detik sedangkan untuk perempuan adalah 2,127 detik dengan perbedaan 0,318 detik dan menunjukkan perbedaan yang signifikan.
4.3.2 Durasi Untuk Kelompok Usia
Setelah dilakukan pengukuran durasi secara akustik pada tuturan interogatif bahasa Karo yaitu pada kalimat Ndigankin Sentosa ndahi Rina ku Bandung? “Kapankah
Sentosa mendatangi Rina ke Bandung?”. Maka dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 4.28 Durasi Tipe I Kelompok Usia
Usia N
i a i e o a a i i a u a u 15-30 11
0,086 0,085 0,069 0,064 0,107 0,090 0,087 0,086 0,067 0,084 0,052 0,093 0,123 31-60 19
0,087 0,091 0,069 0,079 0,123 0,107 0,085 0,090 0,084 0,084 0,061 0,085 0,126
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan bunyi vokal pada tuturan interogatif temporal pada kelompok usia, ditemukan lebih panjang durasi suara usia 31-
60 tahun. Total durasi dari tuturan interogatif temporal, yaitu pada kalimat Ndigankin Sentosa ndahi Rina ku Bandung?, untuk usia 15-30 tahun adalah 2,275 detik, sedangkan
untuk usia 31-60 tahun adalah 2,402 detik. Ditemukan bahwa perbedaannya tidak signifikan.
Setelah dilakukan pengukuran durasi secara akustik pada tuturan interogatif bahasa Karo yaitu pada kalimat Piga wari Sentosa ndahi Rina ku Bandung ? “Berapa hari
Sentosa mendatangi Rina ke Bandung?”. Maka dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 4.29 Durasi Tipe II Kelompok Usia
Usia N
i a a i e o a a i i a u a 15-30 11
0,065 0,106 0,091 0,078 0,058 0,011 0,096 0,080 0,088 0,067 0,086 0,058 0,085 31-60 19
0,104 0,108 0,092 0,071 0,110 0,104 0,080 0,085 0,088 0,091 0,063 0,086 0,126
53
Asni Barus : Pemarkah Keinterogatifan Ciri Akustik Dalam Bahasa Karo. USU e-Repository © 2008
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan bunyi vokal pada tuturan interogatif numeral pada kelompok usia, ditemukan lebih panjang durasi suara usia 31-60
tahun. Total durasi dari tuturan interogatif numeral, yaitu pada kalimat Piga wari Sentosa ndahi Rina ku Bandung?, untuk usia 15-30 tahun adalah 2,270 detik, sedangkan untuk
usia 31-60 tahun adalah 2,353 detik. Ditemukan bahwa perbedaannya tidak signifikan. Setelah dilakukan pengukuran durasi secara akustik pada tuturan interogatif
bahasa Karo yaitu pada kalimat Erkai Sentosa ndahi Rina ku Bandung? “Mengapa Sentosa mendatangi Rina ke Bandung?”. Maka dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 4.30 Durasi Tipe III Kelompok Usia
Usia N
e a i e o a a i i a u a u 15-30 11
0,064 0,114 0,107 0,066 0,107 0,094 0,088 0,091 0,075 0,087 0,062 0,092 0,104 31-60 19
0,062 0,124 0,115 0,070 0,113 0,098 0,090 0,086 0,083 0,094 0,063 0,085 0,117
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan bunyi vokal pada tuturan interogatif verbal pada kelompok usia, ditemukan lebih panjang durasi suara usia 31-60
tahun. Total durasi dari tuturan interogatif verbal, yaitu pada kalimat Erkai Sentosa ndahi Rina ku Bandung?, untuk usia 15-30 tahun adalah 2,093 detik, sedangkan untuk usia 31-
60 tahun adalah 2,183 detik. Secara keseluruhan bahwa perbedaannya tidak signifikan. Setelah dilakukan pengukuran durasi secara akustik pada tuturan interogatif
bahasa Karo yaitu pada kalimat Sahunkin Sentosa ndahi Rina ku Bandung? “Jadikah Sentosa mendatangi Rina ke Bandung?”. Maka dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 4.31 Durasi Tipe IV Kelompok Usia
Usia N
A u i e o a a i i a u a u 15-30 11
0,119 0,071 0,067 0,058 0,108 0,099 0,083 0,079 0,075 0,083 0,065 0,090 0,104 31-60 19
0,116 0,083 0,080 0,074 0,121 0,105 0,079 0,076 0,083 0,104 0,062 0,090 0,111
54
Asni Barus : Pemarkah Keinterogatifan Ciri Akustik Dalam Bahasa Karo. USU e-Repository © 2008
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan bunyi vokal pada tuturan interogatif paduan urutan intonasi pada kelompok usia, ditemukan lebih panjang durasi
suara usia 31-60 tahun. Total durasi dari tuturan interogatif paduan urutan intonasi, yaitu pada kalimat Sahunkin Sentosa ndahi Rina ku Bandung?, untuk usia 15-30 tahun adalah
2,241 detik, sedangkan untuk usia 31-60 tahun adalah 2,350 detik. Secara keseluruhan bahwa perbedaannya tidak signifikan.
Setelah dilakukan pengukuran durasi secara akustik pada tuturan interogatif bahasa Karo yaitu pada kalimat La kin enggo pernah Sentosa ndahi Rina ku Bandung?
“Apakah belum pernah Sentosa mendatangi Rina ke Bandung?”. Maka dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 4.32 Durasi Tipe V Kelompok Usia
Usia N
a i e o e a e o a a i i a u a u 15-30 11 0,140 0,070 0,068 0,073 0,056 0,059 0,058 0,101 0,100 0,069 0,064 0,077 0,087 0,059 0,085 0,107
31-60 19 0,133 0,079 0,071 0,079 0,067 0,069 0,061 0,108 0,101 0,079 0,083 0,087 0,088 0,072 0,080 0,105
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan bunyi vokal pada tuturan interogatif berpartikel ingkar pada kelompok usia, ditemukan lebih panjang durasi suara
usia 31-60 tahun. Total durasi dari tuturan interogatif berpartikel ingkar, yaitu pada kalimat La kin enggo pernah Sentosa ndahi Rina ku Bandung?, untuk usia 15-30 tahun
adalah 2,645 detik, sedangkan untuk usia 31-60 tahun adalah 2,776 detik. Secara keseluruhan bahwa perbedaannya tidak signifikan.
Setelah dilakukan pengukuran durasi secara akustik pada tuturan interogatif bahasa Karo yaitu pada kalimat Sentosa ndahi Rina ku Bandung ma? “Sentosa
mendatangi Rina ke Bandung kan?”. Maka dapat dilihat tabel di bawah ini.
55
Asni Barus : Pemarkah Keinterogatifan Ciri Akustik Dalam Bahasa Karo. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.33 Durasi Tipe VI Kelompok Usia
Usia N
e o a a i i a u a u a 15-30 11 0,066 0,121 0,098 0,089 0,080 0,067 0,083 0,054 0,089 0,066 0,211
31-60 19 0,064 0,125 0,108 0,087 0,081 0,088 0,102 0,063 0,09 0,074 0,225
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan bunyi vokal pada tuturan interogatif berekor pada kelompok usia, ditemukan lebih panjang durasi suara usia 31-60
tahun. Total durasi dari tuturan interogatif berekor, yaitu pada kalimat Sentosa ndahi Rina ku Bandung ma?, untuk usia 15-30 tahun adalah 1,845 detik, sedangkan untuk usia
31-60 tahun adalah 1,973 detik. Secara keseluruhan bahwa perbedaannya tidak signifikan.
Setelah dilakukan pengukuran durasi secara akustik pada tuturan interogatif bahasa Karo yaitu pada kalimat Kai? Sentosa ndahi Rina ku Bandung? “Apa? Sentosa
mendatangi Rina ke Bandung?”. Maka dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 4.34 Durasi Tipe VII Kelompok Usia
Usia N
a i e o a a i i a u a u 15-30 11 0,162 0,195 0,047 0,11 0,082 0,074 0,069 0,063 0,069 0,052 0,09 0,108
31-60 19 0,16 0,205 0,057 0,115 0,098 0,072 0,059 0,079 0,085 0,048 0,087 0,099
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan bunyi vokal pada tuturan interogatif berkata tanya pada kelompok usia, ditemukan lebih panjang durasi suara usia
31-60 tahun. Total durasi dari tuturan interogatif berpartikel ingkar, yaitu pada kalimat Kai? Sentosa ndahi Rina ku Bandung?, untuk usia 15-30 tahun adalah 1,93 detik,
56
Asni Barus : Pemarkah Keinterogatifan Ciri Akustik Dalam Bahasa Karo. USU e-Repository © 2008
sedangkan untuk usia 31-60 tahun adalah 1,99 detik. Secara keseluruhan bahwa perbedaannya tidak signifikan.
Simpulan
Setelah dihitung durasi vokal ketujuh tuturan interogatif dengan menggunakan SPSS 14.0 maka dapat disimpulkan bahwa durasi suara vokal untuk perempuan lebih
panjang daripada durasi suara vokal laki-laki.
57
Asni Barus : Pemarkah Keinterogatifan Ciri Akustik Dalam Bahasa Karo. USU e-Repository © 2008
BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN
Penyebutan istilah ciri akustik seperti intensitas, frekuensi, dan durasi adalah menandakan bahwa ketiga ciri tersebut ada hubungan antara satu dengan yang lain. Sama
halnya keterpautan antara nada dasar, final, tinggi dan rendah yang menunjukkan bahwa ada keterkaitannya. Misalnya bahwa nada dasar bisa dijadikan sebagai pembanding
dengan nada-nada yang lain. Dalam penelitian ini adalah mengenai ciri akustik bahasa Karo yaitu intensitas, frekuensi dan durasi. Dalam penelitian ciri akustik ini memang
sangat banyak manfaatnya, kajian ini yang dideskripasikan adalah intensitas ,frekuensi dan durasi terhadap tuturan laki-laki dan perempuan. Dari hasil kajian ini dapat dilihat
perbedaan antara tuturan laki-laki dan perempuan pada kalimat interogatif bahasa Karo. Jika penelitian ini mengambil bahasa Karo sebagai objek kajian, bukanlah suatu
kebetulan. Sebab di Sumatera Utara ini ada terdapat lima etnik yaitu etnik Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola Mandailing, Batak Simalungun dan Batak Pakpak Dairi.
Dalam hal ini penulis adalah penutur bahasa Karo. Bahasa Karo adalah bahasa yang umum dikenal orang. Bahasa ini belum banyak terinterferensi oleh bahasa daerah lain,
apalagi terinterferensi oleh bahasa asing. Dalam bahasa Karo pada umumnya terdapat kata-kata yang didominasi oleh
vokal. Oleh karena itu mudah diucapkan, jelas didengar, dan mudah ditangkap atau diingat orang. Tuturan bahasa Karo memiliki intonasi dan dialek tersendiri. Bila bahasa
Karo dituturkan oleh orang pandai, akan mengundang perhatian para pendengar karena memiliki daya tarik, enak didengar dan tidak membosankan.
58
Asni Barus : Pemarkah Keinterogatifan Ciri Akustik Dalam Bahasa Karo. USU e-Repository © 2008