Komisi Pemilihan Umum KPU dan Komisi Pemilihan Umum Derah KPUD

BAB II KPUD DEPOK DAN PROSES PEMILIHAN KEPALA DAERAH

A. Komisi Pemilihan Umum KPU dan Komisi Pemilihan Umum Derah KPUD

Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah Pilkada Provinsi maupun Kabupaten atau Kota diperlukan adanya suatu lembaga yang independen dan imparsial. Pembentukan dapat dilakukan melalui dua 2 cara, yaitu 1 membentuk lembaga baru di setiap daerah pemilihan; atau 2 memanfaatkan keberadaan Komisi Pemilihan Umum KPU Provinsi dan Kabupaten atau Kota yang telah berpengalaman dalam menyelenggarakan pemilihan umum anggota legislatif dan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden 17 Dengan alasan efisiensi biaya dan kelengkapan sarana dan prasarana serta kelayakan kemampuan yang telah dibuktikan oleh Komisi Pemilihan Umum KPU dan KPU Provinsi maupun Kabupaten atau Kota sebagai penyelenggara pemilihan umum anggota legislatif dan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden, maka penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah dibebankan kepada lembaga Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD yang organ-organnya merupakan Komisi 17 Zain Badjeber, “Komentar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ”, Jakarta: Forum Indonesia Baru, 2005, h. 246. 18 Pemilihan Umum KPU Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang di beri wewenang khusus oleh Undang-Undang dalam menyelenggarakan pemilihan kepala daerah. 18

1. Pengertian Komisi Pemilihan Umum KPU dan Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD

Undang Undang Dasar 1945 tidak merumuskan lembaga penyelenggara pilkada, namun demikian penyelenggara pemilihan kepala daerah disebutkan dalam pasal 57 ayat 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan: “ Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan umum Daerah KPUD yang bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD”. 19 Komisi Pemiliha Umum Daerah KPUD sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah, kemudian ditegaskan lagi dalam pasal 4 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan Kepala Daerah, yang menyatakan: 1 Pemilihan di selenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum DaerahKPUD 2 Dalam penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur, KPUD Provinsi menetapkan KPUD Kabupaten atau Kota sebagai bagian pelaksana tahapan penyelenggaraan pemilihan. 20 Badjeber, “Komentar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ”, h. 247. 19 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 072-073PUUIII2005. 20 Op. Cit., Pasal 4 ayat 1 dan 2. Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD yang diberikan tugas sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah, menurut pasal 1 angka 21 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut KPUD Provinsi atau Kabupaten atau kota sebagaimana di maksud dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 21 yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang ini untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah Pilkada dan wakil kepala daerah di setiap Provinsi dan Kabupaten atau Kota. Sekarang yang menjadi permasalahan adalah samakah KPUD sebagaimana di maksud dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dengan KPU berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. KPU terdapat dalam Pasal 22E Undang Undang Dasar 1945 dalam bab VII B pemilihan umum, yang merupakan hasil perubahan ketiga tahun 2001. Pasal 22E ayat 5 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan “Pemilihan Umum diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri”. Dalam pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi atas putusan perkara Nomor 072-073PUUII2004 tentang Pengujian Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan: 21 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. “ Maksud pembuat undang-undang menetapkan Komisi Pemilihan Umum KPU Provinsi maupun Kabupaten atau Kota berfungsi sebagai pelaksana tugas Komisi Pemilihan Umum Daerah, apabila anak kalimat tersebut dinyatakan tidak mempunyai hukum mengikat, maka bunyi pasal angka 21 akan menjadi “ Komisi Pemilihan Umum Daerah yang selanjutnya disebut KPUD adalah KPU Provinsi atau Kabupaten, atau Kota”. Yang artinya dengan rumusan tersebut penyelenggara pemilihan kepala daerah langsung adalah KPU Provinsi, Kabupaten atau Kota, sebagai bagian dari KPU yang di maksudkan pasal 22E Undang-Undang Dasar 1945. dengan demikian penyelenggara pemilihan kepala daerah Pilkada, KPU menjadi regulator dan pengawas pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi, Kabupaten, atau Kota, padahal pengertian yang demikian bukanlah yang di maksudkan oleh pembuat undang-undang. Walaupun demikian dalam hal kewenangan yang berkaitan dengan masalah internal KPU dan KPU Provinsi, Kabupaten, atau Kota tetap ada secara hierarkis, sehingga KPU tetap wajib melakukan tugas-tugas koordinasi dan supervisi untuk lebih memberdayakan kinerja KPU Provinsi, kabupaten atau Kota”. 22 Menyikapi amar putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, di satu sisi Mahkamah Konstitusi ingin mengatakan secara formal, bahwa KPUD itu berada dengan KPU Provinsi, Kabupaten atau Kota, sungguh keduanya memiliki organ yang sama. 22 Putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara nomor 072-073PUUII2004 tentang pengujian Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-Undang Dasar 1945, h. 112. Pandangan ini dapat dipahami jika dianalogikan dengan jabatan Gubernur atau Bupati. Sebagai Gubernur ia adalah aparat pusat yang ada di daerah, di sisi lain ada juga dengan kepala daerah, ia adalah aparat daerah yang bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD melaksanakan pemerintahan di daerah. 23 Dengan konstruksi pikiran seperti ini, memberikan beberapa implikasi; pertama , secara substansi Komisi Pemilihan Umum KPU Provinsi, Kabupaten atau Kota berbeda dengan KPUD, kedua, KPU masih mempunyai kewenangan pengawasan dan memberikan advis kepada KPU Provinsi, Kabupaten atau Kota, ketiga , pengaturan proses pencalonan seperti penjadwalan pemilihan, penetapan pasangan calon kepala daerah menjadi kewenangan KPUD, dan keempat, anggota KPUD sebagai aparat KPU di daerah, secara struktural tetap harus memperlihatkan kebijakan atasannya KPU. Keberadaan Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah PILKADA kembali di tegaskan dalam konsideran penjelasan umum angka 4 penjelasan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menjelaskan sebagai berikut: “ Melalui Undang-undang ini Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD Provinsi, Kabupaten atau Kota di berikan kewenangan sebagai penyelenggara Pilkada. Komisi Pemilihan Umum Daerah yang di maksud dalam undang-undang ini adalah KPUD sebagaimana di maksud Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum anggota 23 Sahuri Taufiqurrahman, “Anatomi Putusan mahkamah Konstitusi Republik Indonesia”, Jakarta: makalah seminar putusan Mahkamah Konstitusi PUU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, 2005, h. 6 . Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Untuk itu, tidak perlu di bentuk dan di tetapkan KPUD dan keanggotaannya yang baru. 24 Berdasarkan ketentuan tersebut, maka jelaslah bahwa penyelenggaraan pemilihan kepala daerah adalah Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD. KPUD di maksud adalah KPU Provinsi, Kabupaten atau Kota. KPU ini diberi wewenang sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah. KPUD yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah KPU sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Pertimbangan di pilihnya KPU Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang bernama Komisi Pemilihan Umum Daerah sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah dengan tidak membentuk lembaga baru dengan keanggotaan baru adalah untuk efisiensi waktu, tenaga, dan biaya. Pertimbangan ini didasari karena perangkat, sarana, dan prasarana KPU Provinsi, Kabupaten, dan Kotamadya sudan terbentuk di seluruh Indonesia. Dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, peran Komisi Pemilihan Umum di sini hanya sebatas menjadi acuan bagi Komisi Pemilihan Umum Daerah dalam membuat berbagai peraturan yang selama ini sudah ada. Dalam pasal 29 butir 24 Republik Indonesia, Undang-undang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, penjelasan umum angka 4. 9 dan pasal 32 butir g Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 dinyatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum Provinsi, maupun Komisi Pemilihan Umum Kabupaten atau Kota melaksanakan kewajiban lain yang diatur dalam Undang-undang. Dengan demikian ada kewenangan Undang-undang untuk memberikan kewajiban lain kepada Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Kabupaten atau Kota. Ada 3 tiga kewajiban lain yang di berikan oleh Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah kepada Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Kabupaten atau Kota, yaitu; 1 penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, 2 pertanggung jawaban pemilihan kepala daerah kepada publik, dan 3 melaporkan pelaksanaan pilkada kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. Selanjutnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 memang tidak memberi kewajiban atau wewenang khusus kepada Komisi Pemilihan Umum KPU, namun hal ini sesungguhnya tidak berarti KPU kehilangan peran sama sekali, KPU tetap menjaga berfungsinya organisasi secara baik dan benar di tingkat Provinsi, Kabupaten atau Kota.

2. Karakteristik Komisi Pemilihan Umum KPU dan Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 21 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dinyatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum Daerah yang selanjutnya disebut KPUD adalah KPU Provinsi, Kabupaten, atau Kota. Sebagaimana dimaksud Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang ini untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di setiap Provinsi dan Kabupaten atau Kota. Dengan demikian semua sifat yang terkandung dalam Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Kabupaten atau Kota juga di miliki oleh KPUD. Bertolak dari penafsiran Mahkamah Konstitusi dan pembuat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa pemilihan kepala daerah tidak termasuk kategori pemilu, maka manajemen pemilihan kepala daerah tidak di lakukan oleh Komisi pemilihan Umum KPU tetapi oleh pemerintah, bukan keputusan Komisi Pemilihan Umum KPU sebagaimana yeng berlaku untuk pemilihan umum legislatif dan pemilihan Presiden. Menurut Mahkamah Konstitusi tidak ada alasan kuat bahwa pemilihan kepala daerah tidak masuk ke dalam pengertian pemilihan umumn Pasal 22E Undang- Undang Dasar 1945, maka pengaturan pemilihan kepala daerah menjadi kewenangan pemerintah. Meskipun demikian, Komisi Pemilihan Umum Daerah sebagai lembaga Independen harus bebas dari intervensi lembaga negara manapun dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah langsung, yaitu harus berdasarkan asas- asas pemilihan umum, yakni langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pesan demikian yang ingin di sampaikan dalam putusan Mahkamah Konstitusi yang mengabulkan permohonan para pemohon mengenai aturan hukum yang mengharuskan Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. Konsideran putusan Mahkamah Konstitusi tersebut menyatakan; 25 “Menimbang bahwa pembuat Undang-Undang telah menetapkan Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah langsung, yang mana Mahkamah Konstitusi berpendapat hal tersebut menjadi wewenang dari pembuat undang-undang. Walaupun demikian, KPUD harus di jamin independensinya dalam menyelenggarakan pemilihan kepala daerah, dan apabila independensi KPUD tidak dijamin, maka hal ini akan mengganggu pelaksanaan hak rakyat sebagai pemegang kedaulatan yang ditentukan dalam pasal 1 ayat 2 Undang- Undang Dasar 1945, bertentangan dengan jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum yang di muat dalam pasal 28D Undang-Undang Dasar 1945”. Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut memiliki implikasi ; 1 dalam pemilihan kepala daerah Komisi Pemilihan Umum Daerah tidak bertanggung jawab kepada DPRD, 2 DPRD tidak berwenang meminta pertanggung jawaban atas KPUD, 3 KPUD tidak berkewajiban mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran pemilihan kepala daerah ,dan 4 pembatalan calon kepala daerah yang terbukti melakukan palanggaran berdasarkan putusan pengadilan yang telah Putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara nomor 072-073PUUII2004 tentang pengujian Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-Undang Dasar 1945, h. 110. mempunyai kekuatan hukum tetap tidak lagi di lakukan oleh DPRD. 26 Ketentuan tersebut cukup logis dengan memandang bahwa amat sulit mempunyai tujuan tersebut, apabila KPUD harus mempertanggung jawabkan kepada lembaga lain, seperti DPRD. Sebab DPRD merupakan unsur-unsur partai politik yang menjadi pelaku dalam kompetisi pemilihan kepala daerah. B. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD Komisi Pemilihan Umum Daerah merupakan lembaga yang bertanggung jawab terhadap berbagai bidang dan aspek perencanaan, penyelenggaraan, dan pengendalian penyelenggaraan pemilihan kepala daerah langsung. Tata cara pelaksanaan masa persiapan dan tahap pelaksanaan diatur oleh KPUD dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005. 27 Secara sederhana, Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD kota Depok berperan sebagai penyelenggara Pemilihan Umum pemilu 28 . Dan Pemilihan Kepala Daerah Pilkada dalam batasan entitas kewilayahan menurut yurisdiksi kota Depok. Inilah yang kemudian menjadi wilayah pemilihan dalam pemilihan kepala daerah tahun 2005. 26 Lihat putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 005PUU-III2005, h. 112-113. 27 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah , Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005. 28 Lihat pasal 57 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Bab III Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005. Tugas dan kewenangan Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD inilah yang akan diawasi pelaksanaannya oleh Panitia Pengawas Daerah panwasda dalam wilayah kerjanya, begitu pula dengan masyarakat yang amat berkepentingan dengan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. Dalam rangka penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, maka tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD sebagaimana di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005, meliputi: a. Merencanakan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah; b. Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang- undangan; c. Mengoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah; d. Menetapkan tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye, serta pemungutan suara kepala daerah dan wakil kepala daerah ; e. Memeliti persyaratan partai politik atau gabungan partai politik serta persyaratan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang mengusulkan calon; f. Menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan; g. Menerima pendaftaran dan mengumumkan tim kampanye, dan mengumumkan sumbangan dana kampanye; h. Mengumumkan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah; 29 Di samping tugas dan wewenang tersebut di atas, Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD juga mempunyai beberapa kewajiban, yaitu: a. Memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara; b. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa; yang berkaitan dengan penyelenggaran pemilihan kepala daerah dan wakil berdasarkan peraturan perundang-undangan; c. Menyampaikan laporan kepada DPRD untuk setiap tahapan pelaksanaan pemilihan dan penyampaian informasi kegiatan kepada masyarakat; d. Memelihara arsip dan dokumen pemilihan, serta mengelola barang inventaris milik KPUD berdsarkan peraturan perundang-undangan; e. Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran kepada DPRD, serta f. Melaksanakan semua tahapan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. 30 Pemberian kewenangan mengatur semua tahapan pemilihan kepala daerah kepada Komisi Pemilihan Umum Daerah. dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah, dapat menimbulkan 3 tiga persoalan hukum; 31 pertama, ketentuan Rozali Abdullah, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung , Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005, Cetakan pertama h.57. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah , Pasal 6. 31 Ramlan Subakti, “Bebarapa pertanyaan tentang sistem pemilihan kepala daerah secara langsung ”, Jakarta: Jurnal Pamong Praja, 2005, ed. 3, h. 55. seperti ini bertentangan dengan prinsip kemandirian yang melekat tidak hanya kepada Komisi Pemilihan Umum, tetapi juga kepada KPUD sebagai aparatnya di daerah, karena menempatkan KPUD di bawah pengarahan pemerintah. KPU atau KPUD yang mandiri berarti tidak berada di bawah golongan, partai politik, ataupun pemerintah, melainkan melaksanakan pemilihan umum sepenuhnya menurut Undang- undang. Dengan kewenangan Komisi Pemilihan Umum Daerah menetapkan ketentuan teknis, semua tahapan pemilihan kepala daerah berdasarkan peraturan pemerintah, maka KPUD menerima pengarahan dan supervisi dari pemerintah atau setidaknya jika ada permasalahan dalam menyelenggarakan pemilihan kepala daerah harus bertanya dan berkonsultasi, menunggu pengarahan dari pemerintah tentang pengaturan tahap pemilihan kepala daerah. Kedua , ketentuan tersebut tidak taat asas dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang sama sekali tidak memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk membuat peraturan pelaksanaan pemilihan umum, dengan alasan untuk menghindari perbuatan peraturan pemilihan umum oleh peserta pemilu. 32 Dan ketiga, pemberian kewenangan pengaturan teknis tahap persiapan dan pelaksanaan tahap pemilihan kepala daerah kepada KPUD bertentangan dengan asas 32 Cetro,” Urgensi revisi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah sebelum penyelenggaraan pemilihan kepala daerah ”, http:www.cetro.or.id, diakses pada 18 Juli 2005. eksternalitas dan efisiensi yang diatur dalam pasal 11 ayat 1 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah itu sendiri. Urusan yang bersifat atau berlaku lintas daerah harus ditangani oleh instansi yang berlingkup luas, dikatakan demikian karena pengaturan teknis setiap tahapan tersebut merupakan penjabaran asas-asas pemilihan umum yang demokratis, yaitu langsung, umum, bebas, rahasia Luber serta jujur dan adil Jurdil. Penjabaran asas-asas pemilihan umum ini berlaku di seluruh Indonesia, bahkan berlaku universal, sehingga tidak dapat di desentralisasikan kepada KPUD. Di sebut tidak efisien yaitu karena bila pemilihan kepala daerah diselenggarakan di 226 daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota, maka harus di buat 226 Surat keputusan SK untuk setiap tahapan pemilihan kepala daerah yang isinya sama. Pengaturan teknis pemilihan kepala daerah seharusnya diserahkan kepada KPU, tetapi perencanaan dan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah di serahkan sepenuhnya kepada KPUD. 33 Dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 072-073PUU-III2005, maka KPUD di dalam menyelenggarakan Pilkada, tidak lagi bertanggung jawab kepada DPRD, baik tanggung jawab pelaksanaan tugas-tugas KPUD maupun tanggung jawab penggunaan anggaran Pilkada. Mengenai pelaksanaan tugas-tugas penyelenggaraan tahapan Pilkada, KPUD bertanggung jawab kepada pemerintah daerah masing-masing. Di samping itu DPRD tidak lagi berwenang membatalkan pasangan calon yang dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, karena melakukan “politik uang”. Karena itu, 33 Cetro, Kesimpulan Putusan perkara Mahkamah Konstitusi Nomor 072PUU-II2004. sekarang beralih kepada KPUD. Hal ini semua didasarkan pada pertimbangan demi menjaga independensi KPUD dalam penyelenggaraan Pilkada, dan kemungkinan adanya intervensi dari pihak DPRD.

C. Tahap Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah PILKADA