Data Primer Kajian Potensi Ekonomi Mangrove (Studi Kasus Di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai)

Populasi dan Sampel Penelitian Jumlah penduduk di Desa Kayu Besar sebanyak 714 KK Sumber : Kantor Kepala Desa Kayu Besar, 2008, tetapi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengerti akan kondisi dan potensi mangrove di lokasi penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini diperkirakan sebesar 30 responden. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling sampel bertujuan. Menurut Soekartawi 1995, dalam purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data Primer yang diperlukan adalah: a. Ciri-ciri keluarga: nama, umur, identitas, jumlah anggota keluarga, pendidikan, mata pencaharian. b. Pendapatan rumah tangga: pendapatan seluruh anggota keluarga dari kegiatan pemanfaatan ekosistem mangrove ditambah pendapatan lainnya. c. Bentuk pemanfaatan ekosistem mangrove secara aktual yang dilakukan masyarakat sekitar: jenis pemanfaatan baik di hutan mangrove maupun disekitarnya, pengambilan manfaat ekonomi dari ekosistem mangrove. d. Tingkat keanekaragaman jenis dari hutan mengrove, meliputi: Kerapatan individuha, Kerapatan Relatif KR, Frekuensi F, Frekuensi Relatif Patiar Tambunan : Kajian Potensi Ekonomi Mangrove Studi Kasus Di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai, 2009 USU Repository © 2008 FR, Dominansi D, Dominansi Relatif DR, Indeks Nilai Penting INP, Indeks Shannon_Wienner dan Indeks Simpson´s. e. Keanekaragaman jenis satwa dalam formasi hutan mangrove. f. Keanekaragaman jenis berbagai Hasil Hutan non Kayu yang terdapat dalam hutan mangrove. Analisis Vegetasi Hutan Mangrove Melakukan kegiatan analisi vegetasi dengan menginventarisasi tanaman yang ada di hutan mangrove. Analisis vegetasi dalam kegiatan penlitian ini dilakukan dengan metoda kombinasi antara metoda jalur dan metoda garis berpetak. Ukuran permudaan yang digunakan dalam kegiatan analisis vegetasi hutan mangrove adalah sebagai berikut : a Semai : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan setinggi kurang dari 1,5 m. b Pancang : Permudaan dengan tinggi 1,5 m sampai anakan berdiameter kurang dari 10 cm. c Pohon : Pohon berdiameter 10 cm atau lebih. Selanjutnya ukuran sub-petak untuk setiap tingkat permudaan adalah: a Semai : 2 x 2 m b Pancang : 5 x 5 m c Pohon : 10 x 10 m Patiar Tambunan : Kajian Potensi Ekonomi Mangrove Studi Kasus Di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai, 2009 USU Repository © 2008 10 m Arah Rintis 2 m 5 m Gambar 2. Desain Kombinasi Metoda Jalur dan Metoda Garis Berpetak Onrizal, 2007. Parameter-parameter dalam Analisis Vegetasi Data yang telah diperoleh dari kegiatan pengukuran di Lapangan kemudian diolah dengan menggunakan formulasi metode petak kuadrat untuk menghitung besarnya kerapatan individuha, frekuensi dan dominansi m²ha dan Indeks Nilai Penting INP dari masing-masing jenis sebagai berikut : a. Kerapatan Jenis contoh petak Luas individu K Kerapatan ∑ = 100 jenis seluruh K total jenis suatu K KR Relatif K × = b. Frekuensi F ∑ ∑ = contoh petak sub seluruh spesies suatu ditemukan petak sub F Frekuensi 100 jenis seluruh total F jenis suatu F FR Relatif F × = Patiar Tambunan : Kajian Potensi Ekonomi Mangrove Studi Kasus Di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai, 2009 USU Repository © 2008 c. Dominasi D contoh petak Luas spesies suatu dasar bidang Luas D Dominasi = 100 jenis seluruh total D jenis suatu D DR Relatif D × = INP = KR + FR + DR untuk tingkat tiang dan pohon INP = KR + FR untuk tingkat semai dan pancang Untuk mengetahui keanekaragaman vegetasi dapat dipergunakan beberapa indeks sebagai berikut : - Indeks Simpson’s Formula yang digunakan untuk melihat keragaman Indeks Simpson’s adalah : 2 1 ∑ − = Pi D Keterangan : D : Indeks Simpson’s Pi : Kelimpahan relatif spesies ke-i Pi² : NiNt² Ni : Jumlah individu spesies ke-i Nt : Jumlah total untuk semua individu - Indeks Shannon _Wienner Formula yang digunakan untuk melihat Indeks Keragaman Shannon_Wienner: ∑ = = s i LogePi Pi D 1 Keterangan : D : Indeks Shannon Wienner Pi : Kelimpahan relatif spesies ke-i Patiar Tambunan : Kajian Potensi Ekonomi Mangrove Studi Kasus Di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai, 2009 USU Repository © 2008 Pi² : NiNt² Ni : Jumlah individu spesies ke-i Nt : Jumlah total untuk semua individu Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Nilai Kerapatan, Kerapatan Relatif, Frekuensi, Frekuensi Relatif, Dominasi, Dominasi Relatif, Indeks Simpson’s dan Indeks Shannon Wienner dimaknai dengan mengkaitkannya terhadap pengolahan dan kelestarian hasil hutan Latifah, 2005. Nilai Tolak Ukur Indeks Keragaman Jenis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai Tolak Ukur Indeks Keanekaragaman Jenis Nilai Tolak Ukur Keterangan H 1,0 1,0 H 3,332 H 3,332 Keanekaragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem yang tidak stabil Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang Keanekaragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi dan tahan terhadap tekanan ekologis Sumber: Restu 2002 dalam Fitriana 2005. Inventarisasi satwa dalam formasi hutan mangrove a. Metode Line Transect Garis TransekJalur Salah satu teknik pengamatan satwaliar secara langsung dengan melihat objeknya adalah dengan metode garis transekjalur. Metode ini dapat digunakan untuk sensus berbaga jenis satwaliar, seperti burung Bibby, 1992, primata dan herbivora besar Alikodra, 1983. Patiar Tambunan : Kajian Potensi Ekonomi Mangrove Studi Kasus Di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai, 2009 USU Repository © 2008 b. Metode pengamatan tidak langsung Teknik ini dipakai untuk pengamatan satwaliar yang objeknya tidak mudah untuk dijumpai secara langsung, antara lain adalah Tracks Count Method menghitung populasi berdasarkan jejak dan Pellet Group Count penghitungan berdasarkan kelompok feses. Tracks Count Method termasuk metode klasik yang dipergunakan untuk identifikasi satwaliar yang menetap di suatu wilayah, dan untuk mengetahui pergerakan, habitat kesukaan dan kondisi kepadatan populasinya. Pellet Group Count dapat digunakan untuk mengetahui kepadatan populasi satwaliar berdasarkan akumulais feses, dengan asumsi bahwa ada korelasi antara kepadatan populasi dengan akumulasi feses Alikodra, 1990. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1. Wawancara Wawancara dilakukan sebagai upaya untuk mengkaji ulang dan melengkapi informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Keterbukaan dan kejujuran responden memberikan informasi sangat penting adanya karena wawancara dilakukan seperti pembicaraan secara informal dan bersifat dialogis, terutama dengan membangun kepercayaan antara responden dan peneliti. 2. Kuisioner Data yang diambil dari kuisioner kepada seluruh sampel penelitian untuk melengkapi hasil dari wawancara yang dilaksanakan sehingga didapatkan data yang akurat. Patiar Tambunan : Kajian Potensi Ekonomi Mangrove Studi Kasus Di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai, 2009 USU Repository © 2008 3. Observasi Kegiatan yang dilakukan pada observasi yakni : melihat kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, melihat kegiatan masyarakat dalam pemanfaatan ekosistem mangrove dan melihat interaksi masyarakat. 4. Studi Pustaka Kegiatan yang dilakukan yakni mengumpulkan data sekunder, dokumentasi dan literatur yang tersedia tentang lokasi penelitian. 5. Analisis Vegetasi Analisis vegetasi ditujukan untuk mendapatkan data berupa tingkat keanekaragaman jenis dari hutan mangrove. Tingkat keanekaragaman jenis akan menjadi dasar dalam menduga potensi dari hutan mangrove tersebut. 6. Inventarisasi Satwaliar Inventarisasi satwaliar ditujukan untuk mendata satwaliar yang terdapat pada ekosistem mangrove dengan metode langsung dan metode tidak langsung yang terdapat pada hutan mangrove. 7. Inventarisasi Hasil Hutan non Kayu Inventarisasi Hasil Hutan non Kayu ditujukan untuk mendapatkan data berupa keanekaragaman jenis Hasil Hutan non Kayu yang terdapat pada hutan mangrove.

2. Data Sekunder