12
PERSEPSI PELAKU PERJALANAN TERHADAP PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA MEDAN
Herry Lubis, Julaihi Wahid, Rahmad Dian
Program Studi Magister Teknik Arsitektur Bidang Kekhususan Manajemen Pembangunan Kota
Abstract. Public transportation is an important medium of mobility to support peoples daily activities in the city. The general conditions of public transportation in the city are reflected by the city itself. The choice of mode of
transport lies on the benefits they received from the mode of transportation. This paper attempts to outline the peoples perception towards the public transportation services in Medan. The research was conducted in
Medan with the daily commuter of public transport as the main respondents. In this case mini bus is the most widely used vehicles in the city. The study applies variables such as reliability, comfort, safety, speed and fare as an
indicator of assessment. The data from the field survey are analyzed and complemented with descriptive analysis by using frequencies, graphics and chi-square analysis. According to the analysis, the respondent changed the mode of
transport once they get to their destination. Generally, the travellers are satisfied with the services rendered especially where frequent stop can be requested from the driver even not at the proper bus stop. Although they feel
comfortable by using public transportation, however the feeling of insecurity exists according to the respondents. Other factors contribute to insecurity are pick pockets and traffic accidents. The chi-square analysis shows that the
respondents answer distribution is not homogeneous, or the users of the public transportation in Medan appear to have different perception against the public transportation service as a parameter of variables.
Keywords: perception, service, public transportation
1. LATAR BELAKANG Persoalan transportasi perkotaan dialami oleh
kota-kota di negara berkembang. Persoalan tersebut lebih dipersulit lagi dengan adanya persepsi yang
cenderung memihak pada kelompok tertentu dalam penyusunan kebijakan yang berkaitan
dengan pembangunan dan pengembangan sistem transportasi perkotaan. Pemihakan dimaksud
adalah pemihakan pada penggunaan kendaraan pribadi private car dan mengabaikan anggota
masyarakat lainnya. Sinyalemen ini banyak dijumpai di kota-kota besar seperti Jakarta di
mana pembangunan prasarana jalan lebih diutamakan dibandingkan dengan pembangunan
dan pengembangan angkutan umum serta angkutan umum cenderung dibiarkan pada proses
dan mekanisme pasar Anonim, 1996. Tentu saja orientasi kebijakan seperti ini akan berakibat
fatal, di mana permasalahan transportasi perkotaan bukan menjadi terselesaikan dengan
baik, tetapi malah semakin rumit. Menurut Tamin 2000, salah satu penyebab
kemacetan di daerah perkotaan adalah meningkatnya kecenderungan para pemakai jasa
transportasi untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum.
Selain membaiknya keadaan ekonomi yang menyebabkan tingkat kepemilikan kendaraan
pribadi semakin tinggi, menurunnya peranan angkutan umum juga disebabkan oleh rendahnya
tingkat pelayanan angkutan umum itu sendiri. Pada dasarnya, tingkat pelayanan yang rendah itu
menyangkut sarana dan prasarana yang kurang memadai, waktu tempuh yang cukup lama,
jumlah penumpang yang melebihi kapasitas angkut, tingkat kenyamanan yang rendah, sistem
jaringan yang kurang memadai, serta aksesibilitas yang sulit untuk beberapa daerah tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Julaihi Wahid Rahmad Dian
13 Angkutan umum adalah sarana transportasi yang
penting dalam mendukung aktivitas dan mobilitas penduduk sehari-hari di suatu perkotaan. Baik
buruknya keadaan angkutan umum dan transportasi secara umum di suatu perkotaan
merupakan cerminan baik buruknya sistem kota tersebut. Di Kota Medan, angkutan umum
penumpang terdiri dari berbagai jenis moda angkutan darat seperti becak dayung dan
bermotor, taksi, mobil penumpang umum MPU, dan bus Damri Napitupulu, 2005. Kota Medan
saat ini dilayani oleh angkutan umum sebanyak 8.930 armada dengan melintasi 249 trayek yang
beroperasi setiap hari DLLAJ: 2004. Angkutan umum di Kota Medan saat ini dikelola
oleh beberapa perusahaan dengan tipe angkutan mini bus angkot yaitu Koperasi Pengangkutan
Umum Medan 4000 armada, PT Rahayu Medan Ceria 844 armada, PTU Morina 624, PU
Gajah Mada 152 armada, CV Wampu Mini 407 armada, Fa. Mekarjaya 143 armada DLLAJ,
2004. Ada tiga dimensi yang menentukan dalam
angkutan umum, yaitu dimensi evaluasi pelayanan, yang akan ditentukan oleh pengguna user,
dimensi kinerja pelayanan yang lebih banyak ditinjau dari sisi pemilik operator angkutan
umum, dan dimensi kebijakan pemerintah regulator. Masyarakat, dalam hal ini bertindak
sebagai pengguna, akan menentukan bagaimana permintaan muncul. Hal-hal penting yang dituntut
oleh pengguna di antaranya adalah bagaimana memperpendek waktu perjalanan dan waktu
tunggu, meningkatkan kecepatan perjalanan, kenyamanan, kemudahan mencapai halte, dan
adanya informasi yang baik mengenai jadwal dan rute perjalanan angkutan umum Giannopoulos,
1989. Pola perilaku perjalanan dengan menggunakan
moda angkutan tertentu ditentukan oleh persepsi dari pengguna terhadap atribut-atribut pada moda
tersebut. Secara umum, atribut-atribut tersebut adalah biaya perjalanan, waktu perjalanan, serta
ketidaknyamanan. Atribut tersebut membentuk fungsi utilitas yang berpengaruh terhadap preferensi
dari pelaku perjalanan untuk memilih moda angkutan yang akan digunakannya.
Menurut Black 1995 salah satu masalah dalam transportasi yaitu mobilitas. Masyarakat umum
menginginkan angkutan yang baik, tetapi masyarakat tidak memiliki kemampuan yang
sama dalam perjalanan atau akses yang sama dalam sistem transportasi. Sudah saatnya masyarakat
diminta mengevaluasi pelayanan angkutan umum. Keterbatasan semakin tampak nyata sementara
problem yang muncul semakin parah, di mana keterlambatan antisipasi dapat menyebabkan
dampak yang serius. 1.1 Permasalahan
Masyarakat umum menginginkan angkutan yang baik, tetapi masyarakat tidak memiliki kemampuan
yang sama dalam perjalanan atau akses yang sama dalam sistem transportasi. Sudah saatnya
masyarakat diminta mengevaluasi pelayanan angkutan umum. Bagaimanakah persepsi masyarakat
pelaku perjalanan terhadap pelayanan angkutan umum di Kota Medan?
1.2 Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang dikemukakan tersebut,
diharapkan penelitian ini dapat menjawab permasalahan dan mencapai tujuan penelitian
yaitu: mengetahui persepsi pelaku perjalanan terhadap pelayanan angkutan umum di kota
Medan. 1.3 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan nantinya akan bermanfaat sebagai:
1. Bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan
kebijakan transportasi yang berpihak pada masyarakat pengguna.
2. Bahan atau referensi ilmiah guna penelitian lebih lanjut di bidang transportasi.
Universitas Sumatera Utara
14
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi