Distraksi Osteogenesis Penatalaksanaan hipoplasia mandibula

Pada beberapa kasus dimana rekonstruksi malar dilakukan secara bersamaan dengan pembedahan ramus mandibula, ada resiko terjadinya ankilosis. Resiko ini meningkat apabila digunakan fiksasi intermaksila. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya kedua prosedur dilakukan terpisah. 3 Beberapa spesialis menggunakan bahan alloplastik untuk merekonstruksi malar. Teknik ini sering menghasilkan bentuk dan kontur yang sangat baik, namun dapat menimbulan resiko infeksi seumur hidup. Walaupun tidak sering, infeksi ini dapat menghasilkan jaringan parut dan kerusakan yang signifikan karena sifat dasar hipoplastik jaringan sehingga lebih disukai rekonstruksi secara autologous. 3

3.2.2 Penatalaksanaan hipoplasia mandibula

Setelah selesai pertumbuhan, dilakukan perawatan definitif bedah orthognatik. Rencana ini harus mengikuti urutan konvensional dan harus didahului perawatan ortodonti yang diperlukan. Penatalaksanaan hipoplasia mandibula dapat berupa distraksi osteogenesis dan bedah orthognatik.

3.2.2.1 Distraksi Osteogenesis

Distraksi dapat dilakukan pada bayi baru lahir untuk mencegah trakeostomi atau dapat dilakukan kemudian untuk menyingkirkan tube trakeostomi dan distraksi osteogenesis awal harus disediakan untuk pasien yang memiliki hambatan jalan nafas yang parah misalnya pada pasien yang tergantung pada trakeostomi atau mengalami sleep apnea yang sedang sampai parah. Pada kasus tersebut, distraksi mandibula secara bilateral dapat menyelamatkan hidup jika ia dapat menyebabkan dekanulasi. Bagaimanapun, jika tidak digunakan alat distraksi intraoral, teknik ini dapat Universitas Sumatera Utara menyebabkan jaringan parut pada kulit. Benih gigi yang sedang berkembang dan bundel neurovaskular inferior gigi juga mempunyai resiko. Makin muda dan makin kecil mandibula, makin membutuhkan teknik dalam melakukan prosedur ini, dan makin besar resiko terjadi komplikasi. Jika distraksi dilakukan dalam periode sebelum selesainya pertumbuhan, mungkin diperlukan pembedahan mandibula selanjutnya. 3 Untuk memperoleh kesuksesan perawatan, diperlukan kooperasi dan komitmen yang tinggi dari pasien dan orang tua. Alat distraksi ini diputar setiap hari, dijaga tetap bersih untuk mencegah infeksi dan dilindungi dari trauma. Prosedur harus direncanakan secara hati-hati, dengan memperhitungkan jumlah pemanjangan, tempat pemanjangan misalnya pada ramus, badan mandibula atau kombinasi, dan oklusi akhir yang diinginkan. Desain dari alat distraksi dan tempat pemanjangan yang diinginkan menentukan tempat ideal untuk peletakan pin dan tempat serta sudut potongan kortikotomi. Perencanaan ini dilakukan mengikuti pemeriksaan klinis dan radiografi, dan perawatan ortodonti juga bermanfaat dilaksanakan pada tahap ini. 3 Prosedur bedah dilakukan di bawah anestesi umum. Permukaan medial dan lateral mandibula diekspos secara transoral dan melindungi bundel neurovaskular inferior. Potongan kortikotomi ditandai dan diletakkan pin superior untuk alat distraksi secara transkutan. Titik entri kulit untuk pin superior harus caudal terhadap titik entri tulang untuk meminimalkan jaringan parut. Setelah kortikotomi, border posterior dari mandibula perlu diberikan perhatian khusus. Pin bawah dimasukkan dan sekali lagi menarik kulit, dimana kali ini dalam arah kranial. Luka intraoral ditutup dengan jahitan resorbable. Dalam periode postoperatif, dimulai dengan Universitas Sumatera Utara pemberian makanan cair dan distraksi dimulai pada hari ke-5. Distraksi 1mm per hari merupakan jumlah yang dapat diterima. Pasien harus meneruskan makanan semisolid dan alat distraksi dilepas 3 sampai 4 minggu setelah selesai didistraksi. Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah 3 hari distraksi untuk memastikan distraksi yang tepat dan tidak ada yang menggantung di kortikotomi. Jika ada yang menggantung, kortikotomi kembali dilakukan di bawah anestesi umum untuk membantu distraksi yang telah direncanakan. 3 Mengingat distraksi osteogenesis menambah massa jaringan keras, jaringan lunak di sekeliling termasuk otot terutama diregangkan, tetapi otot dapat beradaptasi pada waktunya. Karena kualitas jaringan lunak di sekitarnya memainkan peranan penting dalam perkembangan tulang wajah, pengaruh terhadap struktur jaringan lunak oleh distraksi osteogenesis harus mengarah pada hasil estetis dan fungsional jangka panjang. Selain bedah, ortodonti dan fisioterapeutik mengupayakan berbagai malformasi sindroma mandibula dengan problem yang berbeda, sehingga cukup sulit untuk memprediksikan hasil yang diperoleh pasien setelah perawatan jangka panjang. Terjadinya relaps tampaknya tidak terelakkan, karena overkoreksi tidak mampu mengkompensasi gangguan pertumbuhan sentral ataupun malfungsi muskular. Namun demikian, distraksi osteogenesis mandibula tidak hanya merupakan metode yang sangat berguna untuk mengatasi masalah pernafasan dan penelanan pada defisiensi mandibula yang parah pada usia awal, tetapi juga meningkatkan penampilan estetis. 38 Universitas Sumatera Utara Gambar 14 A. Gambaran radiografi lateral kanan pasien Sindroma Treacher Collins yang berusia 18bulan menggunakan alat distraksi internal 6 Gambar 14 B. Gambaran radiografi lateral kanan pasien yang sama gambar 14A menunjukkan pertambahan panjang mandibula 6 Universitas Sumatera Utara Gambar 15 A.Tampilan frontal preoperatif menunjukkan pasien yang mengalami sindroma Treacher Collins, B. Tampilan frontal postoperatif dari pasien yang sama setelah osteotomi dan penempatan alat. Distraksi dimulai 5-7 hari setelah insersi alat dengan pengaktifan 1mm per hari, C. Pandangan lateral perioperatif pasien dengan trakeostomi menunjukkan mikrogenia retrognatik, D. Pandangan lateral postoperatif menunjukkan pemanjangan dalam arah vertikal dan horizontal. Setelah 5 minggu dilakukan distraksi, pasien akhirnya mampu lepas dari trakeostomi. 39

3.2.2.2 Bedah orthognatik