2.3 Fonetik dan Fonologi
Bahasa adalah suatu sistem lambang. Istilah “lambang” di dalam rumusan itu, diartikan dengan unsur-unsur bahasa yang lazim disebut kata. Kata-kata itu biasanya
digabung-gabung menjadi satuan yang lebih besar berdasarkan pola-pola tertentu. Kata- kata dan gabungan-gabungan kata itu melambangkan konsep, benda, peristiwa, ataupun
keadaan yang lazim disebut “makna”. Terlepas dari ketidakterikatan bahasa dari media, sejarah umat manusia menunjukkan bahwa komunikasi verbal secara lisan merupakan
yang terutama. Dibandingkan dengan penggunaan media lain, penyampaian berita melalui bunyi merupakan yang terlengkap dan paling mudah dilakukan oleh setiap
manusia normal. Orang yang akan menyampaikan berita melalui tulisan misalnya, paling tidak memerlukan waktu yang lebih lama dan perlengkapan yang lebih banyak. Belum
lagi keterbatasa sistem tulisan dalam menyatakan berita seperti perasaan dan sikap pengirim berita itu.
Dari sejarah peradaban manusia, kita lihat bahwa bahasa lisan telah ada semenjak manusia ada, sedangkan bahasa tulis relatif baru dikembangkan sekitar 5000 tahun lalu
Hans Lapoliwa. Menurut para ahli bahasa untuk catatan sementara terdapat lebih kurang tiga ribu bahasa di dunia, tetapi banyak diantara bahasa-bahasa itu yang tidak
mengenal sistem tulisan sendiri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang bunyi merupakan suatu persyarat untuk dapat mempelajari dan
memahami seluk-beluk bahasa dengan baik. Ilmu yang mempelajari seluk-beluk bunyi- bunyi bahasa itu disebut fonologi.
12
Asni Barus : Pemarkah Keinterogatifan Ciri Akustik Dalam Bahasa Karo. USU e-Repository © 2008
Tuturan bahasa terdiri atas bunyi. Bukan sembarang bunyi saja, melainkan bunyi tuturan yang diucapkan. Bunyi tersebut diselidiki oleh bidang fonetik dan fonologi.
Fonetik meneliti bunyi bahasa menurut cara pelafalannya, dan menurut sifat-sifat akustiknya. Sedangkan ilmu fonologi meneliti bunyi bahasa tertentu menurut fungsinya.
Fonetik adalah cabang ilmu linguistik yang meneliti dasar “fisik” bunyi-bunyi bahasa. Ada dua segi dasar “fisik” tersebut yaitu segi alat-alat bicara serta penggunaannya dalam
menghasilkan bunyi-bunyi bahasa, dan sifat-sifat akustik bunyi yang telah dihasilkan. Menurut dasar yang pertama, fonetik disebut “fonetik organik” karena menyangkut alat-
alat bicara, atau “fonetik artikulatoris” karena menyangkut pengartikulasian bunyi- bunyi bahasa. Menurut dasar yang kedua disebut “fonetik akustik”, karena menyangkut
bunyi bahasa dari sudut bunyi sebagai getaran udara. Bunyi-bunyi bahasa itu dapat kita pelajari dari dua sudut pandang. Pertama, kita
dapat memandang bunyi-bunyi itu sebagai media bahasa semata, yang tidak lebih daripada benda. Fonologi yang memandang bunyi-bunyi bahasa, demikian lazim disebut
fonetik. Kedua, kita dapat pula memandang bunyi-bunyi itu sebagai bagian dari sistem bahasa. Bunyi-bunyi itu merupakan unsur-unsur bahasa terkecil yang bergabung-gabung
berdasarkan pola-pola tertentu struktur dan sekaligus berfungsi untuk membedakan bentuk-bentuk dari berbagai kata. Fonologi yang memandang bunyi itu sebagai bagian
dari sistem bahasa lazim di dalam literatur disebut fonetik. Fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa dalam peranannya
sebagai media atau sarana bahasa. Dalam menempatkan fonetik konteks studi kebahasaan pada umumnya secara tepat, perlulah kita menyadari dan menerima keutamaan berita
dalam sistem komunikasi. Fonetik adalah ilmu yang menyangkut bunyi-bunyi atau suara 13
Asni Barus : Pemarkah Keinterogatifan Ciri Akustik Dalam Bahasa Karo. USU e-Repository © 2008
dibuat oleh manusia yang memungkinkan berita diwujudkan dalam “bentuk” yang dapat didengar. Dengan kata lain, fonetik membicarakan proses yang terjadi mulai dari saat
pembentukan bunyi-bunyi oleh si pembicara sampai pada saat si pendengar menyadari berita yang diwujudkan melalui bunyi-bunyi itu. Dalam pandangan Trubetzkoy 1969:2,
fonetik akan mengkaji bunyi bahasa sebagai tindak tutur act of speech. Sedangkan fonologi mengkaji sistem bunyi bahasa itu. Atau dapat dikatakan juga bahwa fonetik
mengkaji bunyi pada tataran permukaan surface level, yaitu tataran yang merefleksikan peristiwa artikulasi, akustik, dan perseptual Roca dan Johnson, 1999:55
2.4 Penelitian Terdahulu