46 Dimana
E =
P =
Adapun M Malmquist Index adalah hasil dari pengukuran proses tehnis P yang diukur sebagai frontier periode t + 1 dan periode t dengan perubahan
efisiensi E dalam periode yang sama. Sedangkan untuk Malmquist Index output, juga menggunakan rumus yang sama dengan tersebut di atas Sufian Fadzlan,
2009: 123.
F. Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian Syed Abdul Malik, 2010, fokus kepada pengukuran efisiensi bank-bank di Arab Saudi menggunakan data tahun 2003-2008, pengambilan
data dilakukan dari data internet dimana hanya menemukan 10 dari 12 data bank di Arab Saudi, menggunakan metode DEA Input-Oriented baik CRS
maupun VRS menghasilkan hanya dua bank yang mendapatkan poin efisiensi penuh yaitu 1 poin, meskipun secara empiris juga membuktikan bahwa
sebagian besar bank-bank di Arab Saudi secara rata-rata sudah bekerja secara efisien, dan data empiris juga mengindikasikan dua bank tersebut dijadikan
patokan pengukuran efisiensi bank lainnya. Penelitian Yuli Indrawati, 2009, membahas efisiensi bank umum di
Indonesia periode 2004-2007 dengan menggunakan data 127 bank umum,
Persamaan 2.9
47 metodologi yang digunakan adalah non parametrik, Data Envelopment
Analysis, untuk menganalisis efisiensi teknikal, analisis efisiensi dilakukan secara keseluruhan dan perkelompok bank berdasarkan
kepemilikannya. kemudian, menggunakan uji KoreIasi Spearman untuk melihat determinan efisiensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bank
umum di Indonesia relatif belum efisien dengan rata-rata nilai efisiensi sebesar 0,569 selama periode penelitian 2004-2007 juga menunjukkan bahwa bank
milik pemerintah menjadi kelompok bank yang paling efisien, hasil lainnya juga menunjukkan bahwa profitabilitas dan aset bank berhubungan positif
dengan efisiensi. Penelitian Rama Dwi Laksana, 2010, penelitian ini bertujuan untuk
mengukur tingkat efisiensi relatif pada BPD Unit Usaha Syariah di Indonesia dengan menggunakan metode non-parametrik Data Envelopment Analysis
DEA berdasarkan pendekatan intermediasi dengan Constant Return to Scale CRS dan Variable Return to Scale VRS. DEA adalah teknik program
linear yang digunakan untuk mengevaluasi proses pembuatan keputusan di sebuah unit dengan menilai inefesiensi pada kombinasi input slack variable
dalam hubungan antarbank. Pada kasus ini, unit BPD syariah berhubungan dengan unit BPD syariah lain dalam bentuk sample, lalu proses ini
dibandingkan dengan inefisiensi pada unit BPD syariah agar bisa menghasilkan masing-masing nilai efisiensi. Nilai efisiensi berada antara nol
dan satu, tingkat efisiensi unit BPD syariah dinilai sebagai satu proses. Nilai efesiensi unit BPD syariah tidak menunjukkan arti bahwa unit tersebut telah
48 memberikan hasil yang maksimal, tetapi memberikan hasil yang terbaik di
antara sampel-sampel yang ada. Hasil menunjukkan bahwa unit BPD syariah di Indonesia secara teknis
telah efisien 82,5 berdasarkan pendekatan intermediasi dengan menggunakan model CRS dan VRS 88. Skala efesiensi unit BPD syariah
adalah efisien 93. Penelitian Setiawan Imam, 2007, penelitian ini bertujuan untuk melihat
efisiensi perbankan dan memecah tingkat efisiensi dari masing-masing komponen biaya yang digunakan penyaluran kredit sehingga diketahui
komponen biaya apakah yang tidak efisien penyaluran kredit perbankan dan bagaimana komponen biaya ini dapat dipebaiki, selain itu penelitian ini juga
berusaha menghitung mark-up laba perbankan dari waktu-kewaktu apakah besaran mark-up makin membesar ataukah mengecil, juga akan dilihat
bagaimana pengaruh dan tingkat resiko yang diambil perbankan. Juga akan dilihat apakah terdapat price leadership di dalam perbankan Indonesia. Dalam
penelitian ini akan digunakan beberapa metodologi yaitu DEA untuk menghitung efisiensi perbankan, metode mark-up untuk menghitung mark-up
perbankan, Orangger Causality Test untuk melihat adakah price leadership di dalam perbankan, sedangkan untuk mnelihat perubahan pengeompokan
perbankan ketika kebijakan penurunan suku bunga akan digunakan metode cluster. Kesimpulan yang dihasilkan adalah bahwa inefisiensi perbankan di
Indonesia umumnya disebabkan oleh inefisiensi biaya operasi dan inefisiensi biaya kredit rupiah, tingginya inefisiensi biaya operasi lebih disebabkan
49 karena besarnya komponen biaya operasional lainnya dalam struktur biaya
perbankan sedangkan dalam biaya kredit rupiah diindikasikan karena masih cukup besarnya excess reserve rupiah perbankan yang ditempatkan di Bank
Indonesia kemudian walaupun bank-bank pembentuk DEA dianggap sebagai bank yang efisien, ternyata masih tingginya net interest margin, ini lebih
disebabkan tingginya mark-up keuntungan juga tingginya mark-up resiko. Tingginya mark-up keuntungan lebih disebabkan oleh price factor
shifting dari aset perbankan yang nilainya turun seperti SBI dan SUN sehingga kemudian faktor harga ini kemudian di pindahkan kepada komponen biaya
kredit. Hal ini dimungkinkan karena kurang elastisnya demand kredit terhadap suku bunga terutama debitur kecil. Tingginya mark-up resiko umumnya
disebabkan oleh belum pulihnya ekspektasi usaha di Indonesia. Penelitian Sufian Fadzlan: 2007, penelitian ini dilakukan untuk
mengukur efisiensi dan produktivitas Industri Perbankan Islam Malaysia, dan membandingkan antara Bank Islam dalam negri dengan Bank Islam luar
negeri, dengan metode Indeks Malmquist, dan pendekatan intermediasi input- output. Penelitian ini menyatakan bahwa produktivitas Perbankan Islam
Malaysia membentuk kurva-U terbalik, dimana terjadi 8,4 nilai produktivitas ditahun 2002, kemudian meningkat menjadi 11,2 ditahun 2003
sebelum akhirnya menurun menjadi 4,6 di tahun 2004. Hasil penelitian juga mengindikasikan perbankan Islam Malaysia yang mengalami kemajuan
produktivitas akibat kemajuan teknologi kebanyakan berasal dari bank yang berasal dalam grup menengah, sementara sebaliknya, bank-bank kecil
50 mengalami penurunan yang diakibatkan faktor teknologi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa bank-bank Islam kecil di Malaysia mengalami keterbatasan untuk bersaing dengan bank lainnya dikarenakan faktor
kemajuan teknologi. Kesimpulan dari penelitian sebelumnya adalah baik teknik DEA dan
Indeks Malmquist sudah menjadi teori yang umum untuk mengukur efisiensi dan produktivitas perbankan dengan metode intermediasi, adapun keunggulan
dari penelitian ini adalah berfokus kepada Perbankan Syariah Indonesia pada periode 2007-2009.
G. Kerangka Pemikiran