudian petugas mengambil
barang dan mengirimkannya, bersama dengan salinan dari dokumen
pengeluaran barang, ke dapartemen pengiriman.
c. Dapartemen pengiriman
Petugas pengiriman melakukan prosedur pencocokan barang, dokumen
pengeluaran barang, dan dokumen pada terminal komputer. Petugas
kemudian menentukan kurir dan menyiapkan barang-barang untuk
(36)
jalan pada komputer pusat yang berisi tanggal pengiriman dan biaya
pengiriman . Petugas pengiriman melakukan update pada catatan pesanan
penjualan yang belum selesai secara real-time dan membeikan nilai Y pada
field TUTUP sehingga menutup pesanan penjualan.
Prosedur Update File Induk
Pada akhir hari, program update batch melakukan pencarian pada file
pesanan penjualan yang belum selesai untuk memberikan tanpa tutup, dan
melakukan update pada file induk file berikut ini: File induk pembantu piutang,
file induk kontrol persediaan, file induk penjualan,file kontrol piutang, dan file
induk harga pokok penjualan. Ingat kembali bahwa pada file pembantu persediaan
telah di-update sebagai bagian dari prosedur real-time. Program batch
menyiapkan dan mengirimkan tagihan pelanggan dan memindahkan catatan
penjualan yang sudah selesai ke file pesanan penjualan yang sudah selesai,
dimana sama dengan jurnal penjualan.
2. Aktivitas-aktivitas Sistem Penerimaan Kas
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem akuntansi kas
terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasikan,
menghimpun, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan
transaksi yang berhubungan dengan kas selama satu periode akutansi.
Kas yang merupakan aktiva yang paling likuid, sangat peka terhadap
pengendalian. Kas mencakup mata uang dan kertas-kertas berharga seperti cek.
(37)
Transaksi-transaksi kas juga dapat berlangsung elektronis secara total, sehingga
tidak melibatkan mata uang maupun cek.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2000:320)
“Tujuan dasar setiap aplikasi penerimaan kas adalah meminimalkan kemungkinan kerugian. Prosedur-prosedur seperti penyimpanan segera penerimaan kas, sentralisasi penanganan kas, penyelenggaraan kas minimal dan pencatatan segera atas transaksi-transaksi kas merupakan teknik-teknik pengendalian yang mendasar. Perlindungan fisik seperti : register kas, kotak penyimpanan, pencarian segera atas cek, dan akses terbatas terhadap area kas, merupakan hal-hal yang juga sangat umum diperlukan”.
Tahap paling kritis dalam penerimaan kas adalah pembuatan dokumentasi
bukti penerimaan kas. Jika catatan telah dibuat, maka kas tergantung pada
pengendalian kas. Sesuai dengan catatan tadi, jika ada kesalahan maka akan sulit
ditemukan.
Dalam pencatatan transaksi penerimaan kas ini dikenal buku jurnal
penerimaan kas sebagai media pencatatan. Pada umumnya penerimaan kas
perusahaan yang utama adalah dari penjualan tunai dan penerimaan hasil
penagihan, disamping itu memang terdapat juga sumber penerimaan kas lainnya,
misalnya pinjaman dari kreditur, pendapatan bunga, penjualan aktiva, dan
sebagainya. Prosedur penerimaan kas melibatkan beberapa bagian dalam
perusahaan agar transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada satu bagian saja.
Hal ini perlu agar dapat memenuhi prinsip-prinsip internal kontrol yang baik.
Sistem peneriman tunai biasanya menggunakan sistem batch. Tidak seperti
transaksi penjualan, dimana kecendrungan untuk selesai dalam satu hari,
penerimaan tunai merupakan kejadian yang berbeda. Cek dan dokumentasi
(38)
penerimaan dokumen dalam bentuk batch. Seperti juga, penyetoran dari
penerimaan tunai biasanya dilakukan sekali pada akhir hari. Karena karakteristik
tersebut, beberapa perusahaan melihat tidak adanya keuntungan yang signifikan
untuk menerapkan prosedur kas secara real-time.
Prosedur Update
a. Ruang Penerimaan Dokumen
Ruang penerimaan dokumen memisahkan cek dengan dokumen pembayaran
dan menyiapkan daftar pembayaran. Cek dan salinan dari daftar pembayaran
dikirimkan ke departemen penerimaan tunai. Dokumen pembayaran dan
salinan daftar pembayaran diteruskan ke departemen.
b. Departemen Penerimaan Tunai
Petugas penerimaan kas mencocokkan cek dan daftar pembayaran dan
menyiapkan slip setoran bank. Melalui terminal computer, petugas membuat
catatan jurnal dari total penerimaan tunai. Petugas kemudian mengarsipkan
dokumen pembayaran dan satu salinan dari slip setoran bank. Pada akhir hari,
petugas akan menyetorkan uang tersebut ke bank.
c. Departemen Piutang
Petugas departemen piutang menerima dan mencocokkan dokumen
pembayaran dan daftar pembayaran. Melalui terminal komputer, petugas
membuat transaksi penerimaan tunai untuk setiap dokumen pembayaran.
Petugas kemudian mengarsipkan dokumen pembayaran dan daftar
pembayaran.
(39)
Pada akhir hari, program batch akan melakukan proses pencocokkan antara
file jurnal dengan file transaksi penerimaan tunai, dan melakukan update pada
rekening pembantu piutang dan rekening kontrol buku besar umum (
Piutang-kontrol dan Kas). Proses ini menggunakan metode akses langsung ke file
seperti yang sudah diterangkan sebelumnya. Akhirnya, sistem membuat daftar
transaksi dimana akan dilakukan pencocokkan dengan daftar pembayaran oleh
(40)
Penerimaan Dokumen Penerimaan Kas Piutang Pemrosesan Data Pengawasan Kantor Cocokkan Cek dengan Daftar Pembayaran Dan siapkan Daftar Pembayaran Petugas mencocokkan Slip Setoran dari bank Dan Penerimaan Kas
Gambar 2-3 Flowchart Sistem Penerimaan Kas Berbasis Komputer
Pelanggan cek Dok. Pembayaran Daftar Pembayaran Daftar Pembayaran Daftar Pembayaran cek Dok. Pembayaran cek Dok. Pembayaran Laporan Penerimaan Kas cek Dok. Pembayaran
File Bank terminal Daftar Pembayaran Dok. Pembayaran Laporan Penerimaan
Kas Terminal
Daftar Pembayaran Dok. Pembayaran Periksa DaftarTransaksi Piutang yang sudah di-Update
File
A A
A A
File Terimaan Transaksi kas Program Pemasukan Data Menjalankan Program Update File Induk Laporan Manajemen Manajemen Slip Setoran Slip Setoran Slip setoran Voucher Jurnal Piutang Dagang Buku Besar Piutang Jurnal Penerimaan Kas DaftarTransaksi
Piutang yang sudah di-Update Daftar Pembayaran Slip Deposit Bank
(41)
C. Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Pengeluaran
Menurut Mulyadi (2002:116) menyatakan bahwa
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau sediaan dalam surat berharga yang akan dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu 1 tahun atau kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan dapat dibagi menjadi 2: yang menghasilkan manfaat 1 tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan) dan jasa yang menghasilkan manfaat lebih dari 1 tahun ( aktiva tidak berwujud).
Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood
“Siklus pengeluaran mencakup fungsi-fungsi yang diperlukan dalam perolehan barang dan jasa yang digunakan untuk menjalankan operasi. Siklus pengeluaran mencakup perolehan barang untuk dijual kembali atau digunakan dalam produksi, perolehan jasa-jasa perorangan, dan perolehan aktiva dan peralatan”.
Siklus pengeluaran melibatkan beberapa aktivitas yang berhubungan dengan
pembelian bahan mentah, persediaan barang, peralatan dan jasa. Kegiatan ini
termasuk mengidentifikasikan dan mendokumentasikan semua pengeluaran uang,
menyiapkan order pembelian, menerima kiriman barang dan persediaan.
1. Aktivitas-aktivitas Sistem Pembelian
Sistem pembelian pada umumnya menggunakan sistem batch. Berikut ini
adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan pada sistem pembelian.
a. Departemen Pemrosesan Data: Langkah 1
Proses pembelian dimulai dalam departemen pemrosesan data, dimana fungsi
(42)
dipengaruhi dalam file buku besar persediaan telah sampai pada titik pemesanan
kembali. Jika demikian, pencatatan dilakukan di file permintaan pembelian terbuka.
Setiap pencatatan (record) dalam file permintaan terbuka menunjukkan item
persediaan terpisah yang harus diisi kembali stoknya. Record tersebut berisi nomor
item persediaan, keterangan item, jumlah yang dipesan, dan harga unit standar, dan
nomor pemasok dari pemasok utama.
b. Departemen Pembelian
Departemen pembelian menyiapkan pesanan pembelian menjadi lima bagian,
salinan-salinan tersebut ke pemasok, departemen utang dagang, penerimaan,
pemrosesan data, dan disimpan dalam departemen pembelian sendiri. Suatu program
komputer mengidentifikasikan keperluan persediaan dan menyiapkan permintaan
pembelian tradisional sehingga memungkinkan agen pembelian memverivikasikan
transaksi pembelian sebelum menempatkan pesanan. Untuk menghindari terjadinya
kesalahan pembelian, maka prosedur pemesanan yang lebih efisien dapat diterapkan
yang pertama sistem ini menyiapkan dokumen pesanan pembelian dan
mengirimkannya ke departemen pembelian untuk diperiksa dan ditanda tangani.
Agen pembelian kemudian mengirimkan pesanan pembelian yang sudah disetujui ke
pemasok dan mendistribusikan salinannya ke pemakai internal lainnya. Yang kedua
mempercepat proses pesanan dengan mendistribusikan pesanan pembelian langsung
ke pemasok dan pemakai internal, dengan demikian tidak melewati departemen
(43)
Melainkan, sistem komputer dari perusahaan penjual dan pembeli dihubungkan oleh
jalur telekomunikasi khusus.
c. Departemen Pemrosesan Data: Langkah 2
Pesanan pembelian digunakan untuk menciptakan record pesanan pembelian
terbuka dan untuk mentransfer record korespondensinya dalam file permintaan
pembelian terbuka ke file permintaan pembelian tertutup.
d. Pemrosesan Data: Langkah 3
Departemen pemrosesan data menjalankan pekerjaan batch yang meng-update
file buku besar pembantu persediaan dari laporan penerimaan dan memindahkan
tanda “dalam Pemesanan” dari record persediaan. Sistem ini menghitung total batch
dari bukti tanda terima persediaan untuk prosedur update buku besar umum dan
kemudian menutup record korespondensi dalam file pesanan pembelian terbuka ke
file pesanan pembelian tertutup.
e. Utang Dagang
Ketika petugas administrasi utang dagang menerima faktur pemasok, ia
merekonsiliasikannya dengan dokumen pendukung yang sebelumnya ditempatkan
dalam file penundaan utang dagang. Petugas itu kemudian menyiapkan satu voucher,
menyimpannya dalam file voucher terbuka, dan mengirimkan salinan voucher itu ke
pemrosesan data.
2. Aktivitas-aktivitas Sistem Pengeluaran Kas
(44)
A. Metode Pengeluaran Kas dengan Cek
Metode pengeluaran kas dengan cek dapat menjamin diterimanya pembayaran
tersebut oleh perusahaan yang berhak menerimanya dan memungkinkan
dilibatkannya pihak ketiga (bank) untuk turut serta mengawasi pengeluaran kas
perusahaan. Dengan demikian sistem pengeluaran kas ini hanya akan menyangkut
pengeluaran kas dengan cek saja.
B. Dana Kas Kecil
Dana kas kecil menurut Skousen (2001:379) ialah: “ Jumlah kecil kas yang
disimpan di tangan untuk pembuatan pembayaran bermacam-macam”.
Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem dana kas kecil menurut Mulyadi
(2001:534) adalah “ Kas, Akuntansi, Pemegang Dana Kas Kecil, dan Auditor Intern”.
Prosedur Pengeluaran Kas
a. Departemen Pemrosesan Data
Setiap hari, sistem tersebut men-scan field Tanggal Jatuh Tempo dari register
voucher untuk jatuh tempo setiap item. Cek-cek dicetak untuk item-item tersebut, dan
setiap cek dicatat dalam register cek (jurnal pengeluaran kas). Nomor cek dicatat
dalam register voucher untuk menutup voucher dan mentransfer item-item tersebut ke
file utang dagang tertutup. Cek-cek tersebut, bersama dengan daftar transaksi,
dikirimkan ke departemen pengeluaran kas. Akhirnya, total batch dari utang dagang
tertutup dan pengeluaran kas disiapkan untuk prosedur update buku besar umum.
(45)
utang dagang, kontrol persediaan, dan akun kas dalam buku besar umum. Total dari
utang dagang tertutup dan pengeluaran kas harus sama.
b. Departemen Pengeluaran Kas
Petugas administrasi pengeluaran kas merekonsiliasi cek-cek tersebut dengan
daftar transaksi dan menyerahkan bagian cek yang dapat dinegosiasi ke manajemen
untuk ditandatangani. Cek-cek tersebut kemudian dikirimkan ke pemasok. Satu
salinan dari tiap cek tersebut dikirim ke bagian utang dagang dan salinan lainnya
disimpan di bagian pengeluaran kas bersama dengan daftar transaksi.
c. Utang Dagang
Ketika menerima salinan cek, petugas administrasi utang dagang
mencocokkan mereka dengan voucher terbuka dan mentransfer item-item tertutup ini
(46)
3. Aktivitas-aktivitas Sistem Pembayaran Gaji
Tujuh aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem penggajian. Penggajian
adalah salah satu aplikasi SIA yang terus diproses dalam bentuk batch, karena (1) cek
gaji dibuat secara periodic (mingguan, dua mingguan, atau bulanan) dan (2) sebagian
besar pegawai dibayar pada waktu yang bersamaan.
Perbarui File Induk Penggajian
Aktivitas pertama dalam sistem ini melibatkan pembaruan file induk
penggajian untuk mencerminkan berbagai jenis perubahan penggajian:
mempekerjakan orang baru, pemberhentian, perubahan tingkat gaji, atau perubahan
dalam pengurangan diskresi. Departemen manejemen SDM memberikan informasi
ini. Walaupun penggajian diproses dalam bentuk batch, departemen manajemen SDM
memiliki akses on-line untuk membuat perubahan-perubahan ini pada file induk
penggajian. Pemeriksaan edit yang tepat merupakan hal yang penting untuk
diperlihatkan bahwa semua perubahan penggajian dimasukkan tepat pada waktunya
dan secara tepat ditampilkan dalam periode pembayaran berikutnya. Akan tetapi,
catatan pegawai yang berhenti atau dipecat jangan langsung dihapus, karena beberapa
laporan akhir tahun, termasuk formulir W-2 membutuhkan data mengenai semua
pegawai yang pernah bekerja untuk organisasi tersebut sepanjang tahun terkait.
Perbaharui Tarif dan Pemotong Pajak
Aktivitas kedua dalam sistem ini dengan memperbaharui informasi
mengenai tarif dan pemotongan pajak lainnya. Bagian penggajian membuat
(47)
ketika bagian penggajian menerima pembaruan mengenai perubahan dalam tarif
pajak dan pemotongan gaji lainnya dari berbagai unit pemerintah dan perusahaan
asuransi.
Validasi Data Waktu dan Kehadiran
Langkah ketiga dalam sistem ini dengan memvalidasi setiap data waktu dan
kehadiran pegawai. Informasi ini datang dalam berbagai bentuk, bergantung pada
status pembayaran pegawai.
Mempersiapkan Penggajian
Langkah keempat dalam sistem penggajian adalah dengan mempersiapkan
penggajian. Departemen tempat pegawai bekerja akan memberikan data mengenai
jam yang dihabiskan dan seorang supervisor biasanya akan mengkonfirmasi data
tersebut. Informasi tingkat gaji didapat dari file induk penggajian.
Membayar Gaji
Langkah selanjutnya adalah pembayaran yang sesungguhnya atas cek gaji
ke pegawai. Sebagian besar pegawai dibayar dengan menggunakan cek atau dengan
penyimpan langsung gaji bersih ke rekening bank pribadi mereka. Tidak seperti
pembayaran secara tunai, kedua metode ini memberikan cara untuk
mendokumentasikan jumlah gaji yang dibayar.
Hitung Kompensasi dan Pajak yang Dibayar Perusahaan
Perusahaan membayar beberapa pajak penghasilan dan kompensasi pegawai
(48)
ke batas maksimum tahunan, untuk dana asuransi kompensasi pengangguran federal
dan negara bagian. Sebagai tambahan, perusahaan sering kali memberikan kontribusi
atau menanggung keseluruhan pembayaran premi asuransi kesehatan, cacat, dan jiwa
untuk para pegawai.
Keluarkan Pajak Penghasilan dan Potongan lain-lain
Aktivitas yang terakhir dalam proses penggajian adalah membayar
kewajiban pajak penghasilan dan potongan suka rela lainnya dari setiap pegawai
organisasi harus secara periodik membuat cek/menggunakan transfer dana secara
elektronis untuk membayar berbagai kewajiban pajak yang terjadi.
Lembaga pemerintah terkait menspesifikasikan waktu untuk pembayaran ini.
Sebagai tambahan dana yang secara suka rela dikurangi dari cek gaji pegawai untuk
berbagai kompensasi.
D. Sistem Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas 1. Pengertian, Tujuan, dan Unsur – Unsur Pengendalian Intern
Pengendalian intern menurut Niswonger (1999:183) adalah, “Kebijakan dan
prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi
usaha akurat, dan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana
mestinya”.
Menurut Mulyadi (2001:163), “Sistem pengendalian intern meliputi struktur
(49)
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.
IAI dalam Standar Profesional Akuntan Publik (20001:319.2) mendefinisikan
pengendalian intern sebagai berikut,
Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.
Dari definisi pengendalian intern di atas, terdapat beberapa konsep dasar yang
harus diperhatikan yaitu:
a. pengendalian intern merupakan suatu proses. Pengendalian intern merupakan
suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern merupakan
suatu rangkaian tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas,
b. pengendalian intern dijalankan oleh manusia. Pengendalian intern bukan hanya
terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari
setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain,
c. pengendalian intern diharapkan hanya dapat memberikan keyakinan yang
memadai bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris
(50)
semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan
dalam pencapaian tujuan pengendalian,
d. pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan;
pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
Tujuan diterapkannya sistem pengendalian intern dalam suatu perusahaan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) menjaga kekayaan organisasi. Sistem pengendalian intern dibentuk guna
mencegah hilang atau rusaknya kekayaan organisasi, serta untuk menemukan
kekayaan yang hilang pada saat yang tepat,
2) mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Perusahaan harus memiliki
data akuntansi yang dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan dan
operasional perusahaan. Sistem pengendalian intern bertujuan untuk menguji
ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya melalui pencegahan
dan penemuan kesalahan-kesalahan pada saat yang tepat,
3) mendorong efisisensi. Pengendalian intern dimaksudkan agar perusahaan
terhindar dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu, mencegah pemborosan
serta mencegah penggunaan sumber-sumber dana yang tidak efisien,
4) mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Manajemen perusahaan perlu
menyusun berbagai prosedur dan peraturan agar tujuan perusahaan dapat
tercapai dengan baik. Pengendalian intern memberikan jaminan akan ditaatinya
(51)
Selain untuk tujuan di atas, pengendalian intern juga harus dapat
memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak dengan
sedemikian rupa sehingga memperlancar prosedur audit.
Menurut tujuannnya, sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu pengendalian intern akuntansi (internal accounting control) dan
pengendalian intern administratif (internal administratif control). Pengendalian intern
akuntansi meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik
akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan
dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Unsur-unsur pengendalian intern menurut Niswonger (1999:184) terdiri dari:
a) lingkungan pengendalian, b) penilaian resiko,
c) prosedur pengendalian,
d) pemantauan atau monitoring,
e) informasi dan komunikasi.
Ad. a) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian suatu perusahaan mencakup seluruh sikap
(52)
mempengaruhi lingkungan pengendalian meliputi falsafah manajemen dan siklus
operasi, struktur organisasi usaha, serta kebijakan personalia perusahaan.
Ad. b) Penilaian Resiko
Setiap organisasi menghadapi resiko. Manajemen harus memperhitungkan
resiko ini dan mengambil langkah penting untuk mengendalikannya sehingga tujuan
dari pengendalian intern dapat dicapai. Setelah resiko diidentifikasi, maka dapat
dilakukan analisis untuk memperkirakan besarnya pengaruh dari resiko tersebut serta
tingkat kemungkinan terjadinya untuk menentukan tindakan-tindakan yang akan
meminimumkannya.
Ad. c) Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk memberi jaminan yang wajar bahwa
sasaran bisnis dapat dicapai, termasuk pencegahan penggelapan. Adapun yang
termasuk dalam prosedur pengendalian terdiri dari pegawai yang kompeten,
perputaran tugas dan cuti wajib, pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang
berkaitan, pemisahan operasi, pengamanan aktiva akuntansi, serta tata cara
pembuktian dan pengamanan.
Ad. d) Pemantauan atau Monitoring
Pemantauan terhadap system pengendalian intern akan mengidentifikasi
dimana letak kelemahannya dan memperbaiki efektivitas pengendalian tersebut.
Pengendalian intern dapat dipantau secara rutin atau melalui evaluasi khusus.
(53)
tanda-sering dilakukan bila terjadi perubahan-perubahan besar dalam hal strategi,
manajemen senior, struktur usaha, atau operasi.
Ad. e) Informasi dan Komunikasi
Informasi mengenai lingkungan pengendalian, penilaian resiko, prosedur
pengendalian, dan pemantauan diperlukan oleh manajemen untuk mengarahkan
operasi dan memastikannya terpenuhinya tuntutan-tuntutan pelaporan serta peraturan
yang berlaku.
Menurut Mulyadi (2001:164) unsur-unsur pokok pengendalian intern adalah:
(1) struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas,
(2) sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya,
(3) praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi,
(4) karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.
Unsur pokok sistem pengendalian intern tersebut disajikan pada gambar 2.4
(54)
Organisasi yang memisahkan Tanggung jawab dan wewenang Secara tegas
Unsur Pokok Sistem Sistem otorisasi dan prosedur Pengendalian Intern Pencatatan
Praktik yang sehat
Karyawan yang mutunya sesuai Dengan tanggung jawab
Gambar 2.4
Unsur Pokok Sistem Pengendalian Intern Sumber : Mulyadi (2001:165)
Ad. (1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas
Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung
jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organiasi
didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :
(a) harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi,
(b) suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan
semua tahap suatu transaksi.
Tujuan dari pemisahan fungsi ini adalah untuk membangun dan menciptakan
(55)
Ad. (2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
Ad. (3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak
diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.
Adapaun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan
praktik yang sehat adalah :
(a) penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang,
(b) pemeriksaan mendadak (surprised audit),
(c) setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang
atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit
organisasi lain,
(d) perputaran jabatan (job rotation),
(56)
(g) pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas
unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.
Ad. (4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab
Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang
paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur
pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan
tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.
2. Keterbatasan Pengendalian Intern
Pengendalian intern setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan. Beberapa
keterbatasan bawaan yang meleket dalam setiap pengendalian intern antara lain :
a. kesalahan dalam pertimbangan. Manajemen dan personel lain dapat salah dalam
mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan
tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu, dan tekanan
lainnya,
b. gangguan. Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi
karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan
karena kelalaian, tidak adanya perhatian atau kelelahan,
c. kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan tidak berjalannya pengendalian intern yang
dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya
ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian intern
(57)
d. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau
prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan
pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan
semu,
e. Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan
pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari
pengendalian intern tersebut. Manajemen harus memperkirakan dan
mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya
dan manfaat suatu pengendalian intern.
E. Peranan Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas dalam Mendukung Pengendalian Intern
Sistem akuntansi mmpunyai beberapa fungsi penting di dalam organisasi,
begitu juga dengan pengendalian intern. Hubungan antara system akuntansi dan
pengendalian intern dapat terlihat dari beberapa fungsi dan tujuan yang sama-sama
hendak dicapai oleh keduanya. Pengendalian intern merangkum kebijakan, praktik,
dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai berbagai tujuan, seperti
menjaga kekayaan perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi, serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Sistem akuntansi mempunyai peranan untuk menyediakan pengamanan atas
harta kakayaan perusahaan melalui penyelenggaraan pencatatan aktiva dengan baik.
(58)
diketahui penyebabnya dan selanjutnya dilakukan tindakan koreksi untuk mencegah
terjadinya penyimpangan yang sama.
Sistem akuntansi bertujuan untuk mengecek kecermatan dan keandalan data
akuntansi, yaitu dengan memanfaatkan system tata buku berpasangan. Sistem
pembukuan ini mengharuskan perbandingan antara jumlah debet dan kredit pada saat
penyusunan neraca saldo, sehingga akan memberikan suatu pengawasan terhadap
ketelitian proses pembukuan.
Sistem akuntansi juga memberikan andil besar dalam mendorong efisiensi
pelaksanaan operasi perusahaan. Manajemen dapat menetapkan standar biaya
produksi dalam aktivitas operasionalnya. Adanya informasi perbandingan antara
biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi dapat digunakan manajer
untuk mengidentifikasi penyebab perbedaan tersebut dan mengambil tindakan
perbaikan sehingga efisiensi usaha akan lebih mudah dicapai.
Sistem akuntansi juga mempunyai peranan dalam rangka mendorong
ditaatinya kebijakan menejemen yang telah ditetapkan. Sistem akuntansi akan
mengolah data transaksi menjadi informasi, informasi kemudian akan
dikomunikasikan dalam bentuk laporan pelaksanaan. Sebagai contoh, manajemen
membuat kebijakan pemberian kredit sampai pada batas tertentu atas persetujuan dari
manajemen tertinggi. Dalam hal ini system akuntansi akan menghasilkan laporan dari
analisa piutang. Laporan ini dapat digunakan manajemen sebagai dasar dalam
(59)
Berdasarkan uraian dia atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat suatu
hubungan yang erat antara sistem akuntansi dengan pengendalian intern, yaitu untuk
menghasilkan suatu sistem akuntansi yang efektif maka diperlukan unsure
pengendalian intern di dalamnya. Pengendalian intern tidak mungkin berjalan tanpa
adanya sarana (alat) yang menjalankannya yaitu sistem akuntansi.
Pelaksanaan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang
baik dan benar dapat meningkatkan efektifitas pengendalian intern hasil penerimaan
dan pengeluaran kas. Artinya, melalui sistem informasi akuntansi tersebut maka
terciptalah suatu informasi yang akurat dan dapat dipercaya, yang dapat digunakan
perusahaan sebagai alat untuk meningkatkan pengendalian intern penerimaan dan
pengeluaran kas, sehingga perusahaan dapat menjalankan aktivitasnya secara efektif
(60)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan
menjelaskan keadaan dan karakteristik sebenarnya dari objek penelitian berdasarkan
informasi yang diperoleh.
B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari :
a) Data primer, yaitu data yang belum diolah yang diperoleh langsung dari
perusahaan. Misalnya, data yang diperoleh sebagai hasil wawancara (tanya jawab
langsung dengan karyawan perusahaan) mengenai prosedur penerimaan dan
pengeluaran kas. Karyawan yang dimaksud diantaranya adalah kepala kepala
seksi dan staf seksi akuntansi/keuangan.
b) Data sekunder, yaitu data yang telah diolah dan telah menjadi dokumentasi di
perusahaan. Misalnya, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses penerimaan dan pengeluaran
kas.
C. Teknik Pengumpulan Data
(61)
a) Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak
tertentu di perusahaan. Antara lain dengan kepala seksi dan staf seksi
akuntansi/keuangan.
b) Teknik observasi, yaitu mengadakan pengamatan terhadap objek yang diteliti,
yaitu terhadap aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran
kas.
c) Studi literatur, yaitu mengumpulkan data-data dengan cara membaca dan
mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan sistem
informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
D. Metode Penganalisaan Data
Analisa data dilakukan dengan metode deskriptif yaitu metode yang dilakukan
dengan mengumpulkan data, mengklasifikasikan, menjelaskan dan kemudian
melakukan analisa sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai sistem
informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT BPR Syariah Bank Alwashliyah Medan, yang
beralamat di Jl.S.M.Raja Medan.
(62)
Tempat Penelitian
Juli Agst Sep Okt Nov Des Juni
Penyelesaian proposl
Pencarian data proposal
Pengajuan data proposal
Penyerahan proposal kepada dosen pembimbing
Bimbingan dan perbaikan proposal
Seminar proposal
Pengumpulan data
Pengolahan data
Analisis data
(63)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum PT. BPR Syari’ah Bank Al-Washliyah Medan a. Sejarah Singkat Perusahaan
Al Jam’iyatul Washliyah (disebut Al-Washliyah) adalah salah satu organisasi
kemasyarakatan Islam yang berdiri pada 30 November 1930 di Medan yang bergerak
dalam bidang dakwah dan amal sosial. Sedangkan untuk bidang ekonomi baru mulai
digeluti oleh organisasi Al-Washliyah pada era 1990-an pada Muktamar XVI di
Jakarta dan diikuti dengan Musyawarah Wilayah VI Al-Washliyah Sumatera Utara di
Rantau Prapat pada Desember 1992 khususnya setelah dideklarasikan berdirinya
Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang dipelopori oleh pemuka-pemuka Negara dan
agama Islam di Jakarta dengan memasukkan salah satu program kerja Al-Washliyah
di masa depan yakni mendirikan BPR-BPR Syari’ah maupun Baitul Maal Wa
Tamwil (BMT) di seluruh tingkat kepengurusan Al-Washliyah di seluruh Indonesia.
Program ini baru daerah Sumatera Utara yang dapat merealisasikannya dengan
mendirikan BPRS Al-Washliyah di Tanjung Morawa Deli Serdang yang diresmikan
pada 08 November 1994 lalu, sedangkan untuk BMT baru beberapa buah saja bahkan
daerah lainnya belum ada sama sekali.
(1)
prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data kas. Data-data keluaran tersebut kemudian diawasikebenarannya sehingga data-data yang dihasilkan benar-benar akurat dan terjamin kebenarannya.
Pada PT. BPR Syariàh Bank Al-Washliyah Medantelah melaksanakan pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas untuk menjaga agar tidak terjadi penyelewengan dan ketidakefektifan aktivitas perusahaan. Perusahaan telah menetapkan struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas seperti fungsi yang membuat kwitansi, yang mengesahkan sebuah transaksi, yang mengeluarkan uang dan yang memeriksa kebenaran transaksi. Perusahaan telah memiliki bagian akuntansi tersendiri yang bertanggungjawab untuk melaksanakan pencatatan transaksi. Dengan adanya pemisahan fungsi dan tugas ini, maka system akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang dilaksanakan perusahaan sudah cukup memadai.
Sistem otorisasi dan prosedur pancatatan yang telah dilaksanakan perusahaan sudah dapat memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Hal ini dapat terlihat bahwa persetujuan pemberian pembiayaan PT. BPR Bank Syariàh Medan dilakukan oleh bagian tersendiri dalam perusahaan. PT. BPR Syariàh Bank Al-Wahliyah Medan telah melaksanakan praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasinya. Hal ini dapat telihat dari penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh pihak yang berwenang.
(2)
Analisa dan evaluasi terhadap pengendalian kas pada PT. BPR Syariàh Bank Al-Washliyah Medan adalah sebagai berikut:
1. Dalam usaha pengendalian terhadap kas perusahaan, perusahaan telah melakukan pemisahan tugas dengan cukup baik. Hal ini ditandai dengan adanya pemisahan tugas antara yang membuat kwitansi, yang mengesahkan sebuah transaksi, yang mengeluarkan uang dan yang memeriksa kebenaran transaksi. Perusahaan telah melakukan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi operasi dan fungsi penyimpanan.
2. Penutupan saldo harian informasi kas setiap hari kerja perusahaan, dimana pimpinan cabang setiap akhir hari kerja selalu melakukan penutupan saldo harian informasi kas. Ini dilakukan untuk mencegah pengubahan data kas perusahaan setelah selesai jam kerja perusahaan oleh pihak yang tidak berwenang.
3. Melakukan backup data informasi kas pada sebuah eksternal hard disk pada setiap bulan, hal ini menurut penulis sudah cukup bagus karena sesuai dengan prosedur standar di dalam pengendalian kas, dimana dapat dicegah kerugian akibat hilangnya data mengenai kas perusahaan.
4. Memberi akses data dalam mengotorisasi kas perusahaan hanya pada beberapa orang tertentu dengan pemberlakuan password, akses ini dapat meminimalkan usaha pengubahan program data kas oleh orang lain yang tidak berwenang mencegah tindakan penyelewengan atas kas perusahaan. Dan password tersebut diganti secara berkala.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada bab IV, maka penulis menarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang dilaksanakan perusahaan sudah cukup memadai untuk mendukung pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas. Kesimpulan di atas dapat ditarik berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
2. Siklus pendapatan dan siklus pengeluaran yang dilaksanakan PT. BPR Syariàh Bank Al-Washliyah Medan telah cukup memadai dalam mendukung kelancaran operasi perusahaan.
3. Dalam penerapan akuntansi, perusahaan telah menggunakan media akuntansi berupa dokumen-dokumen, formulir dan buku besar kas. Dokumen dasar pada hakekatnya adalah formulir yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi pada saat terjadinya. Perusahaan telah menggunakan formulir bernomor urut tercetak dan juga menyediakan tempat untuk tanda tangan atau paraf bagi pejabat yang berwenang atas suatu transaksi. Dokumen-dokumen atau formulir-formulir ini dinyatakan sah dalam penggunannya dan dapat digunakan seperlunya bilamana telah ditandatangani atau diotorisasi oleh pihak yang berwenang. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang dalam pemakaian formulir.
(4)
4. Setiap terjadinya transaksi, selalu ada pengverifikasian. Hal ini digunakan untuk mencegah penyelewengan atas kas perusahaan.
5. Dalam system informasi akuntansi pemrosesan penjualan perusahaan, pemberian otorisasi pembiayaan dilakukan oleh bagian / bidang marketing. Dalam hal ini, peruahaan sudah mempunyai bagian account officer yang secara khusus melaksanakan pelayanan terhadap permohonan pembiayaan nasabah dan meneliti status pelanggan yang akan diberikan pembiayaan. Disamping itu terdapat juaga bagian penyelesaian kredit yang melaksanakan tugas bidang legal, appraisal dan urusan kredit macet.
6. Sistem pengendalian kas sudah cukup baik ditandai dengan adanya pemeriksaan secara rutin bulanan laporan perkembangan cash dan teller, kepersonaliaan dan pelayanan customer yang dilakukan oleh Dewan Komisaris.
7. Pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas yang dilaksanakan perusahaan sudah cukup memadai karena perusahaan sudah melaksanakan pembagian tugas dan tanggungjawab fungsional yang tepat. Dalam hal ini perusahaan sudah melakukan pemisahan fungsi akuntansi dan fungsi penyimpanan.
B. Saran
1. Dalam rangka melancarkan operasional perusahaan, PT. BPR Syariàh Bank Al-Washliyah Medan hendaknya secara teratur mengadakan perputaran atau pertukaran jabatan atau sering juga disebut dengan mutasi jabatan. Hal ini
(5)
dimaksudkan selain untuk meningkatkan keterampilan karyawan juga yang utama untuk pengendalian perusahaan.
2. Bagi karyawan yang menangani kas atau pembukuannya, sebaiknya jika memungkinkan bagi perusahaan disarankan ataupun diberikan cuti kerja secara periodik dalam batas waktu yang wajar dan tidak merugikan perusahaan.
3. Di dalam perusahaan hendaknya terdapat departemen khusus dalam hal pengolahan data elektronik dan terpisah dari bagian akuntansi agar tercipta pengendalian kas yang memadai baik dalam penyediaan data maupun juga dalam hal efisiensi pelaksanaan kegiatan perusahaan.
4. Sejalan dengan tingginya tingkat persaingan, perkembangan ekonomi, dan kemajuan teknologi, maka informasi yang cepat, akurat dan berdaya guna sangat diperlukan, oleh karena itu disarankan bagi perusahaan untuk merancang suatu program sistem komputer sendiri yang sesuai dengan kegiatan usaha dari perusahaan dalam setiap pencatatan akuntansi, hal ini disebabkan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perusahaan dan meningkatkan daya saing perusahaan, termasuk mengenai sistem informasi pada siklus pendapatan dan siklus pengeluaran.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., and Loebbecke, James K., 1997. Auditing, Terjemahan Amir Abadi Jusuf, Jilid I, Edisi Kelima, Cetakan Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Baridwan, Zaki, 1998. Sistem Akuntansi, Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.
Hall, James A., 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Jilid I, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit alemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Niswonger, Rollin C., Warren, Carl S., Reeve, Fess, Philip E., 1999. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Terjemahan Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Edisi Kesembilan Belas, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta. Widjayanto, Nugroho, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga,